Hipertiroidisme Sekunder
- TSH-secreting Pituitary Adenoma
- Tirotoksikosis Gestasional (Trimester I)
- Sindroma Resistensi Hormon Tiroid
- Chorionic Gonadotropin-secreting Tumor
Reseptor TSH Limfosit B
Limfosit T
sebagai membentuk
tersensitisasi
autoantigen antibodi
Antibodi berikatan
dengan reseptor
TSH
Hiperaktivasi tiroid
tirotoksikosis
Yodium radioaktif
Bekerja dengan cara menghambat proses
organifikasi dan reaksi autoimun, tetapi PTU
masih ada efek tambahan yaitu konversi T4 T3
di perifer
Dosis dimulai dengan 30mg CMZ, 30 MTZ,
atau 400mg PTU sehari dalam dosis terbagi.
Biasanya dalam 4-6 minggu tercapai
eutiroidisme. Kemudian dosis di titrasi sesuai
respon klinis.
Tiroidektomi : operasi dikerjakan kalau
keadaan pasien eutiroid, klinis maupun
biokimiawi.
Yodium radioaktif: Lebih disarankan untuk
pasien yg lebih tua (50-60 tahun), pasien
dengan tirotoksikosis parah dan pasien yang
mempunyai masalah jantung.
Penyakit jantung tiroid
Krisis Tiroid (Thyroid Storm)
Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT)
Komplikasi akibat pengobatan
Prognosis baik apabila ditatalaksana dengan
baik
Sebagian pasien dapat terjadi hipotiroid
Hipertiroid dapat kambuh lagi karena masih
dapat jaringan tiroid setelah ablasi dan titer
antibodi yang tinggi dari anti TSI
Nama lengkap : Sariadi Purba
Usia : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sidikalang
Pekerjaan : TNI
Status : Kawin
Agama : Katolik
Tanggal masuk : 30 April 2012
Keluhan utama : Bengkak pada leher
Telaah : Os datang dengan keluhan pada
bengkak pada leher yang disadari Os sejak 4
bulan terakhir, awalnya kecil makin lama
makin membesar. Bengkak pada leher tidak
disertai rasa nyeri. Os juga mengeluhkan
sering merasa gemetar dan juga jantung
berdebar-debar sejak 7 bulan terakhir. Keringat
banyak (+) sejak 7 bulan yang lalu dan Os lebih
suka berada pada tempat yang dingin.
Peningkatan nafsu makan (+), namun os
mengeluhkan berat badannya dirasakan
menurun kurang lebih 4 Kg selama 3-4 bulan
Selain itu Os juga mengeluhkan
adanya mual sejak 4 bulan terakhir.
Muntah (-). Os sering langsung
buang air besar setelah makan,
dengan BAB cair dengan frekuensi
3-4 kali sehari. Demam (-).
Riwayat penyakit terdahulu : (-)
Riwayat alergi obat/bahan kimia: (-)
Hubungan seks :
(+)
Umum: Gemetar, berkeringat banyak, Abdomen: Mual (+), diare (+)
selera makan meningkat
Kulit : tidak ada keluhan Alat kelamin: Tidak ada keluhan
Kepala dan leher: terdapat benjolan pada Ginjal dan Saluran Kencing: Tidak ada
leher keluhan
Mata : tidak ada keluhan Hematologi: Tidak ada keluhan
Telinga: tidak ada keluhan Endokrin/Metabolik: penurunan BB (+)
Hidung : tidak ada keluhan Vaskuler: tidak ada keluhan
Mulut dan Tenggorokan : tidak ada Muskuloskeletal: tidak ada keluhan
keluhan
Pernafasan: sesak (-) Sistem saraf: Tidak ada keluhan
Keadaan sakit : sedang
Gizi : BB=52 kg TB =165
cm
IMT = 19,1 kg/m2, kesan: normoweight
Pemeriksaan Fisik
KULIT : tidak dijumpai kelainan
KEPALA DAN LEHER : simetris, TVJ R-2 cmH20,
trakea medial, pembesaran KGB(-), struma:membesar,
diffuse, bilateral, grade IV
MATA : Conjunctiva palp. inf. pucat (-), sclera ikterik
(-), RC (+)/(+), Pupil isokor, ki=ka, 3mm,
eksoftalmus (+)
TELINGA: dalam batas normal
HIDUNG: dalam batas normal
RONGGA MULUT DAN TENGGORAKAN : Dalam
batas normal
Depan Belakang
Inspeksi Simetris Fusiformis Simetris Fusiformis
Palpasi SF: kiri=kanan, kesan: normal SF: kiri=kanan, kesan: normal
ABDOMEN
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel H/L/R: ttb
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
PINGGANG
Tapping pain (-), ballotement (-)
EKSTREMITAS:
Superior : Tremor, basah, hangat
Inferior : edema (-/-),
ALAT KELAMIN:
Lelaki
NEUROLOGI:
Refleks Fisiologis : (+) Normal
Refleks Patologis : (-)
BICARA
Dalam batas normal
Tgl. S O A P
Terapi Diagnostik
30 -Bengkak sensorium= CM Tirotoksikosis ec. Propanolol 2x1
Grave disease
April- pada leher TD=150/60 Neurobiad 1x1
1 Mei -Gemetar HR=96x/i Ranitidine 2x1
2012 -Palpitasi RR=24x/i
-Keringat Temp=36,8C
banyak
-Mual
-Diare
Tgl. S O A P
Therapi Diagnostic