Image 4 of 4
Kelompok 8
KULIT
Fase Inflamasi
Fase inflamasi dimulai segera seelah cedera
dan berlangsung selama 3-6 hari. Dua proses
utama terjadi selama fase ini yaitu memostasis
dan fagositosis.
Fase Poliferasi
Fase kedua dalam proses penyembuhan, terjadi
pada hari ketiga atau keempat sampai hari ke-
21 setelah cedera. Fibroblas (sel jaringan ikat)
yang bermigrasi ke luka dalam 24 jam setelah
cedera mulai mensintesis kolagen.
Fase maturasi
Mulai terjadi sekitar hari ke-21 dan dapat
berlangsung selama 1-2 tahun setelah
cedera luka. Fibroblast terus mensintesis
kolagen. Serat-erat kolagen yang pada
awalnya memiliki bentuk yang tidak
beraturan akan berubah menjadi struktur
jaringan yang teratur. Selama proses
maturasi jaringan, luka akan mengalami
pembaruan bentuk dan kontraksi.
EKSUDAT
PertimbanganUsia
Perkembangan
Nutrisi
Gaya Hidup
Medikasi
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Pengkajian Luka
a. Luka Tidak Terawat
Luka yang tidak terawat biasanya segera terlihat setelah
cedera terjadi misalnya pada saat terjadi kecelakaan atau
pada unit gawat darurat. Pengkajian untuk luka ini adalah
sebagai berikut :
Kontrol pendarahan yang hebat dengan (a) menggunakan
tekanan langsung diatas luka dan (b) meninggikan
ektremitas yang terkena.
Pencegahan infeksi dengan (a) membersihkan dengan air
dan (b) menutup luka dengan balutan yang bersih, jika
memungkinkan(disarankan menggunakan balutan yang
steril). Saat menggunakan balutan, balut luka dengan
kencang untuk menekan dan mendekatkan bagian tepi
luka , jika memungkinkan. Apabila lapisan balutan pertama
menjadi basah karena rembesan darah, berikan balutan
yang kedua. Lakukan dengan benar tanpa membung
LANJUTAN
Kontrol
pembengkakan dan nyeri dengan memeberikan kompres es
pada luka atau jaringan sekitarnya.
Apabila
pendarahan yang terjadi sangat hebat atau dicurigai terdapat
pendarahan internal, dan jika telah tersedia peralatan darurat, lakukan
pengkajian tanda-tanda syok klien (evekuensi nadi cepat, kulit telapaka
tangan yang lembap dan dingin, pucat dan penurunan tekanan darah)
Amati adanya benda asing pada luka seperti tanah, pencahan kaca,
lapisan kain atau benda asing lainnya.
Kaji
luka terkait seperti luka fraktur, pendarahan internal, cedera
medulla spinalis, atau trauma kepala.
Apabilaluka terkontaminasi dengan benda asing, tentukan apakah klien
mendapat suntikan toksoid tetanus. Imunisasi tetanus atau booster
tetanus mungkin diperlukan.
b. Luka Terawat
Luka yang terawat atau luka yang telah mendapat
jahitan, biasanya perlu dikaji untuk menentukan
kemajuan proses penyembuhannya. Semua luka yang
terawat harus diinspeksi selama penggantian balutan.
Apabila luka tersebut tidak terlihat secara langsung,
kaji balutan dan data lain mengenai luka seperti
adanya nyeri. Beberapa luka yang terawat telah
menggunakan balutan tekan yang transparan
sehingga memungkinkan perawat mengamati luka
tanpa membuka balutan.
Pengkajian pada luka yang terawat meliputi
mengobservasi penampilan, ukuran, drainase luka
dan adanya pembengkakan, nyeri dan status drain
atau slang. Pada beberapa fasilitas perawatan jangka
panjang, lingkungan perawatan di rumah dan klinik
Diagnosis
Diagnosis Keperawatan NANDA (2003) untuk klien
yang memiliki luka pada kulit atau klien yang
berisiko mengalami kerusakan kulit adalah :
Risiko kerusakan integritas kulit. Kulit berisiko
mengalami kerusakan.
Kerusakan integritas kulit. Kerusakan pada
bagian epidermis atau dermis
Kerusakan integritas jaringan . Kerusakan pada
membrane mukosa, kornea, integument, atau
jaringan subkutan.
Perencanaan
Tujuan utama untuk klien yang
mengalami Risiko Kerusakan Integritas Kulit
(perkembangan ulkus decubitus) adalah
mempertahankan integritas kulit dan
mencegah kemungkinan risiko terkait. Klien
yang mengalami kerusakan integritas kulit
harus memperlihatkan proses
penyembuhan luka yang cepat dan
mendapatkan kembali kulit yang utuh.
Perencanaan perawatan di rumah
Saat melakukan perencanaan
pulang bagi klien, perawat
bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan bagi klien dan
keluarga mengenai cara mencegah
dan merawat ulkus decubitus.
Implementasi
Intervensi keperawatan untuk
mempertahankan integritas kulit dan
perawatan luka meliputi :
mendukung proses penyembuhan luka ,
mencegah ulkus decubitus
mengatasi ulkus decubitus
membalut luka dan membersihkan luka
Memberikan nutrisi
Mempertahankan higiene kulit
Menghindari trauma kulit
Kode warna MKH
Pada skema ini, tujuan perawatan luka
adalah meindungi (menutupi) luka merah,
membersihkan luka kuning, dan melakukan
debridemen luka hitam.
a) Luka yang merah biasanya berada pada
fase regenerasi akhir perbaikan jaringan
(yaitu perkembangan jaringan granulasi).
Luka tersebut harus dilindungi untuk
mencegah gangguan jaringan yang sedang
beregenerasi. Perawat melindungi luka merah
dengan
Membersihkan dengan lembut (seperti
menggunakannpembersih luka yang telah
diizinkan tanpa menggunakan penekanan)
Menghindari penggunaan kasa kering atau
balutan basah-kering
Memberikan agens antimikroba topikal,
Menggunakan balutan yang tepat seperti
kasa, lapisan transparan, atau balutan
LANJUTAN
b) Luka kuning dicirikan dengan cairan
encer atau cairan yanf berisi jaringan
mati agak kental yang sering kali diikuti
dengan drainase purulen. Perawat
membersihkan luka kuning untuk
membuang jaringan yang tidak dapat
bertahan hidup. Metode yang
digunakan, yaitu :
Memberikan balutan basah-lembab
mengirigasi luka
menggunakan bahan balutan yang
menyerap cairan (seperti lapisan
penyerap yang tidak menempel,
balutan hidrogel, atau penyerap
eksudat lainnya
melakukan konsultasi dengan dokter
c) Luka hitam biasanya dilapisi oleh
jaringan nekrotik yang tipis, atau eskar.
Luka hitam perlu debridemen
(pengangkatan materi nekrotik).
Pembuangan jaringan yang tidak dapat
bertahan hidup pada luka harus
dilakukan agar luka tersebut dapat
sumbuh. Debridemen dapat dilakukan
agar luka tersebut dapat sembuh.
Debridemen dapat dilakukan melalui
empat cara, yaitu
debridemen tajam
Perawat perlu menggunakan pisau
bedah atauu gunting untuk memisahkan
dan membuang jaringan yang telah
mati.
debridemen mekanik
debridemen kimiawi
Biasanya lebih selektif daripada teknik debridemen
tajam atau debridemen mekanik angens enzim
kolageneseseperti urea papain, saat ini paling
direkomendasikan untuk debridemen kimiawi
debridemen autolitik
Pada debremen autolitik, balutan yang telah
mengandung kelembapan luka, seperti lapisan eskar.
Enzim alami tubuh yang terapat dalam cairan luka
memecah jaringan nekrotik. Walaupun membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode
lain, metode ini sangat selektif dan tidak menyebabkan
kerusakan lebih lanjut terutama pada jaringan sehat di
sekelilingnya dan jaringan yang sedang mengalami
proses penyembuhan. Saat ekar terangkat, luka dirawat
seperti luka kuning dan kemudian diarawat sebagai luka
merah. Ketika terdapat lebih dari satu warna, perawat
Membalut Luka
Algiderm
Evaluasi
Pengkajian
Data Subjektif : klien mengeluh tidak nyaman pada tumit
kirinya setelah ia mencoba untuk bergerak di tempat tidur
Data Objektif:
- Umur 70 tahun -TB : 165 cm -BB: 90 kg
-Abrasi kulit dengan diameter 1,2 cm pada bagian bawah
tumit kakinya
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan Integritas Kulit yang
berhubungan dengan adanya gaya gesekan/ Kerusakan Pada lapisan
epidermis dan/ atau pada dermis
Intervensi Pilihan (NIC#) :
- Perawatan Ulkus Dekubitus (3520)
- Memfasilitasi proses penyembuhan luka pada ulkus dekibitus
Tindakan NIC :
Bersihkan kulit di sekitas area ulkus dekubitus dengan sabun yang