Anda di halaman 1dari 29

An Assessment of Outcomes With

Intramedullary
Fixation of Fractured Ribs
Silvana Marasco, Margaret Quayle, Robyn Summerhayes, Ilija D. utalo3 and Petar Liovic
Cardiothoracic Surgery Department, the Alfred Hospital, 55 Commercial Rd, Prahran 3181,
Australia
Department of Surgery, Monash University, Melbourne, VIC, Australia
Marasco et al. Journal of Cardiothoracic Surgery (2016) 11:126
DOI 10.1186/s13019-016-0510-3

Auliadi Anshar S.Ked

Pembimbing
dr. Teuku Zulfikar Sp. P (K) FIRS

Latar Belakang
Manajemen pembedahan fraktur rib
dengan fiksasi interna menjadi terapi
yang semakin banyak diterima
terutama pada kasus-kasus cedera
dada (flail chest).

Latar Belakang
Bersamaan dengan kondisi tersebut,
spesifik protease untuk fiksasi tulang
rib sedang dikembangkan untuk
meningkatkan hasil & meminimalkan
kegagalan fiksasi.

Latar Belakang
The Synthes titanium intramedullary
splint cocok untuk mengatasi
kesulitan dalam mengakses area
seperti, fraktur rib posterior dan
fraktur rib di bawah skapula.

Latar Belakang
Kami menganalisis serangkaian
kasus pasien yang menggunakan
protease tersebut untuk fikasasi rib.

Metode
Sampel: 15 pasien dengan 35 splint
intramedulla.

Metode
Pencitraan saat preoperatif dengan
3D CT dilakukan pada semua pasien
untuk mengkonfirmasi diagnosis dan
rencana pembedahan.

Metode
Follow-up: Pada bulan ke-3 dan ke-6
dengan 3D CT dengan rincian
penilaian:
Keselarasan tulang,
Pembentukan kalus dan
penyembuhan,
Deformitas residual,
Kegagalan alat atau cut through.

Metode
Komputerisasi dengan finite element
analysis (FEA) digunakan untuk
fraktur posterior dengan atau tanpa
intramedullary fixation splint.

Hasil Penelitian
13 dari 15 pasien menjalani fiksasi
tulang rusuk dalam waktu 7 hari dari
waktu cedera mereka dan 2 pasien
berada dalam kondisi rasa sakit yang
kronis serta malunion.
1 pasien (Pr, 77 thn) meninggal
dalam perawatan dirumah sakit.

Hasil Penelitian
14 pasien semuanya adalah laki-laki.
Rata-rata umur semua pasien adalah
52 tahun (32-77 tahun).

Hasil Penelitian
Jumlah rata-rata dari fraktur rib/pasien
adalah 7 (berkisar 4-14) dan jumlah
rata-rata fiksasi rib/pasien adalah 5
(berkisar 4-7) dengan rata-rata 2
splint (berkisar 1-5) digunakan
sebagai bagian dari strategi fiksasi.
Dengan demikian, ada 33 fraktur yang
terfiksasi dengan splint intramedula
untuk diamati.

Hasil Penelitian
Dari 33 fraktur yang terfiksasi
dengan splint intramedula, 6
diantaranya terletak leteral dan
sisanya pada fraktur tulang rusuk
posterior.

Hasil Penelitian
Kami tidak memiliki data mengenai
durasi operasi karena sering pada
operasi dibagi dengan spepialis lain
untuk menangani fraktur selain
tulang rusuk.

Hasil Penelitian
Hasil Follow-up:
Penyembuhan komplit pada 3
fiksasi (9%),
Penyembuhan partial pada 28
fiksasi (85%),
Non-union tercatat pada 2 fiksasi
(6%).

Hasil Penelitian
Nyeri nyata berkurang pada 3 bulan
pada semua pasien dengan hanya 2
pasien masih membutuhkan
analgesik opiat.

Hasil Penelitian
10 dari 14 pasien telah bekerja sebelum
kecelakaan.
7 dari 10 telah kembali bekerja dalam bulan.
Dari 3 pasien yang tidak kembali bekerja, 1
diantaranya dilaporkan berkonsultasi dengan
unit paint.
2 pasien lainnya dengan cedera tidak
bekerja karena berdampak pada
kemampuan mereka untuk kembali bekerja.

Hasil Penelitian
Sisanya 4 pasien yang awalnya tidak
bekerja dilaporkan bahwa tidak ada
batasan untuk aktivitas hidupnya
sehari-hari.

Hasil Penelitian
3 pasien diketahui menggunakan splint
dengan cut throughs yang semuanya
terjadi melalui korteks superior.
1 pasiennya asimtomatik dan 2 pasien
dengan gejala yang membutuhkan
removal splint.
Pada kedua pasien tersebut, kondisi
tersebut diduga terjadi setelah mereka
bersin.

Pembahasan
Kekakuan bahan titanium mencapai
fiksasi pada tempat fraktur dengan
cara membidai fraktur dengan cara
bersandar pada korteks bagian
dalam.
Namun tidak ada fiksasi distal seperti
itu.

Pembahasan
Seperti yang ada dalam model FEA,
hal tersebut akan meninggalkan
ruangan untuk melakukan
perpindahan di lokasi fraktur.
Kondisi tersebut belum tentu
merugikan dalam dirinya, karena
pergerakan kecil dapat merangsang
pembentukan osteoblas dan
menginduksi penyembuhan tulang.

Pembahasan
Dalam analisis ini, kami mencatat
terdapat kegagalan hardware, tetapi
kegagalan tersebut hanya tercatat di
2 pasien.
Menariknya, kedua pasien
mengalami peningkatan nyeri
setelah bersin.

Pembahasan
Dalam studi lain, kinerja splints rib
titanium lebih baik dibandingkan
dengan kabel Kirschner, karena K
Wires menunjukkan hasil stabilitas
yang rendah dan kolaps lokasi fraktur
secara progresif.

Pembahasan
Dalam studi lain, kinerja splints rib
titanium lebih baik dibandingkan
dengan kabel Kirschner, karena K
Wires menunjukkan hasil stabilitas
yang rendah dan kolaps lokasi fraktur
secara progresif.

Kesimpulan
Penelitian ini adalah suatu review
deskriptif retrospektif dari
serangkaian kasus klinis dan
dirancang untuk menjadi hipotesis
secara general saja.

Kesimpulan
Dampak fiksasi rib intramedulla
dengan satu titik fiksasi pada
penyembuhan fraktur mungkin
hanya secara akademik.

Kesimpulan
Penggunaan fiksasi intramedulla
menarik, karena cocok untuk akses
minimal invasif, dan dapat
meminimalkan komplikasi potensi
logam teraba pada pasien kurus.

Kesimpulan
Analisis lebih lanjut dari hasil dengan
splints intramedulla dibenarkan dan
juga pengembangan lebih lanjut dari
protesa fiksasi rib yang sama.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai