Sifat-sifat
Mekanis Beton
Namun ada beberapa perilaku mekanis dari SCC dan FRSCC yang masih
jarang diteliti seperti modulus elastisitas beton, poisson ratio, serta
bagaimana hubungan tegangan regangan dari kedua jenis beton tersebut.
Fiber yang digunakan dalam campuran SCC ini adalah fiber bendrat
dengan komposisi 0,5% dari volume campuran beton dengan aspek rasio
(l/d) 71.
Metode mix design untuk SCC dan FRSCC mengacu pada standar EFNARC.
Semen yang digunakan adalah Portland type 1 dengan merk Tiga Roda.
Pengujian dilakukan pada umur beton 7, 14, 28, dan 90 hari.
Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah menggunakan silinder 150 x 300
mm.
Arizoumandi (2013)
Maida (2015)
Pratiwi (2014)
Dewi (2015)
Arfiyani (2015)
Amalia (2009)
1. Agregat halus
2. Agregat kasar
3. Air
Bahan Penyusun Beton
4. Semen
5. Superplastisizer
Mix Design SCC Mix Design Okamura dan
Ozawa
Uji merusak
(Destrucktive test)
dengan:
R = modulus of rupture (MPa)
P = beban maksimum yang terjadi (N)
L = panjang bentang (mm)
b = lebar benda uji (mm)
d = tinggi benda uji (mm)
a = jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik perletakan terdekat diukur
pada bagian tarik benda uji (mm)
Modulus elastisitas beton merupakan
kemiringan garis singgung (slope dari garis Modulus elastisitas statis (Ec) dapat
lurus yang ditarik) dari kondisi tegangan dihitung dengan menggunakan persamaan
nol ke kondisi tegangan 0,45 fc pada kurva berikut:
tegangan-regangan beton.
Modulus elastisitas beton dibagi menjadi
dua yaitu modulus elastisitas statis dan
modulus elastisitas dinamis.
Modulus elastisitas statis diperoleh dari dengan:
pengujian destruktif sedangkan
E = Modulus elastisitas beton
Modulus elastisitas dinamis diperoleh dari
(N/mm2)
hasil pengujian non destruktif (pengujian
S2=Tegangan yang terjadi saat beban 40%
UPV).
P maksimum, S2 = P2/A
P2 = Beban pada saat 40% Pmak
S1 = Tegangan yang terjadi saat
regangan longitudinal mencapai
0,00005, S1= P1/A
P1 = Beban pada saat regangan
mencapai 0,00005 Psi
Nilai modulus elastisitas dinamis suatu
beton dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
dengan:
= Poisson ratio
t1 = Regangan transversal
akibat S1
t2 = Regangan transversal
akibat S
Hubungan tegangan-regangan beton perlu diperhatikan agar dapat diketahui beton
tersebut bersifat getas atau bersifat daktail.
Hubungan tegangan-regangan suatu beton didapat dari pengujian tekan terhadap
silinder beton. beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan beberapa penelitian
tentang hubungan tegangan-regangan suatu beton dimana hasil dari beberapa riset
mereka mengatakan bahwa beton dengan bahan tambah serat (fiber) bersifat lebih
daktail.
Ini terlihat pada grafik hubungan tegangan-regangan hasil penelitian tersebut. beton
dengan serat memiliki grafik yang lebih landai daripada grafik beton normal.
Faktor
Fiber
Jenis Air PC Agg. Ksr Agg. Hls Superplastisizer Air
Bendrat
Beton (kg) (Kg) (Kg) (Kg) (kg) Semen
(kg)
Kode
Pengujian Hari
SCC FRSCC
7 3 3
Kuat Tekan f'c 14 3 3 1) SCC dan FRSCC
(Silinder 150 x 300 mm) 28(3) 3 3 masing masing adalah
90 3 3 Beton memadat
7 3 3
sendiri dan Beton
serat memadat
Kuat Tari Belah ft 14 3 3
sendiri,
(Silinder 150 x 300 mm) 28 3 3 2) NDT di lakukan
90 3 3 dengan Pundit pada
7 3 3 kubus 200 x 200 x
Mod. Runtuh 14 3 3 200 mm umur 7, 14,
28 dan 90 hari
(Balok 150 x 150 x 600 mm) 28 3 3
dengan benda uji yg
90 3 3 sama,
7 3) Strain gauge dipasang
NDT/UV(2) 14 pada semua jenis
3 3 benda uji Kuat tekan
(Kubus 200 x 200 x 200 mm) 28
umur 28 hari.
90
Jumlah 39 39
Jadwal Penelitian
Bulan Pelaksanaan
Uraian 1 2 3 4 5 6
No
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Seminar
2
Proposal
Persiapan
3
Bahan
4 Penelitian
5 Analisa Data
6 Konsultasi
Seminar
7 Hasil
8 Ujian
Thank You !!
Terimakasih !!