Anda di halaman 1dari 42

PENYEMBUHAN LUKA

OLEH
M. Rizki Herwindo

Pembimbing :
Dr. Nazar Moesbar SpB, SpBO
Proses yang dianggap penting dalam
penyembuhan luka adalah:
- Transisi regulasi dari sel-sel exuberant.
- Respon inflamasi yang terhenti.
- Fase pembentukan jaringan kembali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses


penyembuhan luka
- Faktor pertumbuhan.
- Sitokin yang dihasilkan secara lokal atau sistemik
sebagai respon trauma.
Dimana apabila kedua faktor terganggu maka
penyembuhan luka akan gagal atau tertunda.

Penyembuhan luka
- Gagal : karakteristik mekanisme penyembuhan luka
tidak dijumpai
- Tertunda : karakteristik mekanisme penyembuhan luka
terlambat diterima.
PHASE OF HEALING
Penyembuhan luka pada orang dewasa

Fase penyembuhan
- Respon awal.
Hemostatis dan inflamasi dengan degranulasi platelet
dan formasi bekuan fibrin membentuk senyawa
semotatik sehingga infiltrasi inflamator meningkat

- Fase fibroplasi.
- Fase angiogenesis.
- Fase proliferatif.
- Fase remodelling.
Matriks luka

- Penyembuhan luka diawali dengan luka yang


timbul mengaktifkan sistim koagulasi
- Formasi bekuan menghentikan perdarahan dan
mendegranulisasi platelet yang menyebabkan
pengeluaran sitokin dan faktor pertumbuhan
- Butir-butir platelet mengandung:
faktor pengaktifan platelet
PDGF
titromboxane
prostatglandine
serotinin
adenodinucleotide
- Timbul bekuan fibrin yang bertindak sebagai
perancah untuk infiltrasi seluler berikutnya
Neutropil berfungsi sebagai
- Sintesa kolagen
- Subtansi dasar pada fase awal penyembuhan luka
penting dalam fase angiogenesis
- Bersama dengan il5 mempercepat penutupan luka

Lekosit polimorphonuclear(PMNS) berfungsi


- Langsung berada ditempat trauma mensintesa
matriks (kolagen I dan II)
- Membentuk kumparan fibroblas
- Menunjukan leukosit dengan struktur antigenik
misalnya CD 34
- Menunjukkan kehadiran antigen selama
proliferasi sel T
Sel-sel batang sangat berguna :
- Dalam peradangan untuk proses penyembuhan luka
karena merupakan sumber utama sitokin
- Untuk mengatur pembuluh darah dalam hal
permeabilitas,irama pembuluh darah,koagulasi,
kemoatraksi di fase awal penyembuhan luka

Makrophage mempunyai peranan penting dalam hal :


Mempercepat proses fagositosis dari neutropil
Berpartisipasi dalam stasis mikrobial melalui oxygen
radikal sintesis dan produksi nitrit oxide
Mengatur proliferasi sel, sintesa matrix dan angiogenesis
Phagocytosis,anti macrophage angiogenesis
microbial function

Wound debridement Cell recruitment


Oxygen radicals Growth factors
H2O2; O2-; -OH Matrix synthesis b FGF, VEGF
Nitrit oxide regulation Cytokines TNF-
Phagocytosis Nitrit oxide
Enzymes Growth factors
Collagenase, elastase PDGF, TGF-, EGF, IGF
Cytokines TNF-, IL-1, IL-5
Fibronectin

Growth factors
PDGF, TGF-, EGF
Enzymes
Collagenase, arginase
Prostaglandine PGE2
? Nitrit oxide
Limfosit T
Jumlah limfosit lebih kecil dibanding
makrophage namun mampu mengurangi
kekuatan jaringan luka yang mulai sembuh
dan kandungan kolagen.
Bekerja dengan stimulator IL2 dan thymosin
1 yang berasal dari timus dan berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan
penyembuhan luka.
Mampu menekan sintesa fibroblast kolagen.
Fibroblast
Merupakan populasi akhir dari pengobatan
luka.
Faktor kemotaktik terkuatnya adalah PD6F.
Berfungsi pada fase remodelling dan
memacu pembentukan kolagen.
Memproduksi Oksida Nitrit (ON).
Matrix Luka
Kekuatan dan keutuhan mekanis pada luka baru
ditentukan oleh jumlah dan kualitas endapan
kolagen baru.
Perubahan post transisional dan sintesa kolagen
sangat bergantung pada faktor sistemik dan
memberikan pengaruh pada pembentukan matrix.
Dalam suatu penelitian dengan menggunakan
tikus; didapat hasil bahwa inhibisi kolagen
mengurangi respon peradangan dan angiogenesis
dan mengubah profil sitokinin pasca luka dari
TNF dan TGF .
Faktor Pertumbuhan
Suatu polipeptida yang teregulasi secara langsung
atau tidak langsung dalam semua fase dari
penyembuhan luka.
Faktor pertumbuhan bereaksi pada sel melalui
permukaan ikatan reseptor dengan respon yang
biasa tergambarkan dalam sel sebagai salah satu
dari phosphonylation atau dephosphonylation dari
sel-sel mesenger.
Penyembuhan Luka Janin
Berdasakan penelitian Burington (1971)
dinyatakan bahwa janin dan anak yang
menyusui sembuh lebih cepat dengan dan
tanpa bekas luka dibandingkan dengan
dewasa.
Penyembuhan luka ditandai oleh
penyembuhan bekas luka tetapi tanpa
kemampuan untuk mengaktifkan kembali
tambahan kulit.
UNIQUE CHARACTERISTICS OF FETAL
HEALING

Sterile, fluid environment rich in growth factors


Markedly decreased wound oxygen tension
Markedly decreased inflamatory respons
Enhanced hyaluronic acid component of the
extracellular matrix
More rapid wound cellular proliferation,
extracellular matrix deposition, epithelialization
and wound closure
Decreased angiogenesis
Kesimpulan
Kombinasi kompleks regulasi sitokin dan
faktor pertumbuhan yang paling
menentukan dalam penyembuhan luka
berdasarkan patofisiologinya.
MASALAH DENGAN TANDA MAGIC:
EXPERIMEN MENDATANG DAN
BERBAGAI TERAPI

OLEH
M. Rizki Herwindo

Pembimbing :
Dr. Nazar Moesbar SpB, SpBO
Kemajuan ilmu pengetahuan mengenai mediator
inflamasi, cedera dan infeksi semakin nyata.

Frekuensi infeksi, sepsis, cedera dan inflamasi


dalam menghasilkan MOF mengarah kepada
eksperimen klinis sehingga disebut tanda magis
untuk perawatan pasien dengan sepsis setelah
cedera.
Eksperimen memiliki keberhasilan terbatas dan
hasil-hasil negatif dengan alasan :
* Penggunaan kriteria umum untuk
eksperimen sebelum penanganan
penyakit dan cedera khusus.
* Penggandaan dan kelebihan yang
kompleks untuk hubungan antar
substansi dan terlalu menyederhanakan akan
sistem biologi kompleks.

Agen nonspesifik tunggal tidak melakukan apapun


pada penanganan pasien terinfeksi.
Kerusakan Organ Jauh
Diawali dari penyakit dan cedera yang
membahayakan pasien.
Proses yang mengancam itu dihasilkan oleh
mediator ganda yang diaktifkan secara
umum dari keadaan massa abnormal,
trauma sampai infeksi.
Misalnya pada paru-paru dapat menjadi
organ jauh yang rusak karena cedera iskemik
pada ekstremitas terendah.
Fenomena otodestruktif digambarkan oleh
Ehrlich dan Morganroth (1901) dimana
kemungkinan respon daya tahan tubuh
dapat menjadi HORROR
AUTOTOXICUS yang disebabkan oleh
lebih dari satu mediator.
Respon inflamasi merupakan daya tahan
utama berfungsi untuk menyembuhkan luka
dan mengontrol infeksi, dan membantu
pasien menghadapi stress.
Reaksi dan substansi dihasilkan pasien
untuk mengawasi inflamasi adalah :
# sitokin anti inflamator
# antagonis reseptor imun
# kemampuan bakteri meningkatkan
BPIP protein yang berhubungan
dengan endotoksin
Dapatkah kita mengatur inflamasi ?

Dapat dicoba dengan menghambat,


merangsang atau mengganti substansi dan
ketidaknormalan dari respon inflamasi yang
banyak dicoba dengan cara mengontrol
sepsis namun selalu gagal dalam 28 hari.
Delinger menyatakan bagaimana penelitian
baru berdasarkan post hoc analisis dari
penelitian sebelumnya dapat berhasil ?
Danner dkk, Natanson dkk, Suffredini dkk
dan Eichacker dkk dari institut kesehatan
nasional. Mereka menduga bahwa
keuntungan dasar teurapetik dari
penghambatan endotoksin atau mediator
induk peradangan pada pasien dengan
sepsis atau akibat shock mungkin menjadi
cacat dan penghambatan pada neutopil atau
antibodi monoklonal terhadap adhesi
molekul mungkin menjadi tidak terhapus.
Cannon dkk menyimpulkan bahwa
banyaknya kematian pada pasien yang
terpapar dengan sirkulasi rendah IL-1.
Luger dkk menemukan bahwa pengurangan
serum IL-1 dapat menyebabkan kematian
pasien dengan sepsis.
Saran-saran untuk penelitian mendatang
Menggunakan alternatif perawatan tahap
akhir.
Percobaan dilakukan hanya pada pasien
dengan resiko kematian tinggi.
Percobaan lebih berdasarkan pada penyakit
dan masalah yang spesifik lebih lama dan
lebih sulit untuk diakumulasi dengan jumlah
yang cukup pada pasien.
Agen terapetik multipel untuk penyakit lain

Banyak sekali penyakit manusia yang


membutuhkan agen ganda untuk terapi yang
tepat dimana hasilnya menggambarkan
kesulitan dan evaluasi yang terjadi pada
terapi dengan multipel agen.
Waksman dkk meneliti tentang
perkembangan kemoterapi Tuberkulosis dan
evaluasinya yang dapat dijadikan contoh
masalah ini.
Perkembangan kemoterapi untuk kanker
diawali dengan:
~ Paul Ehrlich (1900), mengembangkan
transplantasi tumor untuk tikus.
~ Farber menggunakan asam folic
~ De Vita menyatakan bahwa efektifnya
penyembuhan kemoterapi dimulai
pada susunan obat-obatan yang aktif
dari golongan yang berbeda menjadi
dapat digunakan.
Kesimpulannya :
* Kesembuhan yang tetap dari penyakit
tidak selalu sama dimana tingkat
penyakit dari pasien merupkan suatu
yang dipengaruhi oleh onkogen,
mutasi genetik dan faktor-faktor lain.
* Penyakit yang spesifik haarus dirawat
dengan kombinasi pengobatan dan
mungkin dirawat dalam jangka waktu lama.
* Banyak perbedaan dalam mengatasi
kanker dengan proses peradangan yang
dapat menyebabkan SIRS, MODS, MOF.
Percobaan untuk pengobatan peradangan agen
multipel
Aasen dkk dari Oslo, Norwegia menyatakan
gabungan dari inhibitor C1, anti thrombin
III, naloxone, ketanserin dgn promethazine
dapat melawan endotoxin pada binatang.
Opal dkk mengobati binatang yang sepsis
akibat pseudomonas dengan kombinasi dari
J-5 antisera, opsonophagocytic monoclonal
antibodi (mAb dan anti TNF mAb)
Faist memberikan hipotesa strategi untuk
terapi gabungan yaitu:
1. Dalam waktu singkat (< 72 jam)
peradangan dapat menurun dengan
aktifitas monosit dan
polymorfonuclear neutofil (PMNS)
dengan pentoxifylline dengan IL-10
atau IL-13.
2. Pencegahan kelebihan makrofag
dengan penetralan sirkulasi endotoxin
dengan dosis tinggi
3. Peningkatan sel imun yang spesifik
untuk mengatasi post trauma dari
imun dengan menyediakan substansi
seperti hormon thymokinetik dan
perangsang granulosit.

Mannick membantah hipotesa Faist dengan


menyatakan bahwa antibodi monoclonal untuk IL-
10 mengembalikan kekebalan untuk menghalangi
terjadinya sepsis pada hewan.
Dalton menyatakan kombinasi IL-1ra dan faktor
reseptor pelarut tumor yang nekrosis mengurangi
kematian dan disfungsi dari sel hewan setelah
shock haemorrhagic.
Studi klinis dari terapi zat-zat ganda
Knox menggunakan kombinasi kemoterapi
pada pasien luka bakar dengan memberikan
antioksidan yang mengandung vitamin C
dan E dan glutamin dengan pengikatan
endotoksin.
Kirbon menangani pasien trauma dengan
menghambat produksi radikal bebas,
kemudian menyediakan binatang pemakan
bangkai, memberikan substansi-substansi
untuk bertahan secara alami.
Gott mempelajari pengurangan resiko pada sistem
kardiopulmonal pasien.
Ada banyak kesulitan mengevaluasi terapi zat-zat
ganda terutama ketika dihubungkan dengan luka
operasi, sepsis dan peradangan serta proses
penyakit yang tidak spesifik
KESIMPULAN DAN SARAN
Dianjurkan agar mempelajari agen atau agen
pembantu untuk penyakit tertentu seperti luka
bakar, pankreatitis, trauma, peritonitis dan
pneumonia.
Didalam penjumlahan kita harus membedakan
syok septik akibat organisme Gram (-), Gram
(+) dan infeksi jamur.
Kita harus dapat membedakan pasien-pasien
trauma toraks dengan beberapa pasien yang
berpenyakit dengan ARDS.

Anda mungkin juga menyukai