Anda di halaman 1dari 47

DIAGNOSIS DAN

TATA LAKSANA TERKINI


DEMAM TIFOID
Debbie Latupeirissa
SMF KESEHATAN ANAK RSUP FATMAWATI
UK INFEKSI dan PENYAKIT TROPIS IDAI JAYA

POKOK PEMBAHASAN

Mempelajari epidemiologi dan gejala klinis

Mempelajari pemeriksaan penunjang demam


tifoid dan interpretasinya

Mempelajari tata laksana demam tifoid

PENDAHULUAN
Definisi

Mempelajari epidemiologi dan gejala klinis


Mempelajari pemeriksaan penunjang demam
tifoid dan interpretasinya
Mempelajari tata laksana terkini demam
tifoid

EPIDEMIOLOGI

Negara-negara endemik demam tifoid(U.S. CDC 2006)


5

Kelompok usia tertinggi : usia 3-19 tahun (91%)

PERMASALAHAN

PERJALANAN PENYAKIT
Masa inkubasi 7-14 hari

SINDROMA DEMAM ENTERIK

Mempelajari epidemiologi dan gejala klinis


Mempelajari pemeriksaan penunjang demam
tifoid dan interpretasinya
Mempelajari tata laksana terkini demam
tifoid

HEMATOLOGI

Anemia normositik normokrom


aneosinofilia
Leukopenia
Trombositopenia
Limfositosis relatif
Laju endap darah meningkat
Transaminase meningkat

SKEMA WAKTU PEMERIKSAAN LABORATORIUM DEMAM TIFOID

1.DETEKSI S.TYPHI

Biakan empedu (

2.DETEKSI ANTI S.TYPHI

UJI WIDAL

Uji Widal (sejak tahun1896): metode aglutinasi

Antibodi O (somatik)

Antibodi H (flagel)

50% muncul di minggu pertama ,90 % pada minggu ke-4


Cepat hilang (6-12 bulan),
timbul kemudian dan bertahan lama (9 bulan 2 tahun),

Antibodi Vi (kapsul)

terakhir timbul (bertahan pada karier)

Nsutebu EF, Ndumbe PM, Koulla S. Trans R Soc Trop Med Hyg. 2002 Jan-Feb;96(1):64-7.

HARUS HATI-HATI INTERPRETASI UJI WIDAL KARENA

Tidak terinfeksi S.typhi


Karier
Jumlah antigen kuman
sedikit
Kesalahan tehnik
Penggunaan antibiotik
sebelumnya
Variabilitas antigen
pada lab yang berbeda
Uji Widal negatif

Terinfeksi S.typhi
Imunisasi dengan
Samonella sebelumnya
Reaksi silang dengan
Salmonella non tifoid
Variabilitas dan perbedaan
standardisasi lab
Infeksi malaria dan
enterobacteriaceae lainnya
Penyakit lainnya seperti
dengue
Uji Widal positif

Olopoenia LA, King, AL. Widal agglutination test - 100 years later: still plagued by controversy.
Postgrad Med J 2000;76:80-84.

Sensitifitas 40%

Red Book 2009

ELISA

Enzyme linked immunosorbent assay


Menggunakan antigen lipopolisakarida (LPS)
dan flagella
deteksi IgM dan IgG
Lebih sensitif dibandingkan tes Widal
Memerlukan beberapa tahap dan peralatan
khusus

TUBEX

Menggunakan antibodi monoklonal terhadap


antigen O9 lipopolisakarida S.typhi

TYPHIDOT

Mendeteksi antibodi IgM dan IgG terhadap


antigen membran luar S. Typhi (OM)

Tidak memerlukan pemeriksaan serial

TYPHIDOT-M

Perkembangan dari Typhidot


IgG diinaktif sehingga yang terdeteksi hanya IgM
Sensitifitas dan spesifisitas lebih baik dari Widal

IgM dipstick
Melacak Ab IgM terhdp antigen LPS S.Typhi
Pemeriksaan memakan waktu 3 jam pada suhu
ruang.
Pemeriksaan yg cepat dan mudah, tanpa
memerlukan tenaga yg terlatih, peralatan yang
canggih

KETERBATASAN
IgG menetap sampai 2 thn sesudah
infeksi/terpapar dgn S. Typhi
Di daerah endemik : positif palsu dapat terjadi
akibat infeksi sebelumnya
Adanya infeksi berulang S. Typhi menyebabkan
produksi IgG yang sangat tinggi sehingga IgM
seakan tidak terdeteksi

Hasil positif menetap :


IgM : 2.6 bulan (2-3.1 bulan)
IgG : 5.4 bulan (4.5-6.3 bulan)

IgM and IgG positif dengan pemeriksaan


enzyme immunosorbent assay (EIA) dalam
4-7 bulan di daerah endemik harus hati-hati
diinterpretasi

Am J Trop Med Hyg. 1997;57(6):656-659

Perbandingan beberapa uji diagnostik


untuk deteksi demam tifoid pada anak

Dari 103 pasien (terbukti tifoid secara klinis dan biakan)


TUBEX pos pada 86.4%, Typhidot 74.7%, dan Widal 69.9%
Pada kelompok non tifoid : Tubex pos in 25%, Typhidot 3.8%
dan Widal 26,9%
Maksimum jumlah Tubex dan Typhidot yang positif ditemukan
pada pasien dalam 7 14 hari demam, sedangkan Widal
kebanyakan pada anak dengan demam 14 hari
Sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga neg
Tubex

86.4

84.6

95.7

61.1

Typhidot

74.7

96.1

98.7

49.0

Widal

69.9

73.0

91.1

38.0

Jaffery G, Hussain W, Saeed, Anwer M and Maqbool S. Annual Pathology Conference, 2003, Pakistan
and 3rd Scientific Conference of Paediatric Association of SAARC Countries 2004, Lahore

3.DETEKSI DNA S.TYPHI (PCR)


Deteksi rantai DNA

Bhutta ZA. Current concepts in typhoid fever. BMJ 2006;333:78-82.

Mempelajari epidemiologi dan gejala klinis


Mempelajari pemeriksaan penunjang demam
tifoid dan interpretasinya
Mempelajari tata laksana terkini demam
tifoid

INDIKASI RAWAT PENDERITA DEMAM TIFOID

Tidak semua penderita demam tifoid harus dirawat di


Rumah Sakit.

Umumnya penderita demam tifoid masih dapat


dirawat di rumah bila keadaan umum baik, pemberian
obat optimal, pola makan terpenuhi dan dapat
dilakukan tirah baring.

PRINSIP TATALAKSANA

tirah baring
Rawat

jalan atau rawat inap

pemberian cairan adekuat


IVFD:

dehidrasi, intake per oral tidak adekuat,


obatan intravena

dukungan nutrisi optimal


Gizi

seimbang, tanpa serat

pemberian antibiotika
Tatalaksana penyulit
Pencegahan : Vaksinasi

obat-

FAKTOR FARMAKOLOGI YG MENDASARI


PEMILIHAN ANTIBIOTIKA

PENETRASI KE JARINGAN

TERAPI ANTIBIOTIKA

Drug of Choice: Kloramfenikol


Lini I: Kloramfenikol, ampisilin, kotrimoksasol
Lini II: sefalosporin gen III, macrolide
Demam

Tifoid berat atau dengan komplikasi,


atau tidak bisa oral.

Respons terapi kloramfenikol tidak adekuat

Masalah:
UKK IPT merekomendasikan pemberian
kloramfenikol sebagai terapi empiris

Beberapa Klinisi tidak memberi kloramfenikol


sebagai terapi empiris

MULTIDRUG RESISTENSI

Hingga saat ini, penelitian dari RS Pusat


Pendidikan di banyak daerah di Indonesia
masih melaporkan sensitifitas yang baik
terhadap kloramfenikol (70-100%), bahkan
laporan department mikrobiologi FK UI
melaporkan sensitifitas kloramfenikol
masih mencapai 100%.

Penelitian Uji klinis tersamar ganda di UNSRI: 25


anak dengan tifoid fever mendapat
kloramfenikol: 24 sembuh dengan kultur feses (-)
15 hari setelah terapi), 1 kasus antibiotika di
ganti dengan ceftriakson

RESPONS TERAPI DAN


PENGGANTIAN ANTIBIOTIKA

Demam merupakan indikator penting respons


terapi.
Penurunan suhu
Cefixime:

5,7 hari
chloramphenicol : 4,3 hari
ceftriaxone intravena yaitu 5,4 hari

PERTIMBANGAN PENGGANTIAN
ANTIBIOTIKA

Bila demam tidak turun melampaui waktu rerata


respon pengobatan terhadap antibiotika
Terjadi perburukan
Terjadi dugaan komplikasi
Terjadi dugaan penyakit penyerta lain

Hati-hati: drug fever terutama bila panas


menetap setelah pemberian ceftriakson

EVALUASI PENGOBATAN ANTIBIOTIK


Suhu0C

Antibiotik (sensitif)

Demam
turun
(defervesce
Klinis
nce)
Sadar, aktif
Tidak ada komplikasi
Nafsu makan baik

37,5

Evaluasi hasil terapi

Hari rawat

Suhu 0C

37,
5

EVALUASI PENGOBATAN

Pengobatan
disesuaikan

Antibiotik
emperis

?
Demam menetap

Evaluasi klinis
Kesadaran
Deteksi komplikasi
Amati gejala lain

Komplikasi
Fokal infeksi lain
Ab resisten
Dosis suboptimal
Salah diagnosis
Drug fever

Leukosit
Transaminase
Foto toraks
LP, CT-scan, dll

7
Hari rawat

LAMA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA


ANTIBIOTIKA
Kloramfenikol
Ampisilin
Cefiksim
Ceftriakson

DOSIS/hari

LAMA
PEMBERIAN
100mg/kgBB
10-14 hari
150-200 mg/kgBB 2 minggu
15-20 mg/kgBB
7-14 hari
50-80 mg/kgBB
5 hari

ERADIKASI KARIER
Untuk penderita karier kronik, dianjurkan
pemberian ampisilin atau amoksisilin ditambah
probenesid (dosis awal 25 mg/kgBB
ditingkatkan menjadi 40 mg/kgBB/hari, po,
setiap 6 jam) atau TMP-SMX selama 4-6
minggu.
Dalam keadaan disfungsi saluran empedu
(kolesistitis atau kolelitiasis) diperlukan
tindakan kolesistektomi selama pemberian
antibiotika (Clearly, 2000).

SIMPULAN

Diagnosis demam tifoid ditegakkan


berdasarkan gejala klinis dan biakan empedu
sebagai baku emas
Uji diagnostik untuk deteksi antibodi S.typhi
sebaiknya dikonfirmasi dengan pemeriksaan
biakan empedu
Uji Widal sebaiknya tidak dilakukan lagi
mengingat sering terjadi reaksi silang dengan
salmonella sp lainnya dan bila digunakan
harus dilakukan terhadap 2 spesimen dan ada
kenaikan titer 4 kali dari sebelumnya

Nested PCR dapat menegakkan diagnosis


demam tifoid dengan hasil yang lebih cepat
dari biakan empedu
Gunakan antibiotik lini pertama terlebih
dahulu dalam pemilihan antibiotik untuk
demam tifoid tanpa komplikasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai