Anda di halaman 1dari 68

MATERI INTI 5

SENAM
VITALISASI OTAK

Pelatihan
Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
untuk Petugas Puskesmas
Jambi, Mei 2016

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


SENAM VITALISASI OTAK

Adalah senam otak yang berfungsi untuk


mempertahankan kesehatan otak.
Senam Vitalisasi Otak khusus diperuntukan buat para
lanjut usia, tetapi orang lebih muda pun dapat
mempraktekkan gerakan-gerakan senam tersebut.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• Senam vitalisasi otak merupakan latihan
kebugaran alternatif yang dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana
saja
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rangkaian latihan ini dapat menstimulasi
fungsi otak dan kerja otot
• Apabila dilakukan dengan pernapasan
yang baik dan benar, latihan ini sangat
bermanfaat untuk menjaga stabilitas
emosi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


MANFAAT MELAKUKAN VO

• Meningkatkan fungsi otak menuju


peningkatan kebugaran otak
• Meningkatkan konsentrasi
• Meningkatkan kemampuan visuo-
spasial (mengenal ruang)
• Meningkatkan keseimbangan
• Meningkatkan koordinasi
• Meningkatkan pernapasan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


....lanjutan

• Mengurangi keluhan fisik sehubungan kondisi


degenerasi organ tubuh
• Melakukan kegiatan rekreasi dan
menyenangkan
• Melakukan relaksasi dalam gerakan
• Menstimulasi sensomotor yang berhubungan
dengan kepekaan terhadap sensasi tubuh &
sendi
• Merangsang cinta dan kasih sayang terhadap
sesama manusia
• Merasa bersyukur kepada Sang Pencipta
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Prinsip Dasar Senam Vitalisasi Otak

• Lambat
Dilakukan perlahan-lahan dengan tujuan
menyelaraskan pola gerak otot, gerakan ritmis
otot-otot pernapasan, dan metabolisme pada
bagian otak yang terstimulasi melalui imajinasi
saat melakukan gerakan.

• Dari bawah ke atas


Mengupayakan sistematika gerak dari arah
tubuh bagian bawah terus ke bagian atas

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• Berulang ulang
Dilakukan dengan beberapa kali
pengulangan, agar stimulasi gerak
dapat terekam dalam otak melalui
jaras proprioseptif

• Melibatkan pandangan mata


Setiap gerakan yang dilakukan lengan
maupun tungkai senantiasa melibatkan
pandangan mata

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


•Gerak sendi penuh
Gerakan dilakukan sampai batas
maksimal sendi, karena latihan ini dapat
mengatasi permasalahan sendi yang
dapat mengakibatkan keterbatasan gerak
yang biasa terjadi pada lansia.

•Melibatkan pernafasan
Pernafasan senantiasa dilakukan secara
teratur pada setiap pergerakan, guna
mencapai upaya oksigenasi yang
optimal.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


•Dihayati
Setiap melakukan Senam Vitalisasi
Otak, kita diharapkan menghayati
setiap gerakan yang dilakukan. Hal ini
berguna untuk mencapai harmonisasi
antara gerak (otot dan sendi), otak dan
emosi karena tujuan akhir untuk
mencapai keseimbangan antara fungsi
otak, kerja otot, dan stabilisasi emosi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


IKHTISAR SENAM VITALISASI OTAK
KESEIM KOORDINASI
VISUAL POSTUR BANGAN RELAKSASI
ATAS BAWAH

INJIT INJIT KEPAK KUPU- KEPAK KUPU- INJIT RANGKAI


MELAMBAI MELAMBAI KUPU KUPU MELAMBAI BUNGA
MELATI

RANGAI KEPAK KUPU- KASIH RANGKAI TAPAK KASIH


BUNGA KUPU SAYANG BUNGA MENYUSUR SAYANG
MELATI MELATI

MENYENTUH MENYENTUH MENYENTUH MENJANGKAU MENGAYUN MENYENTUH


PELANGI PELANGI PELANGI HARAPAN PELANGI

KASIH TAPAK MENAPAK MEMANDANG MENAPAK SENYUMAN


SAYANG MENYUSUR JEJAK LANGIT JEJAK MANIS

MENJANGKAU LANGKAH KEMENANGAN MENYENTUH KEMENANGAN WE LOVE ALL


HARAPAN PASTI PELANGI OF U

TATAPAN MATA KECERIAAN KECERIAAN KASIH


SAYANG

Penyusun : Prof dr. Soemarmo Markam, SpS(K) – dr Adre Mayza, SpS(K) –Herry Pujiastuti,AMDf.T,S.Pd –
Mieke Saleh Erdat – Suwardhana
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
SENAM VITALISASI OTAK

• PEMANASAN :
– PERMOHONAN
– PENGHARAPAN

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


– KEPAK KUPU-KUPU

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• RANGKAI BUNGA MELATI

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• LATIHAN INTI 1
– TAPAK MENYUSUR

– LANGKAH PASTI

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


– KEMENANGAN

– KECERIAAN

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


JEDA
• MENYENTUH PELANGI

• KASIH SAYANG

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• LATIHAN INTI 2
– MENJANGKAU HARAPAN

– MEMANDANG LANGIT

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


– MENATA JEJAK

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


– KEPAK PAHLAWAN

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• PENDINGINAN
– BERSIUL
– SENYUMAN MANIS
– ANGKAT TURUNKAN ALIS
– MEMBUKA & MENUTUP
MATA
– TATAPAN MATA
– PERSEMBAHAN
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Menyentuh pelangi
kasih sayang
We love.... All of you

• Bertujuan untuk melatih cerebellum (otak


kecil) untuk kemampuan raih dan
keseimbangan tubuh dan untuk relaksasi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


TERIMA KASIH
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
TUJUAN
Peserta mampu
1. Melakukan tatalaksana Depresi pada lanjut usia

2. Melakukan tatalaksana Demensia dan gangguan perilaku

3. Melakukan tatalaksana Insomnia pada lanjut usia

4. Mengidentifikasi masalah kesehatan mental emosional pada lanjut usia


5. Melakukan deteksi dini hendaya kognitif pada lanjut usia
6. Menjelaskan prinsip stimulasi kognitif pada lanjut usia

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Pokok Bahasan:
1. Depresi pada lanjut usia
2. Demensia dan gangguan perilaku
3. Insomnia
4. Identifikasi masalah kesehatan mental
emosional lain
5. Deteksi dini hendaya kognitif
6. Prinsip stimulasi kognitif pada lanjut usia

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


1. Depresi pada lanjut usia

• Gejala
• Cara Deteksi
• Tatalaksana dan Rujukan
• Pencegahan Depresi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Gejala Gangguan Depresi
• Suasana perasaan sedih, mood menurun,
iritabel (mudah tersinggung)
• Tidak ada minat maupun rasa senang
• Merasa letih, lelah, tak bertenaga
• Merasa bersalah berlebihan Berlangsung

• Sulit konsentrasi >2 minggu

• Cemas dan kuatir berlebih (pesimis)


• Gangguan tidur
• Psikomotor melambat atau agitatif
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Deteksi: Geriatric Depression Scale
• 15 butir pertanyaan ya tidak
• Skor 5 – 9: kemungkinan ada depresi

• Perlu dieksplorasi lebih dalam jika ada


jawaban ya untuk butir berikut, :
– Ada perasaan kosong / hampa
– Tidak ada kepuasan hidup / kebahagiaan
– Kuatir terjadi hal buruk di masa depan
– Pikiran pesimis

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Tata laksana G. Depresi:

• Sikap empatik, suportif, akomodatif


• Beri informasi yang benar tentang
gangguan Depresi
• Beri konseling untuk ‘problem’ yang
dihadapi
• Psikoterapi untuk mengubah ‘cara
pandang’ atau persepsi keliru

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Tata laksana G. Depresi:

• Rencanakan aktivitas sesuai hobi


• Telusuri isi fikir pasien (ide suicide)
• Antidepresi bila diperlukan
• Apresiasi kemajuan / perbaikan gejala
minimal
• Obat antidepresi diberikan pada depresi
berat, dan depresi sedang jika konseling
dan psikoterapi tidak memperbaiki gejala

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Obat Anti- Depresi (AD)
• Pilihan obat AD harus mempertimbangkan
kondisi fisik pasien, efek samping dan
riwayat obat di masa lampau
• Berikan penjelasan tentang lama
pemberian obat, efek obat (perbaikan) dan
efek samping yang mungkin timbul, dll
• Dosis awal dimulai setengah dosis
dewasa, ditingkatkan perlahan-lahan
• Obat masih perlu dilanjutkan sesudah
gejala depresi membaik
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Indikasi Merujuk kasus Depresi:

• Tidak ada perbaikan dalam waktu 2 bulan


• Ada kecenderungan mengakhiri hidup
• Depresi berat dengan ciri psikotik
(halusinasi, delusi)

• Kondisi fisik memburuk


• Tak mau makan/minum

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Pencegahan Depresi
• Pertahankan aktivitas fisik dan mental
• Bergaul dengan teman sebaya /lebih muda
• Tingkatkan minat dan kegiatan untuk
menolong orang lain agar hidup menjadi
bermanfaat (merasa berguna)
• Bersikap positif, selalu bersyukur!
• Contoh kegiatan: menjadi relawan
posyandu ikut kelompok senam, kelompok
kesenian, kelompok pengajian, dll.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


2. Demensia dan Gangguan Perilaku
• GPPD:
• Gangguan Perilaku Psikiatrik / Psikologik
pada Demensia
– Agitasi
– Depresi
– Apatis
– Delusi
– Halusinasi
– Agresivitas
– Wandering (berjalan tak tentu arah, kesasar)
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Sindrom ABC Demensia
Dementia
Activities of BPSD Cognitive
daily living deficits

Behavioural and
Psychological
Symptoms of
Dementia

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


35

Definisi GPPD (BPSD)

• Gangguan Perilaku
• Gangguan psikologis / psikiatrik
• Pada Orang Dengan Demensia

• Bisa juga terjadi pada pra-demensia !


• Mild Cognitive Impairment (MCI)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Demensia
Hilangnya kemampuan intelektual berupa:
• Daya ingat & kemampuan belajar
• Konsentrasi, orientasi, atensi
• Kalkulasi (menghitung)
• Bahasa (pemahaman, kosa kata)
• Visuospasial (orientasi geografis, menggambar)
• Daya pikir (kemampuan memecahkan masalah,
abstraksi)

Yang cukup berat hingga mengganggu fungsi


sosial dan pekerjaan (DSM-IV-TR, APA)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Penyebab Demensia
• Penyakit Alzheimer
(tersering)
• Vaskular
• Campuran vaskular +
Alzheimer
• Lewy body
• Frontotemporal
• Alkoholisme—defisiensi
vit. B12 (reversibel)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Kondisi yang dapat menyebabkan Demensia

 Reaksi obat-obatan
 Problem metabolik dan gangguan endokrin
 Defisiensi nutrisi
 Infeksi
 Hematom subdural
 Keracunan
 Tumor otak
 Anoxia
 Problem Jantung Paru

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


• Alzheimer's disease

Aged nervous tissue is less able to rapidly


communicate with other neural tissues
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
MRI Scan Alzheimer’s Disease

• a. Alzheimer b. Kontrol
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Conditions that Are Not Dementia:
 Age-related cognitive decline (ARCD)

 Mild cognitive impairment (MCI)

 Depression (pseudo-dementia)

 Delirium (ACS)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


42

BPSD cluster
‘Aggression’ ‘Agitation’

Walking aimlessly
Pacing
‘Apathy’ Aggressive resistance
Physical aggression
Trailing
Restlessness
Verbal aggression Repetitive actions
Dressing/undressing
Withdrawn Sleep disturbance
Lack of interest
Amotivation Sad
Tearful
Hallucinations
Hopeless
Delusions
Low self-esteem
Misidentifications ‘Psychosis’
‘Depression’ Anxiety
Guilt

Adapted from McShane R. Int Psychogeriatr 2000; 12(Suppl 1): 147–54


Finkel SI et al. Am J Geriatr Psychiatry 1998; 6: 97–100
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia Alessi C et al. J Am Geriatr Soc 1999; 47: 784–91
9/14/2013
43

Frequency of neuropsychiatric symptoms (NPS)


across the stages of Alzheimer’s disease
Mild1 Moderate2 Severe1
Apathy 47% 67% 92%
Agitation 47% 45% 85%
Aberrant motor 12% 53% 84%
Depression 12% 52% 62%
Anxiety 24% 49% 54%
Irritability 35% 35% 54%
Delusions 12% 37% 31%
Disinhibition 35% 22% 31%
Hallucinations 12% 24% 8%
Euphoria 18% 8% 8%
1Mega et al, Neurology 1996;46:130–135; 2Gauthier et al, Int Psychogeriatr 2002;14: 389–404
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia 9/14/2013
44

Gangguan Perilaku Pada Demensia

Riwayat masa
lalu individu & Demensia
pembelajaran

GPPD

Kontribusi
Genetik Pengaruh Lingkungan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia 9/14/2013


Cara deteksi Curiga Demensia:
• Sangat sering lupa kejadian baru
• Apatis, acuh tak acuh, atau siaga berlebih
• Aktivitas kegiatan dasar harian perlu dibantu
• Kendali emosi buruk: mudah marah, mudah
bingung dan mudah menangis
• Ada kesulitan dalam menemukan kata-kata
• Disorientasi waktu dan tempat atau orang
• Keliru membuat keputusan / penilaian
(menuduh orang mencuri, salah letak benda)
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Pemeriksaan Kognitif:
Sebagai alat bantu / penunjang diagnosis:

• Abbreviated Mental Test (AMT)


• MMSE (mini mental state examination)
• MiniCog
• Clock Drawing Test

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


AMT (Abbreviated Mental Test,
Uji Mental Singkat)
No. Pertanyaan Jawaban Skor
1. Umur .......... tahun Benar/Salah
2. Waktu / jam sekarang .......... .......... Benar/Salah
3. Alamat tempat tinggal .......... Benar/Salah
4. Tahun sekarang .......... Benar/Salah
5. Saat ini berada di mana .......... Benar/Salah
6. Mengenali orang lain di ruangan Benar/Salah
7. Tahun kemerdekaan RI .......... Benar/Salah
8. Nama Presiden RI .......... Benar/Salah
9. Tahun kelahiran anak terakhir pasien Benar/Salah
10. Menghitung terbalik (20 s/d 1) .......... Benar/Salah
Skor AMT (beri skor 1 untuk tiap jawaban benar): Total:
0-3: Gangguan ingatan berat
4-7: Gangguan ingatan sedang
8-10: Normal
Perasaan hati (afeksi)
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Baik/Sedih/Cemas
48

Diagnosis Demensia dengan GPPD


• ICD 10: F00.0X --- F00.02 (DTA w/ … )
F01.0X --- F01.05 (VaD dg
Delirium)
• DSM IV: Dementia … Type with…
– Delirium
– Depression
– Delusion
– Behaviour
– ………….....
• DSM V: Major Cognitive Disorder with ….
Minor Cognitive Disorder with ….

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


49

Prinsip Tatalaksana Demensia



• Pendekatan individual
• Program spesifik
• Hargai dan hormati keinginan pasien
• Ada cukup istirahat untuk Caregiver
• Stimulasi Kognitif
• Anti demensia untuk cegah perburukan
• Kelola GPPD dengan pendekatan non-obat dahulu,
obat hanya jika diperlukan dgn monitor dokter
• Pelihara kesehatan fisik dan keamanan lingkungannya
• Pertahankan kemampuan untuk beraktivitas (ADL)
• Usahakan kualitas hidup terbaik untuk pasien dan
caregivernya

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia 9/14/2013


Tatalaksana umum Demensia
 Tatalaksana penyebab demensia
(reversible) dan penyakit terkait
(kendalikan faktor risiko)
 Tatalaksana gangguan perilaku (GPPD)
akibat demensia
 Cegah komplikasi sekunder (infeksi dll)
 Dukungan untuk keluarga pasien

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


51

Tatalaksana GPPD
• Non-Pharmacological:
Target therapy
• Pharmacological:
- Agitation
Symptomatic treatment
- Insomnia
• Acetylcholine Esterase
Inhibitor - Wandering
• Behavior: - Depression
Psychotropic drugs - Apathy
• Others: antidepressant - Etc

Ingat prinsip P-A-I-D:


Pain
Activity
Intrinsik
Delusi/Depresi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia 9/14/2013


52

Analisis Gejala ‘Psikotik’ pada ODD:


Characteristic of Psychotic in
Dementia
• Halusinasi Ada orang dibalik gorden
• Delusi ayah ibu masih hidup, ini bukan
rumahku Mis-perception
• Misidentifikasi: due to ….. ?
– Orang di TV menembaknya Caregiver
attitude
weakness

Hearing
impairment Visual
impairment loneliness uncomfortable

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


53

Kapan merujuk Pasien Demensia?


Jika:
• Agitasi / agresivitas tak terkendali
• Perselisihan dalam keluarga
• Perburukan gejala kognitif mendadak
• Perlu perawatan intensif di RS
• Penyebab demensia dapat dikoreksi (hidrosefalus
tekanan normal, gangguan tiroid, tumor otak,
hematom subdural)
• Diagnosis Demensia tak jelas
• GPPD tak dapat diatasi oleh keluarga/pendamping

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Pencegahan Demensia
Upaya mengurangi Risiko Demensia:

• Melakukan aktivitas fisik dan mental secara


teratur melalui aktivitas sosial (stimulasi kognitif)
• Makan makanan sehat (tinggi anti oksidan)
• Menghindari penyakit atau mengendalikannya
(hipertensi, diabetes, hiperkolesterol)
• Mengobati tuntas gg Depresi, menghindari stres
• Menghindari cedera kepala

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


3. Insomnia
• Perubahan Pola Tidur sehingga mempengaruhi
kesegaran tubuh pada keesokan harinya
Gejala:
• Tidur berkurang jumlah jam nya
• Tidak Bisa Tidur sama sekali
• Bisa tidur tapi terbangun-bangun (tak nyenyak)
• Sulit masuk tidur, pikiran berjalan terus
• Tidur tapi merasa tidak tidur, gelisah, mimpi2
• Pola tidur terbalik (siang tidur, malam terjaga)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Cara deteksi?
• Keluhan pasien
• Informasi teman tidur / orang serumah
• Periksa kebiasaan tidur pasien dan
kegiatan pasien pada siang hari
• Riwayat penggunaan obat-obatan
• Riwayat penyakit fisik
• Kondisi ruang tidur
• Aktivitas sebelum tidur
• Peristiwa yang membuat stres atau kuatir
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Tata-laksana Insomnia
• Cari tahu penyebab Insomnia
• Konseling pasien dan keluarganya
• Perhatikan kesehatan tidur/Sleep Hygiene
• Jika belum bisa tidur juga setelah berbaring 20
menit, lebih baik bangkit dan mencoba kembali
untuk tidur jika merasa mengantuk
• Aktivitas fisik siang hari dapat membantu tidur
• Hindari pemberian obat tidur pada insomnia
kronis, pemakaian obat sesekali boleh, hati-hati
ketergantungan (Estazolam 1 mg)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Insomnia dirujuk jika:
• Insomnia berlanjut terus (kronis)
• Penyebabnya gangguan fisik (sesak
napas, nyeri) atau gangguan psikiatrik
berat (Ansietas, Depresi, Demensia)

• Diduga ada gangguan tidur berat


– Sleep apnea (henti nafas saat mengorok)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Edukasi dan konseling
• Wajib untuk diberikan pada pasien dan
keluarganya

• Aktivitas siang hari (Day Care) Usia Lanjut


dapat dilakukan di Posbindu dengan
dibimbing fasilitator

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


4. Masalah kesehatan mental emosional

• Kesepian
• Tidak ada caregiver
• Gangguan relasi suami-isteri-anak
• Masalah tempat tinggal
• Takut mati, dll.

• Intervensi: Konseling Pasien dan Keluarga

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


5. Deteksi Dini Hendaya Kognitif
• Deteksi dini kesehatan inteligensi pada
lanjut usia adalah suatu upaya untuk
mengetahui kondisi kesehatan inteligensia
pada lanjut usia.
• Deteksi dini kesehatan inteligensi pada
lanjut usia dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
• dokter, perawat, terapis (fisioterapis dan
okupasi terapis).

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Cara Deteksi : ABCDE

• Aktivitas: ADL Barthel Indeks


• B: keseimbangan dites Rhomberg
• Cognitive: MMSE, Mini Cog dan Clock
Drawing Test
• D: penilaian faktor risiko
• Emosi: GDS (Geriatric Depression Scale)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


6. Prinsip Stimulasi Kognitif
• Mempertimbangkan kespesifikan masing-
masing lansia
• Fokus pada kemampuan dari masing-
masing lansia, bukan pada kelemahan
mereka
• Keterlibatan aktif
• Merupakan pilihan dan menyenangkan
• Memberikan pujian

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Contoh stimulasi kognitif

• Fisik: olahraga, senam, menari/ berdansa atau


aktivitas fisik lainnya. Senam vitalisasi otak
• Mental: diskusi topik, permainan, isi teka-teki dll
• Sosial: pergi ke restauran, nonton pertandingan
olah raga, bermain kartu, dan sebagainya; pergi
jalan-jalan; kerja sosial (sukarelawan);
mengunjungi saudara/teman; partisipasi dalam
kelompok (klub lansia, dll); dan melakukan
ibadah (kegiatan keagamaan)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Tanya-Jawab

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Praktik Latihan Mengisi Instrumen
• Latihan mengisi GDS

• Latihan mengisi AMT

• Latihan mengisi MiniCog

• Latihan mengisi MMSE

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia


Langkah-Langkah
• Fasilitator memberi contoh melakukan
pemeriksaan untuk masing-masing
instrumen
• Kelas dibagi 3 kelompok
• Setiap orang dalam kelompok mendapat
kesempatan menjadi pemeriksa dan orang
yang diperiksa secara bergiliran
• Pengamat mencatat proses pemeriksaan
dan melaporkan hasil pengamatannya

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia

Anda mungkin juga menyukai