Anda di halaman 1dari 16

Tularemia adalah penyakit zoonosis yang

disebabkan oleh bakteri dengan manifestasi


klinis yang sangat bervariasi tergantung
kepada tempat masuknya bakteri dan
virulensinya.
Tularemia (Demam Kelinci, Demam Lalat
Rusa) adalah suatu infeksi bakteri yang
disebabkan oleh Francisella tularensis, yang
didapat dari hewan liar, biasanya kelinci.
Parasit : Francisella Tulaaarensis
Vektor :sengkenit, lalat chrysops
dan dermacentor andersoni
Reservoar : kelinci, hares, voles,
muskrats dan berbagai jenis kutu
Tularemia ulseroglanduler. Tularemia jenis ini paling
sering terjadi. Pada tempat masuknya bakteri di kulit
terbentuk ulkus (luka terbuka, borok). Bakteri kemudian
masuk ke kelenjar getah bening di dekatnya dan
menyebabkan terjadinya pembengkakan yang terasa nyeri.
Adakalanya, kulit di sekitar kelenjar getah bening pecah
dan mengeluarkan nanah.
Tularemia okuloglanduler menyerang mata dan
menyebabkan kemerahan serta pembengkakan pada mata,
disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di
dekatnya. Tularemia jenis ini mungkin terjadi akibat
menyentuh mata dengan jari tangan yang terkontaminasi
atau cipratan air yang terinfeksi ke mata.
Tularemia glanduler, terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening tanpa pembentukan ulkus, diduga sumbernya adalah
bakteri yang tertelan.
Tularemia tifoidal menyebabkan demam tinggi, menggigil,
dan nyeri perut. Tularemia jenis ini terjadi jika infeksi masuk ke
dalam aliran darah.
Tularemia orofaringeal. Penderita mengalami sakit
tenggorokan dan terjadi pembengkakan pada kelenjar getah
bening di leher. Beberapa penderita juga mengalami nyeri
perut, mual, muntah, dan diare. Tularemia jenis ini biasanya
terjadi akibat memakan daging terkontaminasi yang tidak
matang.
Tularemia pneumonik mengenai paru-paru. Penderita
dapat mengalami batuk kering, sesak nafas, dan nyeri dada.
Tularemia jenis ini terjadi akibat menghirup (inhalasi) bakteri
atau melalui penyebaran bakteri melalui aliran darah ke paru-
paru. Tularemia jenis ini terjadi pada 10-15% penderita
tularemia ulseroglandular dan pada 50% penderita tularemia
tifoidal.
Gejala klinis yang sering muncul sebagai ulkus yang indolen
ditempat masuknya bakteri disertai dengan pembengkakan
kelenjar limfe disekitarnya (tipe ulseroglanduler).
Manifestasi lain dapat berupa infeksi tanpa disertai
timbulnya ulkus, hanya terjadi pembengkakan satu atau
beberapa kelenjar limfe disertai dengan rasa sakit. Gejala
biasanya terjadi 3-7 hari sesudah kuman masuk.
Ulkus atau luka terjadi pada membran atau kulit dengan
pembengkakkan dan pecahnya kelenjar getah bening di
daerah itu. Hal ini disertai panas tinggi, perasaan pusing
yang berat, pembesaran hati dan limpa. Pada
beberapakasus, penyakit ini bisa menyerang paru-paru, alat-
alat pencernaan atau selaput mata.
Francisella tularensis merupakan bakteri menular
tingkat tinggi yang dapat menyebar dari hewan ke
manusia, melalui nyamuk dan lalat atau dari
menghirup udara yang terkontaminasi. Bakteri
menginfeksi manusia melalui kulit, selaput
mukosa, paru-paru dan saluran pencernaan. Selain
itu menkonsumsi daging atau jaringan binatang
yang
terinfeksi yang tidak dimasak dengan sempurna.
Minum air yang terkontaminasi. Mengkonsumsi
daging atau jaringan binatang yang terinfeksi yang
tidak dimasak dengan sempurna.
Selain kelinci hewan yang dapat berperan
sebagai reservoir adalah hares, voles,
muskrats, beavers dan beberapa jenis
binatang domestik. Begit u juga berbagai
jenis kutu dapat berperan sebagai reservoir
penyakit Tularemia.
Masa inkubasi sangat bergantung pada
virulensi dari pada mikroorganisme dan
tergantung pada ukuran inokulum. Biasanya
berkisar antara 1 14 hari, rata-rata 3 5 hari.
Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang.
Pada
penderita yang tidak diobati mirkoorganisme
penyebab penyakit ditemukan didalam darah
selama 2 minggu pertama infeksi, dan ditemukan
didalam lesi selama satu bulan bahkan terkadang
lebih lama. Lalat mengandung bakteri selama 14
hari dan kutu selama hidup mereka (sekitar 2
tahun).
Daging kelinci yang dibekukan pada suhu 150C
(50F)
tetap infektif selama 3 tahun.
Gunakan repellent untuk serangga yang mengandung
25-30% DEET (diethyltoluamide) pada kulit
Gunakan repellent yang mengantung permethrin pada
pakaian
Jika berjalan di hutan tetaplah berada pada jalur/jalan
yang ada
Berjalanlah di bagian tengah jalur untuk menghindari
kontak dengan semak-semak atau rumput
Pakailah celana panjang dan masukkan bagian
bawahnya ke dalam kaus kaki dan sepatu boot
Cari dengan teliti apakah terdapat kutu pada pakaian,
tubuh, atau hewan peliharaan. Mencari dengan teliti
apakah terdapat kutu dapat mencegah infeksi karena
transmisi infeksi dapat melalui gigitan kutu. Jika kutu
ditemukan, maka harus segera diambil secara hati-hati.
Tidak minum, mandi, atau berenang pada air yang
mungkin terkontaminasi
Gunakan pelindung (misalnya sarung tangan karet
dan pelindung wajah) saat memegang seperti kelinci
dan binatang pengerat karena kemungkinan adanya
bakteri.
Binatang buruan harus dimasak dengan baik
sampai matang sebelum dimakan
Ada vaksin untuk mencegah tularemia, tetapi
hanya diberikan untuk orang-orang yang memiliki
pekerjaan yang berisiko untuk terkena infeksi,
misalnya pekerja di laboratorium.
Jika terpapar bakteri, misalnya akibat
kecelakaan kerja di laboratorium, maka perlu
diberikan antibiotik sebagai pencegahan infeksi.
- L, Matthew E. Tularemia. Merck Manual Home
Health Handbook. 2008.

http://www.merckmanuals.com/home/infection
s/bacterial_infections/tularemia.html

Anda mungkin juga menyukai