0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
253 tayangan14 halaman
Penomoran Telekomunikasi (nomor untuk keperluan telekomunikasi) adalah serangkaian kode angka unik yang digunakan sebagai identitas pengguna atau jenis layanan telekomunikasi agar dapat tersambung antar pengguna dan dapat melakukan komunikasi melalui jaringan telekomunikasi.
Penomoran Telekomunikasi (nomor untuk keperluan telekomunikasi) adalah serangkaian kode angka unik yang digunakan sebagai identitas pengguna atau jenis layanan telekomunikasi agar dapat tersambung antar pengguna dan dapat melakukan komunikasi melalui jaringan telekomunikasi.
Penomoran Telekomunikasi (nomor untuk keperluan telekomunikasi) adalah serangkaian kode angka unik yang digunakan sebagai identitas pengguna atau jenis layanan telekomunikasi agar dapat tersambung antar pengguna dan dapat melakukan komunikasi melalui jaringan telekomunikasi.
DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PPI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
MEDAN, 29 SEPTEMBER 2017
PENOMORAN TELEKOMUNIKASI Penomoran Telekomunikasi (nomor untuk keperluan telekomunikasi) adalah serangkaian kode angka unik yang digunakan sebagai identitas pengguna atau jenis layanan telekomunikasi agar dapat tersambung antar pengguna dan dapat melakukan komunikasi melalui jaringan telekomunikasi Penomoran Telekomunikasi merupakan sumber daya terbatas yang mendukung industri telekomunikasi, sehingga perlu dilakukan pengaturan dan pengawasan agar penggunaannya efisien, tepat guna, dan sesuai dengan peruntukannya DASAR HUKUM PENGGUNAAN PENOMORAN TELEKOMUNIKASI Undang Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan National 2000/FTP 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional, yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 17 Tahun 2014 PENJELASAN DASAR HUKUM UU NOMOR 36 TAHUN 1999 Pasal 23 (1) Dalam penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan jasa telekomunikasi ditetapkan dan digunakan sistem penomoran. (2) Sistem penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. Pasal 24 Permintaan penomoran oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi diberikan berdasarkan sistem penomoran sebagaimana dimaksud dalam pasal 23.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 52 TAHUN 2000
Pasal 6 (3) Penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam membangun dan atau menyediakan jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib mengikuti ketentuan teknis dalam Rencana Dasar Teknis. (4) Ketentuan mengenai Rencana Dasar Teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3)
Rencana Dasar Teknis adalah ketentuan-ketentuan teknis yang harus diikuti dalam pembangunan dan atau penyediaan jaringan telekomunikasi sehingga menjamin ketersambungan satu jaringan ke jaringan lainnya. Rencana Dasar Teknis meliputi antara lain prinsip-prinsip interkoneksi, pembebanan, penomoran dan pengaturan arus informasi (routing). JENIS PENOMORAN TELEKOMUNIKASI
a. Penomoran Layanan Jaringan Telekomunikasi
b. Penomoran Layanan Jasa Telekomunikasi PENOMORAN LAYANAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI No Jenis Penomoran Catatan 01 Kode Area + Blok Nomor Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched 02 National Destination Code (NDC) Jaringan Bergerak Seluler Jaringan Bergerak Satelit
03 International Signalling Point Code (ISPC) Sambungan Langsung Internasional
Jaringan Bergerak Seluler Jaringan Bergerak Satelit 04 Signalling Point Code (SPC) Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched Jaringan Bergerak Seluler Jaringan Bergerak Satelit 05 Public Land Mobile Identity (PLMNID) Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched Jaringan Tetap Lokal Packet Switched Jaringan Bergerak Seluler Jaringan Bergerak Satelit
06 Intelligent Network Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched
07 Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) Sambungan Langsung Jarak Jauh 08 Sambungan Langsung Internasional (SLI) Sambungan Langsung Internasional PENOMORAN LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI No Jenis Penomoran Catatan 09 Kode Akses Call Center Jasa Nilai Tambah Teleponi Pusat Layanan Informasi 10 Kode Akses Calling Card, Jasa Nilai Tambah Kartu Panggil 11 Kode Akses ITKP Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik 12 Kode Akses Konten Jasa Penyediaan Konten 13 Kode Akses Layanan BUMN Masyarakat Instansi Pemerintah Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched Jaringan Bergerak Seluler Sambungan Langsung Internasional 14 Kode Akses Pesan BUMN Singkat Layanan Instansi Pemerintah Masyarakat Jaringan Tetap Lokal Circuit Switched Jaringan Bergerak Seluler Sambungan Langsung Internasional ALOKASI PENOMORAN LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI Format No Jenis Penomoran Ditetapkan kepada 09 Kode Akses Call Center 140XYZ Penyelenggara Jasa 150XYZ 1500XYZ 10 Kode Akses Calling Card, 120XY Penyelenggara Jasa 11 Kode Akses ITKP 170XY Penyelenggara Jasa 010XY 12 Kode Akses Konten 9ABCD Penyelenggara Jasa 13 Kode Akses Layanan 1XY BUMN Masyarakat 199XY Instansi Pemerintah 14 Kode Akses Pesan Singkat ABCD BUMN Layanan Masyarakat Instansi Pemerintah PROSES PERIZINAN TELEKOMUNIKASI UNTUK CALON PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI
PENETAPAN IZIN PRINSIP PENOMORAN
IZIN UJI LAIK
PENYELENGGARAAN OPERASI PROSES PENGAJUAN PENETAPAN PENOMORAN
Permohonan penetapan nomor ditujukan
kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika melalui perizinan online http://pelayananprimaditjenppi.go.id KETENTUAN PENETAPAN KODE AKSES PUSAT LAYANAN MASYARAKAT Yang dapat menggunakan kode akses pusat layanan masyarakat adalah Instansi Pemerintah/BUMN dengan cakupan wilayah kerja nasional Telah mempersiapkan kebutuhan terkait penyelenggaraan dan operasional call center layanan masyarakat, antara lain: ruangan dan fasilitas call center, perangkat, serta call agent Operasional penyelenggaraan call center layanan masyarakat dapat kelola sendiri oleh Instansi Pemerintah/BUMN atau bekerjasama dengan penyelenggara call center yang telah berizin PELAPORAN PENGGUNAAN PENOMORAN Bab II Lampiran 4 Butir 6.1 FTP: Pengguna penomoran telekomunikasi yang telah mendapatkan penetapan penomoran wajib melaporkan penggunaannya kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika setiap 1 (satu) tahun sejak ditetapkan atau dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan tersendiri.
Laporan penggunaan penomoran telekomunikasi dibuat
dalam bentuk surat resmi, disampaikan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika sesuai dengan format yang telah ditentukan secara online PENGAWASAN PENGGUNAAN PENOMORAN
Bab II Lampiran 4 Butir 6.2 FTP:
Dalam rangka pengawasan penggunaan penomoran, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika melakukan evaluasi terhadap penggunaan penomoran yang telah ditetapkan kepada pengguna penomoran telekomunikasi. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika dapat menarik kembali penomoran yang telah ditetapkan kepada penyelenggara jika tidak digunakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak ditetapkan atau dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan tersendiri. TERIMA KASIH