Anda di halaman 1dari 6

Uretritis Non Gonokokal

Uretritis adalah inflamasi pada uretra yang


disebabkan oleh infeksi, ditandai dengan duh
mukopurulen atau purulen dan rasa terbakar
saat berkemih, serta tidak ditemukan adanya
gonokokus.
Uretritis Non Gonokokal
Etiologi
Uretritis non gonokokal terbanyak disebabkan
oleh C. trachomatis (15-55%). Kasus Ureaplasma
urealyticum dan Mycoplasma genitalium (10-
20%), Trichomonas vaginalis (1-17%), virus
Herpes simpleks (2-3%), Adenovirus (2-4%), N.
meningitides, Candida sp. (<10%).
Bakteri enterik juga diidentifikasi sebagai
penyebab yang jarang dari uretritis non
gonokokal yang mungkin berhubungan dengan
adanya hubungan seksual melalui dubur.
Uretritis Non Gonokokal
Patogenesis
Patogenesis penting dari infeksi C. trachomatis
adalah folikel limfoid subepitelial, dan fibrosis
dan jaringan parut dari membrane mukosa.
Fibrosis dan jaringan parut ini dapat
berkembang dalam waktu bulan hingga
bertahun-tahun.
Uretritis Non Gonokokal
Manifestasi Klinis
Anamnesis
- Duh uretra
- Krustasi pada meatus atau noda celana dalam
- Disuria
- Gatal/Iritasi pada penis/uretra
- Asimptomatik
Pemeriksaan fisik
- Kemerahan pada meatus uretra
- Duh uretra, didapatkan pada masase uretral, kadang
didapatkan juga pada penderita tanpa keluhan duh
sebelumnya.
Uretritis Non Gonokokal
Diagnosis
Diagnosis konfirmasi uretritis non gonokokal bila
didapatkan satu atau lebih duh uretral yang
mukopurulen atau purulen, ditemukan leukosit dari
pemeriksaan mikroskopis urin, hasil positif terhadap
tes leukosit pada urine fase awal.
Diagnosis uretritis harus dikonfirmasi dengan
ditemukannya leukosit PMN pada uretra dengan cara :
Hapusan uretral dengan pewarnaan gram atau
methylene-blue, mengandung >= 5 leukosit PMN per
lapangan pandang besar (1000x)
Spesimen porsi awal urin setelah sentrifugasi dengan
pewarnaan gram, mengandung >+ 10 leukosit PMN per
lapangan pandang besar (1000x)
Uretritis Non Gonokokal
Pengobatan
Terapi sebaiknya segera dimulai sebelum diagnosis
uretritis non gonokokal, tanpa perlu menunggu hasil kultur.
Regimen rekomendasi
- Azitromycin 1 gram oral dosis tunggal.
- Doxycycline 100 mg oral dua kali sehari selama 7 hari
Regimen Alternatif
- Erythromycin basa 500 mg oral empat kali sehari selama 7 hari.
- Erythromycin ethylsuccinate 800 mg oral empat kali sehari selama
7 hari.
- Levofloxacin 500 mg oral sekali sehari selama 7 hari
- Ofloxacin 300 mg oral dua kali sehari selama 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai