Anda di halaman 1dari 30

Pengertian DDH

DDH (Developmental Dysplasia of the


Hip) :

kondisi dimana pasien dilahirkan dengan dislokasi atau


instabilitas panggul, yang mengakibatkan terjadinya displasia
panggul

meliputi subluksasi (dislokasi parsial) atau dislokasi caput femoris


seperti dislocated hip dan dislocatable hip dan acetabular
dysplasia

PATOFISIOLOGI
Pemendekan

VARIASI DDH
Teratologic

Faktor resiko
(85%)

Prevalensi
1 hingga 1,5 kasus per
1000 kelahiran
Etnis kulit putih > kulit
hitam
Wanita:laki-laki( 7 :1)
panggul kiri : panggul
kanan (60% : 20%)
Tradisi membedung bayi
meningkatkan terjadinya
DDH

Diagnosa
Diagnosa pada ddh berdasarkan:
Anamnesa
Neonatal screening
Pemeriksaaan fisik
Imaging:
Ultrasonografi
Xray: xray polos, artrografi
CT/MRI

Pemeriksaan fisik
Neonatusinspeksi
Manuver Ortolani
Pasien posisi supinasi ibujari pemeriksa
diletakkan di dalam paha, telunjuk di pangkal
paha luarSendi panggul dan sendi lutut
diposisikan fleksi 90dengan gentle
ditraksi kemudian diabduksi dan digerakkan
eksorotasi bersamaan dengan cara menekan
trochanter mayor dengan jari-jari ke-2 dan 3
kearah medial(+) terasa clunck atau
jerk.

Manuver barlow
Sendi panggu dan lutut flexi 90sendi
panggul di adduksikansedikit tekanan
ke posterior femur terdorong keluar
dari acetabulum jika hips tidak stabil
(+) jika suara clunk

Bayi :
gerakan abduksi terbataskontraktur
otot
Lipatan kulit tidak sama pada paha kiri
dan kanan
Perineum melebar
Galeazzi sign positif:pasien
supinasiKedua sendi panggul dan lutut
difleksikan (+)asimetrisan dari lutut/
kaki salah satu lebih pendek
Nelaton sign positif: trochanter mayor
terletak proksimal dari garis Nelaton

Anak sudah berjalan:


Keterlambatan berjalan
test Trenderenburg positif
bilateral jalannya seperti bebek (waddle
gait)
Nelaton sign (+)
Klisic sign : satu jari pada trochanter
mayor dan jari lainnya pada SIAS
tanda dislokasibila ditarik garis lurus
dari dua Titik diatas, garis ini terletak
dibawah umbilicus

Pemeriksaan penunjang
USG
sering false positif pada screning
bisa digunakan pada bayi < 6 bln

Xray pelvic
Kerugian: radiasi
Dilakukan pada usia 5 bln
Dibuat garis imajiner : Hilgenreiner,
Perkins, Shenton

Computed Tomography (CT)-Scan


dan Magnetic Resonance imaging
(MRI)
CT scan lebih cepat dan murah dari MRI
tidak spesifik
MRI lebih spesifik mencari penyebab
DDH

Arthrografi
profil kartilago
Stabilitas dinamik sendi panggul

Penatalaksanaan

Pelvic osteotomies
Salters innominate
Antero lateral approach (smithPetterson)
Medial Adductor approach (Ludlhoff)

Medial Adductor
approach (Ludlhoff)
Insisi 5-7cm sejajar diatas
m.adductor longus mulai dari
dekat ramus pubis
Fasia dibuka, adductor longus
diretraksi ke anterior, adductor
magnus dan gracilis ke posterior
Tendon iliopsoas dipotong pada
insersinya di trochanter minor
(release hourglass configuration)
Kapsul dibuka bentuk T : ligamen
ters dipotong, semua jaringan
fibrous (pulvinar) dibersihkan,
rongga acetabulum jadi lebih luas
Imobilisasi dengan double spica

Antero lateral
approach (smithPetterson)
Insisi: sedikit oblique dibawah
crista iliaca dan SIAS (7-10 cm).
Fascia lata dibuka, hati-hati
lateral femoral cutaneus nerve
Anterior tensor fascia lata,
rectus femoris dan sartorius
dibuka secara tumpul dari distal
ke proksimal.
Apophysis crista iliaca (cartilage)
dibelah sampai dalam
Apophysis bersama gluteus
medius, gluteus minimus dan
tensor fascia lata dilepaskan dari
crista iliaca subperiosteal
dengan rasparatorium kearah
distal sehingga tampak kapsul

Rectus femoris dipotong


dari 2 origonya dibebaskan
dari jaringan sekitarnya .
Iliopsoas yang keluar dari
fossa iliaca: dilakukan
release pada tendomuscular untuk
pemanjangan musculus
iliopsoas
Kapsul dibuka dengan
insisi T
Sendi dibuka: jaringan ikat
dalam pulvinar, ligamen
teres, ligamen transversal
di eksisi. Inverted limbus
direposisi dengan hook

Reposisi caput femoris dan stabil.


Kapsul dijahit capsuloraphy otot-otot
dikembalikan dengan menjahit ke
asalnya
Imobilisasi: satu setengah spica atau
double spica, sedikit internal
rotation, abduksi, sedikit hip flexion

1. Reducible (bila reposisi, tanpa


kesulitan):
2.Bila
Unreducibel
(tidak bisaRekonstruksi
direposisi)
stabil dalam posisi
1. Hanya endorotasi saja
2. Abduksi dan endorotasi
3. Fleksi, abduksi dan
endorotasi

dilakukan
dilakukan
dilakukan

Derotasi osteotomi dengan sedikit varus.


Varus dan rotasi osteotomi femur.
Osteotomi innominata dan osteotomi
femur

Salters innominate
Persyaratan:
1. Hip reduction yang komplit dan
konsentris.
2. ROM yang normal atau mendekati
normal.
3. Iliopsoas, rectus femoris dan
aduktor tidak mengalami kontraktur.
4. Persendian yang congruens
5. Umur > 18 bulan

Peralatan khusus

Gigli saw

Muller clamp

Rang
retractors

Salters
innominate
Insisi Kulit..
Otot-otot pada iliaca
dibebaskan subperiosteal,
sampai ke sciatic notch
(subperiosteal
Dengan memasang retralitor /
elevator subperiosteal, gigli
dimasukkan pada sciatic nocth
dengan bantuan right-angle
forceps dari medial.
Dengan gigli dilakukan
osteotomi dari sciatic notch
kedepan (spina iliaca
anterior inferior (SlAlJ), tegak
lurus dengan tepi ilium
(innominate osteotomy).
Osteotomi dimulai dari bagian
inferior sciatic nocth

Handle gigli dipertahankan


posisi lebar saat menggergaii
tulang. Arahkan osteotomi ini
tepat dibawah SIAI
Retractor dipertahankan.
Pengambilan graft dari tulang
ileum berbentuk segitiga. Hip
diletakkan pada posisi fleksi
90, abduksi maksimal,
eksorotasi 90 dan distraksi.
Dengan Muller clamp,
fragmen distal bagian
belakang ditarik sehingga
terjadi rotasi dari distal dan
lateral serta kearah depan,
dengan demikian permukkan
osteotomi terbuka kearah
depan.
Uiung tulang bagian posterior
selalu dipertahankan tertutup,
dengan memakai cob-elevator

Post operative:
X'Ray.
evaluasi reguler: tiap 3 minggu.
checkgraft collaps ?, migrasi ?, pin
migrasi ?, patah ?.
spica dipertahankan 6 minggu.
mobilisasi partialweight-bearing
(PWB) 12 minggu.
K-wire dilepas bila sudah konsolidasi.

Anda mungkin juga menyukai