Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET BIOTEKNOLOGI

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN BAKU


PEMBUATAN BIODIESEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi utama bahan bakar minyak
terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah
penduduk dan kemajuan teknologi. Konsumsi BBM secara
nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Setiap harinya
konsumsi BBM tingkat nasional rata-rata mencapai 140.000-
180.000 kiloliter.
Melihat kondisi tersebut pemerintah telah
memberikan perhatian serius untuk pengembangan bahan
bakar nabati (disebut sebagai biofuel, yang terdiri dari
biodiesel, bioetanol dan pure plant oil) dengan menerbitkan
Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2006 tanggal 26 Januari 2016
tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati
sebagai bahan bakar alternatif (Wangi, A.P., 2013; Bismo, S,
2005; Kusumaningsih, T., dkk., 2006; Puspitojati, E., 2009).
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah


dalam mini riset ini yaitu sebagai berikut:
Bagaimana cara pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah?
Bagaimana efektifitas biodiesel yang dibuat
menggunakan minyak jelantah?
1.3.. Tujuan Penulisan

Berdasakan rumusan masalah, maka tujuan


mini riset ini yaitu sebagai berikut:
Membahas cara pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah.
Mengetahui efektifitas biodiesel yang dibuat
menggunakan minyak jelantah.
1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah mini riset ini


yaitu sebagai tambahan ilmu pengetahuan
baik bagi penulis maupun pembaca yang
membaca makalah mini riset ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bioenergi adalah bahan bakar alternative


terbarukan yang prosfektif untuk
dikembangkan, tidak hanya karena harga
minyak bumi dunia yang semakin melonjak
naik seperti sekarang ini, tetapi juga karena
terbatasnya produksi minyak bumi Indonesia.
Biodisel
Alasan penggunaan metil ester sebagai
pengganti minyak diesel yaitu karena metil
ester menghasilkan proses pembakaran bersih
tanpa emisi sulfur dioksida. Walaupun tingkat
panas pembakarannya lebih rendah, tidak
diperlukan penyesuaian mesin, dan efisien.
Selain itu, menurut Prihandana et al. (2006),
Tabel . Kandungan dan Komposisi Minyak Nabati Beberapa Tumbuhan
Sumber: Eckey (1955); Knothe et al. (1997); dan Soerawidjaja et al. (2005)
Minyak Jelantah
Minyak goreng dalam SII (1972) didefinisikan
sebagai minyak yang diperoleh dengan cara
pemurnian minyak nabati dan dipergunakan
sebagai bahan makanan. Minyak nabati yang
dipergunakan untuk menggoreng biasanya
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh,
yaitu asam oleat dan linoleat. Minyak yang
termasuk dalam golongan ini adalah minyak
jagung, minyak kacang tanah, minyak wijen,
minyak bunga matahari, minyak sawit, minyak biji
kapas, minyak zaitun, dan minyak safflower.
Tabel . Standar Industri Minyak Goreng
Sumber: SII (1972)
Tabel . Standar Minyak Goreng Menurut SNI 01-0018-1998
Sumber: SNI (1998)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Metode
Metode yang digunakan dalam mini riset ini
adalah metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan kajian teori dari berbagai literatur
media massa yang diperoleh dari Internet sebagai
salah satu sumber informasi utama. Digunakan
juga lembar pertanyaan (observasi) yang
langsung dijelaskan/dijawab langsung oleh
penulis berdasarkan informasi kajian literatur
yang telah dilakukan penulis di berbagai media
massa baik media massa online maupun tidak.
3.2. Hasil dan Pembahasan
A. Pemisahan dan Penyaringan Minyak Jelantah
Proses Penyaringan Minyak Jelantah
Tangki Penampungan Minyak Jelantah
Proses Transesterifikasi Minyak
Jelantah
Proses Uji Minyak Jelantah.
Penyaringan Kembali Hasil Transesterifikasi.
Reaktor Pemisah Gliserol
Tempat Penampungan Biodiesel yang Telah Selesai.

Anda mungkin juga menyukai