Anda di halaman 1dari 62

Bahasa Indonesia

Oleh :
Devi Romantia
Kristrianti Ningrum
Nia Veronika
Seri Astina
Paragraf Dan Wacana
Sub materi:
Pengertian paragraf
Fungsi paragraf
Persyaratan paragraf
Jenis - jenis paragraf
Alat pengembang paragraf
Definisi wacana
Jenis - jenis wacana
Pengertian paragraf
Paragraf adalah karangan yang terdiri
dari sejumlah kalimat dengan pikiran
utama sebagai pengendaliannya dan
pikiran penjelas sebagai
Struktur paragraf
pendukungnya. atau paragraf dapat
juga diartikan sebagai seperangkat
kalimat yang terdiri atas satu kalimat
pokok dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat Pokok atau kalimat utama
yaitu kalimat yang berisi masalah atau Kalimat Kalimat
kesimpulan sebuah paragraf. pokok penjelas
Sedangkan kalimat penjelas adalah
kalimat yang berisi penjelas masalah
pada kalimat utama.
Kalimat Utama
Kalimat utama atau disebut juga dengan kalimat pokok adalah kalimat yang
mengandung gagasan utama mengenai suatu pokok yang sedang dibahas di
dalam sebuah paragraf. Kalimat utama menjadi acuan untuk mengembangkan
suatu paragraf.

Ciri-ciri kalimat utama:


1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa dikembangkan
secara terperinci.
2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri sendiri
tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat maupun
penghubung intra kalimat.
3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada kalimat
induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan biasanya
menggunakan kata-kata berupa: Sebagai kesimpulan, Jadi, Dengan
demikian
4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan kalimat
lain.
Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya
merupakan penjelasan, uraian, atau berupa rincian-
rincian detail tentang kalimat utama suatu paragraf.

Ciri-ciri kalimat penjelas:


1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang
menyajikan deskripsi, contoh, perbandingan, alasan dan
penjelasan mengenai topic yang dibahas.
2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung
seperti Bahkan, contohnya, terlebih lagi, misalnya,
contohnya dan lain-lain. kalimat-kalimat penjelas
membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf
menjadi Koherence atau berkesinambungan antar
kalimat.
Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di


seluruh belahan dunia. Banyak kasus demam berdarah
yang terjadi di seluruh dunia. Jumlah kasus demam
berdarah yang paling tinggi di tempati oleh Asia terutama
di Asia timur dan selatan. Hal ini disebabkan nkan oleh
curah hujan yang sangat tinggi sehingga
memungkinyamuk dengue berkembang. Sedangkan
Australia dan Amerika menempati peringkat ke 2 dan ke 3
dalam kasus demam berdarah. Jumlah kasus demam
berdarah di benua ini lebih kecil karena letak geografis
dan iklimnya yang membuat nyamuk dengue susah untuk
berkembang.
Kalimat utama: Demam berdarah merupakan ancaman
bagi manusia di seluruh belahan dunia.
Kalimat Penjelas: Ada di kalimat ke 2 hingga ke 6.
Fungsi Paragraf
Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam
bentuk tulisan ke dalam serangkaian kalimat yang disusun
secara logis.
Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai
dengan jalan pikiran penulisnya.
Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan gagasan
yang ada di dalam pikiran penulis.
Membantu penulis untuk mengembangkan idenya secara
sistematis.
Memudahkan pengarang untuk mengembangkan topik
topik pada paragraf menajdi sebuah karangan lengkap yang
akan dibuat.
Paragraf dapat menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi
atau penutup pada sebuah karangan.
SYARAT PARAGRAF
1. Kelengkapan (Completeness)
Paragraf yang baik harus memiliki unsur unsur
paragraf yang lengkap diantaranya adalah:
Gagasan utama
Gagasan utama adalah topik utama atau
permasalahan yang sedang dibahas dalam suatu
paragraf.
Kalimat utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung
gagasan utama. Kalimat ini memaparkan apa yang akan
dibahas pada paragraf tersebut. Letak kalimat utama di
dalam sebuah paragraf bervariasi ada yang terletak di
awal yang disebut dengan paragraf deduktif, di akhir
yang disebut paragraf induktif maupun di awal dan
akhir yang disebut paragraf campuran.
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat kalimat yang
mendukung gagasan utama. Kalimat penjelas perlu
untuk ditulis karena kalimat inilah yang akan
memberikan alasan yang kuat pada gagasan utama.
Kalimat kalimat ini harus mengandung data berupa
fakta, contoh maupun alasan yang jelas.
2. Kesatuan (Unity)
Suatu paragraf yang baik juga harus memiliki syarat
kesatuan atau unity. Yang dimaksud dengan kesatuan adalah
suatu paragraf harus memiliki satu kesatuan gagasan utama
beserta dengan gagasan gagasan penjelas lainnya.
Gagasan gagasan tersebut dikembangkan dengan saling
menghubungkannya satu sama lain dengan suatu kesatuan
yang utuh sehingga tidak menyebabakan kalimat sumbang di
dalam paragraf.
Dengan kata lain, syarat kesatuan akan terpenuhi jika
gagasan utama di dalam paragraf terjalin sangat baik dengan
gagasan gagasan penejelas lainnya dan saling mendukung
satu sama lain. Jika tidak adanya kesatuan di dalam paragraf,
maka bisa dipastikan paragraf tersebut tidaklah baik.
3. Kepaduan (Coherence)
Paragraf yang baik harus memiliki unsur kepaduan di
dalamnya. Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kalimat
kalimat di dalam paragraf terjalin atau terangkai dengan logis
dan serasi. Syarat kepaduan di dalam suatu paragraf
terpenuhi dengan menggunakan konjungsi sehingga kalimat
kalimat tersebut menjadi saling berkaitan.
Ada dua macam konjungsi yang dapat digunakan di
dalam suatu paragraf, diantaranya adalah konjungsi
intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat seperti : sehingga, tetapi,
karena, agar, dan sebagainya. Serta konjungsi antar kalimat,
yaitu konjungsi yang menghubungkan antara kalimat yang
satu dengan kalimat lainnya, seperti : oleh karena itu, namun,
disamping, bahkan, jadi, kemudian, dan sebagainnya.
Contoh:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia.
Hampir di setiap daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi
sebagai makanan sehari hari. Masyarakat Indonesia bagian
timur berbeda, mereka masih mengkonsumsi sagu sebagai
bahan pokoknya. Penggunaan nasi sebagai bahan makanan
pokok karena proses penanamannya yang mudah dan cepat.
Para petani membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6
bulan untuk menghasilkan beras yang akan menjadi nasi.
Sekali panen, biasanya petani akan menghasilkan beras yang
sangat banyak. Proses penanamannya yang cepat dan mudah,
nasi juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan makanan lainnya. Nasi sangat cocok
untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang
banyak untuk mendukung aktivitsnya sehari hari.
Contoh:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di
setiap daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan
sehari hari. Masyarakat Indonesia bagian timur berbeda, mereka
masih mengkonsumsi sagu sebagai bahan pokoknya. Penggunaan
nasi sebagai bahan makanan pokok karena proses penanamannya
yang mudah dan cepat. Para petani membutuhkan sawah dan
merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras yang akan
menjadi nasi. Sekali panen, biasanya petani akan menghasilkan
beras yang sangat banyak. Proses penanamannya yang cepat dan
mudah, nasi juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan makanan lainnya. Oleh karena itu, nasi
sangat cocok untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan
energi yang banyak untuk mendukung aktivitsnya sehari hari.
Contoh:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia.
Hampir di setiap daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi
sebagai makanan sehari hari. Penggunaan nasi sebagai
bahan makanan pokok karena proses penanamannya yang
mudah dan cepat. Para petani hanya membutuhkan sawah
dan merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras
yang akan menjadi nasi. Sekali masa panen, para petani bisa
menghasilkan puluhan kwintal beras. Di samping proses
penanamannya yang cepat dan mudah, nasi juga memiliki
kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan makanan lainnya. Karbohidrat inilah yang menjadi
sumber energi bagi kita. Oleh karena itu, nasi sangatlah cocok
untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang
banyak untuk mendukung aktivitsnya sehari hari.
JENIS PARAGRAF
A. Berdasarkan letak pikiran utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
terletak di awal paragraf yang isinya mengemukakan
pokok dan yang selanjutnya di ikuti oleh kalimat
kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
Contoh :
Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah.
Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak
sadar akan kebersihan. Padahal kebersihan adalah
sebagian dari iman.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya terletak di akhir paragraf.
Contoh :
Karya sastra merupakan hasil olahan imajinasi
pengarangnya. Pengarang harus membebaskan
imajinasinya agar hasil karyanya berkualitas. Tanpa
daya imajinasi, mustahil seorang pengarang berhasil
menciptakan sebuah karya sastra bernilai tinggi. Oleh
karena itu, imajinasi merupakan aspek penting dalam
proses penciptaan karya sastra.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah sebuah paragraf yang
gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan
kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat
utama. Kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan
yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan
dan variasi.
Contoh :
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang
berusaha membangkitkan perekonomiannya. Indonesia
gencar meningkatkan kegiatan produksi di sektor sandang,
pangan, dan papan. Selain itu, proses distribusi merupakan
sektor lain yang harus diperhatikan. Indonesia juga harus
mengontrol sifat konsumtif warganya karena akan
merugikan negara dalam jangka panjang. Dengan usaha-
usaha tersebut, diharapkan indonesia berhasil
membangkitkan perekonomiannya.
B. Berdasarkan tujuannya
1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menceritakan atau
memaparkan sesuatu secara jelas. Paragraf deskripsi dapat ditandai
dengan ciri-ciri antara lain, paragraf ini menggambarkan suatu objek
seperti benda, tempat, atau suasana tertentu dengan menggunakan
panca indra . Hal-hal yang digambarkan dari objek berupa ciri-ciri fisik
dan sifat objek tertentu seperti warna, ukuran, bentuk, dan kepribadian
Contoh Paragraf Deskripsi yaitu sebagai berikut :
Meja yang dibelikan bapak untuk Budi sebagai hadiah ulang tahun
sudah sampai. Meja itu terbuat dari kayu jati. Meja itu tingginya kurang
lebih 75 cm lebarnya sekirar 50 cm dengan panjang 1,5 meter. Meja
bewarna coklat muda ini terlihat sangat cocok dengan ruang belajar Budi
yang sedikit gelap. Meja ini punya 2 lemari yang 1 sebelah kiri dan yang
satunya sebelah kanan. Dengan adanya penyangga kaki membuat meja
ini nyaman digunakan untuk belajar.
2. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang


memaparkan cara atau petunjuk supaya pembaca
memahami bacaan denga jelas. Ciri-ciri dari
paragraf ini yaitu terdapat definisi atau pengertian
mengenai istilah dari suatu topik pembahasan.
Tidak berunsur mengajak atau mempengaruhi.
Berupa paragraf yang informatif, artinya dapat
memberi informasi kepada pembaca. Biasanya
paragraf ini memiliki rincian data yang jelas untuk
mendukung informasi yang disampaikan.
Contoh Paragraf Eksposisi :

Organisasi membutuhkan kerjasama yang kuat agar bisa berjalan


dengan baik. Seperti layaknya sebuah mobil yang bergerak
dikarenakan mesin mobil dan komponen-komponen lainnya yang
berkerjasama. Organisasi juga membutuhkan komponen-
komponen seperti ketua organisasi, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, humas dan anggota kelompok. Mereka inilah yang
menggerakkan organisasi. Seperti pada sebuah mobil jika satu saja
tidak ada atau rusak, akan menghambat jalannya mobil bahkan
tidak bisa jalan sama sekali. Begitu pula dengan organisasi, semua
pihak memiliki fungsi dan tugas tertentu yang akan menggangu
jalannya organisasi jika salah satu dari mereka tidak ada atau tidak
bekerja. Bahkan bagian yang paling kecil seperti anggota pun
sangat penting kedudukannya di dalam organisasi.
3. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan


suatu kejadian atau peristiwa yang di dalamnya
terdapat subjek pelaku, waktu kejadian serta alur
cerita. Ciri-ciri dari paragraf ini yaitu, dirangkai dalam
urutan waktu baik berupa alur maju atau alur mundur.
Berisi tentang peristiwa yang meceritakan perbuatan
atau tindakan. Memiliki unsur-unsur cerita seperti
tokoh, latar, konflik dan sudut pandang pengarang.
Pada paragraf ini, ciri yang paling muda ditandai yaitu
terdapat cukup banyak kalimat langsung. Serta
penulisannya memiliki gaya yang kreatif dan
berestetika sehingga dapat membuat bacaannya
semakin menarik.
Contoh Paragraf Narasi :
Einstein dilahirkan di Ulm di
Wrttemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah
timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann
Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang
kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia,
dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah
di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka
keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di
sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia
diberi pelajaran biola.
4. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang


mengutarakan suatu pendapat atau ide yang
memiliki alasan yang mendukung. Ciri-cirinya yaitu
Kalimat utama berupa suatu pendapat atau gagasan
yang disampaikan oleh penulis. Disertai dengan
kalimat-kalimat penjelas berupa alasan yang kuat
dan didukung oleh fakta, contoh, data statistic, grafik
untuk lebih meyakinkan pembacanya. Dan diakhiri
dengan sebuah kesimpulan yang logis dan
berlandaskan gagasan utama yang disampaikan di
awal kalimat.
Contoh :
Biaya pendidikan di Indonesia sangatlah mahal.
Meskipun pemerintah telah memberikan bantuan,
tetapi tetap saja para murid harus membayar beberapa
biaya untuk keperluan sekolah, seperti baju, buku, dan
lain lain. Mahalnya biaya pendidikan ini tidak hanya
sebatas pada sekolah dasar saja, tetapi hingga di
perguruan tinggi. Bahkan biaya untuk menempuh
pendidikan di kampus amat sangat mahal karena
pemerintah tidak memberikan bantuan langsung
kepada perguruan perguruan tinggi. Banyak anak
anak yang setelah lulus dari SMA lebih memilih untuk
mencari pekerjaan saja daripada melanjutkan di
perguruan tinggi. Akibatnya, pendidikan di Indonesia
tidaklah merata dan hanya terkonsentrasi kepada
orang yang mampu saja. Sedangkan bagi orang yang
kurang mampu, pendidikan tinggi hanyalah sebuah
angan
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi
ajakan yang memiliki tujuan supaya pembaca
melakukan tindakan. Paragraf persuasi memiliki
alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan
fakta. Paragraf ini berusaha meyakinkan
pembacanya untuk melakukan atau mempercayai
yang ditulis oleh penulis. Paragraf persuasi banyak
menggunakan kata-kata ajakan seperti ayo, mari
dan sebagainya. Biasanya mengutamakan
kesepakatan pendapat dan menghindari konflik
agar kepercayaan pembacanya tidak hilang.
Contoh Paragraf Persuasi :
Pendidikan adalah hal yang paling penting di
dalam hidup ini ,baik pendidikan formal atau informal.
Dengan pendidikan kita bisa mendapatkan dan menjadi
apapun yang kita inginkan. Pendidikan juga bisa
mengarahkan kita ke kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan bisa kita raih dengan belajar yang giat baik
di sekolah, di rumah maupun di tempat-tempat lain.
Jika kita tidak belajar dengan serius dan giat, tentunya
apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia karena tidak ada
yang bisa dicapai dengan perbuatan yang tidak
sungguh-sungguh. Akibatnya kita tidak bisa menggapai
citi-cita. Oleh karena itu, marilah belajar dengan giat
dan sungguh-sungguh agar kita dapat mencapai cita-
cita.
Alat pengembang Paragraf
Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf
yang menghendaki adanya pengembangan
atau perluasan yang berintikan kalimat utama.

Sedangkan alat pengembangan paragraf


berarti hal hal yang diperlukan dalam
perluasan suatu paragraf yang berintikan
kalimat utama.
Metode metode pengembangan
paragraf
Cara definisi
melalui pengungkapan penjelasan atau pengertian
dari suatu masalah yang dibicarakan, serta
diungkapkan dari berbagai sudut pandang.

Kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan


paragraf secara definisi, antara lain adalah, ialah,
yaitu.
Contoh :
Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di
dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu
berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran
utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu
kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf
tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat
utama.
Cara Analogi

bentuk pengungkapan suatu objek yang


dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu
kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan
dengan bantuan kiasan.

Kata-kata kiasan yang digunakan


yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh :

... Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan yang


digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh.
Sebelum berangkat,orang yang akan bepergian dengan
kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi
kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem,
versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya.kalau perlu
orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel
untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai
ketempat tujuan.
Cara contoh-contoh

disajikan sebagai gagasan penjelas untuk


mendukung atau memperjelas gagasan umum agar
mudah dipahami oleh pembaca.

Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain


merupakan ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dalam mengembangkan paragraf
dengan contoh.
Contoh
Mempunya pekerjaan yang baik adalah keinginan
setiap orang, karena ketika kita mempunyai pekerjan
kita pun dapat menata kehidupan kita sendiri.

Contohnya : Yuda, seorang lulusan fakultas


teknik yang sejak ia bersekolah mempunyai
banyak prestasi gemilang, sampai akhirnya dia
diterima di perusahaan industri terbesar di asia
dan saat ini menduduki jabatan yang tinggi.
Cara Sebab Akibat

dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai


gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan
akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti
dengan penyebab sebagai gagasan penjelas.

Kata yang digunakan yaitu, padahal,


akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh :

Pertama kali pindah kekota ia adalah anak


yang baik, tahun pertama kuliah ia sering
bolos, dia juga tak mau mengerjakan tugas
apalagi untuk belajar. akibatnya hasil ujian
jelek, badan kurus dan sekarang ia jadi jarang
masuk kuliah.
Cara Perbandingan

sebuah pengembangan paragraf yang


dilakukan dengan membandingkan guna
memperjelas suatu paparan.
Biasanya menggunakan
ungkapan seperti, serupa dengan, seperti
halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan
dengan, akan tetapi, sedangkan, dan
sementara itu.
Contoh :
sumatera selatan merupakan provinsi yang mempunyai
banyak sekali budaya, mulai dari tarian, lagu, pakaian,
adat menikah dan tak lupa makanan.
Palembang mempunyai banyak sekali makanan khas
yag diolah dari ikan. Mulai dari model, tekwan, pempek
dan lain-lain.
Sama halnya dengan palembang, kota kota lain di
indonesia khususnya sumatera mempunyai banyak
sekali budaya yang harus dikembangkan agar tetap
lestari di Indonesia.
Cara Pertentangan

menggunakan ungkapan-ungkapan
seperti berbeda dengan,
bertentangan dengan, sedangkan,
lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
Contoh :
Sekolah tinggi (umum) berbeda dengan sekolah
swasta.Perbedaan itu dapat dilihat dari segi biaya
sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas
pengejarannya.Untuk sekolah umum biayanya
mampu dicapai bagi semua kalangan
masyarakat.Akan tetapi,fasilitas yang ditawarkan
kurang memadai bagi kelangsungan sistem
belajar mengajar.Sedangkan, sekolah swasta
biaya yang ditawarkan hanya mampu mencapai
batas keuangan beberapa kalangan masyarakat,
artinya kalangan orang mampu.Hal ini sejalan
dengan fasilitas, standar sekolah sertakualitas
pengajarnya.Sehingga sekolah swasta mampu
bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan.
Cara Klasifikasi

melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri


tertentu.
Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan
yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia
telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crate dan
Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi
menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair
yang ada dalam tubuhnya. Empat golong tersebut
yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang sifatnya periang,
gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian
kolerik ( banyak empedu kuning ) adalah manusia yang
memiliki sifat garang, hebat, lekas mrah, dan agresif.
Selanjutnya, flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah
manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah,
dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu
hitam ) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan
pesimis.
Definisi Wacana
Wacana dapat diartikan dari berbagai sumber
yaitu :
Istilah wacana berasal dari bahasa
sansekerta wac, wak, vak. yang
berarti berkata ataupun berucap.
segi sosiologi, wacana menunjuk pada hubungan
konteks sosial dalam pemakaian bahasa,
sedangkan dari segi linguistik, wacana adalah unit
bahasa yang lebih besar daripada kalimat.
Hawthorn (1992) juga mengemukakan definisi
wacana merupakan komunikasi kebahasaan yang
terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara
dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di
mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
Roger Fowler (1977) mengemukakan bahwa wacana
adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari
titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang
termasuk di dalamnya.
Dan secara umum wacana adalah sebuah tulisan yang
memiliki urutan yang teratur atau logis. Didalam
sebuah wacana ada unsur-unsur yang harus memiliki
kepadua dan kesatuan
JENIS-JENIS WACANA

Berdasarkan jenisnya, wacana terbagi


menjadi lima yaitu:
A. Jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi
B. Jenis wacana berdasarkan peserta komunikasi
C. Jenis wacana berdasarkan bentuk
D. Jenis wacana berdasarkan Pemaparan dan
Penyusunan, Isi, dan Sifatnya
E. Jenis wacana berdasarkan tujuan komunikasi
A. Jenis Wacana Berdasarkan Saluran Komunikasi

1. Wacana lisan
wacana lisan adalah jenis wacana yang
disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa
verbal (Mulyana, 2005:52). Jenis wacana ini sering
disebut sebagai tuturan (speech) atau ujaran
(utterance). Tarigan (1987: 55), berpendapat bahwa
wacana lisan merupakan wacana yang disampaikan
secara lisan melalui media lisan. Wacana lisan dapat
ditemukan misalnya di percakapan khutbah, dan
siaran langsung di radio atau TV.
Ciri-ciri wacana lisan
a) Kalimat dalam wacana lisan kurang terstruktur
b) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, dan
c) Sering hanya berupa urutan kata yang berbentuk frasa
d) Penataan subordinatif wacana lisan lebih banyak dari pada
wacanatulis
e) Jarang menggunakan piranti hubung karena didukung oleh
konteksnya
f) Bahasanya cendrung tidak menggunakan frasa benda yang
panjang
g) Kalimatnya cenderung berstruktur subjek predikat
h) Pembicara dapat mengubah struktur atau memperhalus ekspresi
saat itu juga
i) Pembicaraan cendrung menggunakan kosa kata sehari-hari
j) Bahasanya sering diulang bentuk sintaksis yang sama digunakan
sejumlah pengisi
A. Jenis Wacana Berdasarkan Saluran
Komunikasi

2. Wacana tulis
Wacana tulis (written discourse) adalah
jenis wacana yang disampaikan melalui media
tulisan (Mulyana, 2005: 51). Tarigan (1987:
52) berpendapat bahwa wacana
tulis merupakan wacana yang disampaikan
secara tertulis melalui media tulis. Wacana
tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku,
berita koran, artikel, makalah dan sebagainya.
Ciri-ciri wacana tulis
Kalimat cenderung lengkap dan panjang,
Bahkan terdiri dari beberapa klausa
Penggunaan wacana tulis selalu dipantau dan direvisi oleh
penulisnya.
Penataan subordinatif wacana tulis lebih banyak dari pada wacana
lisan
Sering menggunakan piranti hubung untuk menunjukan suatu
hubungan ide.
Bahasanya menggunakan frasa benda (tetapi, namun, oleh sebab
itu)
Kalimatnya menggunakan struktur topik-komen
Tidak dapat mengubah struktur atau memperhalus ekspresi yang
kurang tepat saat itu juga seperti wacana lisan
Penulisannya sering menggunakan istilah teknis
Jarang menggunakan pemakaianpengisi dan pengulangan bentuk
yang sama
B. Jenis Wacana Berdasarkan Perserta Komunikasi

1. Wacana Monolog
Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan
oleh satu orang (Mulyana, 2005: 53). Misalnya seperti Ucapan
terimakasih yang disampaikan.
2. Wacana Dialog
Menurut Djajasudarma (2006:13), wacana dialog
merupakan wacana yang berupa percakapan atau
pembicaraan antara dua pihak terdapat pada konversasi.
Contoh dialog, konteks penjual apel dan pembeli sedang
melakukan transaksi jual beli di pasar.
3. Wacana Polilog
Wacana polilog merupakan jenis wacana yang melibatkan
partisipan pembicaraan di dalam konversasi yang melibatkan
lebih dari dua orang penutur.
Contoh polilog, konteks masalah gender.
C. Wacana Berdasarkan Bentuk
1. Wacana Naratif
Wacana naratif adalah wacana yang menceritakan
suatu atau beberapa peristiwa/ kejadian, seperti
roman, novel, memoar, cerita dalam buku suci yang
mengandung ajaran, dongeng, biografi, dan
autobiografi.
Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua,
yaitu (1) hendak memberikan informasi atau
meberikan wawasan dan meperluas pengetahuan
pembaca, dan (2) hendak memberikan pengalaman
elastis kepada pembaca. Tujuan pertama menghasilkan
jenis narasi informasional atau narasi ekspositoris dan
tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik atau
narasi sugestif.
2. Wacana Deskriptif
Wacana deskriptif adalah wacana yang
menggambarkan sebuah tempat atau
seseorang. Dengan demikian, dalam menulis
deskripsi yang baik dituntut tiga hal, yaitu:
Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki
kekayaan nuansa dalam bentuk.
Kecermatan pengamatan dan keluasan
pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan wujud
objekyang dideskripsikan.
Kemampuan kita memilih detail khusus yang
dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan
deskripsi
3. Wacana Ekspositoris
Wacana ekspositoris adalah wacana yang
bertujuan untuk menganalisis sebuah fenomena
atau sebuah gagasan agar dipahami oleh
pembaca dengan memberikan penjelasan dan
penegasan. dalam dunia pendidikan, wacana ini
bertujuan untuk mengingat apa yang sudah
diterangkan dan untuk mentransfer pengetahuan.
Dalam wacana ini masalah yang
dikomunikasikan terutama dalah
informasi.informasi dapat berupa:
Data factual
Suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif
terhadap seperangkat fakta
Mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang
berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus.
4. Wacana Persuasif
Wacana persuasif ialah wacana yang
ditujukan untuk menunjukkan, membuktikan,
dan meyakinkan pembaca. Untuk dapat
menyusun wacana ini secara efektif diperlukan
kemampuan menciptakan persuasi, yaitu
kemampuan memanfaatkan alat-alat
persuasiyang berupa:
a. Bahasa
b. Nada
c. Detail
d. Pengaturan
e. Kewenangan
C. Wacana berdasarkan bentuk

5. Wacana Argumentatif
Wacana argumentatif yaitu wacana yang
bertujuan untuk mempertahankan tesis
dengan memberikan argumen dan contoh
dengan kata lain menggunakan argumentasi.
Wacana argumentasi dikembangkan dengan
dua teknik yaitu teknik indukatif dan teknik
deduktif.
D. Wacana Berdasarkan Pemaparan dan
Penyusunan, Isi, dan Sifatnya
1. Wacana Naratif
Wacana ini merupakan tuturan yang menceritakan atau
menyampaikan suatu hal atau suatu kejadian dengan menonjolkan
tokoh pelaku, maksudnya untuk memperluas pengetahuan
pendengar atau pembaca. Kekuatan wacana ini terletak pada
urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita, atau
diatur melalui plot.

2. Wacana Prosedural
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang melukiskan
sesuatu secara berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya,
karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsure
berikutnya. Wacana ini biasanya disusun untuk menjawab
pertanyaan bagaimana sesuatu bekerja atau terjadi, atau
bagaimana cara mengerjakan sesuatu. Tokohnya boleh orang dan
yang dilukiskannya tidak terikat dengan urutan waktu.
3. Wacana Hortatorik
Wacana ini merupakan rangkaian urutan yang isinya bersifat ajakan
atau nasihat. Kadang-kadang tuturan ini bersifat memperkuat keputusan
atau agar lebih meyakinkan. Yang menjadi tokoh penting dalam wacana
jenis ini adalah orang kedua. Wacana ini tidak dapat disusun berdasarkan
urutan waktu, tetapi merupakan hasil atau produksi suatu waktu.

4. Wacana Ekspositorik
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan
suatu pokok pikiran. Pokok pikiran itu lebih dijelaskannya lagi dengan
cara menyampaikan uraian bagian-bagian atau detilnya. Tujuan pokok
yang ingin dicapai pada wacana ini adalah tercapainya pemahaman akan
sesuatu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas daripada sekedar
pertanyaan yang bersifat global atau umum. Kadang-kadang wacana itu
dapat berbentuk ilustrasi dengan contoh, berbentuk perbandingan,
berbentuk uraian kronologis, dan dengan penentuan ciri-ciri
(identifikasi). Orientasi pokok wacana ini lebih pada materi, bukan pada
tokohnya.
5. Wacana Deskriptif
Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang
memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik
berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan
penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini
adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif
terhadap sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca
merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau
mengetahuinya secara langsung. Uraian pada wacana
deskriptif ini ada yang memaparkan sesuatu secara
objektif dan ada juga yang memaparkannya secara
imajinatif. Pemaparan yang pertama bersifat
menginformasikan sebagaimana apa adanya,
sedangkan yang kedua dengan menambahkan daya
khayal. Oleh karena itu, yang kedua itu banyak
dijumpai dalam karya sastra, seperti novel dan cerpen.
E. Jenis wacana berdasarkan tujuan komunikasi
1. Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi merupakan wacana yang ditunjukan
kepada penerimaan pesan agar dapat membentuk suatu citra
tentang suatu hal. Ciri khas wacana ini ditandai dengan
penggunaann kata-kata atau ungkapan yang bersifat deskriptip.
Contoh wacana deskripsi:
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa di seberang
lembah itu seperti perawan mandi basah; segar, penuh gairah,
dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut
basah yang tergerai dan jauh dibelahan punggung. Batang-
batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin
seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh
pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiuplebih kencang pelepah-
pelepah itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-
tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis
tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pencuran.
2. Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan
sesuatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang
bersangkutan memahaminya. Berisi konsep-konsep dan
logika yang harus diikuti oleh penerima.
Contoh:
Peningkatan kadar kesamaan air hujan disebabkan oleh sisa
pembakaran di udara. Bahkan bakar fosil (misalnya minyak
bumi, gas alam, batu bara) bila dibakar akan menghasilkan
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) sebagai
penyebab utama kesamaan itu. Penghasil SO2 dan
NOx terbesar adalah pembangkit listrik dan industry yang
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. SO2 dan
NOx itu juga dilepaskan oleh kendaran di jalan. Zat-zat yang
berat akan jatuh ke bumi dan yang ringan mengambang di
udara. Jika hujan, zat-zat itu, yang mengambang di udara
itu, tersapu bersih oleh hujan yang turun. Makin banyak
zat-zat itu makin asam air hujan yang menyapu itu.
3. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi salah satu bentuk
wacana yang berusaha mempengaruhi
pembaca atau pendengar agar penerima
pernyataan yang dipertahankan. Pada
dasarnya kekuatan argumen terletak pada
kemampuan penutur dalam mengemukakan
tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut
pernyataan, alasan dan pembenaran,
sedangkan elemen pelengkapnya adalah
pendukung, modal dan sanggahan.
4. Wacana Persuasi
Wacana persuasi merupakan wacana yang
bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan
tidakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Contohnya
wacana iklan yang bertujuan mengubah perasaan,
sikap dan citra pikan konsumen atau calon konsumen
dalam jangka waktu yang panjang terhadap barang
atau jasa yang di iklankan.

5. Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan suatu jenis wacana yang
berisi cerita. Dalam wacana narasi harus ada unsur
waktu , bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat
penting.
Daftar Pustaka
Hakim, Nursal.2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia
Dasar.Pekanbaru : Cendekia Insani Pekanbaru

Hakim, Nursal. 2007. Keterampilan Dasar


Menulis.Pekanbaru : Cendekia Insani Pekanbaru

Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas


X. Jakarta : Yudistira

Djuharie, O.Setiawan, Suherli. 2001. Panduan Membuat


Karya Tulis : resensi, laporan, buku, skripsi, tesis, artikel,
makalah, berita, essei,dll.Bandung : Yrama Widya

http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/pengertian-
paragraf-alenia.html

Anda mungkin juga menyukai