Anda di halaman 1dari 48

BED SITE TEACHING

Efusi Pleura
Davie Muhamad
12100114081

KETERANGAN UMUM

Nama : Ny.A
Jenis Kelamin: Wanita
TL/Umur : Bandung, 55 tahun
Alamat : Kp.Lembang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Status Marital : Menikah
Masuk Rumah Sakit : 3-02-2016
Tanggal Pemeriksaan : 4-02-2016

ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas

ANAMNESIS KHUSUS
pasien mengeluh sesak nafas sejak 2 minggu
yang lalu. Sesak dirasakan tiba-tiba dan terus
menerus setiap harinya. Awalnya sesak dirasakan
saat kegiatan rumah tangga seperti biasanya
hingga sesak semakin berat. Sesak akan berkurang
apabila pasien beristirahat dengan posisi duduk.
Apabila berbaring pasien mengatakan sesak yang
dirasakan sama seperti sedang beraktifitas.
Keluhan ini mengganggu aktifitas pasien seharihari. Nafas pasien pun menjadi lebih cepat dari
biasanya. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan
oleh pasien dan belum pernah diobati sebelumnya.

Keluhan pasien disertai dengan adanya rasa tidak


nyaman bagian dada sebelah kiri dari tengah hingga
ke bawah kadang terasa nyeri yang menjalar ke
bagian tangan kiri. Keluhan ini dirasakan bersamaan
dengan keluhan sesak nafas. Keluhan ini akan terasa
terutama saat pasien menarik nafas dalam. Selain itu
pasien juga mengeluhkan adanya batuk berdahak
dan demam yang dirasakan pasien sejak 1 minggu
yang lalu, penurunan berat badan sebanyak 2 kg
dalam waktu 1 bulan dan penurunan nafsu makan
karena pasien selalu merasa mual. Pasien mengaku
keluhan batuk dan demamnya ini hilang timbul dan
selalu diobati dengan menggunakan obat warung.
Apabila sudah diobati pasien mengaku batuk dan
demamnya akan sembuh.

Pasien menyangkal adanya batuk berdahak terus


menerus selama lebih dari 3 minggu, batuk berdarah dan
keringat di malam hari. Pasien juga menyangkal ada
benjolan yang banyak di bagian leher. Adanya trauma di
bagian dada sebelum keluhan muncul disangkal oleh
pasien. Adanya nyeri dada seperti tertimpa benda berat
dan menjalar ke tangan kiri, leher dan punggung
disangkal oleh pasien. Pasien menyangkal adanya
pembesaran pada bagian perut dan kaki. Pasien
menyangkal adanya nyeri pada pinggang, BAK lebih
sedikit dari biasanya , BAK disertai darah, pucat, lemas
badan, gatal-gatal diseluruh badan yang tidak diketahui
penyebabnya dan penurunan kesadaran.

Keluarga pasien tidak memiliki


keluhan yang sama saat ini. Keluarga
pasien yang tinggal serumah ataupun
tetangga tidak memiliki penyakit batuk
lama dan demam saat ini. Pasien
menyangkal
memiliki
kebiasaan
merokok. Pasien menyangkal memiliki
riwayat penyakit TBC, hipertensi, DM,
alergi, jantung, ginjal, tumor atau
kanker, hipertiroid dan penyakit hati.
Riwayat oprasi dibagian perut dan
dada disangkal oleh pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, regular,equal, isi cukup
Respirasi : 22 x/menit, abdominothoracal.
Suhu : 36,5C
Berat badan : 68 kg

KEPALA
Rambut : Tidak kusam, hitam, tidak mudah dicabut
Kulit wajah : Pigmentasi (-), icteric (-), turgor (N),
lembab
Mata : Simetris, edema palpebrae (-) konjunctiva
tidak anemis, sclera tidak icteric, pupil bulat isokor,
refleks cahaya +/+
Hidung : Simetris, deviasi septum (-)
tidak
ada massa, tidak ada sekret.
Telinga : Deformitas (-), luka (-), benjolan (-),
otorrhea (-)
Mulut : Bibir kering, perdarahan gusi (-), lidah bersih
Gigi : Normal

Leher : JVP tidak meningkat


KGB tidak teraba membesar
Trakea tidak deviasi
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris,
jejas (-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas kanan
: ICS V linea
parasternal
sinistra
Batas kiri : sulit dinilai
Batas atas : ICS II linea parasternal
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2
murni
reguler, redup,
murmur (-).

Pulmo Depan
Inspeksi

Retraksi otot pernafasan -/-

Palpasi

Hemithoraks kiri & kanan : VF menurun di lapang paru kiri

Perkusi

Batas paru hepar ICS 5 kanan, peranjakan 1 sela iga.


Paru kanan : sonor (+)
Paru kiri :
ICS 3 ke atas ditemukan sonor (+)
ICS 3 ke bawah ditemukan suara perkusi redup/dull

Auskultasi

Hemitoraks kanan : VR normal ,VBS normal, ronchi (-),


Wheezing (-)
Hemithoraks kiri :
ICS 3 keatas ditemukan VR normal ,VBS normal, ronchi (-),
Wheezing (-)
ICS 3 kebawah ditemukan VR menurun ,VBS redup, ronchi (-),
Wheezing (-)

Belakang
Inspeksi
Bentuk dan gerakan simetris
Perkusi
Hemithorax kanan : sonor
Hemithorax kiri :
ICS 3 ke atas sonor
ICS 3 kebawah redup

Palpasi
Hemithoraks kiri dan kanan: VF redup di lapang paru kiri
Auskultasi
Hemitoraks kanan : VR normal ,VBS normal, ronchi (-),
Wheezing (-)
Hemithoraks kiri :

ICS 3 keatas ditemukan VR normal ,VBS normal, ronchi (-),


Wheezing (-)
ICS 3 kebawah ditemukan VR normal ,VBS redup, ronchi (-),
Wheezing (-)

Abdomen : Datar, lembut, massa (-)


NT (-) di regio epigastrik, NL (-)
Hepar dan lien tidak teraba
Ruang traube terisi
Pekak samping (-), pekak pindah (-)
Bising usus (+) normal 17/ menit.
Ekstremitas :
Petechiae (-)
Deformitas -/ Edema -/ Sianosis -/ Capillary refill < 2 detik
Motorik
5 5

5 5

DIAGNOSIS
Diagnosis banding :
1. Efusi Pleura Sinistra e.c
a. susp.TBC
b. susp. Neoplasma primer

Diagnosis Kerja : Efusi Pleura Sinistra


e.c susp. TBC

USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin : Hb, Ht, leukosit,
trombosit, glukosa, Laju Endap Darah.
Foto Toraks PA / Lateral
Tes tuberculin
Fungsi liver (SGOT,SGPT)
Fungsi ginjal (ureum,kreatinin)
Torakosintesis dan analisis cairan pleura
Makroskopis : Warna, kekeruhan
Sitologi cairan pleura : jumlah sel, diff. count,
leukosit
Bakteriologi cairan pleura
Biokimiawi: pH, diff. count, leukosit
Kultur cairan pleura : BTA langsung, kultur BTA,
Kultur mikroorganisme

PENATALAKSANAAN
Umum
Tirah baring
Edukasi

Khusus
Non medikamentosa: Oksigen 2L/menit , IV RL
2cc/kgBB/jam, torakosentesis, pleurodesis
medikamentosa :
Antibiotik awal : ciprofloxacin 2x250 mg
Antibiotik spesifik tergantung hasil kultur analisis cairan pleura.
Apabila positif TBC :
2RHZE 4HR
parasetamol 500mg 3x1 jika demam
Omeprazole 20 mg 1x1

PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ada sanationam : dubia ad
bonam

Pembahasan

Mengapa efusi pleura ??


(anamnesis)
Pasien :
1. Sesak
nafas
2. Batuk
3. Nyeri
bagian
dada

Teori :
Pada pasien efusi
pleura :
1. Sesak nafas
2. Batuk ( gangguan
pada paru dan juga
saluran
pernafasan)
3. Nyeri bagian dada
( akibat penekanan
pada saraf yang
menjalar di daerah
intercostal)

Mengapa efusi pleura ??


(pemeriksaan fisik)
Pasien :
1. Inspeksi : pergerakan
simetris
2. Palpasi : pergerakan
simetris, VF menurun
pada lapang paru kiri
3. Perkusi : suara dull
pada lapang paru kiri
mulai dari ICS 3
kebawah
4. Auskultasi : VBS
menurun di lapang
paru kiri, VR
menurun di lapang
paru kiri ICS 3
kebawah.

Pada beberapa kasus


biasanya lapang paru
yang mengalami efusi
pleura
pergerakannya
akan tertinggal karena
adanya cairan
Konduksi suara atau aliran
udara yang masuk ke
paru.
Karena
adanya
cairan
konduksi
menjadi
terhalang
Normal pada perkusi paru
akan menimbulkan suara
sonor, yang menunjukan
isi dari paru adalah udara,
apabila
menimbulkan
suara redup atau dull,
kemungkinan
akibat
terhalang
cairan
atau
suatu masa

Penentuan penyebab efusi


pleura
Susp.Tuberkulosis :
Anamnesis :
Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya batuk berdahak dan demam
yang dirasakan pasien sejak 1 minggu
yang lalu, penurunan berat badan
sebanyak 2 kg dalam waktu 1 bulan
dan penurunan nafsu makan karena
pasien selalu merasa mual

patofisiologi
Infeksi tuberculosis paru
Adanya nekrosis perkijuan

Menyebar secara hematogen

pecah
Masuk ke aliran
limfatik yang
menuju ke arah
pleura
Efusi pleura unilateral

Permeabilitas pembuluh darah meningkat


Efusi pleura bilateral

Usulan pemeriksaan

Pemeriksaan darah rutin :


Laju Endap Darah

Foto Toraks PA / Lateral

Tes tuberculin

Torakosintesis dan analisis


cairan pleura
Makroskopis : Warna,
kekeruhan
Sitologi cairan pleura :
jumlah sel, diff. count,
leukosit
Bakteriologi cairan
pleura
Biokimiawi: pH, diff.
count, leukosit
Kultur cairan pleura :
BTA langsung, kultur
BTA, Kultur
mikroorganisme

positif

meningk
at
Gambaran
perselubungan
opaque di
hemithorax kiri
setinggi ICS 3
kebawah

Cairan eksudat : berwarna


kuning
Analisis cairan pleura
menunjukan adanya
kuman tuberkulosis

Penentuan penyebab efusi


pleura
Susp.neoplasma primer :
Nyeri dada terutama saat pasien
menarik nafas dalam.

ALUR BERFIKIR
1. Keluhan tersering efusi pleura akibat neoplasma
adalah sesak nafas dan nyeri dada.
2. Pada kejadian neoplasma biasanya ditemukan efusi
pleura unilateral, tergantung dari lokasi neoplasma
tersebut.
3. Neoplasma bisa bersifat primer atau sekunder.
4. Untuk neoplasma sekunder bisa disingkirkan karena
dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik tidak
ditemukan tanda tanda neoplasma.

Harapan hasil pemeriksaan


penunjang
Hasil torakosintesis
Eksudat
Berwarna sero-santokrom /
hemoraggic

Ruang Traube
Merupakan rongga yang berbentuk
bulat sabit di area abdomen.
Margin : kosta ke 6, midaxillary line
sinistra, midclavicular line sinistra dan
costal margin sinistra
Kanan : tepi bawah lobus kiri hati
Kiri : anterior limpa
Superior : tepi bawah paru kiri

Definisi Efusi Pleura


Efusi pleura adalah pengumpulan
cairan di dalam rongga pleura akibat
transudasi
atau
eksudasi
yang
berlebihan dari permukaan pleura
Efusi pleura bukan merupakan suatu
penyakit, akan tetapi merupakan
tanda suatu penyakit.

Anatomi Pleura
Rongga pleura dibentuk oleh :
Membran serosa yg kuat berasal dari mesoderm
a. Pleura parietalis membungkus rongga dada
bagian dalam
b. Pleura viseralis membungkus paru
. Tebal rongga pleura 10-20 mikron
. Berisi cairan 25-50 CC yang berfungsi sebagai
bantalan

Cairan pleura
Normal cairan pleura < 20 ML
Fungsi cairan untuk lubrikasi
Cairan dibentuk dari pleura parietal dan di

absorbsi di pleura parietal melalui sistm limp


untuk pleura viseral tebal
Pembentukan cairan 0,01 ml/kg/jam dimana 25 x

lebih kecil dr kemampuan absorbsi sist limp


Capasitas sistim limp menyerab 0,25 ml/kg/ jam

ETIOLOGI EFUSI PLEURA

ETIOLOGI

INFEKSI
TUBERKULOSIS
NON TUBERKULOSIS
Pneumonia (para
pneumonia efusi )
Jamur

EFUSI

PLEURA
NON INFEKSI
Hipoproteine
mia
Neoplasma
Kelainan

Parasit

sirkulasi/

Virus

gagal jantung
Emboli paru

Etiologi
1. Peningkatan pembentukan cairan pleura
a. peningkatan cairan intersitial di paru :
gagal jantung kiri
pneumonia
emboli paru
b. Peningkatan tekanan intravaskuler di pleura:
gagal jantung kanan atau kiri
sindrom vena cava superior
Kilotoraks
Hematotoraks

c. Peningkatan kadar protein cairan pleura


atelektasis paru atau empiema
asites (hidrotoraks hepatik) atau dialisis
peritoneal
Pleuritis TB
Keganasan
d. Sumbatan duktus toraksikus
- Keganasan

2. Penurunan absorbsi cairan pleura


obstruksi saluran limfe parietal
peningkatan tekanan vaskuler sistemik
sindrom vena cava superior atau
gagal jantung kanan

KLASIFIKASI
Terdapat beberapa jenis efusi
berdasarkan penyebabnya, yakni :
Bila efusi berasal dari implantasi sel-sel
limfoma pada permukaan pleura.
Bila efusi terjadi akibat obstruksi aliran
getah bening.
Bila efusi terjadi akibat obstruksi duktus
torasikus (chylothorak).
Efusi berbentuk empiema akut atau
kronik.

Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi :


TRANSUDAT DAN EKSUDAT

TRANSUDAT
Dalam keadaan normal cairan pleura yang jumlahnya sedikit itu
adalah transudat. Biasanya hal ini terdapat pada:
Meningkatnya tekanan kapiler sistemik
Meningkatnya tekanan kapiler pulmonal
Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura
Menurunnya tekanan intra pleura

Penyakit-penyakit yang menyertai transudat adalah:


Gagal jantung kiri (terbanyak)
Sindrom nefrotik
Obstruksi vena cava superior
Asites pada sirosis hati (asites menembus suatu defek diafragma
atau masuk melalui saluran getah bening)

Eksudat
Eksudat merupakan cairan pleura
yang terbentuk melalui membran
kapiler yang permeable abnormal
dan berisi protein transudat.

Eksudat, disebabkan oleh :


Pleuritis karena virus dan
Pleuritis karena bakteri piogenik: permukaan pleura
dapat ditempeli oleh bakteri yang berasal dari
jaringan parenkim paru dan menjalar secara
hematogen.(Streptococcus paeumonie,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas, Hemophillus,
E. Coli, Pseudomonas, Bakteriodes, Fusobakterium,
dan lain-lain).
Pleuritis karena fungi penyebabnya: Kriptococcus,
dll. Karena reaksi hipersensitivitas lambat terhadap
fungi.

PARAMETER
Warna

TRANSUDAT

EKSUDAT

Jernih

Jernih,

< 1,016

berdarah
> 1,016

PMN < 50%

PMN > 50%

Rivalta

Negatif

Positif

Glukosa

60

Protein

plasma)
< 2,5 g/dl

(bervariasi)
>2,5 g/dl

< 0,5

> 0,5

TE/plasma
LDH

< 200 IU/dl

> 200 IU/dl

BAU

TDK BERBAU

BUSUK

Negatif

Positif

BJ
Jenis sel

Rasio protein

Bakteri
Leukosit
Kejernihan

mg/dl

<1000/m3,
netrofil
Jernih

(=

25

GD 60

% >1000/m3,
keruh

keruh,

mg/dl

Patogenesis
1. Langsung
Metastasis pleura dengan peningkatan permeabilitas

vaskuler
Metastasis pleura dengan obstruksi pembuluh limfe

pleura
Keterlibatan nodus limfatik mediastinum dengan

penurunan drainase limfatik pleura


Gangguan pada duktus torasikus
Obstruksi bronkus
Gangguan perikardium

2. Tidak langsung
Hipoproteinemia
Pneumonitis pasca obstruksi
Emboli paru
Pasca terapi radiasi

Patofisiologi
Efusi pleura terjadi oleh karena :
1. Penumpukan cairan pleura di dalam rongga
pleura akibat transudasi / eksudasi yang
berlebihan
2. Pembentukan > penyerapan
3. Pembentukan normal, penyerapan terganggu

Manifestasi Klinis Efusi Pleura

Pada anamnesis :
nyeri dada dan sesak
pernafasan dangkal
tidur miring ke sisi yang sakit.
Pada pemeriksaan fisik :
terlihat sesak nafas dengan pernafasan yang dangkal
hemitoraks yang sakit lebih cembung
ruang sela iga melebar, mendatar dan tertinggal pada
pernafasan
Fremitus suara melemah sampai menghilang
Pada perkusi terdengar suara redup sampai pekak di
daerah efusi
tanda pendorongan jantung dan mediastinum ke arah sisi
yang sehat
Pada auskultasi, suara pernafasan melemah sampai
menghilang pada daerah efusi pleura.
Pada pasien ditemukan tanda tanda dari efusi pleura.

1. Punksi pleura
Cairan hasil punksi dapat dibedakan dengan mengukur LDH dan protein.
Tipe eksudat jika minimal memenuhi 1 kriteria dibawah ini:
a. Protein cairan pleura/ serum protein >0,5
b. LDH cairan pleura/ LDH serum >0,6
c. LDH cairan pleura: lebih dari 200 IU atau 2/3 batas atas nilai normal di
dalam serum
jika ternyata kriteria di atas terpenuhi 1 atau lebih (ke arah eksudat)
sedangkan secara klinis lebih mengarah ke efusi transudat, perlu dilakukan
pengukuran perbandingan protein di dalam serum dengan cairan pleura.
Jika hasilnya >= 31g/dl (3,1 g/dl), berarti efusi tipe transudat.

Dosis obat antituberkulosis


(OAT)
Obat

Dosis harian

Dosis 2x/minggu

Dosis 3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

(mg/kgbb/hari)

(mg/kgbb/hari)

INH

5-15 (maks 300 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin

10-20 (maks. 600 mg)

10-20 (maks. 600 mg)

15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid

15-40 (maks. 2 g)

50-70 (maks. 4 g)

15-30 (maks. 3 g)

Etambutol

15-25 (maks. 2,5 g)

50 (maks. 2,5 g)

15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin

15-40 (maks. 1 g)

25-40 (maks. 1,5 g)

25-40 (maks. 1,5 g)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai