Anda di halaman 1dari 18

NAMA : IZULHAM HIDAYAT

NIM : 1703311004

PRODI : MANAJEMEN PORSUS


AQIDAH
ISLAM
DEFINISI

ISTILAH LAIN AQIDAH

RUANG LINGKUP
AQIDAH
SUMBER AQIDAH
ISLAM
KAIDAH AQIDAH

FUNGSI AQIDAH
PENGERTIAN AQIDAH ISLAM
Secara etimologis (lughatan),
aqidah berakar dari kata 'aqada-ya'qidu-'aqdan-
'aqidatan.'Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh. Setelah terbentuk menjadi 'aqidah berarti
keyakinan (Al-Munawir, 1984 hal. 1023). Relevansi
antara arti kata 'aqdan dan 'aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat
dan mengandung perjanjian.
Secara terminologis (ishthilahan), terdapat beberapa
defiinisi (ta'rif) antara lain:
1. Menurut Hasan al-Banna

Aqa'id (bentuk jamak dari aqidah) adalah


beberapa perkara yang wajib diyakini kebernarnnya oleh
hati(mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu- raguan (Al-banna, tt., hal.465)
2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat


diterima secara umum (axioma) oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.
(Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di
dalam hati (serta) diyakini kesahihan dan
keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu." (Al-Jazairy, 1978, hal. 21).
BEBERAPA ISTILAH LAIN TENTANG AQIDAH
1. Iman
Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah,
dan ada yang membedakannya. Bagi yang membedakan,
aqidah hanyalah bagian dalam (aspek hati) dari Iman,
sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar.
Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa
pengakuan lisan dan pembuktian dengan amal.
Definisi iman menurut Jahmiah dan Asy 'ariyah yang
mengatakan bahwa iman hanyalah at-tashdiq
(membenarkan di dalam hati) maka iman dan aqidah
adalah dua istilah yang bersinonim.
Senada dengan ini pendapat Imam Abu Hanifah yang
mengatakan bahwa Iman hanyalah 'itiqad, sedangkan
amal adalah bukti Iman, tetapi tidak dinamai iman.
Sebaliknya jika kita mengikuti definisi iman
menurut Ulama Salaf (termasuk Imam
Ahmad, Malik dan Syafi'i) yang mengatakan
bahwa iman adalah:

"Sesuatu yang diyakini di dalam hati,


diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
anggota tubuh."
2. Tauhid
Tauhid artinya mengesakan (mengesakan
Allah-Tauhidullah). Ajaran Tauhid adalah tema
sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu aqidah
dan iman diidentikkan juga dengan istilah
Tauhid.

3. Ushuluddin
Artinya pokok-pokok agama. Aqidah, iman
dan tauhid disebut juga Ushuluddin karena
ajaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran
agama Islam.
4. Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan.
Dinamal dengan llmu Kalam karena banyak dan
luasnya dialog dan perdebatan yang terjadi antara
pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa
hal.

5. Fikih Akbar
Artinya fikih besar. istilah ini muncul
berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh fiddin
yang di perintahkan Allah S WT dalam surat At-
Taubah ayat 122, bukan hanya masalah fikih, tentu,
dan lebih utama masalah aqidah.
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH
Menurut sistematika Hasan al-Banna maka ruang
lingkup pembahasan aqidah adalah:
Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan Ilah ffuhan, Allah) seperti
wujud Allah nama-nama dan sifat-sifat Allah, af'al
Allah dan lain-lain.
1. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk pemba_ hasan tentang Kitab-Kitab Allah,
mu'jizat, karamat dan lain sebagainya.
2. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain
sebagainya.
3. Sam'iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat sam'i (dalil naqli berupa Al-
Qur'an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain
sebagainya.

Menurut sistematika arkanul iman yaitu:


- Iman Kepada Allah SWT
- Iman Kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk rohani lainnya seperti Jin, Iblis dan Syaitan)
- Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
- Iman Kepada Nabi dan Rasul
- Iman Kepada Hari Akhir
- Iman Kepada Taqdir Allah
SUMBER AQIDAH ISLAM
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur'an dan
Sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah
dalam Al-Qur'an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya
wajib diimani (diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah,
tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang
terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba
kalau diperlukan membuktikan secara ilmiah
kebenaran yang disampalkan oleh Al-Qur'an dan
Sunnah. Itu pun harus didasari oleh suatu kesadaran
bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai
dengan terbatasnya kemampuan semua makhluk
Allah. Aktl tidak akan mampu menjangkau masail
ghaihiyJ (masalah ghaib), bahkan akal tidak akan
mampu menjangkau sesuatu yang tidak terikat
dengan ruang dan waktu.
BEBERAPA KAIDAH IQIDAH

1. Apa yang saya dapat dengan indera saya,


saya yakini adanya, kecuali bila akal saya
mengatakan "tidak" berdasar- kan
pengalaman masa lalu.
2. Keyakinan, di samping diperoleh dengan
menyaksikan langsung, juga bisa melalui
berita yang diyakini kejujuran si pembawa
berita.
3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya
sesuatu hanya karena Anda tidak bisa
menjangkaunya dengan indera mata.
4. Seseorang hanya bias mengkhayalkan
sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh
inderanya.
5. Akal hanya bisa rnenjangkau hal-hal yang
terikat dengan ruang dan waktu.
6. Iman adalah fithrah setiap manusia.
7. Kepuasan materiel di dunia sangat
terbatas.
8. Keyakinan tentang Hari Akhir adalah
konsekuensi logis dari keyakinan tentang
adanya Allah.
FUNGSI AQIDAH
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan
bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan
didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang
dibuat. Kalau fondasinya lemah bangunan itu
akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa
fondasi

Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistematika


Aqidah Ibadah, Akhlak, dan Mu'amalat, atau
Aqidah, Syari'ah dan Akhlak, atau Iman, Islam
dan lhsan, maka ketlga aspek atau keempat
aspek di atas tidak dapat dipisahkan sama
sekali. Satu sama lain saling terikat.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti
akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki
akhlak yang mulia dan bermu'amalat dengan baik.
Ibadah seseorang tidak akan diterema oleh Allah
SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang
tidaklah dinamai berakhlak mulia bila tidak memiliki
aqidah yang benar. Begitu seterusnya bolak-balik
dan bersilang.

Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari


kewa- jiban formal, misalnya zakat, tapi dia tidak
akan bisa menghindari dari aqidah. Atau seseorang
bisa sa)a pura-pura melaksanakan ajaran formal
Islam, tapi Allah tidak akan memberi nilai kalau
tidak dilandasi dengan aqidah yang benar (iman).
KULIAH AQIDAH ISLAM
oleh
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.,M.A

Anda mungkin juga menyukai