Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Kelompok 4:
1. Ikhsan Hardi (16029111)
2. Anggia Mutya Febria Soneta (16029099)
3. Mawaddah Ramadhani Miswar (16029065)
4. Refenia Usman (16029124)
5. Ustalida Eneka Putri (16029039)
A.PENGERTIAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Pendekatan konstruktivisme merupakan proses


pembelajaran yang menerangkan bagaimana
pengetahuan disusun dalam pemikiran pelajar.
Pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh pelajar itu
sendiri dan tidak diterima secara pasif dari orang
disekitarnya. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran
merupakan hasil dari usaha pelajar itu sendiri dan bukan
hanya ditransfer dari guru kepada pelajar. Hal tersebut
berarti siswa tidak lagi berpegang pada konsep
pengajaran dan pembelajaran yang lama, dimana guru
hanya menuangkan atau mentransfer ilmu kepada siswa
tanpa adanya usaha terlebih dahulu dari siswa itu sendiri.
Asumsi –asumsi konstruktivisme menurut Merrill

1. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman;


2. Pembelajaran adalah sebuah interpretasi personal
terhadap dunia;
3. Pembelajaran adalah sebuah proses aktif yang di
dalamnya makna dikembangkan atas dasar pengalaman;
4. Pertumbuhan konseptual datang dari negosiasi makna,
pembagian perspektif ganda, dan perubahan bagi
representasi internal kita melalui pembelajaran
kolaboratif;
5. Pembelajaran harus disituasikan dalam seting yang
realistis; pengujian harus diintegrasikan dengan tugas dan
bukan sebuah aktivitas yang terpisah.
B.BELAJAR MATEMATIKA MENURUT
KONSTRUKTIVISME

 Nickson mengatakan bahwa  Menurut Hudojo, ada tiga ciri yang


pembelajaran matematika harus dimunculkan dalam proses
menurut pandangan pembelajaran matematika menurut
konstruktivisme adalah pandangan konstruktivisme yaitu
membantu pembelajaran sebagai berikut:
matematika membangun 1. Pebelajar harus terlibat secara aktif
konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam belajarnya. Pebelajar belajar
matematika dengan materi matematika secara bermakna
kemampuannya sendiri melalui dengan bekerja dan berpikir;
proses internalisasi sehingga 2. Informasi baru harus diikutsertakan
prinsip atau konsep itu dengan informasi lama sehingga
terbangun kembali dan menyatu dengan skemata (struktur
transformasi dan informasi kognitif) yang dimiliki oleh pebelajar;
yang diperoleh menjadi konsep
atau prinsip baru. 3. Orientasi pembelajarannya
berdasarkan pemecahan masalah.
1. sebuah struktur dengan ukuran kekonsistenan internal;
2. suatu keterpaduan antar bermacam – macam konsep;
3. suatu kekonvergenan diantara aneka bentuk dan konteks;
4. kemampuan untuk merefleksikan dan menjelaskan;
5. sebuah kesinambungan sejarah;
6. terikat kepada bermacam – macam sistem simbol;
7. suatu yang cocok dengan pendapat experts (ahli);
8. suatu yang potensial untuk bertindak sebagai alat untuk
konstruksi lebih lanjut;
9. sebagai petunjuk untuk tindakan selanjutnya;
10. suatu kemampuan untuk menjustifikasi dan mempertahankan.
C.PEMBELAJARAN KONSTRUKSIVISME DALAM
MATEMATIKA

Menurut Davis pandangan konstruktivisme dalam


pembelajaran matematika berorientasi kepada:
1. Pengetahuan dibangun dalam pikiran melalui proses
asimilasi atau akomodasi.
2. Dalam pengerjaan matematika, setiap langkah
pebelajar dihadapkan kepada “apa”.
3. Informasi baru dikaitkan dengan pengalamannya
tentang dunia melalui suatu kerangka logis yang
mentransformasikan, mengorganisasikan dan
mengintepretasikan pengalamannya.
4. Pusat pembelajaran adalah bagaimana pebelajar
berpikir, bukan apa yang mereka katakan atau tulis.
Sehinnga proses konstruksi pengetahuan terjadi di
dalam benak siswa sendiri melalui proses internalisasi.
D.IMPLEMENTASI KONSTRUKTIVISME DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Posisi guru dalam pembelajaran matematika


untuk bernegosiasi dengan siswa, bukan memberikan
Jawaban akhir yang telah jadi. Negosiasi yang
dimaksudkan di sini adalah berupa pengajuan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk
berpikir lebih lanjut yang dapat mendorong mereka
sehingga penguasaan konsepnya semakin kuat. Tidak
hanya itu, implikasi pandangan konstruktivis dalam
pembelajaran matematika, guru akan bertindak
sebagai mediator dan fasilitator yang membuat situasi
yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
pada diri siswa.
E.EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENURUT
KONSTRUKTIVISME
Menurut webb, evaluasi Evaluasi dalam pembelajaran
dalam pendidikan adalah matematika menggunakan
pendekatan konstruktivis
suatu investigasi sistematis
terjadi sepanjang proses
tentang nilai suatu tujuan. Pembelajaran
Termasuk di dalam evaluasi berlangsung(on going
adalah kumpulan bukti assesment). Dari awal sampai
akhir guru memantau
bukti secara sistematis Perkembangan
untuk membantu membuat siswa,pemahaman siswa
keputusan tentang: terhadap suatu konsep
matematika, ikut membentuk
1. Siswa belajar
dan mengawasi proses konstruksi
2. Pengembangan materi pengetahuan (matematika) yang
3. Program dibuat oleh siswa.
F.POSISI PENGAJARAN KONSTRUKTIVISME DIANTARA PENDEKATAN
LAIN
Brady menawarkan lima model dan metoda
pembelajaran,yaitu:
Tanggung jawab guru dalam proses belajar adalah untuk:

Menstimulasi dan memotivasi siswa

Menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan


pemahaman

Mendiagnosa dan mengatasi kesulitan siswa

Mengevaluasi
Pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme tujuannya dapat dirumuskan
sebagai berikut:”seorang guru matematika hendaknya
mempromosikan dan mendorong pengembangan setiap
individu di dalam kelas untuk menguatkan konstruksi
matematika,untuk pengajuan pertanyaan,
pengkostruksian, pengeks-plorasian, pemecahan dan
pembenaran masalah-masalah matematika serta konsep-
konsep matematika. Guru juga diharapkan mencoba ber -
usah mengembangkan kemampuan siswa untuk me-
refleksikan dan mengevaluasi kualitas konstruksi mereka
(para siswa).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai