PPH Op
PPH Op
PPH Op
PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN MENKEU
PERATURAN DIRJEN PAJAK
2
PAJAK PENGHASILAN (PPh)
Pasal 1
ADALAH
- ORANG PRIBADI
BADAN
SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI :
- BERTEMPAT TINGGAL / BERADA DI INDONESIA
LEBIH DARI 183 HARI DLM 12 BULAN; ATAU
- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI
INDONESIA DAN MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT
TINGGAL DI INDONESIA
BADAN
YANG DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT KEDUDUKAN DI
INDONESIA
PENGHASILAN
OBYEK
PAJAK
DIBAYAR Tahun Berjalan =
SENDIRI Kredit Pajak.
Pada akhir tahun
PPh Dihit. kembali
Tidak FINAL
atas seluruh
(Pasal 4 ayat 1) pengghasilan
PEMOTONGAN
setahun.
DIBAYAR
SENDIRI
Th Berjalan =
FINAL Pelunasan Pajak
(Pasal 4 ayat 2)
PEMOTONGAN
SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI 24.300.000,- 2.025.000,-
31
PTKP=PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
PTKP BARU
Mulai 1-1-2013
SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 24.300.000,- 2.025.000,-
STATUS KAWIN,
SUAMI TDK MENERIMA/ STATUS TIDAK
STATUS KAWIN
MEMPEROLEH KAWIN
PENGHASILAN
- UTK DIRI
HANYA UTK DIRI - UTK DIRI
SENDIRI
SENDIRI, YAITU SENDIRI
- STATUS KAWIN
RP 15.840.000,00 - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
SETAHUN MAKS 3 ORG
MAKS 3 ORG
SYARAT:
MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI
TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
33
Tanggungan
Anggota keluarga
sedarah dalam garis
keturunan lurus
Anggota keluarga
semenda dalam garis
keturunan lurus
Anak angkat yang
menjadi tanggungan
sepenuhnya.
Tidak Termasuk
Adik/Kakak Wajib Pajak
Ipar dari Wajib Pajak
Penghasilan Keluarga
Sistem pengenaan pajak berdasarkan UU PPh
menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan
ekonomis, artinya penghasilan atau kerugian dari
seluruh anggota keluarga digabungkan sebagai satu
kesatuan yang dikenai pajak dan pemenuhan
kewajiban pajaknya dilakukan oleh kepala keluarga.
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA ATAU DIPEROLEH
DARI SATU PEMBERI KERJA YG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS SUAMI ATAU ANGGOTA KELUARGA
LAINNYA
Pemisahan Penghasilan
Penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah
apabila :
suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan
hakim;
dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan; atau
dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
Penghasilan Anak
Penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun sumber
penghasilannya dan apa pun sifat pekerjaannya digabung
dengan penghasilan orang tuanya dalam tahun pajak yang sama.
By : TRIYANI,
Type WP Orang Pribadi
WP Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/
pekerjaan bebas.
Pegawai Negeri Sipil/TNI/ABRI
Pegawai Swasta
Pensiunan
SETELAH DILAKUKAN
PEMERIKSAAN.
SETELAH DIPERHITUNG
KAN DG UTANG PAJAK KELEBIHAN PEMBA
BERIKUT SANKSINYA YARAN PAJAK
DIKEMBALIKAN
PASAL 28 A
APABILA PAJAK YANG
TERUTANG UNTUK
SUATU TAHUN PAJAK
TERNYATA
LEBIH BESAR KREDIT
DARI PADA
PAJAK
SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 28 AYAT (1)
FORMULIR FORMULIR
SUAMI ISTRI KETERANGAN
SPT SUAMI SPT ISTRI
daerah lainnya.
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
Daftar Persentase Penghasilan Neto adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I KEP-
536/PJ./2000
Penghitungan penghasilan neto WPOP yang
mempunyai lebih dari satu jenis usaha atau
pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-
masing jenis usaha dengan memperhatikan
pengelompokan wilayah
Penghasilan neto WP yang mempunyai lebih dari
satu jenis usaha adalah penjumlahan penghasilan
neto dari masing-masing jenis usaha atau pekerjaan
bebas
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung
dengan cara mengalikan angka persentase
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan
peredaran bruto atau penghasilan bruto dari
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1
(satu) tahun.
Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan
yang terutang oleh WPOP, sebelum dilakukan
penerapan tarif umum terlebih dahulu dihitung
Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan
PTKP.
Contoh
Wajib Pajak A kawin dan mempunyai 3 (tiga) orang anak. Ia
seorang dokter bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki
industri rotan di Cirebon.
Peredaran Usaha dari Industri Rotan (setahun) di Cirebon Rp.
400.000.000,00
Penerimaan bruto sebagai dokter (setahun) di Jakarta Rp.
720.000.000,00
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :
Dari industri rotan :
12,5% X Rp. 400.000.000,00 = Rp. 50.000.000,00
Sebagai dokter :
45% X Rp. 720.000.000,00 = Rp. 324.000.000,00
jumlah penghasilan Neto Rp. 374.000.000,00
Contoh
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto dikurangi
Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp. 374.000.000,00 - Rp.
21.120.00000 = Rp. 352.880.000,00
Pajak penghasilan yang terutang :
5% X Rp. 50.000.000,00 Rp. 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 Rp 30.000.000,00
25% x Rp 102.880.000 Rp 25.720.000,00
Jml PPh Terutang Rp 58.220.000,00
Catatan :
a. Angka 12,5% untuk industri rotan, lihat kode 33100
b. Angka 45% sebagai dokter, lihat kode 93213
c. Istri tidak punya penghasilan.
WP OP yang wajib
menyelenggarakan pembukuan
WAJIB PAJAK OP
Pembukuan
Laporan R/L
Laba Komersial
Penghasilan Biaya
KOREKSI
FISKAL
LABA FISKAL
POSITIF NEGATIF
Berakibat Berakibat Dasar
menambah Laba mengurangi Laba Perhitungan
Fiskal Fiskal Pajak
Penghasilan
Di SPT Tahunan 76
Penghitungan penghasilan neto
Contoh:
DIKURANGI
DIBAGI
12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK
CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh 25
114
ANGSURAN BULANAN UNTUK BULAN SEBELUM
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh
Pasal 25 ayat (2)
CONTOH :
Besarnya angsuran PPh pasal 25 tsb mulai berlaku untuk bulan setelah SPT tahunan
disampaikan (Mulai masa Maret 2010) dan harus dibayar setiap tgl 15 bulan berikutnya.
Kasus-Perhitungan angsuran pasal 25
kasus no.12
a. Perhitungan PPh terutang tahun 2009 :
Penghasilan Neto komersial 300.000.000
Koreksi Fiskal - by utk keperluan pribadi 5.000.000
Penghasilan Neto Fiskal 305.000.000
Kompensasi Rugi :
2006 (100.000.000)
2007 (150.000.000)
Sub total Kompensasi Rugi (250.000.000)
Penghasilan Neto Fiskal setelah kompensasi rugi 55.000.000
PTKP (TK) (15.840.000)
Penghasilan Kena Pajak 39.160.000
PPh terutang 1.958.000
Kredit Pajak :
- PPh Pasal 23 8.000.000
- PPh pasal 21 12.000.000
- PPh Pasal 22 3.750.000
- Sub total kredit pajak 23.750.000
- PPh lebih dipotong/dipungut (21.792.000)
- PPh yang telah dibayar sendiri - PPh pasal 25 0
- - PPh Kurang (Lebih) bayar (21.792.000)
Kasus-Perhitungan angsuran pasal 25
kasus no.12
Perhitungan Angsuran PPh 25 tahun 2010 :
Penghasilan Neto Fiskal th 2009 305.000.000
Saldo Rugi yang dapat dikompensasikan ke th 2010 0
Penghasilan yang menjadi dasar perhitungan angs PPh 25 305.000.000
PTKP (TK) (15.840.000)
Penghasilan Kena Pajak 289.160.000
PPh terutang 42.290.000
Kredit pajak :
- PPh Pasal 23 8.000.000
- PPh pasal 21 12.000.000
- PPh Pasal 22 3.750.000
Sub total Kredit Pajak 23.750.000
PPh yang harus dibayar sendiri 18.540.000
Angsuran PPh 25 tahun 2010 (1/12 x Rp 18.540.000) 1.545.000
Kasus-Perhitungan angsuran pasal 25
kasus no.12
b. Perhitungan Angsuran PPh 25 tahun 2010 :
Penghasilan Neto Fiskal th 2009 305.000.000
Saldo Rugi yang dapat dikompensasikan ke th 2010 0
dikurangi penghasilan tidak teratur (10.000.000)
Penghasilan yang menjadi dasar perhitungan angs PPh 25 295.000.000,-
PTKP (TK) (15.840.000)
Penghasilan Kena Pajak 279.160.000,-
PPh terutang 39.790.000,-
Kredit pajak :
- PPh Pasal 23 8.000.000
- PPh pasal 21 12.000.000
- PPh Pasal 22 3.750.000
Sub total Kredit Pajak 23.750.000
PPh yang harus dibayar sendiri 16.040.000
Angsuran PPh 25 tahun 2010 (1/12 x Rp 16.040.000) 1.336.667,-