Anda di halaman 1dari 18

Perbedaan

Tradisional
dengan Activity
Based Costing

Tujuan dari Activity Based Costing (ABC) adalah untuk membebankan baiya
tidak langsung dengan lebih akurat. Model Activity Based Costing tidak akan
memperbaiki cara pembebanan biaya langsung, karena pembebanan
tersebut sudah menghasilkan angka yang akurat

Dalam pembebanan biaya secara tradisional, semua biaya akan dicoba


dibebankan pada obyek biayanya, hal ini berakilbat ada biaya yang dapat
dibebankan secara akurat pada masing-masing produknya.

Obyek biaya adalah tempat dimana biaya akan dibebankan misalkan produk
atau pelanggan. Obyek biaya yang dipakai adalah produk.

. Kelompok biaya inilah yang disebut sebagai biaya langsung seperti biaya
bahan mentah langsung maupun biaya buruh langsung. Klasifikasi biaya
langsung tidak hanya dibatasi pada biaya produksi saja, namun juga harus
termasuk biaya umum, administrasi dan penjualan. Jika ada biaya dari
kelompok biaya umum, administrasi dan penjualan yang dapat ditelusuri
dengan akurat pada masing-masing produk, maka biaya-biaya tersebut juga
akan dikelompokkan sebagai biaya langsung.

Dalam model pembebanan biaya tradisional, lebih banyak lagi biaya yang
tidak dapat dibebankan secara akurat pada masing-masing produknya atau
dengankata lain merupakan biaya tidak langsung.
Untuk biaya tidak langsung maka pembebanan biaya dilakukan melalui dua
tahap.
1.Dalam tahap pertama biaya akan dibebankan pada aktivitas.
2.Setelah biaya aktivitas diperoleh, barulah biaya tersebut yang akan
dibebankan pada produknya.

Alasan Perbedaan Hasil


Alokasi Tradisional Dengan
Dalam
model Activity Based
Costing, aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh
Activity
Based
Costing
perusahaan dapat dibagi menjadi empat tingkata, yaitu:
1.Unit Level Activities
2.Batch Level Activities
3.Product Level Activities
4.Facility Level Activities

Unit level activities


Unit level activities atau aktivitas tingkat unit akan dilakukan semakin banyak
atau sedikit tergantung dari jumlah unit yang diproduksi. Semakin banyak
unit yang dibuat, maka aktivitas tersebut akan dilakukan semakin banya.

batch level acivities


Sebaliknya batch level acivities atau aktivitas tingkat batch banyak
sedikitnya tidak tergantung dari berapa banyak unit yang diproduksi atau
dijual perusahaan, namun justru tergantung dari jumlah batch aktivitas
tersebut. Bisa saja jumlah unit yang diproduksi lebih sedikit, namun aktivitas
tingkat batch-nya justru besar.

Product level activities


Product level activities atau aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang
akan semakin banyak dilakukan apabila perusahaan makin memiliki banyak
jenis produk. Contoh dari jenis aktivitas ini adalah aktivitas riset dan
pengembangan. Aktivitas riset dan pengembangan akan dilakukan semakin
banyak, apabila perusahaan memiliki jenis atau variasi produk yang lebih
banyak.

Facility level activities


Facility level activities adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan, namun tidak terkait langsung dengan produk. Aktivitas-aktivitas
ini dilakukan untuk perusahaan secsara keseluruhan.

Biaya traditional
Untuk pembebanan biaya yang bersifat tradisional, bahwa dasar pembebanan
biaya tidak langsung secara tradisional adalah dengan mempergunakan:
1.Unit produksi
2.Jam buruh langsung
3.Biaya buruh langsung
4.Jam mesin
5.Biaya bahan mentah langsung

Tidak seperti activity based costing yang memiliki empat tingkatan


pembebanan, kesemua dasar pembebanan secara tradisional adalah
pembebanan berdasarkan tingkat unit (unit level). Pembebanan tingkat unit
ini akan menyebabkan pembebanan biaya tidak langsung yang besar untuk
produk dengan volume besar, dan pembebanan biaya tidak langsung yang
kecil untuk produk dengan volume kecil.

Activity Based Costing dengan


Idle Capacity (Time Driven
Activity Based Costing)
Kelemahan model activity based costing yang telah dibahas adalah model ini

hanya akan memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan yang


akurat saat ini. Namun demikian, jika model activity based costing ini tidak
dapat dipergunakan untuk melihat dari dampak efisiensi yang dilakukan
perusahaan. Meskipun perusahaan dapat melakukan efisiensi sedemikian
rupa, sehingga dapat menghilangkan salah satu aktivitas yang dilakukannya.
Hal tersebut belum tentu menjamin bahwa biaya-biaya yang dikeuarkan
perusahaan otomatis akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, jika
perusahaan menghilangkan aktivitas, maka biaya tetap dari aktivitas
tersebut tidak serta merta menghilang, yang dapat dihilangkan adalah biaya
non tetap.

Karena itu, model activity based costing yang dapat dipergunakan untuk
efisiensi adalah model activity based costing yang memisahkan biaya tetap
dengan biaya non tetap.

Dalam model activity based costing, pembagian biaya berdasarkan perilakunya dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.Biaya Fleksibel (flexible costs), biaya fleksibel merupakan kategori biaya yang
berfluktuasi sesuai dengan jumlaj aktivitas yang dilakukan perusahaan. Semakin
banyak aktivitas yang dilakuakn, maka biaya ini akan semakin tinggi dan sebaliknya.
Jika perusahaan dapat meniadakan sebuah aktivitas, makan biaya fleksibel inilah yang
otomatis dapat dihilangkan.
2.Biaya Tetap (committed costs), biaya tetap dalam bahasa inggrisnya disebut dengan
committed costs, karena biaya-biaya ini mucul akibat adanya komitmen perusahaan
terhadap penggunaan sumber daya intuk melakukan sesuatu aktivitas. Komitmen
tersebut sudah dilakukan untuk suatu jangka waktu tertentu, sehingga sulit untuk
dibatalkan. Contoh dari committed costs adalah biaya gaji dari pegawai tetap, biaya
pentusutan, biaya sewa, biaya pajak bumi dan bangunan dan sebagainya. Biaya-biaya
inilah ykankg akan tetap muncul walaupun perusahaan sudah dapat menghilangkan
aktivitas yang memaka biaya-biaya tersebut. Jika aktivitas dihilangkan, maka biayabiaya tersebut akan menjadi beban perusahaan dalam bentuk kapasitas menganggur.

Dalam model activity based costing ini, maka biaya committed ini harus
dibebankan berdasarkan kapasitas teoritis (theoritical capacity), atau
kapasitas praktikal (practical capacity). Kapasitas teoritis adalah kapasitas
maksimal dari penggunaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Misalkan,
perusahaan membayar seseorang untuk bekerja dalam perusahaan selama 8
jam per harinya. Jumlah itulah yang akan menjadi kapasitas teoritis orang per
harinya. Sedangkan kapasitas teoritis dari mesin adalah kapasitas terpasang
dari mesin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai