Anda di halaman 1dari 15

PPOM

(Penyakit Paru Obstruktif Menahun)

KELOMPOK 1, KELAS 1

DEFINISI
PPOM

(Penyakit Paru Obstruktif Menahun) atau


bisa disebut PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
adalah penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan
progresif yang dikarakterisir oleh adanya
keterbatasan aliran udara yang bersifat
irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis,
emphysema, atau keduanya. (Ekawati, 2010).
PPOM adalah penyakit paru kronik dengan
karakteristik adanya hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progresif
nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya
respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas
yang berbahaya (GOLD, 2009).

ETIOLOGI
Ada

tiga penyebab dari penyakit ini, yaitu :

1. emfisema, pelebaran kantung udara kecil (alveoli)


di paru-paru, yang disertai dengan kerusakan pada
dindingnya
2. bronchitis kronis, batuk menahun yang menetap,
yang disertai dengan pembentukan dahak dan
bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara
medis diketahui (misalnya kanker paru-paru).

3. Asma Bronkhial
PPOM juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya
hidup, yang sebagian besar bisa dicegah, seperti
merokok.

EPIDEMIOLOGI
Menurut data Sukernas tahun 2001,
penyakit pernafasan (termasuk PPOK)
merupakan penyebab kematian ke-2 di
Indonesia. WHO
memperkirakan pada
tahun 2020 prevalensi PPOK akan terus
meningkat dari urutan 6 menjadi peringkat
ke-3 di dunia dan dari peringkat ke-6
menjadi peringkat ke-3 penyebab kematian
tersering setelah penyakit kardiovaskuler
dan kanker. sedangkan pada tahun 2002
telah menempati urutan ke-3 setelah
penyakit
kardiovaskuler dan kanker
(WHO,2002). Di Amerika Serikat dibutuhkan
dana sekitar 32 juta US$ dalam setahun
untuk menanggulangi penyakit ini, dengan

FAKTOR RESIKO
Merokok
Polusi

Udara
Status Ekonomi
Pemaparan akibat pekerjaan
Hiperesponsif saluran pernafasan
Infeksi saluran pernafasan
Faktor genetik

KLASIFIKASI
Klasifikasi

PPOK berdasarkan Global Initiative for Chronic


Lung Disease
0 : Beresiko
Spirometri normal
Gejala kronik (batuk, produksi sputum)
1 : Ringan
FEV1/FVC <70%
FEV1 80%
Dengan atau tanpa gejala kronik (batuk, produksi sputum)
2 : Sedang
FEV1/ FVC < 70%
FEV1 30%-80%
(IIa) FEV1 50%-80%
(Iib) FEV1 30%-50%
Dengan atau tanpa gejala kronik (batuk, produksi sputum, sesak)
3 : Berat
FEV1/FVC <70%
FEV1 <30% atau FEV1 <50% ditambah gejala gagal napas atau
gejala gagal jantung kanan

Klasifikasi

lain berdasarkan jenis


penyakit dari PPOM :
1. Bronkitis kronis
2. Emfisema Paru
3. Asma Bronkhial

PATOFISIOLOGI
(Terlampir)

MANIFESTASI KLINIS
Bronkitis
Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
Sesak nafas ketika melalukan olahraga atau aktivitas ringan
Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya : flu)
Lelah
Wajah, telapak tangan, atau selaput lender berwarna
kemerahan
Pipi tampak kemerahan
Sakit kepala
Asma
Batuk
Dispnea
Hipoksia
Takikardi
Berkeringan
Pelebaran tekanan nadi

Emfisema
Dispnea
Takipnea
Inspeksi : Barel chest, penggunaan otot bantu pernafasan
Perkusi : Hiperesonan, penurunan fremitus traktil pada
seluruh bidang paru
Auskultasi : Bunyi nafas crackles, ronchi, perpanjangan
ekspirasi
Hipoksemia
Hipercapnia
Anoreksia
Penurunan BB
Kelemahan

PEMERIKSAAN DX
Pemeriksaan

fisik (inspeksi,
palpasi, perkusi auskultasi)
Pemeriksaan spirometri
Radiografi dada
Hitung darah lengkap

PENATALAKSANAAN
MEDIS
Usaha-usaha

pencegahan,
terutama ditujukan terhadap
memburuknya penyakit.
Mobilisasi dahak.
Mengatasi bronkospasme
Memberantas infeksi.
Penanganan terhadap komplikasi.
Fisioterapi, inhalasi terapi dan
rehabilitasi

PENCEGAHAN
Pencegahan

primer
Pendidikan terhadap penderita dan
keluarganya.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini
(pemeriksaan penyakit) dan pengobatan yang
tepat
Pencegahan tertier
Pencegahan ini berupa rehabilitasi

KOMPLIKASI

Disritmia
Gagal napas akut
Kor pulmoner
Edema perifer
Hepatomegali
Sianosis
Distensi vena leher
Gagal jantung
Murmur regurgitasi
Polisitemia

TERIMA KASIH
:D

Anda mungkin juga menyukai