Anda di halaman 1dari 43

UKURAN

MORTALITAS

Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes


Dept. Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan
dalam:
1. Kelompok orang yang akan diukur (yang
dimaksudkan)
2. Tipe peristiwa yang akan diukur (kematian umum,
kematian bayi, kematian ibu, dll)
3. Penentuan interval waktu

Perbedaan pada setiap faktor dari ketiganya akan


menyebabkan banyak perbedaan ukuran
kependudukan terhadap kematian

Yang penting diperhatikan dalam pengukuran tingkat


mortalitas adalahPENYEBUT (denominator)
KONSEP PYL

Konsep jumlah tahun hidup orang (person-years


lived) sering untuk menyatakan besarnya jumlah
penduduk yang mengalami risiko suatu peristiwa

Perlu diingat:
Jumlah penduduk baik pada awal tahun maupun
pada akhir tahun adalah suatu angka yang sangat
berbeda dengan jumlah tahun hidup orang
Menghitung jumlah tahun hidup orang
pada jumlah penduduk yang besar akan
dibutuhkan waktu lama

Karena itu dilakukan perkiraan dengan


asumsi : jumlah kelahiran, kematian, masuk
dan keluarnya penduduk (migrasi) terjadi
merata selama periode yang ingin diketahui.

Berdasarkan asumsi tersebut maka jumlah


orang yang hidup pada pertengahan tahun
(30 Juni atau 1 Juli) adalah perkiraan yang
baik terhadap jumlah tahun hidup orang
Penduduk yang hidup pada pertengahan tahun disebut:
PENDUDUK PERTENGAHAN (penduduk sentral)

Perlu diperhatikan:
Untuk daerah yang jumlah penduduknya sedikit /
kecil atau menghitung ukuran mortalitas tertentu
maka jumlah penduduk tengah tahun bukan
perkiraan yang baik untuk menghitung PYL.
Contoh:
Angka Kematian Bayi (AKB):
- jumlah bayi di suatu daerah biasanya tidak
banyak
- bayi adalah orang yang baru menjalani
kehidupan < 1 tahun
- ancaman kematian pada bayi sangat besar
Pada populasi kecil, untuk menghitung penduduk pada
tengah tahun biasanya dengan cara:
Penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x ditambah
dengan penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x+1
kemudian dibagi dua.

Contoh:
Jumlah penduduk Kota Surabaya tanggal 1 Januari
2000 = 2.599.796 jiwa, sedangkan pada tanggal 1
Januari 2001 = 2.613.315 jiwa.
Maka jumlah penduduk tengah Kota Surabaya tahun
2000 = (2.599.796 + 2.613.314) / 2 = 2.606.555 jiwa
Angka Kematian Kasar
Crude Death Rate ( CDR )
Banyaknya orang yang meninggal pada suatu
tahun dibagi jumlah penduduk pada
pertengahan tahun tersebut

Biasanya CDR dinyatakan untuk tiap 1000


orang atau (0/00)

Persamaan CDR :
Jumlah kematian
CDR =
Jumlah penduduk tengah tahun
D
CDR = x k
P

Keterangan:
D = jumlah kematian dalam satu tahun
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = konstanta (1000)
Contoh :
Jumlah penduduk Kota Malang pada tanggal
31 Desember 2000 = 756.982 jiwa, dan pada
31 Desember 2001 = 763.644 jiwa.
Maka penduduk tengah tahun Kota Malang
tahun 2001 = (756.982 + 763.644) / 2 = 760.313
jiwa.
Apabila ada 856 kematian selama tahun 2001
maka CDR Kota Malang tahun 2001 = (856 /
760.313 ) x 1000
= 1,13 0/00 atau 1,13 tiap 1000 penduduk
CDR adalah angka kasar.

Mengapa ?

Risiko kematian untuk setiap kelompok


penduduk : tidak sama untuk semua variabel

Meskipun angka kasar, tetapi CDR sudah umum


dipakai diseluruh dunia
Kelebihan CDR:

1. Mudah dihitung dengan cepat, karena itu


bisa segera diinformasikan ke masyarakat
2. Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk
pendahuluan mengenai tingkat kematian,
serta bisa juga diketahui trend-nya
3. Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian
pada periode waktu tertentu
4. Tidak memerlukan data kematian
berdasarkan kriteria tertentu
Kelemahan CDR:

1. Tidak menggambarkan kematian


berdasarkan kriteria / variabel tertentu
2. Hasilnya merupakan angka rata-rata,
sedangkan tingkat kematian anata
kelompok dalam populasi mungkin berbeda
3. Kurang aman untuk tujuan komparasi /
perbandingan, sehingga harus hati-hati
Angka Kematian Menurut Umur
Age Specific Death Rate ( ASDR )

Jumlah kematian penduduk umur i


ASDR = xk
Jumlah penduduk tengah tahun umur i

Di
ASDR = xk
Pi

Di : Jumlah kematian penduduk kel. umur i


Pi : Jumlah penduduk tengah tahun kel. umur i
k : konstanta (1000)

Grafik ASDR mempunyai pola khas yaitu seperti


huruf U
Hubungan CDR dan ASDR

CDR adalah jumlah timbangan ASDR yang


ditimbang

Penimbangnya adalah proporsi jumlah


penduduk dalam tiap kelompok umur pada
penduduk tengah tahun
Kelompok Jumlah Jumlah Tingkat
umur penduduk kematian kematian
tengah tahun tahun x tahun (0/00)
0 34 2000 40 20
> 35 1000 80 80
Jumlah 3000 120 40
(CDR)

CDR pada contoh penduduk di atas adalah 40 0/00

Angka ini adalah jumlah dari dua angka kematian


menurut umur (ASDR) : 20 dan 80 yang ditimbang
Cara penghitungannya :

2000 1000
CDR = ( x 20 ) + ( x 80 )
3000 3000
40 80
= +
3 3
= 40 per 1000 penduduk ( 40 0/00 )

Hubungan di atas dapat dinyatakan dengan persamaan:


Pi
CDR = ( ) DRi
i P
Pembuktian bahwa CDR adalah suatu fungsi tingkat
kematian menurut umur maupun distribusi umur,
diperlihatkan pada tabel berikut:

Jumlah penduduk tengah tahun


Populasi A B C
04 1500 500 500
5 39 4000 5000 4000
> 40 500 500 1500
Jumlah kematian
04 120 40 50
5 39 40 50 20
> 40 40 40 60
ASDR (0/00)
04 80 80 100
5 39 10 10 5
> 40 80 80 40
CDR (0/00)
Populasi A = 33,3 B = 21,7 21,7
STANDARISASI
Sebagaimana telah disebutkan pada bahasan sebelumnya,
bahwa banyak variabel yang mempengaruhi angka
kematian, antara lain:
Umur / komposisi umur
Tempat tinggal (desa, kota)
Pekerjaan
Jenis kelamin
(hampir secara universal wanita lebih rendah tingkat
kematiannya dari pada pria, hampir pada semua
kelompok umur)
Status perkawinan
(pada umur dewasa, mereka yang kawin lebih rendah
tingkat kematiannya dari pada bujangan, janda / duda,
dan cerai )
STANDARISASI

Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan /


mengendalikan pengaruh berbagai variabel
pada pengukuran angka kematian

Cara standarisasi ada dua yaitu:


1. Standarisasi langsung (Direct standarisation)
2. Standarisasi tak langsung (Indirect
standarisation)
STANDARISASI LANGSUNG
(Direct standarisation)
Standarisasi langsung dilakukan dengan syarat ada
data:
a. Untuk populasi standar:
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah penduduk seluruhnya
b. Untuk populasi yang distandarisasi
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah kematian berdasarkan kelompok umur

Selain itu Populasi standar dan populasi yang akan


distandarisasi harus diketahui CDR nya
Contoh:

Populasi A Populasi B
Kelomp
umur
(th) Penduduk Tingkat kematian Penduduk Tingkat kematian
tengah tahun (x1000) tengah tahun (x1000)

0 44 2000 35 4000 25
> 45 3000 50 1000 75

5000 CDR: 44 5000 CDR: 35


a. CDR populasi B yang distandarisasi (Populasi A
sebagai standar)
CDRB standarisasi =
PiA DRiB
i

=
PiA
i

2000 x 25 3000 x 75
= +
5000 5000
= 10 + 45
= 55 per 1000 penduduk ( 55 0/00 )
b. CDR populasi A yang distandarisasi (Populasi B
sebagai standar)

CDRA standarisasi =
PiB DRiA
i

=
PiB
i

4000 x 35 1000 x 50
= +
5000 5000
= 28 + 10
= 38 per 1000 penduduk ( 38 0/00 )
Interpretasi :

a. CDR populasi B yang distandarisasi dan populasi A


sebagai standar
Sebelum distandarisasi :
CDRA > CDRB
(440/00) (350/00)

Sesudah distandarisasi :
CDRA < CDRB
(440/00) (550/00)

CDRB < CDRB


(Sebelum stand.) (Sesudah stand.)
CDR populasi A yang distandarisasi dan populasi B
sebagai standar
Sebelum distandarisasi :
CDRA > CDRB
(440/00) (350/00)

Sesudah distandarisasi :
CDRA > CDRB
(380/00) (350/00)

CDRA > CDRA


(Sebelum stand.) (Sesudah stand.)
Standarisasi Tidak Langsung
(Indirect Standarisation)
Standarisasi tidak langsung dapat dilakukan apabila:
a. Populasi standar diketahui:
1. ASDR nya
2. CDR nya

b. Populasi yg akan distandarisasi diketahui:


1. Jumlah penduduk menurut kelompok umur
2. Jumlah kematian seluruhnya (yang sesungguhnya)
3. CDR nya
Prosedur standarisasi tak langsung:
1. Susun populasi yang akan distandarisasi menurut
kelompok umur.
2. Tentukan populasi standar yang diketahui ASDR
nya.
3. ASDR populasi standar diterapkan pada populasi
yang akan distandarisasi.
4. Hitung expected death pada setiap kelompok umur,
dengan persamaan: jumlah penduduk menurut
kelompok umur x ASDR populasi standar.
5. Jumlahkan seluruh expected death nya.
6. Hitung Standarized Mortality Ratio (SMR ) pada
populasi yang distandarisasi dengan persamaan:

Actual death
SMR =
Expected death

7. Hitung Indirect Standarized Death Rate dengan


persamaan:

ISDR = SMR x CDR populasi standar


Contoh :

ASDR populasi A Populasi B


Umur (x 1000) Jumlah Penduduk Expected Death

04 4,37 567.104 2.478


5 14 0,45 504.028 227
15 24 1,02 401.294 409
25 44 1,76 597.025 1.051
45 64 10,44 487.071 5.085
> 65 68,94 201.238 13.873

2.475.760 23.123
Diketahui :
CDR Populasi A = 8,860/00
CDR Populasi B = 9,080/00
Jumlah seluruh kematian populasi B yang
sesungguhnya = 22.487 jiwa
Dihitung :
Actual death
SMR =
Expected death

22.487
SMR = = 0,972
23.123
Indirec Standarized = SMR x CDR pop stand
= 0,972 x 8,86
= 8,61 per 1000 penduduk
atau (8,610/00)
Interpretasi :
Sebelum standarisasi
CDRA < CDRB
(8,860/00) (9,080/00)

Sesudah standarisasi
CDRA > CDRB
(8,860/00) (8,610/00)

CDRB > CDRB


(9,080/00) (8,610/00)
(Sebelum stand.) (Sebelum stand.)
Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rate (IMR)

Jumlah kematian bayi (0 - < 1 th)


IMR = x 1000
Jumlah seluruh kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu

Kematian bayi pada tahun pertama kehidupan selalu


menjadi pusat perhatian, karena pencatatan
penduduk usia 0 s/d <1 th biasanya tidak bagus dan
sering kabur
Selain itu kadang kalau suatu populasi mempunyai
CDR rendah belum tentu IMR/AKB nya juga rendah,
karena biasanya IMR merupakan penyumbang jumlah
kematian terbesar untuk CDR

IMR sebenarnya adalah ukuran yang kurang akurat


karena penyebut /denominatornya (population expose
to risk) tidak proporsional

Rumus IMR seharusnya:

D0 - <1
IMR =
P0 - <1
Karena mencari jumlah P0 - <1 ini sulit (kalau tidak ada
sensus) maka yang dipakai adalah B (jumlah lahir hidup)
pendekatan B ini dianggap sudah memadai untuk mewakili
population expose to risk

Penghitungan jumlah bayi yang mati pada pada awal


kehidupannya sering kurang akurat karena:
1.Banyak bayi yang meninggal tidak lama setelah
dilahirkan dan biasanya tidak tercatat dengan baik
sebagai peristiwa kelahiran maupun sebagai peristiwa
kematian.
2.Seringkali tidak diperoleh kepastian apa yang disebut
dengan lahir hidup, bahkan dikalangan medis pun ada
yang tidak dapat membedakan mana yang dinamakan
lahir mati, aborsi dan kematian bayi.
Numerator (pembilang) pada rumus IMR menunjukkan
kelahiran yang terjadi pada tahun tersebut dan tahun
sebelumnya
Jadi kematian bayi yang berumur 0 - < 1 tahun adalah
kematian dari bayi yang lahir pada tahun tersebut dan
yang lahir pada tahun sebelumnya

Tahun Jumlah kelahiran Jumlah kematian

Tahun 1 B1 D 1 D 1

Tahun 2 B2 D 2 D 2

Tahun 3 B3 D 3 D 3
Kalau menurut rumus semula:

D2 + D2
IMRtahun 2 =
B2

Namun untuk menghitung kematian bayi tersebut


harus dihitung berdasarkan tahun kalender, dengan
demikian harus dilakukan penyesuaian (adjustment)

Ada 2 (dua) cara untuk melakukan penyesuaian


(adjustment):
1. Menyesuaikan pembilang agar sesuai dengan
penyebutnya.
2. Memyesuaikan penyebut agar sesuai dengan
pembilangnya.
Penjelasan Cara 1: Menyesuaikan pembilang agar
sesuai dengan penyebutnya

Biasanya digunakan faktor pemisah (separation


factor) yang datanya bisa diambil dari penduduk yang
sama atau penduduk lain dengan kondisi hampir
sama atau sama

Besarnya separation factor (f) =

D2
f =
D2 + D2
Jadi persamaan IMR untuk tahun 2 menjadi: (dengan
cara 1)

f D2 (1 f) D2
IMR2 = + xk
B1 B2

Keterangan : D2 = D2 + D2
Penjelasan Cara 2: Memyesuaikan penyebut agar
sesuai dengan pembilangnya

Cara hampir sama dengan cara 1


Juga dicari faktor pemisahnya (separation factor)
namun sampai sekarang belum diketahui dengan pasti
besarnya faktor pemisah tersebut, tetapi diperkirakan
besarnya sama dengan separation factor pada cara 1
yaitu:

D2
f =
D2 + D2
Jadi persamaan IMR untuk tahun 2 menjadi:

D2
IMR2 = xk
f B1 + (1 f) B2

Keterangan : D2 = D2 + D2
Contoh:

Tahun Jumlah kelahiran Jumlah kematian

Tahun 2009 3800 5 12

Tahun 2010 3650 7 9

Tahun 2011 3325 8 10


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai