Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN TEORI BARIS

DAN DERET DALAM


EKONOMI

Riza Yonisa Kurniawan, S.Pd., M.Pd


FE-UNESA
Penerapan teori baris dan deret dalam
ekonomi dipergunakan untuk
menyelesaikan beberapa permasalahan
ekonomi, diantaranya Perkembangan
Usaha, Teori Nilai Uang dan Pertumbuhan
Penduduk.
A. Perkembangan Usaha
Apabilan perkembangan usaha merupakan
pertumbuhan yang konstan dari waktu ke
waktu mengikuti perubahan baris hitung
maka teori-teori yang ada pada baris dan
deret dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis perkembangan variabel-
variabel yang ada pada kegiatan usaha
tersebut, seperti produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja,
maupun penanaman modal. Contoh Soal :
1. UKM yang memproduksi saos tomat
mampu memproduksi 250 botol pada bulan
pertama. Adanya tambahan permintaan
mengharuskan UKM meningkatkan jumlah
produksinya, sehingga dengan penambahan
tenaga kerja dan peningkatan produktivitas
dapat ditambah sebanyak 75 botol setiap
bulannya. Jika perkembangan produksinya
konstan, berapa botol yang dapat dihasilkan
pada bulan ke lima ? Berapa buah yang telah
dihasilkan sampai dengan bulan kelima
tersebut ?
Jawab :

a. Jumlah Saos Tomat yang dihasilkan pada bulan ke lima :

U5 = a + (n - 1) b
U5 = 250 + (5 - 1) 75
U5 = 250 + 300
U5 = 550 botol saos tomat
Jadi pada bulan ke-lima, UKM tersebut mampu menghasilkan
550 botol Saos Tomat.
b. S = n/2 (a + U )
5 5

S = 5/2 (250 + 550)


5

S = 5/2 (800)
5

S = 2000 botol saos tomat


5

Jadi pada bulan ke-lima, UKM tersebut mampu


menghasilkan 2000 botol Saos Tomat.
2. Penerimaan Perusahaan Bagus dari hasil
penjualannya sebesar Rp. 1,2 miliar pada
tahun kelima dan sebesar Rp. 1,8 miliar pada
tahun ketujuh. Apabila perkembangan
penerimaan perusahaan tersebut konstan dari
tahun ke tahun, berapakah perkembangan
penerimaannya per tahun, berapakah
penerimaannya pada tahun pertama dan pada
tahun ke berapa penerimaannya mencapai Rp.
2,7 miliar ?
U7 = 1,8 M 1,8 = a + 6b
U8 = 1,2 M 1,2 = a + 4b _
0,6 = 2b
b = 0,3 M

Sehingga perkembangan penerimaan perusahaan


tersebut per tahun : Rp. 300.000.000,-. Adapun
penerimaan pada tahun pertama adalah :
a + 4b = 1,2
a + 4(0,3) = 1,2
a + 1,2 = 1,2
a=0
Pada tahun pertama perusahaan tersebut belum
memperoleh penerimaan. Adapun penerimaan
sebesar 2,7 miliar diterimanya pada tahun :
Sn = a + (n-1) b
2,7 = 0 + (n-1) 0,3
2,7 = 0 + 0,3n 0,3
2,7 + 0,3 = 0,3n
n = 3 / 0,3
n = 10
Jadi penerimaan sebesar Rp. 2,7 miliar
diterima perusahaan pada tahun kesepuluh.
B. Pertumbuhan Penduduk
Penerapan deret ukur dibidang ekonomi
adalah untuk menghitung pertumbuhan
penduduk, sebagaimana dinyatakan oleh
Malthus bahwa penduduk dunia tumbuh
mengikuti pola deret ukur. Adapun
populasi penduduk pada tahun ke- n dapat
diketahui dengan menggunakan rumus :
P = P (1 + i)
n
n
Dimana :
P : populasi penduduk pada tahun basis (tahun pertama/ ke- 1)
Pn : populasi penduduk pada tahun ke- n
i : persentase pertumbuhan penduduk per- tahun
n : periode waktu
Rata-rata pertumbuhan penduduk disuatu
daerah tertentu untuk suatu periode waktu
tertentu jika jumlah penduduknya diketahui
dari waktu ke waktu dapat digunakan rumus :
i n R1 , R2 , R3 ,..., Rn

Dimana :
i : rata-rata (persentase) pertumbuhan per tahun untuk tahun 1 sampai dengan n
R1 : pertumbuhan penduduk pada tahun ke- I terhadap tahun sebelumnya
n : periode waktu
Contoh soal :

1. Penduduk Kota A tercatat berjumlah


20.000 jiwa pada tahun 2000, dengan
tingkat pertumbuhan 4% per tahun,
Hitunglah jumlah penduduk Kota A pada
tahun 2006 dan 2010.
n
Pn = P (1 + i)
2006-2000
P2006 = 20.000 (1 + 0,04)
P2006 = 20.000 (1,2653)
P2006 = 25.306 jiwa
n
Pn = P (1 + i)
2010-2000
P2010 = 20.000 (1 + 0,04)
P2010 = 20.000 (1,4802)
P2010 = 29.604 jiwa
C. Teori Nilai uang (Bunga Majemuk)

Penghitungan bunga majemuk merupakan


penerapan dari barisan geometri (barisan
ukur), digunakan dalam masalah bunga
berbunga, masalah pinjam meminjam serta
masalah investasi yang dihubungkan
dengan tingkat suku bunga dalam jangka
waktu tertentu yang besarnya diasumsikan
tetap dari waktu ke waktu.
Misalkan suatu modal sebesar P0 akan
dibungakan per-satu tahun selama jangka
waktu n tahun. Tingkat suku bunga yang
berlaku adalah r% per-tahun, diasumsikan
tetap dari tahun ke tahun selama n tahun.
Sehingga menghitung modal awal tahun ke-
n yang diperoleh melalui pembungaan
setiap satu tahun menggunakan rumus
future value diskrit :
n
Pn = P0 ( 1 + r )
Dimana :
Pn : modal pada tahun ke-n (di masa yang akan datang)
P0 : modal saat sekarang, saat t = 0
r : tingkat suku bunga per-tahun
n : tahun ke n
(1 + r)n : compounding interest factor, yaitu bilangan yang
nilainya lebih besar dari satu. Dipakai untuk menentukan
nilai pada masa yang akan datang dengan cara
mengalikannya dengan suatu jumlah yang ada pada saat
sekarang, yang dibungakan persatu tahun
Contoh Soal :
1. Seorang nasabah merencanakan
mendepositokan uangnya di Bank sebanyak
Rp. 20 juta dalam jangka waktu 5 tahun.
Pembungaan depositonya setahun sekali
dengan tingkat bunga yang diasumsikan
konstan sebesar 12% per-tahun. Bantulah
nasabah itu untuk menghitung berapa
jumlah uang yang akan diterima pada akhir
tahun ke-5 ?
Jawab
n
Pn = P0 ( 1 + r )
5
Pn = 20.000 (1 + 0,12)
5
Pn = 20.000 (1,12)
Pn = 20.000 (1,7623)
Pn = 35.246
Sehingga dapat diketahui setelah 5 tahun,
uang nasabah tersebut menjadi Rp. 35.246.
Apabila akan dibungakan tidak persatu
tahun tetapi kurang dari satu tahun atau
lebih dari satu kali dalam setahun, misalnya
setiap 6 bulan, atau setiap 4 bulan atau
bahkan setiap bulan, dapat digunakan
rumus future value diskrit periodik :

n.m
Pn = P0 ( 1 + r/m )
Dimana :
Pn : modal pada tahun ke-n (di masa yang akan datang)
P0 : modal saat sekarang, saat t = 0
r : tingkat suku bunga per-tahun
n : tahun ke
m : periode per tahun
(1 + r/m) n.m : compounding interest factor, yaitu bilangan
yang nilainya lebih besar dari satu. Dipakai untuk
menentukan nilai pada masa yang akan datang dengan cara
mengalikannya dengan suatu jumlah yang ada pada saat
sekarang, yang dibungakan kurang dari satu tahun
2. Untuk soal yang sama (No. 1) berapa jumlah
uang yang diterimanya pada akhir tahun kelima
jika didepositokan dengan pembungaan tiap 4
bulan sekali ?
Jawab
Pn = P0 ( 1 + r/m )
n.m
P5 = 20.000 (1 + 0,12/3)
5.3
P5 = 20.000 (1 + 0,04)
P5 = 20.000 (1,04) 15

P5 = 20.000 (1,8009) 15
P5 = 36.018

Anda mungkin juga menyukai