Jusuf Irianto
Dosen FISIP Universitas Airlangga
Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan,
Pelatihan, dan Pengembangan
Masyarakat Universitas Airlangga
Peramalan
(Forcasting/Prediction)
Penyimpulan
Praktis
Hasil Kebijakan
EVALUASI
PELIPUTAN
(Exposure)
REKOMENDASI
TINDAKAN
KEBIJAKAN
KETERANGAN:
Kerangka kerja proses analisa kebijakan diatas
menggambarkan komponen INFORMASI dan METODE
yang digunakan analis untuk menghasilkan dan
memindahkannya.
Penggunaan metode-metode analisa (perumusan
masalah, peramalan, peliputan, evaluasi, dan
rekomendasi) memungkinkan analis memindahkan
salahsatu informasi ke informasi lainnya, yang disebut
POLICY INFORMATIONAL TRANSFORMATION
(masalah kebijakan, alternatif kebijakan, tindakan
kebijakan, hasil kebjakan, dan hasil guna kebijakan) dapat
di transformasikan dari satu posisi ke posisi lainnya
dengan menggunakan metode analisa kebijakan
HASIL IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
PERAMALAN
(PREDICTION
)
EVALUASI
ALTERNATIF (SOLUSI)
KEBIJAKAN
PELIPUTAN
(PUBLIKASI)
REKOMENDASI
TINDAK LANJUT
(ACTION
RECOMMENDATION)
- EKSEKUTIF
- Swasta
- Masyarakat
IMPLEMENTASI
EKSEKUTIF
LEGISLATIF
Swasta
Masyarakat
FORMULASI
EVALUASI
LEGISLATIF
EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
Swasta
Masyarakat
Yudikatif
3.
SEJARAH
PERKEMBANGAN
STUDI KEBIJAKAN
ILMU EKONOMI
Ilmu Administrasi?
Krisis Identitas
Ilmu Administrasi
CPA/SPAN
Administrasi Pembangunan
Paradigma
Adm.Negara/Publik
PUBLIC POLICY + PUBLIC AFFAIRS
PRINSIP GIGO
GI = Garbage In (masukan sampah)
GO = Garbage Out (keluaran sampah)
GI
GO
PLANNING
0RGANIZIN
G
ACTUATIN
G
CONTROLLI
NG
IMPLEMENTATION GAP
Adalah suatu keadaan dimana dalam proses
kebijakan selalu akan terbuka kemungkinan
perbedaan antara apa yang diharapkan
(direncanakan) oleh pembuat kebijakan dengan
apa yang senyatanya dicapai (sebagai hasil atau
prestasi dari pelaksanaan kebijakan)
Hal itu dikarenakan dalam proses
implementasinya sering dipengaruhi oleh banyak
hal terutama lingkungan dimana kebijakan itu
diimplementasikan.
ALTERNATIF SOLUSI
Untuk mengurangi terjadinya implementation gap, maka
dalam proses kebijakan publik perlu adanya sebuah
evaluasi kebijakan
Artinya, evaluasi kebijakan mempunyai peranan penting
dalam menentukan kesuksesan kebijakan
Dengan demikian, tujuan pokok dari evaluasi kebijakan
publik bukanlah untuk menyalahkan, akan tetapi untuk
mengetahui seberapa besar kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan dari suatu kebijakan publik;
Sehingga dapat dilihat dan diketahui dimana letak
kekurangan dari proses kebijakan tersebut untuk
kemudian dapat segera diperbaiki kekurangan tersebut.
KONSTRIBUSI EVALUASI
Untuk segera mengetahui impact positif/ negatif
yang dihasilkan dalam perumusan kebijakan
hingga implementasinya
Mencegah sedini mungkin pemborosan tenaga,
pikiran, biaya, dan waktu dapat ditanggulangi
Kekeliruan keputusan-keputusan dalam
kebijakan dan langkah-langkah yang salah dapat
segera diperbaiki.
Perbaikan dan penyempurnaan kegiatankegiatan segera dapat diadakan.
KONKLUSI
Jadi, kegiatan evaluasi itu penting diperlukan sejak
tahap perumusan kebijakan dan implementasi
kebijakan; Artinya, bahwa evaluasi ada pada tiap
tahap dalam policy making
Dengan demikian dari kegiatan evaluasi akan
dapat dinilai apa yang menjadi output dan/ atau
outcome suatu kebijakan yang selanjutnya menjadi
input guna revisi kebijakan baik dalam bentuk
perbaikan implementasi kebijakan maupun dalam
perumusan kebijakan kembali (reformulation).
EMPAT FUNGSI
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
1. EKSPLANASI: Melalui evaluasi dapat dipotret
realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat
suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan
antar berbagai dimensi realitas yang diamati. Dari
evaluasi ini evaluator dapat mengidentivikasi
masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
2. KEPATUHAN: Melalui evaluasi dapat diketahui
apakah tindakan yang dilakukan oleh para
pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya
sesuai dengan standart dan prosedur yang
ditetapkan oleh kebijakan.
FUNGSI MANAJEMEN
POAC
(George R. Terry)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING ( Pengorganisasian)
ACTUATING (Menggerakkan)
CONTROLLING (Pengawasan)
POSDCORB
(Luther Gullick)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
STAFFING (Susunan Kepegawaian)
DIRECTING (Pengarahan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
REPORTING (Pelaporan)
BUDGETING (Penganggaran)
FPOCCC
(Lyndall Urwick)
PENGAWASAN
(Fungsi Controlling)
Berfungsi meningkatkan kebertanggungjawaban
(accountability) dan keterbukaan (transparency)
sektor publik.
Menekankan langkah pembenahan atau koreksi
jika dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau
perbedaan dari tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan,
melainkan sarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan.
Pengawasan mengandung makna penegakan
hukum dan disiplin.
EVALUASI
Adalah perbandingan dampak proyek aktual
terhadap rencana strategis yang telah
disepakati.
Melihat apa yang ditetapkan untuk dilakukan
Melihat apa yang telah dicapai, dan
Melihat bagaimana cara dan terjadinya
keberhasilan atau kegagalan
Selanjutnya, evaluasi memungkinkan untuk
melakukan pemeriksaan "bottom line" dari
suatu pekerjaan pengembangan
PENGERTIAN
EVALUASI
Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi
terhadap tujuan yang lebih tinggi (goals)
Menunjuk pada relevansi atau signifikansi
dari sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki
atau yang tidak di kehendaki
TARGET EVALUASI
Untuk meninjau kemajuan suatu kegiatan
program/proyek
Untuk mengidentifikasi masalah dalam
perencanaan dan / atau pelaksanaan
Untuk membuat penyesuaian sehingga
lebih mungkin untuk "membuat
perbedaan agar tidak overlapping
kegiatan
Studi Isi
Kebijakan
EVALUASI
Informasi
untuk
Pembuat
an
Kebijakan
Proses
Kepanesa
hatan
Nasehat
Kebijakan
Studi
Proses
Kebijakan
Studi
Output
Kebijakan
STUDI-STUDI KEBIJAKAN
(Sbg Pengetahuan mengenai
Kebijakan dan Proses
Kebijakan)
ANALIS
SBG
AKTOR
POLITIK
AKTOR
POLITIK
SBG
ANALIS
ANALISIS KEBIJAKAN
(Sbg Pengetahuan dalam
Proses Kebijakan)
MOTIF KEMBANGTUMBUHNYA
STUDI (ANALISIS) KEBIJAKAN
1. Keinginan para ilmuwan sosial untuk
menemukan model dan paradigma dalam
memantapkan posisi teori dan penelitian ilmuilmu sosial sebagai instrumen pengetahuan
deskriptif dan eksplanatoris yang andal
sehingga mampu mencapai status
epistemologis seperti yang dialami oleh
kebanyakan ilmu-ilmu alam dengan
menggunakan metodologi-metodologi
analogis
Paradigma 1
Normal
Anomali
Paradigma 2
Revolusi Ilmu
Krisis
PARADIGMA
Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu
persoalan yang didalamnya terdapat
sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu,
metodologi tertentu, model tertentu, dan
solusi tertentu
Setiap paradigma diandaikan otonom,
mandiri dan terpisah dengan paradigma yang
lain (memiliki jargon, simbul dan konsep
sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada
hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi
disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan
sebagai studi komparatif
ALIRAN
KONTINENTAL
(EROPA, BELANDA, BRITISH)
MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
EVOLUSI PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK
PARADIGM 4:
PUBLIC ADMINISTRATION AS
MANAGEMENT, 1956-1970
PARADIGM 5:
PUBLIC ADMINISTRATION AS
PARADIGM 6:
REFORM MOVEMENTS: 1970
PARADIGM 7:
FROM GOVERNMENT TO
GOVERNANCE: 1990
THE FUTURE (?)
DIGITAL (e) GOVERNANCE
PERIOD OF ORTHODOXY
SCIENTIFIC MANAGEMENT
BUREAUCRACY
POSDCoRB
THE MOST SERIOUS CHALLENGE
ADMINISTRATIVE BEHAVIOR
PUBLIC MANAGEMENT
PERGESERAN PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK
DARI KONVENSIONAL: paradigma tradisional,
birokratic, dan rules oriented
KE PARADIGMA MODERN: result centered model
(Kamensky, 1996), Rego (Osborn& Gaebler, 1993), New
Public Management (Hood, 1991)
PENGEMBANGAN KEILMUAN ADMINISTRASI PUBLIK
DAN KEBIJAKAN PUBLIK DELIBERATIF: teori
governance, post modern public administration,
pluralism approach, post positivism approach, dan
resolution 50/225/UNO/1996
DENGAN MENGGUNAKAN METODE: market liberal
policy agenda, dan neo classical economic (Easton,
1997; Kelsey, 1995; Rudd&Roper, 1997)
PRAGMATIS
IDEOLOGIS
EKONOMIS
(BISNIS)
REALISTIK
PLURALISTIK
(RELATIF)
SENTRALISTIK
TOPDOWN
STATELESS
DESENTRALISTIK
BOTTOMUP
PEOPLE POWER
TERMINOLOGI
KEBIJAKAN (POLICY)
TERMINOLOGI
Policy = kebijakan, bukan kebijaksanaan
Public Policy = kebijakan publik, bukan
kebijaksanaan publik atau kebijaksanaan negara
Public = bukan negara, tapi domain state,
society, dan private (governance)
Public = aliran anglo saxon Amerika
State, Government = aliran kontinental (eropa,
Belanda, Inggris), tata negara, tata pemerintah,
tata negara, tertib administrasi
KONSEP PUBLIK
Istilah PUBLIC sering digunakan dalam
konteks: Public Interest, Public Opinion,
Public Goods, Public Sector, Public Law,
Public Debt, etc, yang mencakup
pengertian: Negara, Pemerintah,
Masyarakat, dan Kelompok Pemangku
Kepentingan tertentu (Stakeholder)
Pengertian public dalam Public Policy
dapat dipahami dalam konteks pengertian
di atas sebagai lawan kata Private.
KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kebijakan publik: apa yang diputuskan
untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pemerintah
2. Maknanya: hal-hal yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional
3. Dilihat sebagai aksi pemerintah dalam
menghadapi masalah, dengan
mengarahkan perhatian terhadap siapa,
mendapatkan apa, kapan dan bagaimana
(who, get what, when, how).
Policy Science
(2)
Policy Science
(3)
By Multi-Disciplinary ?
Studi kebijakan berupaya melepaskan diri dari studistudi yang lebih sempit dalam ilmu politik, terutama
menyangkut lembaga dan struktur politik.
Studi kebijakan berupaya lebih memberikan tambahan
perspektif baru, seperti kajian sosiologi, ekonomi,
psikologi, hukum, disamping aspek politik.
By Problem-Solving ?
Studi kebijakan berupaya untuk melihat normanorma atau isu-isu yang relevan dengan sebagai
solusi untuk memecahkan masalah riil yang
dihadapi (berorientasi pada pemecahan masalah).
Studi kebijakan tidak hanya menawarkan
pendekatan akademis, melainkan juga pendekatan
pragmatis memecahkan masalah kebijakan.
By Explicitly Normative ?
Studi kebijakan tidak hanya mengandalkan
pada kebenaran ilmiah (scientific
objectivity), melainkan juga harus mengakui
adanya berbagai faktor kegagalan
pencapaian tujuan suatu kebijakan yang
dikarenakan faktor cara, teknik, dan adanya
nilai-nilai tertentu.
KESIMPULAN
Public Policy berkenaan dengan definisi
tentang:
Apa yang dipertimbangkan sebagai
kepentingan dan kebutuhan publik
Siapa yang menyediakan barang dan
jasa publik
Siapa, bagaimana, dan kepada siapa
mereka bertransaksi
5.
ALUR PIKIR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
DALAM PEMBANGUNAN
RENSTRA PEMBANGUNAN
FILOSOFIS/IDE DASAR
VISI
Rasionalitas
Doktrin
MISI
TUJUAN
Konsisten
TARGET/SASARAN
KEBIJAKAN
PROGRAM
Rasionalitas
Perilaku/
Pelaksanaan
PROYEK
STANDART OPERATING PROCEDURE
Protap
Juklak
Juknis
Peristiwa/Fenomena
Problem khusus
Problem umum
Isu sebagai Opini Publik
CONTOH :
MENGENAL PERISTIWA/FENOMENA TTT (tentang
kehidupan/kemiskinan di jalanan)
ISU : adanya dampak dari peristiwa/fenomena (banyak
orang yang tidur dijalanan sebagai akibat bencana alam,
gepeng, anak jalanan)
MASALAH : Mereka tidak memiliki rumah/ tempat
tinggal/ rumah singgah
AGENDA KEBIJAKAN: Bangun rumah susun/ tempat
tinggal/ rumah singgah sebanyak mungkin
Sayangnya, banyak orang setuju dengan isu-nya, tetapi
sejauhmana ketepatan azas efektif, efesien, dan
kemanfaatan kedepan (sustainable development) --- Ini
juga masalah kebijakan publik
SDM
Birokrasi
Formulasi
Kebijakan
Pengambilan
Keputusan
Proses
Kerja
Birokrasi
Teknologi
Birokrasi
GAMBAR 01
LANGKAH2 PENGAMBILAN KEBIJAKAN
(Rendal R. Ripley, 1985)
Agenda setting
Perception of problem
Definition of problem
Mobilization of support for including
problem on agenda
Agenda of government
Policy statements,
including goals for achievement
and design of program(s) for
achieving them, often in the
form of a statuta
Program Implementation
Resources Acquation
Interpretation
Planning
Organizing
Providing benefits, services, and coercion
Evaluation of implementation,
performance, and impacts
Decision about the future of the
policy and program
Policy actions
PERKEMBANGAN
DAN TERMINOLOGI
STUDI EVALUASI KEBIJAKAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENDORONG STUDI EVALUASI
Adanya lembaga-lembaga dan proses-proses politik
serta administrasi publik yang stabil; adanya
pemilihan kepemimpinan politik yang demokratis dan
teratur; serta adanya birokrasi yang responsif
terhadap kepentingan publik
Adanya tradisi dan praktek-praktek politik yang
demokratis yang memberikan kebebasan pada
individu, kelompok, media massa/pers untuk
melakukan kritik terhadap pemimpin politik,
administrator, kebijakan, dan program-program
pembangunan pemerintah
EVALUASI KEBIJAKAN
(Thomas R. Dye )
Adalah pemeriksaan yang obyektif,
sistemastis dan empiris terhadap efek dari
kebijakan dan program publik terhadap
targetnya dari segi tujuan yang ingin
dicapai.
EVALUASI KEBIJAKAN
(Anderson,1979)
evaluasi kebijakan terkait dengan
perkiraan, penilaian, dan pengharapan
dari kebijakan yang didalamnya terdapat
isi kebijakan, implementasi kebijakan, dan
dampak kebijakan.
PENGERTIAN EVALUASI
Sebagai metode verifikasi bahwa suatu teori/ide
tidak bebas nilai, tetapi masih mengandung
asumsi-asumsi yang perlu pembuktian (fakta
dan data) dilapangan
Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi terhadap
tujuan yang lebih luas (goals)
Menunjuk pada relevansi atau signifikansi dari
sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki atau
yang tidak di kehendaki
ASPEK-ASPEK EVALUASI
KEBIJAKAN PUBLIK
1.
2.
3.
4.
EVALUASI INTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam persiapan atau
implementasi sebuah proyek
EVALUASI EKSTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang tidak
terlibat langsung dalam persiapan desain
proyek atau implementasinya
POLICY EVALUATION
FORMULATION
IMPLEMENTATION
RESULTS/
IMPACTS
EX-ANTE
ON-GOING
EX-POST
KAPAN?
SIAPA?
EVALUASI EX-ANTE
Sebelum persiapan
proyek dimulai
2) Evaluasi Ex-ante
eksternal berlangsung
sebelum persiapan
proyek (identifikasi)
Sebelum
implementasi proyek
dimulai
4) Evaluasi Ex-ante
berlangsung sebelum
implementasi proyek
(appraisal)
Selama persiapan
proyek
6) Evaluasi interim
eksternal atas
implementasi proyek
Selama persiapan
implementasi proyek
8) Evaluasi interim
eksternal atas
implementasi proyek
Sesudah persiapan
rencana berlangsung
Sesudah
implementasi rencana
berlangsung
EVALUASI EX-POST
(Evaluasi proyek sedang
berjalan)
EVALUASI AKHIR
Menguntungkan
Menguntungkan
Tidak
Menguntungkan
Strategi
Komprehensif
Strategi
Inkremental
Tidak
Menguntungkan
Strategi
Inkremental
Tidak ada
strategi
KETERANGAN :
Strategi komprehensif melibatkan seluruh
organ pemerintah dan komponen
masyarakat secara lintas sektoral
Strategi inkremental tidak melibatkan
seluruh organ pemerintah dan komponen
masyarakat (pembangunan sektoral)
Tidak ada strategi atau sulit membuat
strategi, karena :
7.
TUJUAN, MANFAAT,
DAN FUNGSI STUDI
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
8.
TOLOK UKUR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
GOOD GOVERNANCE
SUATU PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG PARTISIPATIF,
TRANSPARAN, MENGHARGAI HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA,
TUJUANNYA DAPAT TERCAPAI SECARA EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS
DAN AKUNTABEL
EFEKTIF
EFISIEN
EKONOMIS
RESPONSIF
REPRESENTATIF
RESPONSIBEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
EFFECTIVITY
EFFECIENCY
EQUITY
ADEQUITY
RESPONSIVENESS
APPROPRIATNESS
EFFECTIVITY
(Efektivitas)
Apakah pelaksanaan program/proyek
telah mewujudkan tujuannya atau masih
akan mewujudkan tujuannya
Rasio antara harapan dan kenyataan atau
antara target dan realisasi
EFFECIENCY
(Efesiensi)
Memfokuskan perhatian pada masukan-2
(inputs) yang digunakan dan cara
masukan-masukan tadi dikelola
Rasio antara sarana yang dipakai (inputs)
dengan hasil yang dicapai (outputs)
Inputs < Outputs = Efesien (untung)
Inputs > Outputs = In-efesien (rugi)
EQUITY
(distribusi menikmati)
Seberapa besar hasil proyek dapat
dinikmati dan bermanfaat bagi
masyarakat? (Indeks Kepuasan
Masyarakat/ Klien/ Pelanggan)
ADEQUICY
(memadai/mencukupi)
Apakah hasil proyek memadai atau
mampu untuk memecahkan masalah
masyarakat atau tidak?
RESPONSIVENESS
(dukungan)
Apakah hasil proyek dapat memuaskan
atau mendapatkan dukungan banyak
orang atau sedikit orang dalam
masyarakat?
APPROPRIATNESS
(kelayakan)
Apakah hasil proyek sudah layak atau
konsisten dengan tujuan proyek yang
direncanakan sebelumnya?
9.
KRITERIA PEMANFAATAN
PENGGUNAAN HASIL
EVALUASI KEBIJAKAN
10.
UNSUR-UNSUR DALAM
PENELITIAN EVALUASI
(METODOLOGI)
UNSUR-UNSUR DALAM
PENELITIAN EVALUASI
Identifikasi dan menghimpun informasi
(data dan fakta) secara sistematik
Identifikasi daftar kebutuhan publik atau
pemandu kepentingan (stakeholders)
termasuk evaluasi tentang kepuasan
masyarakat (pelanggan)
11.
KERANGKA KERJA
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
KELENGKAPAN DOKUMEN
MONITORING DAN EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
Proposal
Laporan Pendahuluan
Dokumen Kontrak Kerja
Laporan Akhir
Laporan Penggunaan Keuangan
(Rencana Anggaran Bisnis)
6. Foto Dokumentasi Kegiatan
LINGKUNGAN (SETTING)
KEBIJAKSANAAN
KEBIJAKSANAAN
PUBLIK/BISNIS
INFORMASI
PERISTIWA
(FAKTA DAN DATA)
ISU-ISU (KEBIJAKSANAAN)
MASALAH
(KEBIJAKSANAAN)
AGENDA KEBIJAKSANAAN
PUBLIK/BISNIS
ISU UTAMA
ISU SEKUNDER
ISU FUNGSIONAL
ISU MINOR
Keputusan
Operasional
(Taktis)
Tersusun Baik
(Jelas)
Agak Tersusun
(Agak Jelas)
Tidak Tersusun
(Tidak Jelas)
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Satu atau
beberapa
Satu atau
beberapa
banyak
ALTERNATIF
Terbatas
Terbatas
Tak terbatas
MANFAAT
(NILAI)
Konsensus
Konsensus
Konflik
HASIL
Nyata
Tidak Nyata
Tidak Diketahui
PROBABILITAS
(TREND)
Dapat
diperhitungkan
Tidak dapat
diperhitungkan
Tidak dapat
diperhitungkan
KARAKTERISTIK MASALAH
KEBIJAKAN
1.
2.
3.
4.
12.
TUGAS TERSTRUKTUR
TARGET
2013
RENCANA
KEGIATAN
2013
2014
PELAKSA
NA
ANGGAR
AN (Rp
Juta)
RENCANA REALISASI
(Bulan)
Bidang A:
Peningkat
an % .
(Yang
belum
ada dan
yang
sudah
berjalan)
Pengembanga
n sistem;
Revitalisasi;
Pelatihan;
Evaluasi;
Peningkatan;
Penyediaan;
dsb
Bidang B,
dst :
Peningkat
an %
(tindak
lanjut
dari yang
sudah
ada)
Pengembanga
n sistem;
Penyediaan:
Pelatihan;
Promosi; dst
10
11
12
KOMPONEN
INFORMASI
KEBIJAKAN
METODE ANALISA
KEBIJAKAN
Masalah Kebijakan
Masalah Kebijakan
Masalah Kebijakan
Perumusan Masalah
Alternatif Kebijakan
Alternatif Kebijakan
Peramalan (Forecasting)
Rekomendasi Kebijakan
Tindakan Kebijakan,
Hasil Kebijakan, dan
Perwujudan Kebijakan
Rekomendasi,
Monitoring, dan Evaluasi
RPJM NASIONAL
INDIKATOR ERPJMD
Beragama
2. Peningkatan Aksesibilitas Terhadap
Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
3. Penanggulangan Kemiskinan,
Pengangguran, Perbaikan Iklim
Ketenagakerjaan dan Memacu
Kewirausahaan.
4. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang
berkualitas dan Pembangunan
Infrastruktur.
5. Optimalisasi Pengendalian Sumber Daya
Alam, Pelestarian Lingkungan Hidup dan
Penataan Ruang.
6. Peningkatan Ketentraman dan
Ketertiban, Supremasi Hukum dan HAM.
7. Revitalisasi Proses Desentralisasi dan
Otonomi Daerah Melalui Reformasi
Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan
Publik.
RPJM PROVINSI
EVALUASI KEBIJAKAN
1. Antisipasi perencanaan
daerah terhadap isu
2. Keterkaitan
Perencanaan DaerahNasional
3. Proses perencanaan &
keterlibatan
stakeholders
ERPJMD
1. Pencapaian hasil
(output)
2. Pencapaian dampak
(outcome)
3. Keberlanjutan
penanganan isu
KESIMPULAN
REKOMENDASI
1. Instrumen Kebijakan
(strategi, regulasi, jangka
waktu pelaksanaan, SDM,
kelembagaan, dsb.) Per Isu
2. Proses/Mekanisme
Perencanaan dan
Pembangunan Daerah
3. Peran dan Interaksi
Stakeholders
Pembangunan
Program
Waktu
Monitoring
& Evaluasi
Indikator
Catatan
Status akhir hasil
Keberhasilan Perkembangan pemantauan dan
yang akan
kegiatan
keterangan
diukur
(Pengukuran
(tampilkan data hasil
dan
pengukuran &
pengamatan
pengamatan)
apa dan
bagaimana dari
komponen
indikator
keberhasilan
yang dilakukan
pada
monitoring/
evaluasi)
Dst,
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT