Anda di halaman 1dari 33

MIKROEMULSI DAN

NANOEMULSI

R AT I H A RYA N I , M. F a r m . , A p t .

S T I K E S B TH TA S IK M A LAYA

DEFINISI
Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparent,

tembus cahaya dan merupakan dispersi minyak air


yang distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau
molekul surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 50
nm 500 nm.
Nanoemulsi telah diterapkan dalam berbagai industri

farmasi, diantaranya untuk sistem penghantar


transdermal, bahan atau unsur yang potensial dalam
beberapa produk perawatan tubuh, dan pembawa
yang baik pada obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas obat dalam tubuh

DEFINISI
Termodinamika yang stabil :

Tegangan antar muka yang sangat rendah 10-210-4 mN/m mN/m maka energi antaraksi
diantara tetes diabaikan.
Memberikan energi bebas yang sangat rendah ,
sehingga dispersi secara termodinamika stabil.

Ukuran droplet nanoemulsi yang kecil membuat

nanoemulsi stabil secara kinetik sehingga


mencegah terjadinya kriming.

Keuntungan Sistem Nanoemulsi


Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :
Ukuran tetesan sangat kecil menyebabkan penurunan pada
gaya gravitasi dan gerak brown yang mungkin cukup untuk
mengatasi gravitasi. Hal ini berarti tidak terjadi creaming
selama penyimpanan.
Ukuran tetesan yang kecil mencegah terjadinya flokulasi

dan memungkinkan sistem untuk tetap tersebar tanpa


adanya pemisahan, serta dapat mencegah koalesens.
Nanoemulsi cocok untuk penghantaran bahan aktif

melewati kulit. Luas permukaan yang besar dari sistem


emulsi memungkinkan penetrasi yang cepat dari bahan
aktif.

Keuntungan Sistem Nanoemulsi


Nanoemulsi memiliki keuntungan sebagai berikut :
Karena sifatnya yang transparan dan fluiditasnya (pada
konsentrasi minyak yang sesuai) dapat memberikan estetika
yang menarik dan menyenangkan saat digunakan.
Karena ukuran yang kecil, nanoemulsi dapat melewati

permukaan kulit yang kasar dan dapat meningkatkan penetrasi


obat.
Ukuran tetesan yang kecil memudahakan penyebarannya dan

penetrasi mungkin dapat ditingkatkan karena tegangan


permukaan dan tegangan antarmuka yang rendah
Penggunaan nanoemulsion sebagai sistem penghantaran dapat

meningkatkan efektivitas obat, sehingga dosis total dapat


dikurangi dan dengan demikian meminimalkan efek samping.

Kekurangan Sistem Nanoemulsi


Nanoemulsi memiliki kerugian sebagai berikut :
Penggunaan konsentrasi besar surfaktan kosurfaktan
yang diperlukan untuk menstabilkan nanodroplet.
Kapasitas pelarut terbatas untuk melarutkan zat yang

memiliki titik lebur tinggi


Surfaktan yang digunakan harus tidak boleh beracun
Stabilitas nanoemulsion dipengaruhi oleh parameter

lingkungan seperti suhu dan pH. Parameter ini dapat


berubah setelah sampai pada pasien.

Surfaktan yang dipilih


Surfaktan yang dipilih untuk minyak tertentu haruslah :

Menurunkan tegangan antarmuka menjadi nilai sangat


rendah untuk membantu proses dispersi selama
preparasi nanoemulsi
yaitu yang dapat menurunkan tegangan antar muka
sangat rendah (<10 -3 mN/m) antarmuka minyak / air
yang untuk menghasilkan nanoemulsion.
Menunjukkan karakteristik hidrofil-lipofil yang sesuai
untuk membentuk lapisan penutup antarmuka yang
tepat pada daerah antarmuka untuk tipe mikroemulsi
yang diinginkan, M/A, A/M atau bikontinu.
Membentuk lapisan tipis yang fleksibel yang segera
dapat mengubah bentuk disekeliling tetesan halus.

Campuran Surfaktan-Kosurfaktan
Kebanyakan surfaktan berantai tunggal tidak

menurunkan tegangan antarmuka secara mencukupi


untuk membentuk mikro/nanoemulsi, atau tidak
membentuk struktur yang benar (misal HLB).
Kosurfaktan ditambahkan untuk menurunkan lebih
lanjut tegangan antarmuka diantara fasa minyak
dan air, mengencerkan daerah hidrokarbon lapis
tipis antarmuka, dan mempengaruhi lapis tipis
penutupan.
Kosurfaktan yang sesuai umumnya molekul kecil,
tipikal alkohol berantai pendek sampai medium (C3C8) yang dapat berdifusi secara cepat diantara fasa
ruahan minyak-air dan antarmuka.

Campuran Surfaktan-Kosurfaktan
Kosurfaktan dengan panjang rantai alkohol

pendek hingga medium juga akan menjamin


bahwa lapis tipis/film cukup fleksibel untuk
segera mengalami deformasi di sekitar tetesan
karena antaraksi diantara molekul surgaktan
primer, baik antaraksi gugus kepala polar
maupun antaraksi rantai hidrokarbon,
menurun.
Bila menggunakan kosurfaktan rantai panjang
lebih sering terbentuk fasa kristalin cair
lamelar dibandingkan dengan bentuk fasa
mikro/nanoemulsi

Surfaktan Berantai Rangkap Lesitin


Sistem yang mengandung minyak non toksik dan

surfaktan fosfolipid rantai rangkap yang berasal dari


alam seperti lesitin menunjukkan prospek yang baik.
Karakteristik larutan lesitin yang perlu diperhatikan :
Suatu bagian nonpolar yang kuat disebabkan oleh 2
rantai hidrokarbon panjang
Suatu bagian polar yang kuat disebabkan oleh gugus
kepala polar zwitter ionik yang terhidrasi secara kuat.
Suatu kesetimbangan mendekati daerah antara polar
dan nonpolar, walaupun sedikit agak bias ke arah
lipofilik.
Suatu tendensi kuat membentuk kristal cair lamelar.

Teori Pembentukan Mikro/Nanoemulsi


Pembentukan dan stabilitas suatu

mikro/nanoemulsi dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor, termasuk sifat dan berat
molekul surfaktan, panjang rantai alkohol dan
konsentrasi, serta kegaraman (salinity) dan
temperatur.
Teori :
1. Teori lapis tipis campuran antarmuka
2. Teori solubilisasi
3. Teori termodinamika

Teori Lapis Tipis Campuran Antarmuka

Lapis tipis (film) yang terbentuk pada


antarmuka merupakan lapis tipis rangkap
dua dari tipe M/A atau A/M dari
mikroemulsi yang terbentuk, tergantung
pada lekukan atau penutupan pada
antarmuka (Schulman, dkk 1959).

Teori Solubilisasi
Minyak disolubilisasi oleh misel normal dan air
disolubilisasi oleh misel terbalik (reverse
micelles/ Gilbery dkk, 1970).

Teori Termodinamika
Pembentukan energi bebas harus bernilai
negatif untuk membentuk mikroemulsi
yang stabil secara termodinamika (Paul
dan Monlik. 1997; Attword, 1994)

Nanoemulsi VS Mikroemulsi
Nanoemulsi
Stabil secara kinetika
dan
termodinamika.
Tidak memiliki
stabilitas
jangka panjang
Membutuhkan
konsentrasi
surfaktan yang lebih
rendah
untuk
pembentukannya.
Nanoemulsions

Mikroemulsi
Stabil secara
termodinamika
Stabilitas jangka
panjang
Konsentrasi surfaktan
yang
lebih tinggi
Lebih murah
dibandingkan
nanoemulsi

Nanoemulsi

Makro
emulsi

Nanoemu
lsi

Teknik Pembuatan

Homogenisasi tekanan tinggi (high pressure

homogenization)
Mikrofluidisasi (microfluidization)

High Pressure Homogenization


Metode ini menggunakan homogenisasi

tekanan tinggi / piston homogenisasi untuk


menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran
tetesan (droplet) hingga 1 nm

Microfluidisasi
Konsep dasar dari prosesor pompa microfluidizer

tunggal dan interaksi ruang

Microfluidisasi
Melibatkan penggunaan perangkat yang

Fluidizer mikro
Menggunakan tekanan tinggi, pompa/tekanan
perpindahan (500-20000) psi, yang memaksa
produk melewati ruang interaksi, yang terdiri
dari saluran kecil yang disebut saluran mikro
Produk mengalir melalui saluran mikro
menghasilkan partikel yang sangat halus
dengan rentang submikron. Kedua larutan
(fase air dan fase minyak) digabungkan
bersama-sama dan diproses untuk
mendapatkan nanoemulsion stabil.

Karakterisasi nanoemulsi
Transmission electron microscopy
Analisis ukuran droplet nanoemulsi
Penentuan viskositas
Indeks refraksi
In vitro skin permeation studies
Tes iritasi kulit
Studi invivo
Studi stabilitas termodinamika
Karakterisasi permukaan

Transmission Electron Microscopy


Morfologi dan struktur nanoemulsion
Formulasi nanoemulsion diencerkan dengan

air (1/100)
Setetes nanoemulsion disimpan pada film
jaringan berlubang dan diamati setelah
pengeringan

Studi Stabilitas Termodinamika


Untuk mengatasi masalah formulasi

metastabil
Formulasi yang dipilih disentrifugasi pada
3500 rpm selama 30 menit
Siklus pemanasan dan pendinginan siklus
Dilakukan enam siklus antara suhu kulkas dari
4oC dan 45oC selama 48 jam.
Freeze-thaw siklus dilakukan antara -21oC dan
+25oC.

Ananlisis Ukuran Droplet (Tetesan)


Ukuran tetesan dari nanoemulsion ditentukan

oleh spektroskopi korelasi foton (photon


correlation spectroscopy)
Sebanyak (0,1 ml) nanoemulsi didispersikan
dalam air 50 ml.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
Zetasizer 1000 HS
Cahaya hamburan dipantau pada temperatur
25oC pada sudut 90o

Penentuan Viskositas
Viskositas formulasi (0,5 g) ditentukan tanpa

pengenceran menggunakan brokfiled DV III


ultra-V6.0 RV kerucut dan plat Rheometer
pada 25 0.5oC.
Salah satu software yang digunakan untuk
perhitungan viskositas adalah v2.6 rheocalc.

Aplikasi Nanoemulsion
Kosmetik
Antimikroba
Vaksin mukosa
Disinfektan
Nanoemulsion dalam pengobatan berbagai kondisi

penyakit lainnya
Formulasi nanoemulsion untuk meningkatkan pemberian
oral obat yang sukar larut
Nanoemulsions sebagai vehicle untuk sediaan transdermal
Nanoemulsion dalam teknologi kultur sel
Nanoemulsion dalam terapi kanker dan dalam pemberian
obat yang ditargetkan

Aplikasi Nanoemulsion
Parenteral delivery
Oral drug delivery
Topical drug delivery
Ocular and Pulmonary delivery
Nanoemulsion in biotechnology

Aplikasi Nanoemulsion
Parenteral delivery
Formulasi nanoemulsion memiliki keunggulan yang
berbeda atas sistem macroemulsion ketika diberikan
secara parenteral karena partikel nanoemulsi lebih
lambat termetabolisme (dibersihkan) dari emulsi partikel
kasar dan karena itu memiliki waktu tinggal lebih lama di
dalam tubuh.
Oral drug delivery
Formulasi nanoemulsion menawarkan beberapa
keuntungan atas formulasi oral konvensional untuk
pemberian oral termasuk peningkatan penyerapan,
meningkatkan potensi klinis, dan penurunan toksisitas
obat. Oleh karena itu, nanoemulsion telah dilaporkan
merupakan penghantaran yang ideal obat-obatan seperti

Aplikasi Nanoemulsion
Topical drug delivery
Penggunaan lesitin / IPP / air nanoemulsi untuk
penghantaran transdermal indometasin dan diklofenak juga
telah dilaporkan dapat meningkatkan permeabilitas stratum
korneum manusia.
Ocular and Pulmonary delivery
O/W nanoemulsi telah diteliti untuk penghantaran okular,
untuk melarutkan obat yang sukar larut, untuk
meningkatkan penyerapan dan untuk mencapai
memperpanjang profil rilis.
Nanoemulsi yang mengandung pilocarpin dirumuskan
menggunakan lesitin, propilen glikol dan PEG 200 sebagai
kosurfaktan dan IPM sebagai fase minyak.

Aplikasi Nanoemulsion
Nanoemulsion in biotechnology
Dalam sistem biologis banyak enzim
beroperasi pada antarmuka antara hidrofobik
dan hidrofilik dan antarmuka ini dapat stabil
oleh lipid polar dan amfifilik alami lainnya.
Katalisis enzimatik dalam nanoemulsion telah
digunakan untuk berbagai reaksi, seperti
sintesis ester, peptided dan gula asetal
transesterifikasi; berbagai reaksi hidrolisis dan
transformasi steroid. Enzim lipase adalah yang
paling banyak digunakan dalam reaksi
mikroemulsi.

Anda mungkin juga menyukai