Anda di halaman 1dari 44

Referat

Aspek Diagnosis dan


Ta t a l a k s a n a
COVID-19

Chua Fu Lin 1840312773


Nadia Khair 1940312051
S r i Yu l i a E s t i 1940312009

Preseptor :
Dr. dr. Arina Widya Murni, SpPD-KPSI, FINASIM
CONTENTS

1 BAB I Pendahuluan

2 BAB II Tinjauan Pustaka

3 BAB III Penutup


BAB I
Pendahuluan
Latar
T h e Belakang
N e w
C o r o n a v i r
u s
Pneumonia Coronavirus
Pneumonia merupakan inflamasi dan
infeksi pada parenkim paru yang
meliputi dinding alveolus dan seluruh
interstisial paru. Salah satu penyebab
pneumonia yaitu coronavirus yang
dikenal dengan SARS-CoV, MERS-CoV,
dan 2019-nCoV.1
TCoronavirus
h e N e w
T h e N e w
C o r o n a v i r
C o r o n a v i r
u s
u s

Novel Corona-Virus atau COVID-19


SARS-CoV pertama kali dilaporkan
telah terdeteksi di berbagai negara
di Hong Kong, dimana pada tanggal 1 3
di seluruh dunia pada tahun 2020,
12 Maret 2003, dan dijumpai 1.108
dimana untuk pusat penyebarannya
kasus dengan 35 kematian
yaitu di Wuhan, China

Hingga tanggal 9 September


MERS-CoV pertama kali dilaporkan
2 4 2020, terdapat 27.486.960 kasus
menyebabkan infeksi pada manusia
dan 894.983 jumlah kematian di
pada bulan September 2012.
seluruh dunia akibat COVID-19.
The New Coronavirus

demam batuk sesak/


sulit bernapas

– onset dalam waktu 10 hari terakhir


– adanya riwayat perjalanan ke daerah pandemi dari penyakit COVID-19
– temuan radiologis yang ditemukan : gambaran kelainan paru pneumonia
akibat corona virus sama seperti pneumonia virus, yaitu gambaran air
space opacities, opasitas fokal dan multifokal, dan gambaran ground-glass
opacities (GGO)
– Tatalaksana yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh
pasien COVID-19 yang diharapkan dapat melawan virus tersebut
Batasan T h e N e w Manfaat
Masalah C o r o n a v i r Penulisan

Makalah ini membahas


u s
Makalah ini diharapkan dapat
mengenai definisi, etiologi, bermanfaat dalam memberikan
manifestasi klinis, diagnosis dan informasi dan pengetahuan
penatalaksanaan dari COVID- tentang penyakit COVID-19.
19.

Tujuan Metode
Penulisan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan Metode penulisan dari makalah ini


untuk mengetahui definisi, menggunakan metode tinjauan
epidemiologi, klasifikasi, etiologi pustaka dengan mengacu kepada
patofisiologi, manifestasi klinis, dan berbagai literatur.
penatalaksanaan dari COVID-19.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s

Coronavirus Tanda dan Gejala


Disease 2019 SARS-CoV-2 COVID-19
Penyakit menular yang disebabkan Gejala gangguan pernapasan akut
SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis
oleh Severe Acute Respiratory seperti demam, batuk dan sesak napas
baru yang belum pernah diidentifikasi
Syndrome Coronavirus 2 (SARS- Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
sebelumnya pada manusia.
CoV-2). masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Etiologi
T h e N e w
C o r o n a v i r
SARS-CoV-2 u s
 Merupakan Coronavirus jenis baru yang menyebabkan
epidemi.
 Analisis isolat dari saluran respirasi bawah pasien tersebut
menunjukkan penemuan Coronavirus tipe baru, yang diberi
nama oleh WHO COVID-19.
 SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus betaCoronavirus.
 Pada 10 Januari 2020, sekuensing pertama genom SARS-
CoV-2 teridentifikasi dengan 5 subsekuens dari sekuens
genom virus dirilis. Sekuens genom dari Coronavirus baru
(SARS-CoV-2) diketahui hampir mirip dengan SARS-CoV dan
MERS-CoV. Secara pohon evolusi sama dengan SARS-CoV
dan MERS-CoV tetapi tidak tepat sama.
Gejala Klinis

demam batuk sulit bernapas

– dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala


gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain
– Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS,
syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari.
– Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai
dengan demam.
Klasifikasi Klinis
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s klinis yang dapat muncul
sindrom
jika terinfeksi :

Tidak
berkomplikasi Pneumonia
ringan Pneumonia
berat
ARDS
Sepsis

Syok Septik
Tidak berkomplikasi
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s
– Gejala yang muncul berupa gejala yang
tidak spesifik.
– Gejala demam, batuk, dapat disertai dengan
nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise,
sakit kepala, dan nyeri otot.
– Pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromised presentasi gejala
menjadi tidak khas atau atipikal.
– Pada beberapa kasus ditemui tidak disertai
dengan demam dan gejala relatif ringan.
Pneumonia ringan
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s
– Gejala utama dapat muncul seperti demam,
batuk, dan sesak, namun tidak ada tanda
pneumonia berat.
– Pada anak-anak dengan pneumonia ringan
ditandai dengan batuk atau susah bernapas
atau tampak sesak disertai napas cepat
tanpa adanya tanda pneumonia berat.
– Definisi takipnea pada anak :
• < 2 bulan : ≥ 60x/menit
• 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
• 1-5 tahun : ≥ 40x/menit.
Pneumonia berat
T h e N e w
C o r o n a v i r
Kriteria severe CAP

Pada pasien dewasa


u s Jika terdapat salah satu kriteria mayor atau ≥ 3 kriteriaminor
– Gejala yang muncul diantaranya demam
atau curiga infeksi saluran napas Kriteria Minor • Frekuensi napas ≥ 30x/menit

– Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi • Rasio Pa02/FiO2 ≤ 250


• Infiltrat multilobular
napas: >30x/menit), distress pernapasan
• Penurunan kesadaran
berat atau saturasi oksigen pasien <90% • Uremia (BUN) ≥ 20 mg/dL
udara luar. • Leukopenia (<4000 cell/mikrol)
Trombositopenia (<100.000/microliter)
• Hipotermia (<360C)
• Hipotensi perlu resusitasi cairan agresif

Kriteria Mayor Syok septik membutuhkan vasopressor


Gagal napas membutuhkan ventilasi
mekanik
A cu te Re s p ir a t or y D is tre s s S y n dro m e ( A RD S)
T h e N e w
C o r o n a v i r

u s
Onset: baru atau perburukan gejala respirasi
• ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300
mmHg (dengan PEEP atau CPAP ≥5 cmH2O
dalam 1 minggu setelah diketahui kondisi atau tanpa diventilasi)
klinis. • ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤200
mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa
– Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan diventilasi
kondisi hipoksemia. • ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan
PEEP ≥5 cmH2O atau tanpa diventilasi
– Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen • Tidak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤315
arteri (PaO) dibagi fraksi oksigen inspirasi diduga ARDS (termasuk pasien tanpa ventilasi)

(FiO) kurang dari<300 mmHg.


Sepsis
T h e N e w
C o r o n a v i r
– u s
Merupakan suatu kondisi respons disregulasi Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan
diagnosis sepsis dari nilai 0-24 dengan menilai 6
tubuh terhadap suspek infeksi atau infeksi sistem organ yaitu :
yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. • respirasi (hipoksemia melalui tekanan oksigen
atau fraksi oksigen)
– Tanda disfungsi organ : perubahan status
• koagulasi (trombositopenia)
mental, susah bernapas atau frekuensi napas • liver (bilirubin meningkat)
cepat, saturasi oksigen rendah, keluaran urin • kardivaskular (hipotensi)
• system saraf pusat (tingkat kesadaran dihitung
berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi dengan Glasgow coma scale)
teraba lemah, akral dingin atau tekanan darah • ginjal (luaran urin berkurang atau tinggi
kreatinin).
rendah, kulit mottling atau terdapat bukti
Sepsis didefinisikan peningkatan skor Sequential
laboratorium koagulopati, trombositopenia, (Sepsis-related) Organ Failure Assesment (SOFA)
asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia. ≥ 2 poin.
Syok Septik
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s
Hipotensi persisten setelah resusitasi Definisi syok septik pada anak yaitu hipotensi
dengan tekanan sistolik < persentil 5 atau >2 SD
volum adekuat sehingga diperlukan dibawah rata rata tekanan sistolik normal
vasopressor untuk mempertahankan berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi
berikut :
MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat > 2 • Perubahan status mental
mmol/L. • Bradikardia atau takikardia
• Pada balita: frekuensi nadi <90 x/menit atau
>160x/menit
• Pada anak-anak: frekuensi nadi <70x/menit
atau >150x/menit
• Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau
vasodilatasi hangat dengan bounding pulse
• Takipnea
• Kulit mottled atau petekia atau purpura
• Peningkatan laktat
• Oliguria
• Hipertemia atau hipotermia
Diagnosis
How to improve your immunity
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s

Properly exercise, choose the right exercise for you,


1
strengthen your physique, and cope with various disease
risks

2 Develop good habits, avoid bad habits, eat more fresh fruits
and vegetables, etc.

3 Pay attention to the combination of work and rest, avoid


long-term fatigue and stay up late, pay attention to rest, and
ensure adequate sleep.
How to choose and wear a mask
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s

For the purpose of self-protection and

reducing the risk of respiratory infections,

medical surgical masks and N95 masks can

be used.
Timely diagnosis and treatment
T h e N e w
C o r o n a v i r
u s
When you seek medical treatment, you should
truthfully describe the illness and medical
treatment process, especially the doctor's
recent Wuhan travel and residence history,
contact history of pneumonia patients or
suspected patients, animal contact history, etc.
Special attention should be paid to wearing
surgical masks during the diagnosis and
treatment to protect themselves and others.
PROTOKOL TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVI
D-19

• TANPA GEJALA (OTG)


• Isolasi dan Pemantauan
•  Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
•  Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
•  Kontrol di FKTP setelah 14 hari karantina untuk pemantauan klinis
• Non-farmakologis
• Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk dibawa ke rumah) :
•  Pasien :
• - Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
• - Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi dengan anggota keluarga
• - Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
• - Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
• - Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
• - Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
• - Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
• - Membuka jendela kamar secara berkala
• - Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar (setidaknya masker, dan bila
memungkinkan sarung tangan dan goggle.
• - Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
• - Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan desinfektasn lainnya
• - Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
• - Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
• - Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik / wadah tertutup yang terp
isah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cu
ci
• - Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam.
• - Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi peningkatan suhu tubu
h > 38o C

•  Lingkungan/kamar:
• - Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
• - Membuka jendela kamar secara berkala
• - Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar (setidaknya masker, dan bila
memungkinkan sarung tangan dan goggle.
• - Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin.
• - Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan desinfektasn lainnya
•  Keluarga:
• - Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya memeriksakan diri ke FKTP
/Rumah Sakit.
• - Anggota keluarga senanitasa pakai masker
• - Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien
• - Senantiasa mencuci tangan
• - Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
• - Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
• - Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh pasien misalnya gagang pintu dll
• c. Farmakologi
•  Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yan
g rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan oba
t ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyak
it Dalam ATAU Dokter Spesialis Jantung
•  Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;
• - Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• - Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• - Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
• - Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
GEJALA RINGAN
a. Isolasi dan Pemantauan
 Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
 Ditangani oleh FKTP, contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
 Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

b. Non Farmakologis Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan edukasi tanpa gejala).
c. Farmakologis
 Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C,B, E, zink
 Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200
mg) 400 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari)
 Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam (5 h
ari)
 Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bila demam
 Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam/oral ATAU Favipiravir (Avig
an) 600mg/12 jam / oral (untuk 5 hari)
GEJALA SEDANG

a. Isolasi dan Pemantauan


 Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang Perawatan Covid-19/ Rumah Sakit Darurat Covid-19
 Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan Covid-19/ Rumah Sakit Darurat Covid-19 selama 14 h
ari
Non Farmakologis
 Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit, status hidrasi, saturasi oksigen
 Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan
ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala.
Farmakologis
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drips
Intravena (IV) selama perawatan
 Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) ATAU Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 20
0 mg) hari pertama 400 mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari)
 Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5- 7 hari) dengan aternatif Levofloxacin 750
mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
 Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
 Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral ATAU Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dos
e 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
GEJALA BERAT
a. Isolasi dan Pemantauan
 Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan atau rawat secara kohorting
Non Farmakologis
 Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi cairan), dan oksigen
 Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap beriku dengan hitung jenis, bila memungkinkan
ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
 Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan
 Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
- Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
- Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
- PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg,
- Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 ja
m,
- Limfopenia progresif,
- Peningkatan CRP progresif,
- Asidosis laktat progresif.
 Monitor keadaan kritis
- Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, shock atau gagal Multiorgan yang memerlukan p
erawatan ICU.
- Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik (alur gamba
r 1)
- 3 langkah yang penting dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu sebagai berikut
Gunakan high flow nasal canulla (HFNC) atau non-invasive mechanical ventilation (NIV) pada pasi
en dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih disarankan dibandingkan NIV. (alur gambar 1)
Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan edema paru.
Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position).
Farmakologis
 Klorokuin fosfat, 500 mg/12 jam/oral (hari ke 1-3) dilanjutkan 250 mg/12 jam/oral (hari ke 4-10) A
TAU Hidroksiklorokuin dosis 400 mg /24 jam/oral (untuk 5 hari), setiap 3 hari kontrol EKG
 Azitromisin 500 mg/24 jam (untuk 5 hari) atau levofloxacin 750 mg/24 jam/intravena (5 hari)
 Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri, pemilihan antibiotik d
isesuaikan dengan kondisi klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan
kultur darah harus dikerjakan dan pemeriksaan kultur sputum (dengan kehati-hatian khusus) patut di
pertimbangkan.
 Antivirus : Oseltamivir 75 mg/12 jam oral ATAU Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dos
e 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drips
Intravena (IV) selama perawatan
 Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
 Hydroxycortison 100 mg/24 jam/ intravena (3 hari pertama)
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
 Obat suportif lainnya
PENCEGAHAN
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :
● Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer berbasi
s alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika air dan sabun tidak tersedia
● Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
● Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit
● Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau segera ke fasilit
as kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar
● Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada tempat yang
telah ditentukan. 32,33
● Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh
● Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit saluran napas,
termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melind
ungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan
masker harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya.
● Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena selain dapat menambah
beban secara ekonomi, penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dap
at membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya sep
erti hygiene tangan dan perilaku hidup sehat.
T h a n k Yo u

Anda mungkin juga menyukai