.pendahuluan
Anemia Hemolitik
Usia eritrosit pendek akibat hancurnya
eritrosit anemia
Penyebab
Kelainan dr eritrosit (Intrakospuskuler)
membran, enzim, hemoglobin
Kelainan diluar eritrosit Imun >>
EXTRAVASCULAR
pemecahan eritrosit oleh
makrofag sistem RES
kerusakan yg tidak berat
INTRAVASCULAR Lisis
eritrosit terjadi dalam sirkulasi
tjd pd kerusakan yg hebat
Gejala Klinis
Laboratorium
1. Bukti adanya katabolisme Hb
akibat usia eritrosit yang pendek
bilirubin indirek
LDH (lactate dehidrogenase)
haptoglobin (mengikat hemoglobin
bebas di dalam darah)
urobilinogen feses dan urin
Hemoglobinuria, hemosiderinuria
hemolisis intravaskuler
laboratorium
Klasifikasi menurut
penyebab
1. Defek membran (sferositosis, eliptositosis,
stomatositosis herediter)
2. Defek enzim (G6PD, piruvat kinase)
3. Defek hemoglobin (Hemoglobinopati, talasemia)
DEFEK MEMBRAN
SFEROSITOSIS HEREDITER
Eritrosit berbentuk seperti sferis (bola)
Biasanya diturunkan (75% kasus),
terutama autosomal dominan
Klinis
bervariasi : asimptomatik sp
berat
Pucat, ikterik, mudah lelah
Splenomegali
Batu empedu - 50%
Riwayat keluarga
Laboratorium
Anemia
Terapi
Folic Acid 1 mg mencegah defisiensi sekunder as
folat
Transfusi darah pada penyakit yg berat
Splenektomi
ELIPTOSITOSIS HEREDITER
Eritrosit berbentuk seperti elips
(oval)
DEFEK ENZIM
Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase
(G6PD) Deficiency
Glyceraldehyde-3-phosphate
+
Fructose-6-phosphate
Pentose Shunt
Ribose-5-phosphate
NADPH
NADP
+
6-Phosphogluconate
NADPH
G6P
Dehydrogenase
yceraldehydephosphate
GSH
H2O2
GSH
reductase
GSSG
NADP+
GlucoseGlucose
6-phosphate ADP ATP
H2 O
Catalase
O2
Faktor Pencetus
Obat :
obat antimalaria
sulfonamides (antibiotik)
aspirin
non-steroidal anti-inflammatory drugs (AINS)
nitrofurantoin
quinidine
quinine
dll
Lain-lain:
Terpapar dengan kapur barus atau fava bean
Klinis:
Terjadi hemolisis setelah terpapar obat,
infeksi, memakan fava bean
Pucat
Kuning
Urin berwarna gelap
Splenomegali
Laboratorium:
Darah tepi: Bite cells, blister cells,
irregular small cells, Heinz bodies,
polikromasi
Kadar G6PD rendah
Terapi:
Hentikan dan hindari obat pencetus atau
obati infeksi
Transfusi darah jika diperlukan
DEFEK HEMOGLOBIN
Talasemia
Penyakit anemia hemolitik akibat terjadinya
mutasi genetik gangguan pembentukan Hb
sintesis rantai globin (kuantitatif)
Diturunkan secara autosomal resesif
Insiden di Indonesia 3-8%
Ditemukan tersebar di seluruh ras Mediterania,
Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara
Terminologi
Patofisiologi
Kurang produksi rantai globin
Klasifikasi
Berdasarkan rantai polipeptida yg
mengalami gangguan:
Talasemia
Talasemia
Berdasarkan Klinis:
Talasemia Mayor gejala klinis berat
Talasemia Intermediat
Talasemia Minor gejala klinis ringan
Klinis
Talasemia Mayor
Anemia gejala muncul usia 6 bulan-2
tahun
Kuning, biasanya ringan
Hepatosplenomegali
Fasies abnormal (fasies Cooley) Dahi
lebar, depresi nasal bridge, penonjolan
tulang pipi, maloklusi gigi
Gagal tumbuh
Laboratorium
Hematologi:
Anemia mikrositik, hipokrom
Retikulositosis
Dpt terjadi lekopeni dan trombositopenia akibat
hipersplenisme
Darah tepi: sel target, anisositosis (ukuran berbeda),
poikilositosis (bentuk berbeda)
Hb A2 meningkat, HbF N atau meningkat (talasemia
beta)
HbH dan HbBart (talasemia alfa)
SST : Hiperplasia eritroid
Feritin serum meningkat
Diagnosis
Gejala Klinis
Analisis hemoglobin
HbA , Hb A2, Hb F normal atau
talasemia beta
Hb Bart dan HbH positif, HbA , Hb A2 ,
Hb F
Analisis kromosom
Tatalaksana
Transfusi darah utama 1 kali 3-4
minggu
Terapi kelasi mengeluarkan
kelebihan besi dari tubuh akibat
transfusi jangka lama
Desferioksamin
Deferasirox
Deferiprone
Hemoglobinopati
Anemia hemolitik yang disebakan karena
gangguan pada rantai globin dimana terjadi
penggantian asam amino (kualitatif)
Contoh :
Hb C penggantian asam amino lisin dari
seharusnya asam glutamat (posisi 6 rantai beta)
Hb S (anemia sel sabit) penggantian valin dari
seharusnya asam glutamat (posisi 6 rantai beta)
Hb E penggantian asam amino lisin dari
seharusnya asam glutamat (posisi 26 rantai beta)