Anda di halaman 1dari 34

Entamoeba

histolytica
Entamoeba coli
Bariah Ideham dr.MS
.SpParK

Genus Entamoeba pd

intestinal
Patogen
Entamoeba histolytica
Nonpatogen
Entamoeba coli
Entamoeba dispar
Entamoeba moshkovskii
Entamoeba polecki
Entamoeba hartmanni

Entamoeba histolytica
Penyakit
: amebiasis
Hospes definitif
: manusia
Distribusi geografi kosmoplitan
Cara infeksi : stadium kista
E. histolytica trophozoites penetrasi dan

koloni mukosa intestin


Amoebic colitis
Ke sirkulasi : ektraintestinal

Amebiasis tidak selalu menyebabkan

penyakit (disease), tergantung


Inoculum size
Motilitas intestinal

Status imunitas hospes


Status nutrisi
Flora mikrobial usus
Genetic dari isolat E. histolytica.
Faktor virulensi
Adhesion molecoles
Contact dependent cytolysis
Proteases
Haemolysin
phagocytic activity

Sejarah Entamoeba histolytica


1875 (Lsch) disentri ameba : Amoeba coli.
1891 (Councilman dan Lafleur) : ameba menginvasi
jaringan
1903 (Schaudinn) : menamakan species Entamoeba
histolytica
1925 (Brumpt) dua species

Pathogen : E. dysenteriae

non- pathogen : E. dispar


1957 (Burrows) : E. hartmanni diklasifikasikan
sebagai 'small race'
1973 (Martinez-Palomo) : membedakan isolat
pathogen-non pathogen dg aglutinasi
1978 (Sargeaunt dan Williams) : zymodeme untuk
membedakan pathogen dg non-pathogen
1988-93 (beberapa peneliti) : ada perbedaan DNA
pada isolat pathogen dg non pathogen.
1993 (Diamond dan Clark) :
(pathogen)

E. histolytica

1997 (WHO): menetapkan dua species berbeda.

Entamoeba histolytica (pathogen)


Entamoeba dispar (non-pathogen)

Epidemiologi
Distribusi geografi
Kosmopolitan
problem kesehatan di dunia.
terkait dg sanitasi dan higiene personal

yang jelek.

Cara infeksi melalui


faecal-oral route : kista infektif / kista

matang (kista berinti 4)


makanan/minuman tercemar tinja
manusia
ano-genital / oro-anal sexual contact

Sumber infeksi/reservoir infeksi :


Asymtomatic carrier
asymtomatic cyst passer

Entamoeba histolytica/
dispar
Morfologi

Trofozoit
diameter 20-40 m
pergerakan dg pseudopodia
sitplasma (ectoplasma dan

endoplasma)
Inti
Jumlah satu
kromatin perifer halus,
kariosom di tengah

Entamoeba histolytica
Erythrophagocytosis (ingesti

eritrosit oleh parasit)


karakteristik untuk membedakan
antara E. histolytica dg
nonpathogenic E. dispar.
Eritrosit yang teringesi akan
tampak sbg inklusi yang gelap .

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/ImageLibrary/Amebiasis_il.htm

Entamoeba
histolytica
Kista

Kista matang
4 inti
chromatoidal bars
bentuk batang
Kista imature
vakuola dan inti < 4
ukuran 10 - 20 m
Kista matang bersifat infektif.

Entamoeba histolytica
siklus hidup
1.Infeksi kista matang : secara oral

makanan, air, tangan terkontaminasi

2.Excystation di usus halus


3.Trophozoites ke usus besar

(multiplikasi, binary fission) koloni

4.Sampai di colon mengalami


dehidrasi : pre-kista kista yg keluar
bersama tinja.
Kista memp. dinding tahan thd
lingkungan luar bbrp hari sp minggu
berperan dlm transmisi (penularan)
Trophozoites keluar bersama tinja
diare, tetapi segera mati di luar
tubuh dan rusak di lambung

A. BBrp kasus trophozoite menetap di


lumen intestin (non-invasive)
asymptomatic carriers
cysts passers.
B. Bbrp penderita : trophozoites
menginvasi mukosa intestinal :
intestinal disease, atau
lewat sirkulasi ekstraintestinal
(hati, otak, paru)
C. Ekstra intestinal : hati, paru, otak
Telah ditetapkan WHO (1997)
invasive disebabkan Entamoeba
histolytica
non-invasive : Entamoeba dispar yg
secara morfologi sukar dibedakan.

Siklus hidup

Pathophysiology
E histolytica menyebabkan lesi :
Intestinal (t.u cecal dan sigmoidorectal)
Ekstra intestinal (hati, paru, otak, kulit)
Natural host : manusia
Ingesti kista dari lingkungan excystation

ilium terminal dan colon trofozoit kolonisasi


pd mukosa colon.
Trofozoit
Menginvasi mucosal barrier ke sirkulasi dan
menyebar ke hati, paru dan organ lainnya
Trofozoit kista yg ke luar akan melengkapi
siklus hidup.

Intestinal amebiasis : tukak /ulkus pada usus


besar (flask-shaped ulcers dg tepi yg tidak rata)

Entamoeba histolytica
Pathogenesis
E.Histolytica dapat merusak hampir semua sel
Mukosa intestine
Hati
Paru
Otak
kulit
Lesi awal : ulcer superficial
- erosi ephitel superfisial
N-Acetyl-p-galactosamine-inhibited lectin
(Gal/GalNAc-lectin)
Amebaphore
- Invasi trofozoit melalui intergladular epithelium
Pergerakan (locomotion)
Degradasi komponen matrix ekstraseluler :
cysteine protease oleh Eh
- Infiltrasi neutrofil pada lamina propria
Lesi invasi : ulcerasi yang dalam.
Peranan makrofag

Faktor-faktor virulensi
Faktor hospes
Innate immunity tidak efektif
Respon inflamasi
Faktor parasit
Resisten thd respon hospes
(resisten komplemen)
Adherence ('E.histolytica-lectin')
Cytolytic (adherence + 'amebapore')
Kemampuan melisis jaringan (
secreted proteases)
Lipopeptidophosphoglycan (LPPG)
molekul E. histolytica yg dikenal
oleh sistim imun
Peroxiredoxin

Eh kolonisasi pd mukosa colon, adherence


molecule
Mukosa barrier rusak contact-dependent
killing cells
Trofozoit ke lapisan submukosa flaskshape ulcer
Trofozoit penetrasi pada lapisan otot dan
serous perforasi intestinal
Trofozoit ke sirkulasi ke hati, paru-paru,
otak

Lectin
Adherence trofozoit E. histolytica

pd sel hospes dan mucin melalui


aktivasi lectin (terekspresi pd
membran ameba).
Lectin mengikat galactose/ Nacetyl-D-galactosamine (GalNAc)
dg afinitas tinggi
N-terminal galactose / N-acetyl
galactosamine (-) resisten thd
adherence dan cytolytic.
Gal/GalNAc lectin : faktor
virulensi .
Lectin : resisten thd komplemen.
Gal/GalNAc : kandidat vaksin.
Lectin heterodimer diikat oleh
rantai disulfide.
170 kDa heavy chain
31-35 kDa light chain
Intermediate subunit 150 kDa.

Amebapore
Ada 3
amebapore A (paling dominan )
amebapore B and C
Ratio 35 : 10 :1
Polypeptide dg 77 asam amino
Aktif (dimerization) pd pH rendah (4-6).
Hollow ring-shaped structure : dibentuk 3

dimer
Hexamer : introduksi lubang (pore) 2
nm pd lipid bilayer kematian sel.
Amebapore
pd vacuola (food vacuoles) trophozoite
(aktif pd pH asam) meng-engesti
bakteri yg lisis.
scr genetik dimanipulasi E. histolytica
virulence factor,
Ekspresi menurunkan
pathogenesis dan aktifitas baktericidal
menurun.

Proteases
Adalah enzyme yg mendegragasi

protein lain dan berperan dalam


pathogenesis E. histolytica.
Ekspresi dan sekresi
10 - 1000 X lebih besar pd E.

histolytica dibanding E.
dispar.
Cysteine proteases

degradasi mucus
destruksi extracellular matrix

(ECM) memudahkan invasi


ke submukosa

Mortalitas dan
setelah malaria pd infeksi protozoa.
Morbiditas

Amebiasis penyebab kematian kedua

Pada kasus amebiasis


90% asimtomatik
4%-10% colitis dan ekstra
intestinal.
Mortalitas karena
amebic liver abscess
Komplikasi : ruptur intraperitonial

Gejala klinis
Gambaran klinis
Asimtomatik
amebiasis intestinal
amebiasis hati (amoebic liver abscess)
pleuropulmonary amoebiasis
cutaneus amoebiasis
peritonial amoebiasis

Gejala klinis
Amoebic colitis
Demam
Diare berdarah dengan mukus
Tenesmus (melibatkan rectosigmoid)
Perdarahan rektal tanpa diare (anak-anak)
Berat badan menurun, anorexia
Colitis nekrotik dg diare berdarah,

peritonitis, demam
DD dr acute amoebic dysentery
Colitis bakterial : Shigella spp, Salmonella spp,
Campylobacter jejuni dan Yersinia enterocolitica

Amoeboma (amoebic granuloma) karena invasi


Entamoeba histolytica yg berulang-ulang,
infeksi pyogenic
seringkali pd : caecum (40%)
rectosigmoid jungtion (20%)

Faktor predisposisi colitis berat


Nutrisi yang jelek
Kehamilan
Terapi dg kortikosteroid
Umur yg masih sangat muda.

Gejala klinis ekstra


intestinal
Amoebic liver abscess
Kasus 10X lebih sering pd dewasa

dibanding anak-anak, lebih sering pd


laki-laki.
Demam (38-40C)
Rasa sakit (abdomen kanan atas)
BB menurun dan anorexia.
Jaundice, hepatomegali
Gejala abdominal akut

Pleuropulmonary amoebiasis
Batuk, rasa sakit pd dada
gangguan respirasi.
Cerebral amoebiasis
nausea, vomiting, headache, gangguan

mental.

Peritoneal amoebiasis
Rasa sakit pd abdomenadany air pd

rongga peritoneal

Diagnosis
Amebiasis intestinal.
Direct smear
pergerakan parasit (trofozoit), tdpt
eritrosit disentri ameba.
Sampel tinja masih segar , diperiksa 30
setelah passage.
tinja padat / setengah padat stadium
kista.
Sediaan permanen
Tinja fiksasi dg PVA (poli-vinil alkohol),
hapusan dicat trikhrom / hematoksilin besi.
Trofozoit , tdt eritrosit : E.histolytica,
amebiasis invasive
Amebiasis ekstraintestinal
identifikasi parasit dr pemeriksaan secara
direct smear atau dicat
aspirasi abses hati
cairan paru

Pengobatan
Asymtomatic intestinal carrier /asymtomatic

cyst passer
diloxanide fuorat (1st chice)
Paromomisin (2nd choice) atau
iodoquinol

Amebiasis intestinal (trofozoit)


Metronidazole dilanjutkan dg diloxanide

furoat atau
Tinidazole dilajutkan dg diloxanide fuorat
(1st choice)
Paromomysin
Ektra intestinal (trofozoit)
Metronidazole dilanjutkan dg diloxanide

fuorat atau
Tinidazole dilanjutkan dg diloxanide
fuorat (1st choice)
Dehydroemetine dilanjutkan dg
diloxanide fuorat (2nd choice)

Pencegahan
Menjaga sanitasi lingkungan : tidak buang

tinja di sembarang tempat


Menjaga higiene makanan dan minuman
Kontrol terhadap serangga (lalat, lipas).

Entamoeba dispar
Sering ditemukan pd manusia

dan primata
Secara morfologi sukar
dibedakan dg E. histolytica,
bersifat non patogen
Dapat menyebabkan erosi pd
mukosa kolon, tanpa invasi ke
submukosa dan ulcer
Entamoeba dispar memproduksi
protease < dibanding Eh, <
cytotoxic

Entamoeba
moshkovskii
Sukar dibedakan dg Eh scr

morfologi.
Isolat free living sources: dari
sediman air yg terkontaminasi tinja
Toleransi thd temperatur luas : 1037C.

A. Trofozoit

B dan C. Kista

(Craig and Faust, 1970)

Endolimax nana
Distribusi kosmopolitan
Intestiak amoeba pada :

manusia, primata dan babi


Trofozoit kecil (6-15 m)
Kista 8-10m, terdapat 1
inti.

Iodamoeba
btschchlii

P.u amoeba pada babi, manusai, kera


Non patogen
Ditemukan pada kolon.

Trofozoit : 6-20 m
Sitoplasma mgd 1/> glycogen mass(es) tampak pd
pengecatan iodine, ery tidak pernah teringesti.
Pengecatan permanen : inti dg kariosom besar di
tengah dikelilingi granula kromatin spt cincin

Iodamoeba buetsclii
Kista
Bentuk bervariasi bulat

lonjong (spherical ellipsoidal0


Diameter 5-20 m.
Inti tunggal yangtidak tampak
pada pemeriksaan sediaan
basah dg iodine.
Pengecatan permanen, inti
terdapat kariososm besar dan
eksentrik.
Ciri khas : terdapat vacuola
glycogen .

Entamoeba coli
Bersifat non pathogen
Hospes definitif : manusia
Cara infeksi : tertelan kista infektif.

Morfologi Trofozoit
Ukuran 15-30 mikron
Mempunyai satu inti dengan nukleulus yang
letaknya eksentrik, terdapat halo yang
merupakan garis radier. Kromatin tepi kasar dan
tidak teratur
Endoplasma berisi vakuola dan bakteri,
ektoplasnya tidak jelas.

1. Inti Entamoeba histolytica


2. Inti Entamoeba coli

Entamoeba coli, trofozoit

Entamoeba coli
Kista
Ukuran 15-22 mikron, dinding
kista tebal, lebih besar dari
pada Entamoeba histolytica.
Struktur inti sama dengan
bentuk vegetatif.
Kista berinti 2-8 buah

Entamoeba hartmanni,
Kista
Kista Entamoeba hartmanni mirip dg

E. histolytica, ukuran lebih kecil 5-10


m.
Kista matang : 4 inti, kariosom di
tengah, kromatin perifer terditribusi
merata.
Tidak tampak tanpa pewarnaan
Sitoplasma mgd glycogen yg diffuse.
chromatoid bodies bulat, memanjang
dg ujung tumpul.

Anda mungkin juga menyukai