Efusi Pleura
Davie Muhamad
12100114081
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny.A
Jenis Kelamin: Wanita
TL/Umur : Bandung, 55 tahun
Alamat : Kp.Lembang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Status Marital : Menikah
Masuk Rumah Sakit : 3-02-2016
Tanggal Pemeriksaan : 4-02-2016
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas
ANAMNESIS KHUSUS
pasien mengeluh sesak nafas sejak 2 minggu
yang lalu. Sesak dirasakan tiba-tiba dan terus
menerus setiap harinya. Awalnya sesak dirasakan
saat kegiatan rumah tangga seperti biasanya
hingga sesak semakin berat. Sesak akan berkurang
apabila pasien beristirahat dengan posisi duduk.
Apabila berbaring pasien mengatakan sesak yang
dirasakan sama seperti sedang beraktifitas.
Keluhan ini mengganggu aktifitas pasien seharihari. Nafas pasien pun menjadi lebih cepat dari
biasanya. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan
oleh pasien dan belum pernah diobati sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, regular,equal, isi cukup
Respirasi : 22 x/menit, abdominothoracal.
Suhu : 36,5C
Berat badan : 68 kg
KEPALA
Rambut : Tidak kusam, hitam, tidak mudah dicabut
Kulit wajah : Pigmentasi (-), icteric (-), turgor (N),
lembab
Mata : Simetris, edema palpebrae (-) konjunctiva
tidak anemis, sclera tidak icteric, pupil bulat isokor,
refleks cahaya +/+
Hidung : Simetris, deviasi septum (-)
tidak
ada massa, tidak ada sekret.
Telinga : Deformitas (-), luka (-), benjolan (-),
otorrhea (-)
Mulut : Bibir kering, perdarahan gusi (-), lidah bersih
Gigi : Normal
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas kanan
: ICS V linea
parasternal
sinistra
Batas kiri : sulit dinilai
Batas atas : ICS II linea parasternal
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2
murni
reguler, redup,
murmur (-).
Pulmo Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Belakang
Inspeksi
Bentuk dan gerakan simetris
Perkusi
Hemithorax kanan : sonor
Hemithorax kiri :
ICS 3 ke atas sonor
ICS 3 kebawah redup
Palpasi
Hemithoraks kiri dan kanan: VF redup di lapang paru kiri
Auskultasi
Hemitoraks kanan : VR normal ,VBS normal, ronchi (-),
Wheezing (-)
Hemithoraks kiri :
5 5
DIAGNOSIS
Diagnosis banding :
1. Efusi Pleura Sinistra e.c
a. susp.TBC
b. susp. Neoplasma primer
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin : Hb, Ht, leukosit,
trombosit, glukosa, Laju Endap Darah.
Foto Toraks PA / Lateral
Tes tuberculin
Fungsi liver (SGOT,SGPT)
Fungsi ginjal (ureum,kreatinin)
Torakosintesis dan analisis cairan pleura
Makroskopis : Warna, kekeruhan
Sitologi cairan pleura : jumlah sel, diff. count,
leukosit
Bakteriologi cairan pleura
Biokimiawi: pH, diff. count, leukosit
Kultur cairan pleura : BTA langsung, kultur BTA,
Kultur mikroorganisme
PENATALAKSANAAN
Umum
Tirah baring
Edukasi
Khusus
Non medikamentosa: Oksigen 2L/menit , IV RL
2cc/kgBB/jam, torakosentesis, pleurodesis
medikamentosa :
Antibiotik awal : ciprofloxacin 2x250 mg
Antibiotik spesifik tergantung hasil kultur analisis cairan pleura.
Apabila positif TBC :
2RHZE 4HR
parasetamol 500mg 3x1 jika demam
Omeprazole 20 mg 1x1
PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ada sanationam : dubia ad
bonam
Pembahasan
Teori :
Pada pasien efusi
pleura :
1. Sesak nafas
2. Batuk ( gangguan
pada paru dan juga
saluran
pernafasan)
3. Nyeri bagian dada
( akibat penekanan
pada saraf yang
menjalar di daerah
intercostal)
patofisiologi
Infeksi tuberculosis paru
Adanya nekrosis perkijuan
pecah
Masuk ke aliran
limfatik yang
menuju ke arah
pleura
Efusi pleura unilateral
Usulan pemeriksaan
Tes tuberculin
positif
meningk
at
Gambaran
perselubungan
opaque di
hemithorax kiri
setinggi ICS 3
kebawah
ALUR BERFIKIR
1. Keluhan tersering efusi pleura akibat neoplasma
adalah sesak nafas dan nyeri dada.
2. Pada kejadian neoplasma biasanya ditemukan efusi
pleura unilateral, tergantung dari lokasi neoplasma
tersebut.
3. Neoplasma bisa bersifat primer atau sekunder.
4. Untuk neoplasma sekunder bisa disingkirkan karena
dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik tidak
ditemukan tanda tanda neoplasma.
Ruang Traube
Merupakan rongga yang berbentuk
bulat sabit di area abdomen.
Margin : kosta ke 6, midaxillary line
sinistra, midclavicular line sinistra dan
costal margin sinistra
Kanan : tepi bawah lobus kiri hati
Kiri : anterior limpa
Superior : tepi bawah paru kiri
Anatomi Pleura
Rongga pleura dibentuk oleh :
Membran serosa yg kuat berasal dari mesoderm
a. Pleura parietalis membungkus rongga dada
bagian dalam
b. Pleura viseralis membungkus paru
. Tebal rongga pleura 10-20 mikron
. Berisi cairan 25-50 CC yang berfungsi sebagai
bantalan
Cairan pleura
Normal cairan pleura < 20 ML
Fungsi cairan untuk lubrikasi
Cairan dibentuk dari pleura parietal dan di
ETIOLOGI
INFEKSI
TUBERKULOSIS
NON TUBERKULOSIS
Pneumonia (para
pneumonia efusi )
Jamur
EFUSI
PLEURA
NON INFEKSI
Hipoproteine
mia
Neoplasma
Kelainan
Parasit
sirkulasi/
Virus
gagal jantung
Emboli paru
Etiologi
1. Peningkatan pembentukan cairan pleura
a. peningkatan cairan intersitial di paru :
gagal jantung kiri
pneumonia
emboli paru
b. Peningkatan tekanan intravaskuler di pleura:
gagal jantung kanan atau kiri
sindrom vena cava superior
Kilotoraks
Hematotoraks
KLASIFIKASI
Terdapat beberapa jenis efusi
berdasarkan penyebabnya, yakni :
Bila efusi berasal dari implantasi sel-sel
limfoma pada permukaan pleura.
Bila efusi terjadi akibat obstruksi aliran
getah bening.
Bila efusi terjadi akibat obstruksi duktus
torasikus (chylothorak).
Efusi berbentuk empiema akut atau
kronik.
TRANSUDAT
Dalam keadaan normal cairan pleura yang jumlahnya sedikit itu
adalah transudat. Biasanya hal ini terdapat pada:
Meningkatnya tekanan kapiler sistemik
Meningkatnya tekanan kapiler pulmonal
Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura
Menurunnya tekanan intra pleura
Eksudat
Eksudat merupakan cairan pleura
yang terbentuk melalui membran
kapiler yang permeable abnormal
dan berisi protein transudat.
PARAMETER
Warna
TRANSUDAT
EKSUDAT
Jernih
Jernih,
< 1,016
berdarah
> 1,016
Rivalta
Negatif
Positif
Glukosa
60
Protein
plasma)
< 2,5 g/dl
(bervariasi)
>2,5 g/dl
< 0,5
> 0,5
TE/plasma
LDH
BAU
TDK BERBAU
BUSUK
Negatif
Positif
BJ
Jenis sel
Rasio protein
Bakteri
Leukosit
Kejernihan
mg/dl
<1000/m3,
netrofil
Jernih
(=
25
GD 60
% >1000/m3,
keruh
keruh,
mg/dl
Patogenesis
1. Langsung
Metastasis pleura dengan peningkatan permeabilitas
vaskuler
Metastasis pleura dengan obstruksi pembuluh limfe
pleura
Keterlibatan nodus limfatik mediastinum dengan
2. Tidak langsung
Hipoproteinemia
Pneumonitis pasca obstruksi
Emboli paru
Pasca terapi radiasi
Patofisiologi
Efusi pleura terjadi oleh karena :
1. Penumpukan cairan pleura di dalam rongga
pleura akibat transudasi / eksudasi yang
berlebihan
2. Pembentukan > penyerapan
3. Pembentukan normal, penyerapan terganggu
Pada anamnesis :
nyeri dada dan sesak
pernafasan dangkal
tidur miring ke sisi yang sakit.
Pada pemeriksaan fisik :
terlihat sesak nafas dengan pernafasan yang dangkal
hemitoraks yang sakit lebih cembung
ruang sela iga melebar, mendatar dan tertinggal pada
pernafasan
Fremitus suara melemah sampai menghilang
Pada perkusi terdengar suara redup sampai pekak di
daerah efusi
tanda pendorongan jantung dan mediastinum ke arah sisi
yang sehat
Pada auskultasi, suara pernafasan melemah sampai
menghilang pada daerah efusi pleura.
Pada pasien ditemukan tanda tanda dari efusi pleura.
1. Punksi pleura
Cairan hasil punksi dapat dibedakan dengan mengukur LDH dan protein.
Tipe eksudat jika minimal memenuhi 1 kriteria dibawah ini:
a. Protein cairan pleura/ serum protein >0,5
b. LDH cairan pleura/ LDH serum >0,6
c. LDH cairan pleura: lebih dari 200 IU atau 2/3 batas atas nilai normal di
dalam serum
jika ternyata kriteria di atas terpenuhi 1 atau lebih (ke arah eksudat)
sedangkan secara klinis lebih mengarah ke efusi transudat, perlu dilakukan
pengukuran perbandingan protein di dalam serum dengan cairan pleura.
Jika hasilnya >= 31g/dl (3,1 g/dl), berarti efusi tipe transudat.
Dosis harian
Dosis 2x/minggu
Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
(mg/kgbb/hari)
(mg/kgbb/hari)
INH
Rifampisin
Pirazinamid
15-40 (maks. 2 g)
50-70 (maks. 4 g)
15-30 (maks. 3 g)
Etambutol
50 (maks. 2,5 g)
Streptomisin
15-40 (maks. 1 g)
TERIMA KASIH