LAPORAN KUNJUNGAN AWAL LAPANGAN

DI SD MUHAMMADIYAH KOMPLEK KOLOMBO

KELOMPOK III
1. Rr. Nurul Shita Hapsari
2. Deni bahari
3. Harmansyah
4. Prita Devy Igiany
5. Harpeni Siswatibudi
Latar
Belakang
Sekolah selain berfungsi sebagai
tempat pembelajaran juga dapat
menjadi ancaman penularan penyakit
jika tidak dikelola dengan
baik. Munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah
(usia 6-12), ternyata umumnya berkaitan
dengan PHBS.
 Dari data pendahuluan yang
diperoleh siswa-siswa SD
Muhammadiyah Kompleks Kolombo
rata-rata anak yang tidak masuk sekolah
karena sakit bekisar 1-2 orang per
minggunya, dan ternyata penyakitnya
bervariasi.
 Gambaran Umum
Lokasi
SD Muhammadiyah Kompleks
Kolombo adalah salah satu SD swasta
yang terletak di jalan Rajawali No. 10,
Demangan Baru, Catur Tunggal, Depok,
Sleman, DIY. SD ini terletak di dalam kota
jauh dari jalan raya serta mudah dijangkau. Sekolah
Dasar Muhammadiyah termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Depok 3 Kabupaten Sleman dengan
jumlah siswa 114 siswa, dan jumlah guru beserta staff
13 orang.
 Hasil Kajian Awal
Pada tanggal 13 kelompok mengunjungi
lokasi dan meminta izin kepada kepala sekolah
SD Kompleks Muhammadiyah Kolombo untuk
melakukan pengkajian awal. Dari hasil observasi
dan wawancara dengan Kepala Sekolah SD
Kompleks Muhammadiyah Kolombo, 2 (dua)
guru, dan 15 siswa pada tanggal 13 Oktober
sampai dengan 15 Oktober 2011
maka didapatkan hasil yang dikategorikan
sebagai berikut :
 1. Perilaku Membuang Sampah
Belum ada slogan membuang sampah
Letak SD yang berdekatan dengan SMP dan SMA
menyebabkan siswa SD meniru perilaku buang sampah
siswa SMP dan SMA
Menurut kepala sekolah perilaku buang sampah sudah
termasuk pada materi pokok pelajaran pembiasaan
yang dilakukan pada jadwal
tertentu di hari jumat dan sabtu
 Tempat sampah tiap kelas sudah ada, dan disetiap
koridor juga sudah disediakan 2 tempat sampah,
namun sayangnya sampah basah, kering dan plastik
belum dipisahkan.
Petugas kebersihan sekolah sudah ada dan selalu
membersihkan lingkungan sekolah dengan baik.
2. Perilaku Mencuci Tangan
Pernah dilakukan 2 (dua) kali event cuci tangan
bersama, yaitu bekerja sama dengan produk, yaitu
radio unisi dan lifebuoy, pada saat peringatan hari
cuci tangan sedunia, namun setelah itu belum ada
tindak lanjutnya.
Fasilitas cuci tangan telah disediakan sekolah di dua
tempat yaitu di belakang kelas dan di depan kelas
 Perilaku ini termasuk dalam kegiatan pembiasaan
yang rutin dilakukan pada hari jumat dan sabtu
Secara umum anak-anak belum memahami cara cuci
tangan yang tepat
 3. UKS
Sekolah telah memiliki ruang UKS, namun sarana
dan prasarana belum lengkap
Fungsi UKS masih hanya digunakan untuk tempat
istirahat bagi anak sakit saja Belum berfungsi
sebagai UKS yang seutuhnya.
Belum pernah dilakukan sosialisasi khusus tentang
fungsi UKS
Belum adanya penanggung yang khusus menangani
fungsi UKS
Masih ada anak yang tidak mengetahui keberadaan
UKS
 Pertimbangan Kelompok
Perlu wadah yang mengelola pembinaan kesehatan
di sekolah
Perlunya program pembinaan kesehatan yang
tersetruktur, sistematis dan kontinu sehingga dapat
secara optimal meningkatkan kesehatan sekolah
Pemberdayaan guru dan murid dalam
meningkatkan kesadaran kesehatan secara mandiri
 Berdasarkan pertimbangan diatas, maka
Revitalisasi UKS diprioritaskan sebagai masalah
kesehatan di SD Muhammadiyah Kompleks
Colombo yang perlu untuk di intervensi.
Berdasarkan trias UKS yaitu penkes,
yankes,pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
yang sehat, kelompok sepakat untuk fokus pada
pendidikan kesehatan di sekolah.
 Rencana Kajian Lanjut
Setelah menetapkan prioritas masalah yang akan di
ambil adalah UKS, maka kelompok menetapkan
rencana kajian lanjut yang akan dilakukan, antara
lain :

Mencari data program-program pendidikan

kesehatan di UKS,
Mencari data program-program puskesmas yang
berkaitan dengan pendidikan UKS.
 Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang
fungsi UKS.
Alternatif-alternatif yang dapat dipergunakan
sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan sarana
pendukung pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Mencari materi pendidikan kesehatan serta media
yang diperlukan.