Pondasi rumah
Batak Toba
menggunakan
pondasi umpak,
dimana batu sebagai
tumpuan dari kolom
kayu yang berdiri
diatasnya. Pondasi
menggunakan batu
ojahan
Pada kolong rumah terdapat pintu yang disebut Baba Ni Bara yang berfungsi
sebagai tempat masuknya kerbau ke dalam kolong rumah. Baba Ni Bara terletak di
dekat Basiha pandak.
Bara ni Jabu, sebutan untuk nama ruang yang berada di kolong Ruma atau di
bawah lantai
Semua tiang-tiang dihubungkan oleh Ransang. Untuk rassang bagian depan dan
belakang disebut tustus parbarat, sebagai penghubung basiha pandak. Untuk
rassang bagian samping kiri-kanan disebut tustus ganjang, sebagai penghubung
basuha rea. Ransang diikat oleh solong-solong (pengganti paku).
Susu terbuat dari kayu dengan bentuk menyerupai susu. Berjumlah 8 buah, 4
pada samping kiri dan kanan
Siharati merupakan papan yang letaknya paling bawah dari semua alat yang ada
di atas pintu
Sumber buku Arsitektur Tradisional Sumatera Utara
Ringgor berfungsi untuk menahan bungkulan, terbuat dari papan yang
diletakkan secara horizontal
Loting-loting ginjang berada di atas dorpi jolo, tetapi lebih pendek dan kecil.
Letaknya ke sudut atas yang menghubungkan dua buah urur kiri dan kanan, satu
lagi yang menghubungkan Salansap (Songsong Boltok) Kiri dan Kanan
Jenggar berfungsi untuk melengkapi dan memperkokoh bentuk rait pada
rumah. Di samping itu juga sebagai wajah dari rumah dan sekaligus sebagai
penjaga lapisan bagian luar.
Singa-singa merupakan hiasan dari kayu yang dibentuk ataupun distrosi
menjadi wajah manusia dengan lidah terjurai ke bawah sampai bahu
Santung-santung
bentuknya
memanjang dari
atas ke bawa,
dimulai persis
dari tengah-
tengah
bungkulan, ini
disebut juga
jantung (pusu-
pusu).
Pada puncak rumah bagian atas, baik di depan maupun di belakang terapat
salapsap (songsong boltok). Salapsap merupakan papan memanjang dari atas ke
bawah, satu ke kanan satu lagi ke kiri dan agak melengkung sedikit. Pada
pertemuannya di atas ditutupi dengan ulu paung.
Sumber buku Arsitektur Tradisional Sumatera Utara
Tali Rahut-rahut merupakan sejenis tali yang tebuat dari rotan atau ijuk, yang
dipintal secara kuat dan rapih. Berfungsi untuk menahan urur dan atap yang
diikatkan kepada tomboman dart sibuaten. Kenyatan tali inilah yang menjamin
kekuatan rumah itu dan biasanya tali ini mencapai daya tahan 100 tahun. Pandalui
bentuknya seperti broti yang panjang, yang letaknya mengikat semua persilangan
ujung urur dan melewati bungkulan agar persilangan itu kokoh tidak dapat
bergerak. Kemudian pandalui itu diikatkan beberapa kali melilit pada bungkulan.