Anda di halaman 1dari 22

HEMOROID

DISUSUN OLEH:
MERRY NURHILAL UTAMI
1210070100022
PENGERTIAN
Hemoroid adalah dilatasi varikosus
vena dari plexus hemorrhoidal
inferior dan superior. Plexus
hemoroid merupakan pembuluh
darah normal yang terletak pada
mukosa rektum bagian distal dan
anoderm. Gangguan pada hemoroid
terjadi ketika plexus vaskular ini
membesar.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, data menunjukkan
bahwa sepuluh juta orang di
Indonesia dilaporkan menderita
hemoroid. Kejadian hemoroid
cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya usia seseorang,
dimana usia puncaknya adalah 45-65
tahun.
ANATOMI
ETIOLOGI
1. Konstipasi
2. Mengejan saat defekasi
3. Kehamilan
4. Obesitas
5. Diet rendah serat
6. Aliran balik venosa
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi & Derajat
Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid
eksterna dan interna. Hemoroid interna dibagi
berdasarkan gambaran klinis, atas:
1. Derajat 1: Bila terjadi pembesaran hemoroid yang
tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop.
2. Derajat 2: Pembesaran hemoroid yang prolaps dan
menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara
spontan.
3. Derajat 3: Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat
masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan
jari.
4. Derajat 4: Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan
dan cenderung untuk mengalami thrombosis dan
infark.
HEMOROID EXTERNA

Adalah terjadinya varises pada


pleksus hemoroidalis inferior di
bawah linea dentate dan tertutup
oleh kulit. Hemoroid ini
diklasifikasikan sebagai akut dan
kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada
tepi anus dan sebenarnya
hematoma. Bentuk kronik berupa
satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan dan sedikit
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan penunjang
Diagnosa Banding
Perdarahan juga dapat terjadi pada :
-Carcinoma kolorektal
-Divertikulitis
-Kolitis ulserosa
-Polip adenomatosa

Benjolan juga dapat terjadi pada :


-Ca. Anorektal
-Prolaps rekti (procidentia)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid terdiri
dari penatalaksanaan medis dan
penatalaksanaan bedah.
Penatalaksanaan medis terdiri dari
non farmakologis, farmakologis dan
tindakan minimal invasive.
Penatalakasaaan hemoroid
umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, pola makan dan minum dan
perbaikan cara defekasi
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah:
1. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat
bersifat laksatif memperbesar volume tinja dan
meningkatkan peristaltik.
2. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa
gatal dan nyeri. Bentuk suppositoria untuk hemoroid
interna dan ointment untuk hemoroid eksterna.
3. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran
diosmin dan hesperidin.
4. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin
bermanfaat. Terapi topikal dengan nifedipine dan krim
lidokain lebih efektif untuk menghilangkan rasa sakit
dari pada lidokain (Xylocaine). Pada pasien hemoroid
eksternal berat, pengobatan dengan eksisi atau insisi
dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari
onset gejala lebih efektif dari pada pengobatan
konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan
bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan, antara lain:
a. Skleroterapi
b. Rubber band ligation
c. Bedah beku adalah dibekukan pada
pendingin dengan suhu yang sangat
rendah sekali.
d. Penatalaksanaan bedah dengan
tindakan hemoroidektomi.
e. Tindakan bedah lain
pencegahan
yang paling baik mencegah
hemoroid yaitu mempertahankan
tinja tetap lunak sehingga mudah
keluar, dimana hal ini menurunkan
tekanan dan pengedanan dan
mengosongkan usus dedegera
mungkin setelah perasaan mau
kenbelakang timbul. Latihan
olahraga seperti berjalan,
peningkatan konsumsi serat diet juga
membantu mengurangi konstipasi
Kesimpulan
Plexus hemoroid merupakan
pembuluh darah normal yang terletak
pada mukosa rektum bagian distal
dan anoderm. Penyebab hemoroid
tidak diketahui dengan pasti. Selain
itu faktor penyebab hemoroid yang
lain yaitu : kehamilan, obesitas, diet
rendah serat dan aliran balik venosa.
Hemoroid dapat diklasifikasikan atas
hemoroid eksterna dan interna.
Penatalaksanaan hemoroid pada
umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, perbaikan pola makan dan
minum dan perbaikan cara defekasi.
Penatalaksanaan invasif dilakukan
bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai