Anda di halaman 1dari 23

Splinting

Putri Nuraprianti - 4251131404


Overview case
• Laki – laki 38 tahun
• KU: Gigi terasa kotor dan kasar pada bagian gigi
depan rahang bawah sejak 2 tahun yang lalu. OS
belum pernah melakukan perawatan pembersihan
gigi. OS ingin giginya dibersihkan
• Keluhan lain: setelah dilakukan skeling, masih
terdapat kegoyangan gigi pada gigi depannya OS
sehingga khawatir akan lepas.
Pemeriksaan EO
• Wajah: Simetris
• Leher: Kelenjar Getah Bening: tidak teraba –
tidak sakit
• Mata: Pupil isokhor
 non ikhterik
 non anemis
• TMJ  dislokasi – deviasi TAK
• Bibir : Simetris- normal
Pemeriksaan IO
• Mukosa: lesi TAK
• Gingiva : bentuk oedem (generalisata)
 warna merah terang ( generalisata)
 konsistensi lunak (generalisata)
 Pitting test (+) (generalisata)
 Stippling (-) (generalisata)
 Permukaan licin (generalisata)
 Resesi (miller) kelas 1 = gigi 17,15,12,11
22,23,24,25,26,27,35,34,32,31,41,42,43
44,45
• Papila interdental: membulat (generalisata)
• Stillman clef: -
• Mc Call’s Festoon: -
Pemeriksaan IO
• Ujung frenulum RA & RB : Sedang
• Perkusi: sakit gigi 32,21,41,45,46,48
• Kegoyangan: Derajat 1 gigi 32,41,42
Derajat 2 gigi 31,38
• Kontak Prematur: gigi 14 >< 44, 13>< 43
• Spacing: gigi 38-35, 46-48, 44-46
• Atrisi: -
• Erosi: -
• Karies: 17, 16, 15,14, 24, 25, 26, 27, 38, 35, 42, 45, 46, 48
• Geligi tidak beraturan: anterior RA & RB
• Abrasi: gigi 23,24,25
• Missing teeth: 37, 45
• Evaluasi kebersihan mulut:
Kunjungan I: Sebelum 19,4% dan sesudah 8,3%
Letak kalkulus: Supragingiva dan subgingiva
• Evaluasi sikap pasien
Sikap pasien saat menerima instruksi: antusias
Sikap selama menjalani oerawatan: koperatif
• Etiologi
Plak bakteri
Perkusi: sakit gigi 32,21,41,45,46,48,
Kegoyangan: Derajat 1 gigi 32,41,42 dan Derajat 2 gigi
31,38
Kontak Prematur: gigi 14 >< 44, 13>< 43
Spacing: gigi 38-35, 46-48, 44-46
Karies: 17, 16, 15,14, 24, 25, 26, 27, 38, 35, 42, 45, 46,
48
Geligi tidak beraturan: anterior RA & RB
Abrasi: gigi 23,24,25
Missing teeth: 37, 45
Diagnosis
• Periodontitis kronis generalisata

Prognosis
• Good
Rencana Perawatan
Fase etiotropik :
1. OHI & KIE
2. Plak score
3. Scaling
4. Root planing
5. Splinting
6. Kontrol 1 minggu
7. Kontrol 1 bulan
8. Pro ekstraksi gigi 45 dan 36 (sudah di ekstraksi)
9. Pro restorasi gigi 17, 16, 15, 14, 24, 25, 26, 27, 38, 35, 42, 45,
46, 48

Fase restoratif :
Pro – pembuatan gigi tiruan lepasan
Rencana Perawatan
Fase pemeliharaan :
1. Recall 3 bulan pertama dalam 1 tahun
2. Edukasi
3. OHI
4. Plak score
5. Evaluasi kondisi gingiva
Splinting
Alat yang digunakan untuk imobilisasi atau stabilisasi
bagian gigi yang mengalami trauma ataupun penyakit
(Carranza, 2006).
Penyebab kegoyangan gigi

Penyebab kegoyangan

Inflamasi Trauma Oklusi

Terapi : occlusal
Terapi : skeling, root
adjustment,
planing,
perbaikan parafungsi,
obat2an, terapi bedah
splinting
Indikasi
• Perubahan kualitas jaringan pendukung yang
disebabkan trumatik oklusi.
• Trauma jangka panjang karena perawatan
periodontitis.
• Stabilisasi kegoyangan gigi yang tidak berkurang
dan tidak menunjukkan respon pada perawatan
occlusal adjustment dan terapi periodontal.
• Stabilisasi setelah perawatan orthodontik.
• Stabilisasi pada dental trauma.
Kontra Indikasi
• Stabilitas oklusal dan kondisi periodontal tidak
bisa dipelihara.
• Gigi yang terlibat tdk memberikan respon
terhadap perawatan  dicabut.
Kriteria
• Gigi sandaran harus kokoh.
• Tidak mengiritasi gusi.
• Tidak mengganggu oklusi.
• Tidak mengganggu estetika.
• Tidak mengganggu fungsi fonetik.
• Mudah dibersihkan.
Klasifikasi
Klasifikasi splin menurut Rateitschak:
• Splinting Sementara (Fixed & Removable).
• Splinting Semi Permanen (Fixed & Removable).
• Splinting Permanen (Fixed & Removable).
Klasifikasi
Splin Sementara :
• Mengurangi trauma pada waktu perawatan.
• Membantu penyembuhan setelah cedera atau
setelah perawatan bedah.
• Umumnya tidak menyebabkan kerusakan jaringan.
• Mudah dipasang & dilepaskan stlah penyembuhan.
1. Splin Kawat :
• Stabilisasi jangka pendek gigi anterior.
• Kawat stainless steel yang dilingkarkan pada
permukaan lingual/labial gigi yang akan di splin.
2. Splin Resin Komposit :
• Keadaan darurat  sederhana, mudah dibuat.
• Bahan tambal komposit dietsa ke permukaan gigi
yang mengalami mobiliti dan dihubungkan.
3. Bite Guard :
• Digunakan pada perawatan bruxism.
• Menutupi permukaan oklusal gigi dan meluas 1-2
mm ke permukaan bukal/lingual gigi.
Penatalaksanaan
• Menggambar desain splin kawat pada model kerja meliputi gigi
kaninus ke kaninus di permukaan labial & palatal/lingual.
• Kawat berdiameter 0.012 inci di potong sedikit lebih panjang
dari keliling seluruh gigi yang tercakup splin
• Kawat berdiameter 0.009 inci dipotong dan dibentuk
menyerupai huruf U, sebanyak daerah interproksimal yang
tercakup dalam plin.
• Kelilingkan kawat berdiameter 0.012 inci disekelilingi gigi yang
tercakup dalam splin dengan jalanya kawat pada sisi
lingual/palatal berada sedikit di atas singulum, dimulai dari
distal gigi kaninus sampai distal gigi kaninus sebelahnya,
kemudian kedua ujung kawat di simpul.
• Kawat interdental yang berdiameter 0.009 inci dimasukkan
dari arah lingual/palatal ke labial dengan mengelilingi kawat
pertama dikedua sisi tersebut, lalu disimpul sampai ketat
sehingga kawat pertama yang melingkari semua gigi yang
tercangkup dalam splin tertarik ketat mengelilingi gigi tepat
di bawah kontak proksimal.
• Setelah smua kawat interdental tersimpul dengan ketat dan
posisinya baik, ujung-ujung kawat di haluskan dan di tekuk
ke dalam ruang interproksimal.
• Untuk mendapat estetik yang lebih baik serta untuk
menghindari trauma, kawat yang telah tersimpul dapat
dilapisi dengan komposit atau GIC kemudian dipoles.
KESIMPULAN
• Splin  alat untuk menstabilkan / mengencangkan
gigi-gigi yg goyang akibat suatu injuri atau penyakit.

• Gigi goyang akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar


 mengganggu fungsi penderita  splin periodontal.

• Diagnosa yang tepat terhadap faktor penyebab


terjadinya gigi goyang sangat dibutuhkan sehingga
keberhasilan perawatan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai