Anda di halaman 1dari 29

Tuberkulosis Paru

Pembimbing :
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
Disusun oleh :

Larasjati Tartiko 1410221030


Hasyati Dwi Kinasih 1410221013
Desi Megafini 1410221055
Annisaa Islam 1410221062

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
PURWOKERTO
2015

Pendahuluan
infeksi
Mycobacterium
tuberculosis
complex

Masih menjadi
masalah utama
kesehatan global

Indonesia masih
menempati urutan
ke 3 di dunia untuk
jumlah kasus TB

75% pasien TB
masih berusia
produktif (15-50
tahun)

1/3 penduduk
dunia telah
terinfeksi oleh
kuman
Mycobacterium
tuberculosis

Setiap tahun
terdapat 250.000
kasus baru TB

140.000 kematian
akibat TB

Tuberkulosis (TB)

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

DIAGNOSIS
BANDING

PEMERIKSA
AN
FISIK

TATA
LAKSANA

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

PROGNOSIS

STATUS PENDERITA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN UPN Jakarta
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO-PURWOKERTO

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Nama: Tn. GA
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status
: Belum menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Penjaga warnet
Alamat
: Sumpiuh RT/RW 2/1, Kecamatan
Sumpiuh
Tanggal masuk : 17 Januari 2015
Tanggal periksa : 20 Januari 2015
No. CM : 925751

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Keluhan Utama
: Sesak nafas
Keluhan Tambahan
: Batuk dahak, lemas,
berat
badan menurun, mual
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS tanggal 17 Januari
2015 dengan keluhan sesak nafas. Keluhan
tersebut pasien rasakan 5 hari sebelum masuk
RSMS. Sesak nafas muncul dirasakan
memberat 2 hari SMRS hingga mengganggu
aktivitas pasien saat bekerja. Sesak dirasakan
terus menerus dan dirasa memburuk jika
pasien berjalan maupun beraktivitas. Keluhan
dirasa membaik jika pasien beristirahat dan

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak
yang tidak sembuh-sembuh. Batuk berdahak
berwarna putih kekuningan kental, sudah
sejak satu bulan terakhir.
Pasien juga mengaku lemas sejak satu
minggu terakhir.
Pasien juga mengeluhkan adanya penurunan
berat badan sebanyak 10 kilogram dalam
waktu dua bulan serta adanya rasa mual
yang muncul setelah meminum obat dari
puskesmas.

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Riwayat Penyakit Dahulu


Tahun menderita
Tempat TBCOAT
Tuntas/Ti
Pernah
dengan Lama
gejala serupa
berobatpasien saat iniBerobat
dak
seperti keluhan
pada tahun:
2007

puskesmas
II Sumpiuh

OAT
kategori I

6 bulan

tuntas

2010

RS Pius

OAT
kategori II

8 bulan

1 bulan
tidak
cocok
tidak
tuntas

2011

Puskesmas
II Sumpiuh

OAT
kategori II

8 bulan

2 bulan
kurang 1
minggu
telat
berobat

April 2014

BP4

OAT
kategori II

8 bulan

12 Agustus

Puskesmas

OAT

8 bulan

Saat ini

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan serupa : diakui pada tahun 2007, 2010, 2011, dan
2014
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat jantung : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat obat-obatan : diakui minum OAT kategori II 4 jenis obat minum
dan satu jenis obat suntik, saat ini sudah pengobatan bulan ke-enam
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : diakui (ibu kandung)
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat jantung : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di pedesaan jauh dari pusat kota jauh dari
pelayanan kesehatan
Rumah pasien tidak cukup luas
2 buah jendela dan beberapa ventilasi yang ukurannya sangat
kecil dan jarang dibuka
lantai rumah terbuat dari semen
jarang dibersihkan

Ibu pasien meninggal karena TBC


Pasien adalah seorang penjaga warung internet dan sering
bekerja malam hari, lebih sering aktivitas didalam ruangan
dan malam hari
Riwayat merokok selama 14 tahun sebanyak 2 bungkus
sehari dan berhenti sejak 6 bulan yang lalu

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran
: compos mentis, GCS = 15
E4M6V5
Vital sign
Tekanan Darah
: 110/60mmHg
Nadi
: 80x/menit
RR
: 24x/menit
Suhu
: 36oC

DIAGNOSI
S
DD

IDENTITAS
PASIEN

Status

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

generalis
1. Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-)
Rambut : Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan
terdistribusi merata
2. Mata
Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
3. Telinga
Discharge (-), deformitas (-)
4. Hidung
Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-)
5. Mulut
Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
6. Pemeriksaan leher
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Palpasi : JVP 5+2 cm

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),retraksi
(-), jejas (-)
Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri; ketinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
: Suara dasar vesikuler(+/+) Wheezing(-), ronkhi
basah halus(+)
di basal kedua lapang paru, ronkhi
basah kasar (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis nampak pada SIC V LMC sinistra
Palpasi
: ictus cordis teraba di SIC V LMC sinistra, kuat
angkat (+)
Perkusi
: Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas
: SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah
: SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani, pekak sisi (-), pekak beralih (-)
Palpasi
: supel, hepar tidak teraba besar, dan lien tidak
teraba besar,
nyeri tekan (-)

Ekstremitas

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

Darah lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
:
Kimia Klinik
SGOT
:
SGPT
:
Ureum
Kreatinin
GDS
:

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

: 15,2 g/dl
: 6030 uL
: 42%
: 5,3 x 10^6/uL
267.000/uL
19
6
: 19,1
: 0,55
80

DIAGNOSI
S
DD

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

DIAGNOSI
S
DD

Mikrobiologi
BTA I : Negatif
BTA II : Scanty (1-9 BTA)

RO Thorax

Kesan:
Cor
tidak
membesar
- Gambaran TB paru
- Penebalan pleura
pada apeks
hemithoraks kanan
kiri

IDENTITAS
PASIEN

ANAMNESI
S

PEMERIKSA
AN
FISIK

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

Diagonsis
TB paru BTA (+) lesi luas,
kasus putus obat, OAT bulan
ke 6

Diagnosis Banding
MDR-TB

DIAGNOSI
S
DD

USULAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

TATA
LAKSANA

PROGNOSIS

DOKUMENTASI

Kultur kuman untuk pemeriksaan


MDR

USULAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

TATA
LAKSANA

PROGNOSIS

Farmakologi:
O2 5 lpm NK
IVFD RL + tutofusin 10 tpm
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr IV
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. MP 3x62,5 mg IV
PO. Terasma syr 3x1 Cth
PO. Ambroxol 3x1 tab
OAT lanjut
Non farmakologi:
Edukasi tentang penyakit, faktor risiko, pengobatan dan
komplikasi penyakit.
Mengindari pajanan asap rokok dan berhenti merokok.
Keseimbangan nutrisi antara protein, lemak, karbohidrat

USULAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

TATA
LAKSANA

PROGNOSIS

Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Pembahasan
Penularan melalui inhalasi basil yang
Anamnesa
mengandung droplet nuclei, lalu
pasien sudah memiliki riwayat TBdapat
parumenyebar
dan dansecara:
pernah
- per kontinuitatum
kambuh (relaps) dan riwayat pengobatan
terakhir
- Bronkogen
mengarahkan ke TB paru putus obat.
- Hematogen & limfogen
Dari anamnesa riwayat penyakit pasien, pasien pernah
mendapat pengobatan TBC kategori II tetapi tidak tuntas
dan hasil BTA serta rontgen Tuberkulosis
masih menunjukkan tanda TB
aktif ditakutkan terjadi resistensi maka di DD dengan MDR.
Diagnosis ditegakkan dari:
Lalu
dari organ
anamnesa
diperkuat dengan riwayat pasien
- Lokasi
yang terkena
(paru/ekstraparu)
tinggal
di rumah dengan ventilasi udara yang kurang
- Bakteriologi
(BTA
+/ BTA
-)
menjadi
faktor
resiko
tertular
TB paru, ditambah dengan
- Riwayat pengobatan
pasien
keterangan
bahwa ibu
kandung pasien meninggal karena
- Status pasien (TB pada keadaan
TBC.
khusus: kehamilan, hepatitis, HIV)
Kuman Mycobacterium tuberculosis:
bentuk panjang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak
berkapsul
Struktur dinding kompleks tahan
asam

Pengobatan dengan OAT

khusus: kehamilan, hepatitis, HIV)

Gejala TBC

Pemeriksaan fisik
status lokalis pulmo abnormal. Pada
pemeriksaan auskultasi paru
TB ekstraparu
Respiratorik
Sistemik
didapatkan suara
ronkhi basah
halus di basal paru, menandakan
kemungkinan adanya cairan di paru
-Demam
- batuk
>
2
minggu
kemungkinan- infeksi
sehinggaPada
terjadi
pasien tidak
Malaise
- batuk darah
ditemukan gejala TB
- Anoreksia
ekstraparu
respon
inflamasi
dan
kuman
- sesak
napas
- berat badan menurun
produktif menghasilkan cairan di
paru.

Pemeriksaan penunjang
Hasil menunjukkan bahwa dugaan TB
paru terbukti dan masih aktif karena
hasil pemeriksaan BTA II masih
positif dan dari gambaran rontgen
menunjukkan adanya gambaran
berawan/infiltrat di seluruh lapang
paru khas pada TB paru.

Terapi

Farmakologi:
Fase intensif
Fase lanjutan
O2 5 lpm
NK
2 bulan

4 bulan
IVFD RL + tutofusin 10 tpm
BB
Harian
Harian 3x/mingg Haria
3x/minggu
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr IV
u
n
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. MP 3x62,5
RHZEmg IV RHZ
RHZ
RH
RH
PO. Terasma
syr 3x1150/75/
Cth
150/75/400
150/150/ 150/
150/150
PO. Ambroxol
/2753x1 tab 400
500
75
OAT lanjut
30-37
2
2
2
2
2
Non farmakologi:
38-54
3
3
3
3
3
Edukasi tentang penyakit, faktor risiko, pengobatan dan
55-70
4
4
4
4
4
komplikasi penyakit.
Mengindari 5
pajanan asap
>71
5 rokok dan
5 berhenti
5 merokok. 5
Keseimbangan nutrisi antara protein, lemak, karbohidrat

Kategor

Kasus

Paduan obat yang diajurkan

Keterangan

i
I

- TB paru BTA +,

2 RHZE / 4 RH atau

BTA - , lesi luas 2 RHZE / 6 HE


II

- Kambuh
-

*2RHZE / 4R3H3
-RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji Bila
Gagal resistensi atau 2RHZES / 1RHZE / 5 streptomisin

pengobatan

RHE

alergi,

-3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid,

diganti

sikloserin / 15-18 ofloksasin,

kanamisin

etionamid, sikloserin atau 2RHZES /


II

TB

paru

berobat

1RHZE / 5RHE
putus Sesuai lama pengobatan sebelumnya,
lama

berhenti

keadaan
radiologi

minum

klinis,
saat

ini

obat

dan

bakteriologi

dan

(lihat

uraiannya)

atau
III

IV

*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3


-TB paru BTA neg. 2 RHZE / 4 RH atau

lesi minimal

6 RHE atau

- Kronik

*2RHZE /4 R3H3
RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal
OAT

yang

sensitif)

obat

(pengobatan minimal 18 bulan)

lini

dapat

Terima Kasih

Daftar Pustaka
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaannya di Indonesia. 2011
Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis Paru. Dalam: Sudoyo et.al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 4th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2009. p. 2230-2231.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis (TB) ; Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2009.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2011.

Anda mungkin juga menyukai