Anda di halaman 1dari 48

KIMIA

FARMASI
NURUL QAMARIAH, M.Si

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH KIMIA FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAHUN 2015
RUANG LINGKUP

reaksi-reaksi kimia, metode


identifikasi, analisis senyawa obat,
sintesis senyawa obat, hubungan
struktur kimia dengan efek obat
PENGERTIAN
Kimia farmasi penerapan b`bagai
teknik, metode & prosedur kimia
analisis u/ menganalisis bahan2 atau
sediaan farmasi
Kimia farmasi melibatkan penggunaan
sejumlah teknik dan metode u/
memperoleh aspek kualitatif,
kuantitatif & informasi struktur dari
suatu senyawa obat pada khususnya
dan bahan kimia pada umumnya
Analisis kualitatif melakukan
identifikasi
Analisis kuantitatif menentukan
jumlah (kadar) absolut atau relatif
Analisis struktur penentuan letak
& pengaturan ruang tempat atom
serta identifikasi gugus2
karakteristik (gugus fungsional)
PENENTUAN METODE
ANALISIS YANG TEPAT
Sifatfisia-kimia obat/zat aktif/analit
Exs: kadar asetosal dalam tablet
dengan spektro UV dlm pelarut asam
Berapa lama asetosal stabil dalam
pelarut asam dapat menentukan
waktu yg dperlukan u/ membaca
absorbansi larutan asetosal yg belum
terdegradasi
Contd

Teknik& metode analisis


tergantung tujuan dan jenis sampel
Eks :
banyak
gravimetri/volumetri
Senyawa X
sedikit spektrofotometri/
fluorometri
analisis
Informasi
Teknik
Teknik
analisi
analisi
ss

Metode
Metode
analisis
analisis

Prosedur
Prosedur
analisis
analisis
Teknik analisis (Kealey & Haines, 2002)
Teknik Sifat yang diukur Penggunaan yang utama
analisis
Gravimetri Berat senyawa Analisis kuantitatif
murni/senyawa yang telah komponen2 mayor & minor
diketahui stoikiometrinya
Titrimetri Volume larutan baku yg brx Analisis kuantitatif
dgn analit komponen mayor & minor
Spektrofoto Panjang gelombang dan Analisis kuantitatif
metri intensitas radiasi komponen mayor & minor
molekuler elektromagnetik yg
dan atom diemisikan atau diserap o/
analit
Spektrometri Berat analit atau Analisis kuantitatif
massa fragmen2nya komponen mayor & minor
Kromatografi B`bagai macam sifat fisika Analisis kuantitatif
& kimia analit yang terpisah komponen mayor & minor
elektroforesis
Analisis Perubahan fisika/kimia dalam Karaterisasi komponen2
termal suatu analit ketika mayor atau minor dlm bntuk
Teknik spektrometri (Kealey &
Haines, 2002)
Teknik Dasar Penggunaan yang utama
Spektrometri Emisi atomik setelah Penentuan logam2 alkali &
emisi nyala tereksitasi oleh nyala alkali tanah
Spektrometri Penyerapan atomik setelah Penentuan logam dalam
serapan atom mengalami atomisasi jumlah sedikit; penentuan
atom oleh nyala non logam
Spektrometri Emisi fluoresensi atomik Penentuan merkuri dan
fluoresensi setelah atom mengalami hidrida2 dari non logam
atomik eksitasi oleh nyala kadar sedikit
Spektrometri Penyerapan molekuler Penentuan kuantitatif
UV-Vis elektronik dalam larutan senyawa2 organik tidak
jenuh
Spektrometri Penyerapan molekuler Identifikasi senyawa2
infra merah vibrasional organik
Spektrometri Penyerapan energi Identifikasi & analisis
magnet inti perubahan arah spin struktur senyawa organik
Spektrometri Ionisasi dan fragmentasi Identifikasi & analisis
massa molekul2 struktur senyawa organik
Teknik Kromatografi (Kealey &
Haines, 2002)
Teknik Dasar Penggunaan yang utama
Kromatografi Analisis kualitatif campuran
lapis tipis
(KLT)
Perbedaan kecepatan migrasi
Kromatografi Penentuan kualitatif &
analit melalui fase diam
Cair Kinerja kuantitatif senyawa2 yg
dengan gerakan fase gerak
Tinggi (KCKT) tidak mudah menguap
cair atau gas
Kromatografi Penentuan kualitatif dan
gas (KG) kuantitatif senyawa2 yang
mudah menguap
Elektroforesi Perbedaan kecepatan migrasi Analisis kualitatif dan
s analit melalui medium buffer kuantitatif senyawa2 ionik
Spektrometri Penyerapan molekuler Identifikasi senyawa2
infra merah vibrasional organik
Spektrometri Penyerapan energi Identifikasi & analisis
magnet inti perubahan arah spin struktur senyawa organik
Spektrometri Ionisasi dan fragmentasi Identifikasi & analisis
massa molekul2 struktur senyawa organik
Populasi dan Sampel
Populasi
keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri
yang sama
Sampel
himpunan bagian atau sebagian dari populasi
Sampling
Proses pengambilan sampel
Generalisasi
proses pengambilan kesimpulan atas populasi
berdasarkan sampel.
Generalisasi disebut juga inferensi
Mengapa Menggunakan Sampel
Dalam Penelitian, observasi atau percobaan
umumnya dilakukan terhadap sampel bukan
terhadap populasi
Karena:
1. Populasi terlalu besar
2. Observasi atau percobaan bersifat merusak unit sampel
3. Ada keterbatasan waktu dan biaya penelitian
4. Diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap
variabel tertentu atas obyek penelitian

Penggunaan sampel Lingkup penelitian dapat


diperluas.
Pengambilan sampel
(Sampling)
Bagaimana teknik atau Disain pengambilan
sampel?
Berapa ukuran (jumlah) sampel yang akan
diambil?
Syarat Sampel yang Baik

Akurasi : tingkat kekeliruan dalam sampel


Presisi : sedekat mana estimasi dengan
karateristik populasi
Representatif : mewakili populasi
Populasi dan Sampel
Sampling

Populasi Sampel

Generalisasi

The sample and the population should be similar to


PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel random


Bahan = homogen (larutan sejati, batch
tablet, ampul) digerus/digojog terlebih
dahulu
Pengambilan sampel representatif
Bahan homogen
Sampell diambil dari bagian yang
berbeda2 dri tiap wadah dicampur
homogen diambil random
Jenis Sampling

SIMPLE RANDOM SAMPLING


SYSTEMATIC RANDOM
SAMPLING
PROBABILITAS STRATIFIED RANDOM SAMPLING
CLUSTER RANDOM SAMPLING
MULTISTAGE RANDOM
SAMPLING

SAMPLING

SYSTEMATIC SAMPLING
QUOTA SAMPLING
NON INCIDENTAL SAMPLING
PROBABILITAS PURPOSIVE SAMPLING
SAMPLING JENUH
SNOWBALL SAMPLING
Probability sampling

Teknik pengambilan sampel yang


memberikan peluang yg sama
kepada seluruh anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota
sampel
Ukuran populasi dimana sampel
diambil hars diketahui
Setiap anggota populasi harus
mempuyai kesempatan yang sama
utk menjadi sampel.
Non probability/Non
Random
Nonprobability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
Pengambilan sampel yang tidak
didasarkan atas kemungkinan yang
dpt diperhitungkan, tetapi semata-
mata, hanya berdasarkan pada segi
1. Simple Random
Sampling
pengambilan sampel secara acak
sederhana
Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu
Dilakukan jika populasinya homogen
1. Simple Random Sampling

Dengan cara undian:


a. Semua anggota populasi diberi
nomor urut atau kode
b. Kode tersebut ditulis dalam kertas
kecil, digulung, dan dimasukan ke
dalam sebuah kotak/tempa
c. Keluarkan satu persatu sebanyak
jumlah sampel yang dibutuhkan.
1. Simple Random
Sampling
Keuntungan menggunakan teknik ini peneliti
tidak membutuhkan pengetahuan tentang
populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan
klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan
dengan mudah data di analisis serta kesalahan-
kesalahan dapat dihitung.
Kelemahan dalam teknik ini peneliti tidak
dapat memanfaatkan pengetahuan yang
dipunyainya tentang populasi dan tingkat
kesalahan dalam menentukan ukuran sampel
lebih besar.
2. Sytematic Random Sampling

Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen


dan jumlah sampel yang diambil juga banyak
Metode pengambilan sampel secara sistematis
dengan interval (jarak) tertentu antar sampel
yang terpilih
Pengambilan sampel pertama seperti simple
random sampling sampel kedua dst ditentukan
dengan jarak tertentu (N/n)
N = jumlah unit populasi
n = jumlah unit populasi

Lebih efisien dibanding simple random sampling


3. Stratified Random Sampling

Jika kondisi populasi mengandung


sejumlah katagori yang berbeda, maka
kerangka sampel dapat diorganisasikan
dengan menggunakan katagori ini ke
dalam strata yang terpisah.

Sampel kemudian dipilih masing-masing


stratum secara terpisah untuk membuat
stratum berstrata.
Ada dua alasan dalam meggunakan
metode ini ialah:
untuk meyakinkan bahwa kelompok-
kelompok khusus dalam suatu
populasi secara memadai diwakili
dalam sampel dan
untuk memperbaiki efisiensi dengan
memperoleh kontrol yang lebih besar
dalam komposisi sampel.
a. Proportionate Stratified Random Sampling

pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan


proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum
Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu
memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mula-
mula peneliti menetapkan unit-unit anggota populasi dalam
bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari
anggota populasi yang berbeda-beda.
Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama,
dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masing-
masing strata diambil masing2 strata yang mewakilinya
b. Disproportionate Stratified Random Sampling

Dilakukan apabila proporsi atau persentase


sampel pada setiap stratum tidak
mempertimbangkan perbandingan antara
stratum yang satu dengan yang lainnya.
Artinya dari setiap stratum diambil jumlah
sampel yang sama dengan formula n/k : di
mana n (banyak sampel yang dikehendaki),
dan k (banyak stratum dalam komposisi
populasi).
Stratified Random
Sampling

Populasi

Stratifikasi

Strata Strata Strata


1 2 3

Randomisas
i

Sampel
4. Cluster Sampling
Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau
gugus.
Teknik sampling cluster digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka
pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara
random.
karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling
Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya
padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai
hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya
bahan tambang ada yang tidak.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan
melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap
berikutnya menentukan orang- orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga
Jika yang menjadi unit sampling merupakan daerah
atau wilayah geografis, seperti: provinsi, kota,
kabupaten dst, maka teknik sampling ini disebut
area random sampling
Misalnya, akan mengumpulkan data dari setiap
keluarga tentang biaya hidup perbulan. Keluarga
mana yang harus diambil jika penelitian itu
dilakukan terhadap kabupaten tertentu, Untuk
menentukan sampel keluarga, maka peneliti harus
menmpuh langkah- langkah:
1. Menentukan kecamatan sampel
2. Menentukan desa sampel dari kecamatan sampel
3. Menentukan keluarga sampel.
Cluster Random
Sampling

Populasi

Randomisasi Cluster

Randomisasi
* Heterogenitas Sampel
sampel diharapkan
sama dengan Sampel
populasi
5. Multistage Sampling
Pengambilan Sampel secara Gugus
Bertahap
Pengambilan sampel dgn teknik ini
dilakukan berdasarkan tingkat
wilayah scr bertahap
Dilaksanakam bila populasi terdiri dr
macam2 tingkat wilayah.
Kombinasi dari teknik pengambilan
sampel untuk Probability Sampling
Multistage random sampling

Proses pengambilan sampel secara


a. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi
pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau
Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan,
pantai-pegunungan dsb)
b. Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di
bawahnya (misalnya apabila area populasinya provinsi
maka area gugus di bawahnya kabupaten)
c. Dari area gugus tsb diambil area gugus yg
dibawahnya lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya
kabupaten, maka area gugus dibawahnya adalah
kecamatan) dan seterusnya.
d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling
kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg sampel.
Non probability/Non
Random
Nonprobability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
Pengambilan sampel yang tidak
didasarkan atas kemungkinan yang
dpt diperhitungkan, tetapi semata-
mata, hanya berdasarkan pada segi
1. Systematic Sampling
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100
orang. Dari semua anggota itu diberi nomor
urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan
dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari
bilangan lima, untuk ini maka yang diambil
sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20,
dan seterusnya sampai 100.
2. Quota Sampling
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan.
Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling)
merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan
menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi.
Perbedaanya adalah ketika menarik anggota sampel dari
masing-massing lapisan, peneliti tidak menggunakan
secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan
(accidental)
Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terrhadap pelayanan RS. PKU, Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, karena belum
memenuhi kouta yang ditentukan.
3. Insidental/ Aksidental
Sampling
Teknik penarikan sampel aksidental ini
didasarkan pada kemudahan (Convenience).
Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu,
situasi, dan tempat yang tepat.
teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk
menemukan subyek yang akan diteliti
4. Purposive Sampling
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.

Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga


judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan
criteria khusus terhadap sampel, terutama orang-orang yang
dianggap ahli

Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif,


atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit


orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang
sedang diteliti.
5. Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan


sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Teknik sampel bola salju (Snowball Sampling)digunakan jika peneliti
tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya
memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan
memperoleh nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika
peneliti meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang
jaringan peredaran narkoba.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap
data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif
dan snowball sampling.
Ukuran Sampel

Penentuan ukuran sampel masalah


yang pelik
Peneliti hanya mengestimasi jumlah
sampel yang akan digunakan
Tergantung tujuan penelitian dan sifat
populasi
Uji hipotesis (one sample, two sample etc) atau
estimasi proporsi
Populasi: finite ataukah infinite
Jenis data: rasio, interval, nominal, ordinal
Ketelitian yang diinginkan
PENYIMPANAN SAMPEL
Suhu meningkat analit volatil hilang, degradasi
karena panas/agen biologis, terjadi peningkatan
reaktifitas kimiawi
Suhu rendah analit yang punya kelarutan rendah
dalam pelarut ttntu akan terdeposit
Perubahan kelembapan mmpengaruhi kandungan air
pada bahan padat higroskopis/terjadi reaksi hidrolisis
Oksidasi yang diinduksi oleh udara kerusakan
sampel
Analit yang sekelumit terkadang terjadi penyerapan
analit di permukaan dinding wadah /kontaminasi dari
senyawa2 yang dilepaskan wadah
Sampel yg mengandung analit anorganik disimpan
dalam wadah plastik karena kalium, natrium, boron &
PRA-PERLAKUAN
SAMPEL
Memanaskan sampel (analit tahan panas) 100-
120oC menghilangkan pengaruh variasi
kandungan air
Menimbang sampel (sebelum & sesudah
pemanasan) kadar air
Memisahkan analit dgn karakteristik tertentu :
destilasi, sentrifugasi, filtrasi, ektraksi pelarut, &
ekstraksi fase padat
Menghilangkan komponen matriks sampel yg
dapat mengganggu analisis
Memekatkan analit jika kandungan di bawah
kisaran konsentrasi metode analisis yg digunakan.
Eks : penguapan, distilasi, pertukaran ion,
PRA-PERLAKUAN
SAMPEL
Teknik pra-perlakuan yang sering
digunakan:

Analisis langsung
Sediaan cair langsung / diencerkan /
dipekatkan

Ekstraksi padat-langsung
Menggerus matriks padat serbuk
Metode Prosedur ringkas Keuntungan Kerugian
A 1. Tablet dilarutkan lgsung Menghilangkan Obat harus terlarut
dgn pelarut yg sesuai segregasi sempurna dalam
2. Pengukuran alikuot pelarut selama tablet
larutan mengalami disintegrasi
B 1. Menggerus tablet Menghilangkan Beberapa bahan
serbuk segregasi. Obat tambahan aktif masih
2. Melarutkan serbuk dilepaskan secara tetap tidak larut karena
dalam pelarut yg sesuai bebas, dengan telah tercapainya batas
3. Pengukuran alikuot tidak tergantung kelarutan obat
larutan pada karakteristik
tablet
C 1. Menggerus tablet Menghilangkan Pengayakan dapat
serbuk adanya menghasilkan muatan
2. Serbuk ayakan 60 kecenderungan elektrostatik antar
mesh penggumpalan partikel yang justru
3. Melarutkan serbuk akan menyebabkan
dalam pelarut yg sesuai terjadinya
4. Pengukuran alikuot penggumpalan
larutan
D 1. Menggerus tablet Menghilangkan Obat dan bahan
serbuk adanya tambahan lainnya
2. Melarutkan serbuk kecenderungan dapat beruhan secara
dalam pelarut organik penggumpalan dan kimiawi oleh pelarut
3. Melanjutkan adanya partikel organik
penggerusan yang maeur (free-

Anda mungkin juga menyukai