Anda di halaman 1dari 70

Suplemen & imbuhan pakan

Vitamin & pemacu tumbuh


Klasifikasi
Penggolongan obat hewan berdasarkan Kepmentan No.
466/Kpts/TN.260/V/99 (CPOHB) & UU No. 18 tahun
2009:
1. Sediaan farmasetik
2. Sediaan biologik
3. Sediaan premiks
4. Sediaan alami
5. Lain-lain
Klasifikasi
Feed supplement - suplemen pakan
Suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam makanan
hewan tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan melalui pemberian
bersama makanan hewan, misalnya vitamin, mineral dan
asam amino (UU 78 tahun 1992)

Feed additives imbuhan pakan


suatu zat yang secara alami tidak terdapat pada makanan hewan
dan tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu
pertumbuhan (growth promoters) (UU No. 78 tahun 1992)
Feed supplement - vitamin
GBPP
Mahasiswa dapat menjelaskan vitamin:

Fungsi dalam tubuh

Sumber

Manifestasi (klinis) akibat defisiensi


Pustaka Utama
Veterinary Applied Pharmacology& Therapeutics, 5th Ed,
Brander et al, 1991

Quick Look Series in Veterinary Medicine- Clinical


Pharmacology, Webster CRL, 2001
Bahasan
Pendahuluan
Klasifikasi
Larut air
Larut minyak
Bahasan per vitamin
Sumber
Kinetika
Manifestasi karena defisiensi
Aplikasi
Indikasi
Dosis, rute pemerian
Pendahuluan
Vitamin: vitae (alami; nature) & amine (senyawa amino)
o setelah diketahui bahwa senyawa tidak hanya amine/ amino,
akhiran e dihilangkan menjadi vitamin

Vitamin: senyawa organik dalam kuantitas kecil (dalam


bahan alam) & esensial untuk tubuh
Dalam kedokteran hewan (1)

Defisiensi akut teridentifikasi dengan simptom spesifik


contohnya?

Defisiensi kronik simptom tidak spesifik & dapat tidak dikenali

Hewan kelompok resiko tinggi defisiensi vitamin: Hewan


pemeliharaan intensif dengan diet sintetik
(2)
Beberapa spesies tidak memerlukan vitamin tertentu

Contoh: pada sapi vitamin B12(sianokabalamin) tidak


diperlukan, bahkan seharusnya pakan sapi bebas kobal,
karena vitamin B12 tidak akan disintesa dalam rumen dan
menyebabkan defisiensi vitamin B12

Pemberian vitamin E berlebih (minyak ikan) menyebabkan


gangguan hidrolisis dan absorpsi lemak sehingga mengganggu
penyerapan vitamin larut lemak lainnya (A, D, E, K)
Klasifikasi (1)
Vitamin larut air
Vitamin B kompleks
Tiamin (B1 )
Riboflavin (B2 atau G, lactoflavin)
Piridoksin (B6 )
Asam nikotinik/ Niacin/ Nictoinamine (pellagra preventing (PP) factor)
Sianokobalamin (B12 )
Asam para- aminobenzoat (PABA)
Inositol
Asam folat (Lactobacillus casei factor)
Asam patotenat
Choline
Asam askorbat ( Vitamin C)
(2)
Vitamin larut lemak

Vitamin A

Vitamin D

Kalsiferol (D2 )

7- dihidrokolesterol (D3 )

Vitamin E

Vitamin K
Vitamin-vitamin Larut Air

Vitamin B kompleks
Vitamin C
Tiamin/ Aneurine HCl (vitamin B1)
Sumber:
Daging, ikan, ragi/ khamir (yeast), benih gandum
Sintesa bakteri rumen

Kinetika:
Liberasi & Absorpsi di usus
Distribusi di hati, ginjal. Otal dan jantung;
Metabolisme di hati menjadi aneurine pyrophosphat
Ekresi di urin sebagai pirimidin;
Tiamin (2a)
Defisiensi:
Kehilangan energi (kegagalan formasi asam piruvat dan
asam laktat)
Penurunan absorpsi glukosa di usus karena proses
dekarboksilasi oleh aneurine pyrophosphat yang
berfungsi sebagai koensim dalam proses dekarboksilasi
glukosa
Diet bebas-daging dapat menginduksi defisiensi (anjing)
Manifestasi klinis: inkoordinasi otot kaki belakang, paralisis
dengan kepala dan leher menoleh ke belakang (opisthotonus),
konvulsi, diare & muntah
Tiamin (2b)
Aplikasi
Indikasi: keracunan tanaman pakis (kuda, babi)
Aplikasi: injeksi iv (slow), im
Dosis : per oral/ sc/ im: kucing 1-5 mg, anjing 5-10 mg, babi
2.5-15 mg (per kg berat badan)
Riboflavin (vitamin B2)
Sumber: khamir, produk susu, daging, ikan, gandum
Kinetika:
L, A: di usus (per oral) atau di lokasi injeksi
D: menyebar ke seluruh tubuh
M: di hati sebagai koensim riboflavin fosfat & ribofalvin
adenin dinukleotida
E: urin (30 menit setelah administrasi)

Defisiensi koensim tersebut mempengaruhi metabolisme


karbohidrat, asam amino dan aldehida
Riboflavin (2a)
Manifestasi klinis
Hewan monogastrik: pertumbuhan melambat, abnormalitas
proses hematopoiesis, dermatitis, photophobia
Ayam: curl toe paralysis (patognomonis pada anak ayam 2
minggu), diare,
Babi: muntah, ulkus kulit
Kuda: periodic ophtalmia
Anak sapi: salivasi, dermatitis
Aplikasi:
Indikasi: suplemen (vitamin ); profilaksis oftalmia periodik
Dosis: kuda 40 mg/ kuda/ hari, anjing 2-10 mg/ kg berat
badan (perinjeksi & per oral)
Piridoksin HCl (vitamin B6)
Sumber: secara alamiah tersedia dalam piridoksal (gugus
aldehid) & piridoksamin (amin) di padi, kentang, kol, legum,
daging, ikan, telur

Kinetika: L, A, D, E: sda tiamin & riboflavin, M: di hati


membentuk koensim ester asam piridoksal 5-fosforik untuk
dekarboksilase dan transaminase pada metabolisme asam
amino
Piridoksin HCl (vitamin B6)
Defisiensi:
acrodyna= hiperkeratosis dan akantosis kulit hidung, paws,
telinga
Kelemahan otot & syaraf
Mikrositik dan hipokromik anemia

Aplikasi:
Indikasi: muntah karena berlebih Stilboesterol, antidota
Dictycide
Dosis: 5 gram/ sapi, 1 gram/ domba, dll dosis seperti Tiamin
Asam Nikotinik/ Niacin
Sumber: senyawa amida di daging & serealia
Kinetika: L, A: 10 menit setelah pemberian (sc, po, im), D, M:
di hati dimetilasi menjadi nikotinamida, E: di urin sebagai
N-metilnikotinamida
Defisiensi: koensim nikotinamida berperan sebagai karier
hidrogen dalam oksidasi & reduksi metabolisme karbohidrat
Manifestasi klinis: pellagra (manusia) & feline pellagra
(kucing); kulit bersisik, ulkus saluran GI (babi); glositis &
dermatitis (ayam); black tongue (anjing)
Aplikasi:
Indikasi: defisiensi & profilaksis nutrisi
Dosis: 25 mg/hari (anak sapi ); 0.1-0.3 gram SC (babi), 5-10
mg/kg BB (anjing)
Sianokobalamin (B12)
Sumber: Kobalamin tersedia dalam gugus OH (hidroksi ~),
Hidrasi (aquo ~), Nitrit (nitrito ~) dalam organ hati, ginjal,
telur, ikan, ragi

L, A, D, E : sda vit B lainnya, M: berkonjugasi dengan asam


folat dan vitamin C membetuk nukleoprotein & melalui reaksi
transmetilasi membentuk metionin (dari kolin dan homosistein)
Sianokobalamin (B12)
Metabolitnya berfungsi untuk:

Menjaga proses hematopoiesis agar berjalan baik

Mielinisasi,

Hepatoprotektor dari kerusakan asam lemak dari senyawa


toksik (karbon tertraklorida- CCl4)

Perawatan produksi ovum, spermatozoa, otot, fungsi otak &


pankreas
Vitamin B12 (2)
Defisiensi & manifestasi klinis:
Pine disease (penyakit semak) pada ruminan- rontok wool &
pertumbuhan terhambat; anemia, inkoordinasi, anemia (babi,
anjing, kucing);

Aplikasi:
Indikasi: defisiensi vitamin
Dosis: 2-4 g/kg berat badan per hari (hewan besar); 100
g/kg berat badan (anjing, kucing)
Biotin (vitamin H; bios IIb)
Sumber: pada seluruh jaringan tubuh hewan (karkas, hati)

Kinetika:
L, A, D, E sda vit B yang lain
M: di hati sebagai koensim karboksilasi
Defisiensi: sindrome hati & ginjal berlemak

Aplikasi:
Indikasi: suplemen
Dosis: profilaksis: 75g per kg pakan (broiler) & 100 g per
unggas (pengobatan)
Asam para-aminobenzoat
Sumber: ditemukan di hati, ragi & jaringan tanaman

M: perkursor asam folat & antagonis senyawa sulfonamida


sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri

Aplikasi
Indikasi: pemacu tumbuh unggas & antagonis keracunan
arsen organik
Dosis: 8 gram/ individu (manusia)
Inositol (bios I)

Sumber: di seluruh jaringan hewan

L, A, D & E sda vit B lainnya, M: membentuk cephaeilins


yang berkaitan dengan metabolisme lemak

Defisiensi: alopesia (mencit) & denegerasi lemak di hati (tikus)

Indikasi: hepatoprotektor, 10 mg/100 gram pakan (rodensia)


Asam folat (Vitamin Bc)
Sumber: vit B conjugate (Bc) adalah komponen fermentasi
L.casei; ditemukan di jaringan tubuh hewan, ragi (sda vitamin
B lainnya)

L, A, D, E sda vit B lain; Metabolisme asam folat berperan


dalam transmetilasi vit B12 menghasilkan kolin dan metionin

Defisiensi: anemia, lesi kulit, pertumbuhan terhambat (babi,


anjing, unggas)

Sebagai suplemen, 10-20 mg/ ton pakan (unggas), 100 mg/


manusia
Asam Pantotenat
Sumber: seperti vit B lain, royal jelly madu lebah, ragi, susu,
kacang

L, A, D, E sda vit B lainnya- dengan kelebihan absorpsi per


kutan, M di hati sebagai koensim untuk transfer forsforil dalam
pembentukan ATP

Defisiensi: ulseratif dermatitis mulut & mata (semua spesies),


ataksia, nekrosis usus (babi, sapi)

Aplikasi: suplemen dalam pakan, injeksi im, topikal (5%)

Dosis: 18.5 mg/50 kg BB (babi), 55 g/kg BB (anjing)


Kolin
Komponen lesitin fosfolipid & prekursor metionin terdapat di
jaringan syaraf & tersebar di kuning telur, hati, ragi, otak,
ginjal
L, A, D sda vit B, M: proses metilasi meningkatkan
metabolisme fosfolipid dan meningkatkan metabolisme lemak
& mencegah hati berlemak (fatty liver), E: di ginjal dalam
trimetilamin
Defisiensi: perosis (slipped tendon) di unggas; ataksia & fatty
liver (babi)
Indikasi: penanganan milk fever, asetonemia, fatty liver
Dosis: 0.9-1 kg per ton pakan (babi), 1.5 kg/ton pakan
(unggas), 25-50 gram per sapi (PO, inj sc).
Vitamin-vitamin Larut Air

Vitamin B kompleks
Vitamin C
Vitamin C
Hampir disintesa oleh semua hewan kecuali manusia, monyet
& hamster; terdapat di buah jeruk, hijauan pakan, daging, hati,
tomat
L, A rusak di rumen, absorpsi di usus hewan monogastrik; D:
seluruh jaringan kecuali kelenjar adrenal; M: koensim oksidasi
tirosin & fenilalanin, E di ginjal
Anti sariawan? menghambat asam hyaluronidase- sehingga
asam hyaluronat dapat berfungsi untuk pembentukan kolagen
dan jaringan ikat
Indikasi: defisiensi karena demam; detoksifikasi toksin &
toksikan (arsenik, sulfonamid, salisilat, DES, barbiturat)
Dosis: 2-4 gram inj sc (kuda); 1-2 gram per 450 kg (sapi); 25-
75 mg per hewan, PO (anjing)
Vitamin-vitamin larut lemak

Vitamin A, D, E dan K
Vitamin A
Vitamin A1 (retinol) vitamin A2 (dihidroretinol)

Sumber:

A1 dari hati ikan air laut, A2 dari hati ikan air tawar

Hijauan, wortel (carrots), kuning telur, susu, mentega, keju,


ketersediaan di alam sebagai asam palmitat

Vitamin A prekursor: pigmen karoten (, , )

-karoten sebagai prekursor penghasil vitamin A terefektif


(setelah terhidrolisis di hati & mukosa usus)
Vitamin A
L, A di usus jika kadar lemak, garam empedu & ensim
pankreas tercukupi, D di hati, ginjal, adrenal, M di hati
menghasilkan metabolit yang berefek (utama) di retina, serta di
kulit dan mukosa saluran nafas & urin

Efek di retina terkait konjugasi protein rhodopsin (kemampuan


akomodasi cahaya) & iodopsin (warna)
(2a)
Defisiensi & manifestasi klinis: hiperkeratosis- terutama di
kornea (xerophthalmia)

Kuda: kebutaan malam, lakrimasi, gangguan kuku

Sapi: kebutaan (pedet), abnormalitas (kontriksi)


pertumbuhan tulang foramen optik nekrosis syaraf mata,
tekanan intrakranial naik pertumbuhan & gejala syaraf

Babi, Hewan kecil: gejala umum defisiensi vitamin A

Unggas: gangguan penetasan, nutritional roup


(2b)
Indikasi: suplemen & gejala defisiensi

Kontraindikasi: hipervitaminosis (hyperaesthesia, penuaan,


letargia, kolik)

Dosis: 100-200 unit (40-90 unit per 0.5kg) per kg berat badan
per hari (hewan kecil & ternak kecil), 1-2 gram per 450 kg
(sapi), 0.07-0.22 gram per kg pakan (unggas)
Vitamin D
Vitamin D2 (ergokalsiferol) vitamin D3 (kolekalsiferol)

Sumber: minyak hati ikan; ergokalsiferol berasal dari irradiasi


UV ergosterol (provitamin B2); kolekalsiferol berasal dari
radiasi UV dihidrokolesterol di kulit

L, A, masuk peredaran darah terikat dengan -globulin , D, M


di hati
Vitamin D
M:
Kolekalsiferol (CC) sebagai prohormon untuk kendali kadar
kalsium (Ca), bersama parathormon (resorpsi Ca dari tulang
ke sirkulasi tubuh)

Metabolit CC (1,25 dihidroksi CC) meningkatkan absorpsi


Ca- saat kondisi normo-hiperkalsemia, metabolit diubah
menjadi senyawa yang berkurang aktivitas absorpsi Ca-nya
(2a)
Defisiensi:
Riketsia (hewan muda): gangguan osifikasi dengan tulang
mudah patah ditandai dengan pembesaran kosto-kondral
sendi (rickety rosary)
Domba & pedet: riketsia lebih karena defisiensi Ca & P,
bukan vitamin D atau defisiensi vitamin A
Osteomalasia (hewan dewasa): penakit ekuivalen dengan
riketsia ditandai dengan gangguan konformitas diafisis
tulang & epifisis tulang panjang
(2b)
Indikasi: suplemen & defisiensi

Dosis:

Kebutuhan: 300-500 unit per 50 kg (kuda, sapi, domba,


babi), 10-20 unit per kg BB (anjing), unggas 1-2 juta IU per
ton pakan

Saat defisiensi, dosis diatas dinaikkan 10-20 kalinya


Vitamin E
, , tokoferol dan , , -tokotrienol; -tokoferol adalah
senyawa teraktif

Sumber: sayuran hijaun, minyak sayur (gandum), lemak

L, A di usus, D & terdepo di seluruh jaringan lemak , E di


kelenjar empedu & urin ; M di hati berperan dalam proses
sitokrom reduktase, sehingga berperan dalam energi sel- otot &
metabolit tokoferol berperan sebagai antioksidan melalui
stabilisasi vitamin A
Vitamin E
Defisiensi:
Distrofi otot (white-lamb disease; stiff-lamb disease),
kelemahan otot (tipe: skelet-lokomotor; toraks-interkostal &
diafraghma; kardiak-otot jantung)

Kesuburan (pertumbuhan testikel, daya tetas telur, oedema-


diatesis (unggas)

Hepatosis dietetika (yellow-fat disease); diatetik


mikroangiopati (mulberry heart disease)

Selenium memiliki gejala defisiensi distrofi otot sama


dengan vitamin E
Vitamin E
Indikasi
Suplemen & profilaksis
Defisiensi
Dosis
Profilaksis: tergantung kadar asam lemak tidak jenuh &
kekurangan kolin adalah predisposisi gangguan otot
Defisiensi: per hewan 0.3-2 gram (pedet), 0.1-0.5 gram
(kambing), anjing 30-100 mg (po)
Kesuburan (pertumbuhan testikel, daya tetas telur, oedema-
diatesis (unggas)
Hepatosis dietetika
Vitamin K
Berasal dari faktor koagulasi, senyawa aktif 2-methyl-3 phytil-
1,4-naphtaquinone (vitamin K1), secara alamiah di ikan
(vitamin K2), 2-metil-1,4 naftaquinon/ menafton/ menadion
(US) (vitamin K3), Phytonadione (vitamin K1)
Sumber: hijauan, kacang, ikan terfermentasi, daging
L, A di hati, tergantung kadar lemak di usus, D di hati, E di
saluran urin
M di metabolit menafton berperan dalam formasi protrombin
(faktor koagulasi darah) di hati
Vitamin K3 lebih poten 3x dibanding K1
(2) Vitamin K
Defisiensi berupa hemoragi anemia & hemolitik jaundice
Manifestasi klinis: Sweet-clover disease (sapi), epistaksis
(kuda)
Indikasi: suplemen, keracunan walfarin & defisiensi, bersama
vitamin C untuk keracunan asam salisilat
Dosis:
Suplemen: 0.4 gram per ton pakan (hewan besar)
Defisiensi: 2-10 mg/ hewan IM (anjing), 100-400 mg/hewan
(hewan besar), 1-2 gram per ton pakan (unggas)
Minerals
Esensial: kalsium, fosfor, natrium, kalium, klorida
Mikronutrien & trace minerals: zat besi, magnesium, zinc,
kobalt, kuprum, selenium
Suplemen makromolekul lain
Karbohidrat sukrosa, dekstrosa, maltosa, dll

Asam amino esensial


Histidin
Taurin (pakan karnivora kecil)
Kolin
L-karnitin
Dll

Senyawa lipid (fosfolipid, fitofosfolipid) & suplemen lain (penyusun asam


nukleat purin & purimidin)

Ensim diisolasi dari kapang (Microsporum sp.)


Phytase
Xylanase
Glucanase
Imbuhan pakan Growth promoters
Pendahuluan (1)
Growth Promoters (GP): pemacu pertumbuhan -
banyak digunakan pada hewan ternak

Sediaan yang memiliki mekanisme secara endokrinologi,


metabolisme, kontrol genetik untuk mencapai Maximum
Growth Rate dengan peningkatan:
efisiensi pakan
komposisi karkas

Maximum growth rate tergantung potensi genetik dan


pemberian nutrisi yang optimal serta kondisi lingkungan
yang mendukung
Mekanisme kerja
Mekanisme yang dapat diterima dengan pendekatan
secara farmakologis adalah:
Peningkatan efisiensi pakan dan perdagingan melalui
manipulasi sistem endokrin
Penggunaan senyawa kimia (messengers) meningkatkan
sintesa protein
Penggunaan zat antimikrobial perubahan populasi flora
pada GI tract kenaikan kualitas (performances)

Chemical messenger
Chemical Messenger
Terklasifikasi berdasarkan Struktur kimia seperti:
1. Steroid dan senyawa yang aktif seperti steroid
2. Peptida
3. Simple Chemical Messenger (Beta Adrenoreseptor Agonist)
4. Antimikrobial
STEROIDS
Sex steroid hormon: estradiol, progesteron, testosteron
Sintetik steroid hormon: Trenbolone Acetate (TBA),
melengesterol asetat (MGA)
Non-steroidal- mimic efek steroid: diethylstilboesterol
(DES)
Sex Steroid Hormon (1)
Oestradiol
Poten anabolic agent pd ruminansia (5-100 pg/ml)
Sediaan: ear implant app.

Mekanisme:
a. Menaikkan (secara tidak langsung) hormon pertumbuhan - Growth
Hormon (GH)
b. Terikat spesifik pd reseptor otot

Khasiat:
1. Laju pertumbuhan10-20%
2. Lean-meat 1-3%
3. Efisiensi pakan 5-8%

Efek samping: Gangguan behavior (Buller Steer Syndrome)


Sex Steroid Hormon (2)
(2)Testosterone
Poten agen anabolik pd hewan ternak (1-5 ng/ml serum)
Mekanisme affinitas terhdp reseptor androgen di otot,
mencegah glukokortikoid
Sediaan: Formulasi dlm propionat dgn estradiol benzoat-
tablet implant
ES: Over stimulasi kelamin sekunder\

(3)Progesteron
Mekanisme: supresi estrus, menaikkan laju pertumbuhan
Sediaan: sintetik Melengestrol Acetate (MGA)
Sintetik Steroid Hormon (1)
Mekanisme sama dengan sex steroid
Mengurangi efek androgenik& prilaku
Lebih poten
Secara umum, terbagi 2:
Androgenic steroid sintetik (TBA)
Progestagenik steroid sintetik (MGA)
Sintetik Steroid Hormon (2)
1. Androgenik Steroid Sintetik
Nandrolone
Norethandrolone Jarang digunakan
Ethylestrenol

Norethandrolone & ethylestrenol memiliki fungsi


progestagenik

TBA Banyak digunakan di sapi, domba, tidak digunakan di


babi atau kuda

Sediaan: Oral, implan, 200-300mg pd sapi


Progestagens (MGA):
MGA menekan estrus (PO 0,25-0,5 mg/hari)
Menaikkan bobot badan 5-10% ovarium yang optimal
sangat mempengaruhi efikasinya
Oral dose 0,25-0,5mg/day/cattle
Efek anabolik kenaikan estrogen
PEPTIDA
(1) Growth hormone (GH)
Disekresikan oleh Hipothalamus
Regulasi dlam bentuk GRF dan somatostatin (inhibitor GRF)
Metabolit antara GH: Somatomedin (IGF-1), menstimulasi sintesa
protein
GH menstimulasi:
1. Jaringan kartilago
2. Transport asam amino ke tulang& otot
3. Lipolisis
4. Kenaikan up-take glukosa pada jaringan
PEPTIDA (2)
(2)GRF
Ukuran (kimia) lebih kecil, lebih mudah diadministrasikan
pada hewan
Menaikkan produksi susu (short term)

(3) Thyrotrophin-Releasing Hormon (TRH)


Stimulasi Prolaktin, Thyrotropin (TSH), Triiodothyroxine
(T3) dan Tyroxin (T4)
T3&T4 menaikkan katabolisme protein otot
-ADRENORESEPTOR AGONIST
Katekolamin, serupa (struktur kimia) dengan
noradrenalin (Clenbuterol, Cimateratol,
Ractopamine)
Efek: neurotransmitter& endokrin
Berikatan spesifik dengan - reseptor dan menaikkan c-
AMP intraseluler
-ADRENORESEPTOR AGONIST
Mekanisme kerja:
1. Menaikkan perdagingan (muscle accretion)
2. Lipolisis
3. Hormonal
4. Menaikkan vaskularisasi (blood flow)
Hasilnya..meningkatkan: laju pertumbuhan, perbaikan
efisiensi pakan dan kepadatan daging (beef, sheep, pigs&
poultry)
Latar belakang
Antibiotik dilarang ?
Tahun 1997 : Avoparcin dilarang di Eropa
Di Indonesia ??
- Berkaitan dengan residu
- With drawl time : 5 7 hari, Khloramfenikol : 40 hari
ANTIMIKROBIAL- Feed Additives
Mekanisme:
Mencegah penyakit
Menjaga status kesehatan hewan
Menjaga faktor lingkungan-Biosecurity

Terbagi:
Antimikrobial dalam dosis rendah (dari dosis terapeutik)
Antibiotics Growth Promoters (AGP) dilarang di Indonesia
Probiotik- Efisiensi cerna dlm GI tract
Larangan penggunaan AGP

Surat Edaran Dirjen Peternakan, Kementan RI No.


30059/HK.340/F/11/2011
UU no. 18 Tahun 2009
UU No. 14 Tahun 2014

...melarang penggunaan antibiotika dan hormon (tertentu) ...


Beta agonis ... dalam pakan (sebagai pemacu tumbuh)
Antimikrobial
Terklasifikasi sebagai:
1. Antibiotik ionophore (monensin& lasalocid)
2. Antibiotik non- ionophore (avoparcin)
3. Gut active growth promoter (ensim& probiotik)
Antibiotik ionophore
Mekanisme:
1. memperbaiki flora rumen& pelepasan nitrogen
2. menurunkan produksi gas metan & asetat
3. Efisiensi cerna dirumen
Hasilnya:
1. Kenaikan bobot 1-2%
2. Efisiensi 3-7% FCR
3. Menurunkan konsumsi pakan s.d. 6%
Antibiotik non- ionophore
Antibiotik spektrum sempit glikoprotein&
fosfoglikolipid
Mekanisme, mengurangi efek:
1. Bakteri Gram (-)
2. Peptoglycan
Gut active growth promoter
Ensim (xylanase, glucanase) & probiotik (Lactobacilus,
Streptococcus)
Khamir (yeast) Uniseluler
Mekanisme: Menaikkan energi metabolisme untk
pertumbuhan dan produksi

Prebiotik: nutrisi untuk pertumbuhan bakteri


probiotik/bakteri yang meningkatkan efisiensi cerna:
DHA (docosahexaenoic acid),
EPA (eicosapentaenoic acid),
Omega 3 (produk soya, bawang, pisang, minyak ikan)
Sekian & terima kasih

Anda mungkin juga menyukai