Anda di halaman 1dari 23

REAKSI KIMIA

ANGGOTA:
* ARYA RAMADHAN
* MUATUL MUSLIM
* ARDIANSYSAH

GURU PEMBIMBING : ASRIATUN FITRI s.pdi


BIDANG STUDY : KIMIA
PENGERTIAN REAKSI KIMIA
 Reaksi kimia adalah suatu proses
alam yang selalu menghasilkan
antarubahan senyawa kimia.[1] Senyawa
ataupun senyawa-senyawa awal yang
terlibat dalam reaksi disebut sebagai
reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan
kimiawi, dan akan menghasilkan satu
atau lebih produk yang biasanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda dari reaktan.
Secara klasik, reaksi kimia melibatkan
perubahan yang melibatkan pergerakan
SEJARAH REAKSI KIMIA
Antoine Lavoisier mengembangkan teori pembakaran sebagai reaksi kimia
dengan oksigen
Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori empat
elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun
dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan, transformasi
kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya, mengubah timbal
menjadi emas, dengan mereaksikan timbal dengan campuran tembaga-timbal
dengan sulfur.[2] Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak
terdapat secara alami di bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan,
seperti sintesis dari asam sulfur dan asam nitrat oleh alkemis Jābir
ibn Hayyān. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan mineral-
mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat, alum dan kalium
nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber memproduksi
asam klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam sulfat
dengan natrium klorida. Dengan adanya pengembangan lead
chamber process pada tahun 1746 dan proses Leblanc, sehingga
memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan natrium karbonat
dalam jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan dalam
industri. Teknologi asam sulfat yang semakin maju akhirnya
menghasilkan proses kontak di tahun 1880-an,[3] dan proses Haber
dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis amonia.[4]
PERSAMAAN REAKSI
 Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia. Persamaan reaksi terdiri
dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan.
Antara produk dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah (→) yang menunjukkan arah dan
tipe reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana.
Tanda panah ganda ( ), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah, digunakan
pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang, sesuai dengan stoikiometri,
jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah
kanan. Penyeimbangan ini dilakukan dengan menambahkan angka di depan tiap molekul
senyawa (dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil
(a, b, c dan d) di depannya.[7]
 Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya adalah untuk
mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan fase transisi. Beberapa
reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda panahnya; contohnya penambahan
air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga, beberapa produk minor dapat ditempatkan di bawah
tanda panah
 .

 Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam peroksikarboksilat
 Analisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis kompleks. Analisis dimulai
dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia yang dipilih menjadi reagen baru. Tanda
panah khusus (⇒) digunakan dalam reaksi retro.[8]
REAKSI ELEMENTER  Isomerisasi azobenzena yang diinduksi oleh cahaya (hν) atau
panas (Δ)
 Reaksi paling penting dalam reaksi elementer adalah reaksi
unimolekuler dan bimolekuler. Reaksi unimolekuler hanya
terdiri dari satu molekul yang terbentuk dari transformasi
Reaksi elementer adalah atau diasosiasi satu atau beberapa molekul lain. Beberapa
reaksi ini membutuhkan energi dari cahaya atau panas.
reaksi pemecahan paling Sebuah contoh dari reaksi unimolekuler adalah isomerisasi
sederhana dan hasil dari cis–trans, di mana sebuah senyawa bentuk cis akan berubah
reaksi ini tidak memiliki menjadi bentuk trans.[11]
produk sampingan.[9]  Dalam reaksi disosiasi, ikatan di dalam sebuah molekul akan
terpecah menjadi 2 fragmen molekul. Pemecahan ini dapat
Kebanyakan reaksi yang berupa homolitik ataupun heterolitik. Dalam pemecahan
berhasil ditemukan saat ini homolitik, ikatan akan terpecah sehingga setiap produknya
adalah pengembangan dari tetap mempunyai satu elektron sehingga menjadi radikal
reaksi elementer yang netral. Dalam pemecahan heterolitik, kedua elektron dari
ikatan kimia akan tersisa pada salah satu produknya,
munculnya secara secara sehingga akan menghasilkan ion yang bermuatan. Reaksi
paralel atau berurutan. disosiasi memegang peranan penting dalam reaksi berantai,
Sebuah reaksi elementer seperti contohnya hidrogen-oksigen atau reaksi polimerisasi.
biasanya hanya terdiri dari  Disoasi dari molekul AB menjadi fragmen A dan B
beberapa molekul, biasanya  Pada reaksi bimolekular, 2 molekul akan bertabreakan dan
saling bereaksi. Hasil reaksinya dinamakan sintesis kimia
hanya satu atau dua, karena atau reaksi adisi.
kemungkinannya kecil untuk  Kemungkinan reaksi yang lain adalah sebagian dari sebuah
banyak molekul bergabung molekul berpindah ke molekul lainnya. Reaksi tipe seperti ini,
bersama.[10] contohnya adalah reaksi redoks dan reaksi asam-basa. Pada
reaksi redoks partikel yang berpindah adalah elektron,
sedangkan pada reaksi asam-basa yang berpindah adalah
proton. Reaksi seperti ini juga disebut dengan reaksi
metatesis.
 contohnya
 NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
TERMODINAMIKA
 Reaksi kimia dapat ditentukan oleh hukum-hukum termodinamika. Reaksi dapat terjadi
dengan sendirinya apabila senyawa tersebut eksergonik atau melepaskan energi. Energi
bebas yang dihasilkan reaksi ini terdiri dari 2 besaran termodinamika yaitu entalpi dan
entropi]]:[12]

 G: energi bebas, H: entalpi, T: suhu, S: entropi, Δ: perbedaan


 Reaksi eksotermik terjadi apabila ΔH bernilai negatif dan energi dilepaskan. Contoh reaksi
eksotermik adalah presipitasi dan kristalisasi, dimana sebuah padatan terbentuk dari gas
atau cairan. Kebalikannya, dalam reaksi endotermik, panas diambil dari lingkungan. Hal ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan entropi sistem. Karena kenaikan entropi berbanding
lurus dengan suhunya, maka kebanyakan reaksi endotermik dilakukan pada suhu tinggi.
Kebalikannya, kebanyakan reaksi eksotermik dilakukan pada suhu yang rendah. Perubahan
temperatur kadang-kadang dapat mengubah arah reaksi, seperti contohnya pada reaksi
Boudouard:

 Reaksi antara karbon dioksida dan karbon untuk membentuk karbon monoksida ini
merupakan reaksi endotermik dengan suhu di atas 800 °C dan menjadi reaksi eksotermik
jika suhunya dibawah suhu ini[13]
 Reaksi juga dapat diketahui dengan energi dalam yang menyebabkan perubahan pada
entropi, volume, dan potensial kimia.[14]
 U: energi dalam, S: entropi, p: tekanan, μ: potensial kimia, n: jumlah molekul, d: tanda yang
artinya perubahan kecil
PENGELOMPOKAN REAKSI KIMIA

 Sintesis  Dekomposisisi
 Dalam reaksi kombinasi langsung
atau sintesis, dua atau lebih senyawa
sederhana bergabung membentuk Reaksi dekomposisi atau analisis
senyawa baru yang lebih kompleks. adalah kebalikan dari reaksi sintesis.
Dua reaktan atau lebih yang bereaksi Sebuah senyawa yang lebih kompleks
menghasilkan satu produk juga akan dipecah menjadi senyawa yang
merupakan salah satu cara untuk lebih sederhana.[15][16] Contohnya
mengetahui kalau itu reaksi sintesis. adalah molekul air yang dipecah
Contoh dari reaksi ini adalah gas menjadi gas oksigen dan gas hidrogen,
hidrogen bergabung dengan gas dengan persamaan reaksi:
oksigen yang hasilnya adalah air.[15]
 Contoh lainnya adalah gas nitrogen  2 H2O → 2 H2 + O2
bergabung dengan gas hidrogen akan
membentuk amoniak, dengan
persamaan reaksi:
 N2 + 3 H2 → 2 NH3
LANJUTAN
 Penggantian ganda
 Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa
Penggantian tunggal saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk
senyawa baru yang berbeda.[15] Hal ini terjadi
ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang
berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk
 Dalam reaksi penggantian tunggal atau 2 senyawa baru.[16] Rumus umum dari reaksi ini
substitusi, sebuah elemen tunggal adalah:
menggantikan elemen tunggal lainnya di  AB + CD → AD + CB
suatu senyawa. Contohnya adalah logam  Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah
natrium yang bereaksi dengan asam klorida timbal(II) nitrat bereaksi dengan kalium iodida
akan menghasilkan natrium klorida atau untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium
garam dapur, dengan persamaaan reaksi: nitrat, dengan persamaan reaksi:
 Pb(NO3)2 + 2 KI → PbI2 + 2 KNO3
 Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam
 2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g) dapur) bereaksi dengan perak nitrat membentuk
natrium nitrat dan perak klorida, dengan
persamaan reaksi:
 NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
OKSIDASI DAN REDUKSI
Ilustrasi dari reaksi redoks (reduksi oksidasi)

Dua bagian reaksi redoks


Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut
oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks.
Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya,
transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks
walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).[17][18]
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui
dari keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur
logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak
ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat memperoleh satu atau lebih tambahan
elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi elektronn elemen reaktannya.
Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali dan
halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.[19]
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai
reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin[20] atau aluminium. Proses kebalikan dimana
reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.
REAKSI ASAM-BASA
 Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul
asam ke molekul basa. Disini, asam berperan sebagai donor proton dan basa
berperan sebagai akseptor proton.
 Reaksi asam basa, HA: asam, B: Basa, A–: basa konjugasi, HB+: asam konjugasi
 Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi.[21]
Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan
asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini
ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari
setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah
netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk
garam yang sifatnya netral.
 Reaksi asam basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa
yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:

 Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa
berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
 Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah
penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius
 Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor
pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
PRESIPITASI

 Presipitasi
 Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya
padatan (endapan) di dalam sebuah larutan
sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini
biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang
larut telah mencapai batas kelarutan[22] dan
hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini
dapat dipercepat dengan menambahkan agen
presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi
presipitasi yang cepat akan menghasilkan
residu mikrokristalin dan proses yang lambat
akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal
tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi
dari garam mikrokristalin.[23]
REAKSI PADA ZAT PADAT

 Reaksi dapat terjadi di antara dua benda


padat. Meski begitu, karena tingkat difusi pada
zat padat sangat rendah, maka reaksi kimia
yang berlangsung terjadi sangat lambat. Reaksi
dapat dipercepat dengan cara meningkatkan
suhu sehingga akan memecah reaktan,
sehingga luas permukaan kontak menjadi lebih
besar.[24]
REAKSI FOTOKIMIA

Dalam reaksi Paterno–Büchi, sebuah gugus karbonil yang tereksitasi akan diamahkan ke
olefin yang tidak tereksitasi, dan menghasilkan oksetan.
Dalam reaksi fotokimia, atom dan molekul akan menyerap energi (foton) dari cahaya dan
mengubahnya ke eksitasi. Atom dan molekul ini lalu dapat melepaskan energi dengan
memecahkan ikatan kimia, maka menghasilkan radikal. Reaksi ang termasuk ke dalam
reaksi fotokimia di antaranya reaksi hidrogen-oksigen, polimerisasi radikal, reaksi berantai
dan reaksi penataan ulang.[25]
Banyak proses-proses penting menggunakan fotokimia. Contoh yang paling umum adalah
fotosintesis, dimana tanaman menggunakan energi matahari untuk mengubah karbon
dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen sebagai hasil samping. Manusia
mengandalkan fotokimia dalam pembentukan vitamin D, dan persepsi visual dihasilkan
dari reaksi fotokimia di rhodopsin.[11] Pada kunang-kunang, sebuah enzim pada abdomen
mengkatalisasi reaksi yang menghasilkan bioluminesensi.[26] Banyak reaksi fotokimia,
seperti pembentukan ozon, terjadi di atmosfer bumi yang merupakan bagian dari kimia
atmosfer.
KATALISIS
 Diagram skema energi yang menunjukkan efek dari pemberian
katalis pada sebuah reaksi kimia endotermik. Adanya katalis akan
mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Hasil
akhirnya akan sama dengan reaksi tanpa katalis.
 Pada katalisis, reaksinya tidak berlangsung secara spontan, tapi
melalui substansi ketiga yang disebut dengan katalis. Tidak seperti
reagen lainnya yang ikut dalam reaksi kimia, katalis tidak ikut serta
dalam reaksi itu sendiri, tapi dapat menghambat, mematikan, atau
menghancurkan melalui proses sekunder. Katalis dapat digunakan
pada fase yang berbeda (katalis heterogen) maupun pada fase yang
sama (katalis homogen) sebagai reaktan. Fungsi katalis hanyalah
mempercepat reaksi - zat kimia yang memperlambat reaksi disebut
dengan inhibitor.[27][28] Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis
disebut promoter, dan substansi yang mematikan katalis disebut
racun katalis. Sebuah reaksi kimia yang semestinya tidak bisa
berlangsung karena energi aktivasinya terlalu tinggi, bisa menjadi
berlangsung karena kehadiran katalis ini.
 Katalis heterogen biasanya padat dan berbentuk bubuk agar dapat
memaksimalkan luas permukaan yang bereaksi. Zat-zat yang penting
pada katalisis heterogen di antaranya logam-logam grup platinum
dan logam transisi lainnya. Zat-zat ini biasanya digunakan pada
hidrogenasi, pembentukan katalitik dan sintesis dari senyawa-
senyawa kimia seperti asam nitrat dan amonia. Asam adalah contoh
dari katalis homogen, mereka meningkatkan nukleofilitas dari
karbonil. Kelebihan dari katalis homogen adalah mudah untuk
dicampurkan dengan reaktannya, tapi kekurangannya adalah susah
dipisahkan dari produk akhirnya. Oleh karena itu, katalis heterogen
lebih dipilih di banyak proses industri.[29]
REAKSI DALAM KIMIA ORGANIK
 Dalam kimia organik, banyak reaksi yang dapat terjadi yang melibatkan ikatan kovalen di antara atom
karbon dan heteroatom lainnya seperti oksigen, nitrogen, atau atom-atom halogen lainnya. Beberapa reaksi
yang lebih spesifik akan dijelaskan di bawah ini.
 Substitusi
 Dalam reaksi substitusi, sebuah gugus fungsi di dalam suatu senyawa kimia digantikan oleh gugus fungsi
lainnya.[30] Reaksi ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe yaitu nukleofilik, substitusi elektrofilik,
atau substitusi radikal.

 SN1 mechanism

 SN2 mechanism

Pada tipe yang pertama, nukleofil, atom atau molekul yang memiliki kelebihan elektron sehingga bermuatan
negatif, akan menggantikan atom lainnya atau bagian lainnya dari molekul "substrat". Pasangan elektron
nukleofil akan bersatu dengan substrat membentuk ikatan baru, sedangkan gugus lepas akan lepas
bersamaan dengan sebuah pasangan elektron. Nukleofil sendiri dapat bermuatan netral atau positif,
sedangkan substrat biasanya bermuatan positif atau netral. Contoh nukleofil adalah ion hidroksida,
alkoksida, amina, dan halida. Reaksi semacam ini biasanya ditemukan pada hidrokarbon alifatik dan jarang
ditemukan pada hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon aromatik memiliki rapatan elektron yang tingi dan hanya
bisa melangsungkan substitusi aromatik nukleofilik hanya dengan gugus penarik elektron yang sangat kuat.
Substitusi nukleofilik dapat berlangsung melalui 2 mekanisme, Reaksi SN1 dan SN2. Menurut namanya, S
singkatan dari substitusi, N singkatan dai nukleofilik, dan, dan angka menunjukkan ordo kinetik reaksi,
unimolekuler atau bimolekuler.[31]
LANJUTAN
 Dalam mekanisme SN2, nukleofil akan membentuk tahap
transisi dengan molekul yang lepas saja yang terlekang.
Kedua mekanisme ini berbeda pada hasil stereokimianya.
Reaksi SN1 menghasilkan adisi non-stereospesifik dan
tidak menghasilkan pusat chiral, melainkan dalam bentuk
isomer geometri (cis/trans). Kebalikannya, inversi
Warden-lah yang diamati pada mekanisme SN2.[33]
 Substitusi elektrofilik merupakan kebalikan dari substitusi
nukleofilik di mana atom atau molekul yang melepas,
atau elektrofilnya, mempunyai kerapatan elektron yang
rendah sehingga bermuatan positif. Biasanya elektrofil ini
adalah atom karbon dari gugus karbonil, karbokation atau
3 tahap dalam Reaksi SN2. Nukleofil berwarna hijau dan sulfur atau kation nitronium. Reaksi ini berlangsung pada
gugus lepas berwarna merah hidrokarbon aromatik saja, sehingga disebut substitusi
aromatik elektrofilik. Serangan elektrofil akan
menciptakan kompleks yang disebut sebagai σ-compleks,
sebuah fase transisi di mana sistem aromatiknya hilang.
Lalu, gugus lepas (biasanya proton), akan terpisah dan
sifat kearomatikannya kembali. Alternatif lain untuk
substitusi aromatik adalah substitusi alifatik elektrofilik.
Reaksi SN2 menyebabkan inversi Substitusi ini mirip dengan substitusi aromatik elektrofilik
stereo (inversi Walden) dan juga mempunyai 2 tipe utama yaitu SE1 dan SE2[34]
 Mekanisme dari substitusi aromatik elektrofilik
Reaksi SN1 berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama, gugus
lepas akan lepas dan membentuk karbokation. Tahap ini akan
diikuti reaksi yang sangat cepat dengan nukleofil.[32]

Mekanisme dari substitusi aromatik elektrofilik


ADISI DAN ELIMINASI

 Adisi dan pasangannya eliminasi


merupakan reaksi yang mengubah jumlah
substituen dalam atom karbon, dan
membentuk ikatan kovalen. Ikatan ganda
dan tiga dapat dihasilkan dengan Eliminasi E1
mengeliminasi gugus lepas yang cocok.
Seperti substitusi nukleofilik, ada beberapa
mekanisme reaksi yang mungkin terjadi.
Dalam mekanisme E1, gugus lepas terlebih
dahulu melepas dan membentuk
karbokation. Selanjutnya, pembentukan
ikatan ganda terjadi melalui eliminasi
proton (deprotonasi). Dalam mekanisme
E1cb, urutan pelepasan terbalik: proton eliminasi E1cb
dieliminasi terlebih dahulu. Dalam
mekanisme ini keterlibatan suatu basa
harus ada.[35] Reaksi dalam eliminasi E1
maupun E1cb selalu bersaing dengan
substitusi SN1 karena memiliki kondisi
reaksi kondisi yang sama.[36]
Eliminasi E2
LANJUTAN

Mekanisme E2 juga memerlukan basa. Akan tetapi, pergantian posisi basa dan
eliminasi gugus lepas berlangsung secara serentak dan tidak menghasilkan zat
antara ionik. Berbeda dengan eliminasi E1, konfigurasi stereokimia yang berbeda
dapat dihasilkan dalam reaksi yang memiliki mekanisme E2 karena basa akan lebih
memfavoritkan eleminasi proton yang berada pada posisi-anti terhadap gugus lepas.
Oleh karena kondisi dan reagen reaksi yang mirip, eliminasi E2 selalu bersaing
dengan substitusi SN2.[37]

Adisi elektrofilik hidrogen bromida


 Kebalikan dari reaksi eliminasi adalah reaksi adisi. Pada reaksi adisi, ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga diubah menjadi ikatan rangkap tunggal. Mirip dengan reaksi
substitusi, ada beberapa tipe dari adisi yang dibedakan dari partikel yang
mengadisi. Contohnya, pada adisi elektrofilik hidrogen bromida, sebuah elektrofil
(proton) akan mengganti ikatan rangkap ganda dan membentuk karbokation, lalu
kemudian bereaksi dengan nukleofil (bromin). Karbokation dapat terbentuk di salah
satu ikatan rangkap tergantung dari gugus yang melekat di akhir. Konfigurasi yang
lebih tepat dapat diprediksikan dengan aturan Markovnikov.[38] Aturan Markovnikov
mengatakan: "Pada adisi heterolitik dari sebuuah molekul polar pada alkena atau
alkuna, atom yang mempunyai keelektronegatifan yang besar, maka akan terikat
pada atom karbon yang mengikat atom hidrogen yang lebih sedikit."[39]
REAKSI LAINNYA

 Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang


struktur tanpa perubahan pada komposisi atomnya
 Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan
yang dapat terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator,
biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk
produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan
untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan
molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal
tidak termasuk dalam proses pembakaran.
 C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
 CH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
 Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk
yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya.
 2 Sn2+ → Sn + Sn4+
REAKSI BIOKIMIA

Ilustrasi dari aktivitas enzim pada reaksi biokimia

Reaksi biokimia pada umumnya dikendalikan oleh enzim. Protein-protein ini hanya dapat
mengkatalis satu jenis reaksi yang spesifik, sehingga reaksinya benar-benar dapat dikontrol.
Reaksi ini berlangsung pada sisi aktif dari substrat. Reaksi katalisasi enzim ini bergantung
pada banyak hal, di antaranya adalah bentuk enzimnya, jenis ikatannya, interaksi
elektrostatik, pemberian dan penerimaan proton (pada reaksi asam/basa), dan lainnya. [41]
Reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup biasanya juga dikenal
dengan sebutan metabolisme. Diantara semua reaksi-reaksi ini, reaksi yang paling penting
adalah reaksi anabolisme, dimana DNA dan enzim-terkontrol memproses pembentukan
protein dan karbohidrat dari senyawa-senyawa yang lebih kecil.[42] Bioenergitika
mempelajari sumber energi untuk reaksi biokimia. Sumber energi yang paling penting
dalam reaksi ini adalah glukosa, yang diproduksi tanaman melalui proses fotosintesis.
Semua organisme membutuhkan glukosa untuk memproduksi adenosin trifosfat (ATP),
yang digunakan makhluk hidup untuk menjalankan aktivitasnya.
CONTOH SOAL PERSAMAAN REAKSI
 1. ) Tentukanlah koefisien reaksi dari asam nitrat dan hidrogen sulfida
menghasilkan
nitorgen oksida, sulfur, dan air. Persamaan reaksinya dapat ditulis:
HNO3(aq) + H2S(g) ---> NO(g) + S(s) + H2O(l )
Jawab:
Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan
memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:
a HNO3 + b H2S ---> c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas:
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e 3a = a + e maka e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a 2b = 3a maka b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan diambil sembarang harga misalnya
a = 2 berarti: b = d
= 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya:
2 HNO3 + 3 H2S ---> 2 NO + 3 S + 4 H2O
Persamaan reaksi di atas dapat dibaca: dua senyawa asam nitrat dan tiga
senyawa hidrogen sulfida akan menghasilkan dua senyawa nitrogen oksida,
tiga atom sulfur, dan empat molekul air.
CONTOH OKSIDASI DAN REDUKSI
CONTOH REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

:perkaratan besi, pembakaran, pernafasan manusia, reaksi enzim2 pencernaan dengan


makanan (protein, karbohidrat, lemak dll)
--besi berkarat:
2Fe3+ + 3O2 menjadi Fe2O3

-Pembakaran: misalnya gas etana (elpiji dengan udara)


2C2H6 + 7O2 menjadi 4CO2 + 6H2O dan bila pembakaran tidak sempurna:

2C2H6 + 5O2 menjadi 4CO + 6H2O

Anda mungkin juga menyukai