Anda di halaman 1dari 54

PENYELESAIAN & PELAPORAN

AUDIT (BAB 22 & 23)


Rudy Suryanto
Powerpoint berikut ini diambil sepenuhnya dari Buku Jasa Audit dan Assurance Pendekatan
Terpadu (Adaptasi Indonesia) yang diterbitkan Pearson/Penerbit Salemba Empat, karangan
Elder, Beasley, Arens dan Abadi Jusuf. Materi ini hanya sekedar ringkasan, dan tidak
dimaksudkan untuk menjadi bahan referensi. Untuk referensi silahkan merujuk ke buku asli.
PENYELESAIAN AUDIT
1. Melakukan pengujian penyajian dan
pengungkapan
2. Melakukan telaah atas kewajiban kontijensi dan
komitmen
3. Telaah terhadap kejadian setelah tanggal neraca
(subsequent event)
4. Akumulasi bukti akhir dan update Trial Balance
5. Evaluasi hasil dan pemberian opini
6. Penerbitan Laporan Audit
7. Komunikasi dengan komite audit dan
manajemen
Pengujian Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan : memastikan penyajian dan
pengungkapan yang dibuat oleh klien telah
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia
Prosedur ada tiga jenis
1. Pemahaman terhadap pengendalian
2. Pengujian pengendalan
3. Substantif
01. Penyajian vs Pengungkapan
• Penyajian (presentation) bagaimana
menyajikan angka di dalam neraca/laba
rugi,misal apakah jumlah net atau gross,
apakah posisinya di atas atau dibawah, apakah
di net off atau tidak.
• Pengungkapan tambahan keterangan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) bisa
berupa angka bisa berupa keterangan.
Misalnya mutasi aset tetap dan keterangan
mengenai kondisi perekonomian
Uji Subtantif Penyajian Pengungkapan
Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif
Keterjadian dan hak & kewajiban – Telaah atas kontrak utang untuk
kejadian dan transaksi yang diungkapkan menentukan apakah piutang dagang atau
telah terjadi dan disebut dalam entitas aktiva tetap digunakan sebagai jaminan
Kelengkapan – seluruh pengungkapan Pembanding tahun ini dan tahun
yang tercakup dalam laporan keuangan sebelumnya, jumlah daftar dan saldo
sudah dimasukkan cocok, semua yang harus diungkap telah
diungkapkan
Klasifikasi - informasi keuangan disajikan Penggolongan aset lancar vs aset tetap,
dengan baik dan dijelaskan serta dan kewajiban lancar dan kewajiban
diungkapkan dengan jelas jangka panjang telah tepat
Akurasi dan penilaian – informasi Penjumlahan (footing)
keuangan dan lainnya diungkapkan secar
awjaar dan pada jumlah yang tepat
Pemisahan Tanggungjawab
• Akuntan Perusahaan/Manajemen =
bertanggungjawab menyusun laporan keuangan,
artinya sampai dengan tersusun CALK
• Auditor = melakukan pengujian-pengujian untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa
Laporan keuangant telah disajikan sesuai SAKI
dan pengungkapan penuh / full disclosure telah
dilakukan.
• Full disclosure artinya hal-hal yang harus
diungkapkan sesuai ketentuan SAKI telah
diungkapkan tanpa ada informasi-informasi yang
disembunyikan.
ISSUE - AUDIT
1. ENRON sengaja menggunakan Special Purpose
Entity (anak-anak perusahaan yang dibentuk
untuk tujuan khusus) supaya dapat
‘menyembunyikan’ utang dengan mekanisme off
balance sheet. Contoh-contoh off-balanced
sheet yang paska IFRS harus dijadikan on-
balanced sheet adalah transaksi-transaksi terkait
dengan option (PSAK 56), financial instruments
(PSAK 50 dan 55)
2. PLN harus menyajikan aktiva yang sebelumnya
dianggap sebagai operating leased menjadi
finance leased, karena perubahan PSAK tentang
leasing.
02. Telaah Kewajiban Kontijensi
Kewajiban kontijensi adalah : potensi utang di masa depan
(probable) kepada pihak luar atas jumlah yang belum dapat
ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah
ditentukan. Syarat:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada
pihak luar karena keadaan yang telah terjadi sekarang.
Atau terhadap potensi penurunan nilai aset yang
dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau
penurunan ilai tersebut
3. Hasilnya baru diketahui di masa mendatang
Apabila terpenuhi syarat tersebut dan jumlahya dimungkinkan
material, maka peristiwa dan estimasi pembayaran tersebut
harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Kemungkinan Keterjadian
Kemungkinan Keterjadian Perlakuan atas Laporan Keuangan
Lemah (kemungkinan terjadinya kecil) Tidak perlu pengungkapan
Cukup beralasan (sedikit lebih kuat tetapi Diperlukan pengungkapan
tidak terlalu kuat)
Besar (kemungkinan terjadinya besar) • Jika Jumlahnya dapat diestimasi
dengan wajar (fair) maka laporan
keuangn disesuaikan
• Jika jumlahnya tdak dapat diestimasi
dengan wajar maka diperlukan
pengungkapan
Contoh-contoh Peristiwa Kontijensi
1. Litigasi yang belum final untuk pelanggaran
paten, pencemaran lingkungan, kerugian
akibat produk dll
2. Sengketa atas pajak penghasilan
3. Garansi atas sebuah produk
4. Diskonto piutang dagang
5. Jaminan terhadap kewajiban lain
6. Saldo yang tidak terpai dari perjanian kredit
Contoh Pengungkapan
Terdapat banyak tuntutan dan ancaman kepada
perusahaan dan anak perusahan konsolidasinya. Sesuai
perndapat manajemen perusahaan, berdasarkan
informasi yang tersedia sekarang, bahwa utang tertinggi,
jika ada, yang dihasilkan dari tuntutan dan ancaman
tidak akan mempengaruhi posisi keuangan konsolidasi
atas hasil operasi perusahaan dan anak perusahaan
konsolidasinya.

Perusahaan setuju untuk memberikan jaminan atas


pembayaran mendekati Rp14.000.000 yang dipinjamnya
dari bank kepada beberapa perusahaan afiliasi dimana
perusahaan adalah pemegang saham minoritas.
Komitmen
• Komitmen adalah situasi dimana perusahaan setuju
untuk berada dalam kondisi tertentu di masa
mendatang tanpa memperhatikan apa yang terjadi
dengan laba perusahaan atau perekonomian secara
keseluruhan.
• Komitmen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk
membeli bahan baku, sewa guna usaha, rencana
pemberikan bonus, bagi hasil dana pensiun dan
perjanjian royalti.
• Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban
kontijensi.
• Perusahaan biasanya menjelaskan komitmen baik
dalam penjelasan tambahan maupun gabungan dengan
catatan kewajiban kontijensi.
Prosedur Audit Menemukan Kontijensi
1. Wawancara dengan manajemen
2. Melihat korespondensi dengan kantor pajak
3. Melihat notulensi pertemuan direktur dan
pemegang saham
4. Menganalisa biaya hukum dan konsultasi
5. Mendapatkan konfirmasi tertulis dari penasihat
hukum
6. Melakukan dokumentasi atas hal-hal yang
mengarahkan pada kemungkinan adanya
kontijensi
7. Memeriksa perjanjian kredit.
ISSUE
1. Semakin tingginya resiko tuntutan hukum
bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia,
terutama high-risk industry seperti tambang,
perbankan, penerbangan
2. Pengacara bisa jadi tidak mau memberikan
informasi tentang potensi-potensi kerugian
dalam hal hukum. Untuk kasus ini perlu ada
modifikasi opini audit karena adanya
pembatasan  lihat PSA 74 (SA337)
03 Kejadian Setelah Taggal Neraca
1. PSA 46 (SA 560) mewajibkan auditor untuk
melakukan teaalh kejadian setelah tanggal
neraca (subsequent event)
2. Tanggungjawab auditor atas telaah kejadian
setelah tanggal neraca yaitu pada tanggal neraca
sampai dengan tanggal laporan auditor.
3. Tanggal laporan auditor merupakan saat
penyelesaian prosedur audit / pekerjaan
lapangan
Tanggal-tanggal penting

Tanggal neraca Tanggal laporan Tanggal penerbiatan


akhir klien audit laporan keuangan

31-12-2013 11-03-2014 26-03-2014

Auditor bertanggungjawab untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca yang


Terjadi antara 31-12-13 dan 11-03-14, tetapi tidak melebihi tanggal laporan audit.
Tipe Kejadian Setelah Tanggal Neraca
1. Tipe 1. Kejadian yang berdampak langsung
pada laporan keuangan dan membutuhkan
penyesuaian
2. Tipe 2. Kejadian yang tidak berdampak
langsung pada laporan keuangan dan
memerlukan pengungkapan
Tipe 1
1. Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas
saldo piutang dagang yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan memburuk
2. Penetapan proses litagasi pada nilai yang
berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan / atau belum tercatat di pembukuan
3. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan
dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku
4. Penjualan investasi pada harga di bawah harga
perolehan
Tipe 2
1. Penurunan nilai pasa atas sekuritas milik
perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali
2. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
3. Penurunan nilai pasar atas persediaan
sebagai dampak dari tindakan pemerintah
yang membatasi penjualan produk
4. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan
akibat kebakaran
5. Penggabungan usaha atau akuisisi
Prosedur
1. Tanya jawab dengan manajemen
2. Korespondensi dengan pengacara
3. Teaah atas laporan yang dibuat setelah
tanggal neraca
4. Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah
tanggal neraca
5. Pemeriksanaan notulensi pertemuan dewan
direksi setelah tanggal neraca
6. Permintaan surat representasi
ISSUE
1. Penetapan tanggal ganda. Apabila ada kejadian
signifikan setelah selesai pekerjaan lapangan
(tanggal audit) dan sebelum laporan diterbitkan.
Ada dua pilihan 1) memperpanjang pekerjaan
lapangan 2) membatasi telaah kejadian setelah
tanggal neraca sehubungan dengan kejadian
tersebut.
2. Apabila memilih opsi 1, tinggal mengubah
tanggal audit, apabila memilih opsi dua maka
tanggalnya adalah 11 Maret 2014 kecuali untuk
catatan 17, yang bertanggal 20 Maret 2014
04 Akumulasi Bukti Akhir
1. Melakukan prosedur analitis akhir
2. Mengevaluasi asumsi kelangksuangan usaha
3. Mendapatkan surat representasi manajemen
4. Mempertimbangkan informasi yang
menyertai laporan keuangan dasar
5. Membaca infomrasi lain dalam laporan
tahunan
05 Evaluasi Akhir dan Pemberian Opini
1. Bukti yang tepat dan memadai
2. Bukti pendukung opini auditor
3. Pengungkapan laporan keuaangan
4. Telaah dokumentasi audit
5. Telaah independen
Contoh Checklist Pengungkanan Aset
1. Apakah pengungkapan berikut ini dimasukkan dalam
laporan keuangan atau CALK (PSAK 16 par 75)
2. Apakah nilai yang dibawa dari properti hipotek dan
dijaminkan atas utang telah diungkapkan (PSAK 16 par 76)
3. Apakah perincian penjualan dan transaksi penyewaan
kembali dalam periode berjalan telah diungkapkan (PSAK
30 par 58)
4. Apakah nilai yang dibawa atas properti yang bukan bagian
dari bangunan operasional – misalnya yang tidak
digunakan atau disimpan untuk investasi dan penjualan –
sudah dilaporkan terpisah ?
5. Apakah ada pertimbangan atas pengungkapan aset modal
yang sudah habis didepresiasi dan masih dalam
pemakaian dan aset modal yang tidak digunakan?
Langkah-langkah evaluasi akhir
1. Evaluasi bukti berdasarkan siklus, akun dan
tujuan (cek kecukupan prosedur audit, jumlah
sampel dan penetapan waktu)
2. Evaluasi hasil (berdasarkan akun dan siklus)
estimasi salah saji (berdasarkan akun) resiko
audit (berdasarkan akun dan siklus)
3. Evaluasi keseluruhan laporan keuangan (estimasi
salah saji dan resiko audit keseluruhan)
4. Pembelrian opini
5. Penerbitan laporan audit
OPINI AUDIT
Baca Bab 23
06 Penerbitan Laporan Audit
1. Apabila semua sudah dilakukan, dan tidak
ditemukan adanya penyimpangan-
penyimpangan yang signifikan, maka auditor
akan menerbitkan aporan standar tanpa
pengecualian dengan kata-kata baku.
2. Apabila ada hal-hal yang dikecualikan maka
KAP akan melakukan pembahasan lebih
lanjut dengan klien.
07 Komunikasi
1. Pembahasan tentang kecurangan dan
tindakan ilegal
2. Pembahasan tentang kurangnya
pengendalian internal
3. Pembahasan hal lainnya kepada komite audit
Tujuan Komunikasi
• Menyampaikan pertanggungjawaban auditor
atas audit laporan keuangan
• Menyediakan telaah atas ruang lingkup dan
waktu penerapan audit
• Menginformasikan temuan penting selama
audit kepada pihak yang betanggungjawab
atas tata kelola
• Menginformasikan hal-hal relevan dalam audit
kepada pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola
Management Letter
• Management Letter ditujukan untuk
menginformasikan pihak klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis
klien
PELAPORAN AUDIT
1. Judul Laporan
2. Alamat Laporan Audit
3. Paragraf Pembuka (Pernyataan Fakta)
4. Paragraf Ruang Lingkup
5. Paragraf Opini
6. Tanda tangan, Nama CPA, Nomor Lisensi CPA
dan KAP
7. Tanggal Laporan Audit (Tanggal Pekerjaan
Lapangan Audit diselesaikan)
Lihat buku Halaman 372
Syarat Laporan Standar Audit Tanpa Pengecualian

1. Seluruh laporan – neraca, laba/rugi, saldo


laba/perubahan modal dan laporan arus kas –
dimasukkan dalam laporan keuangan
2. Tiga standar umum audit diikuti dalam seluruh
penugasan
3. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan
auditor melakukan penugasan seduai dengan cara
yang membuat ia dapat memastikan bahwa ketiga
standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi
4. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia
5. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraf
penjelasan tambahan atau modifikasi dalam laporan
Laporan Tanpa Pengecualian dengan
Paragraf Penjelasan dan Modifikasi
Kata
• Audit yang lengkap dilakukan dengan
keyakinan akan hasil dan laporan keuangan
yang disajikan dengan wajar, tetapi auditor
yakin bahwa perlu ada informasi tambahan
Dengan Pengecualian
• Auditor memutuskan bahwa keseluruhan
laporan keuangan disajikan dengan wajar,
tetapi ruang lingkup audit dibatasi secara
material atau prinsip akuntansi yang berlaku
umumtidak diikuti dalam membuat laporna
keuangan
Tidak Memberikan Opini atau Opini
Tidak Wajar
• Auditor berkesimpulan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan dengan wajar (opini
tidak wajar), ia tidak dapat memberikan opini
apakah laporan keuangan disajikan dengan
wajar (tidak memberikan opini) atau ia tidak
independen (tidak memberikan opini)
PARAGRAF PENJELASAN
Hal-hal berikut ini mendorong auditor untuk
memberikan keterangan dalam paragraf penjelasan
( Laporan Audit menjadi 4 paragraf)
1. Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip
akuntansi berlaku umum
2. Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan
3. Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan
prinsip yang wajib diterapkan
4. Penekanan atas suatu hal
5. Pelaporan yang melibatkan auditor lain
Penjelasan atas Perubahan Prinsip
Perubahan-perubahan berikut menuntut adanya
penjelasan dalam paragraf penjelasan:
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi, seperti
perubahan penilaian persediaan dari FIFO ke
rata-rata bergerak, atau sebaliknya
2. Perubahan entitas pelaporan, seperti
dimasukkan perusahaan tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasi
3. Koreksi atas kesalahan mengenai prinsip,
dengan mengubah prinsip akuntansi yang tidak
berlaku umum menjadi berlaku umum, dengan
memasukkan koreksi atas kesalahan yang terjadi
Contoh Paragraf Penjelasan
Paragraf keempat

“Seperti dibahas dalam Catatan 8 atas laporan


keuangan, Perusahaan melakukan perubahan
metode dalam penilaian persediaan untuk tahun
2007”
Perubahan yang tidak memerlukan
Penjelasan
Pada perubahan yang memengaruhi perbandingan, bukan
konsistensi, hal-hal berikut ini tidak perlu dimasukkan
dalam laporan audit
1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur
ekonomis aset untuk depresiasi
2. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip,
seperti kesalahan matematis pada perhitungan tahun
sebelumnya
3. Variasi format dan penyajian dalam informasi
keuangan
4. Perubahan karena perbedaan transaksi atau kejadian
yang substansial, seperti usaha penelitian dan
pengembangan yang luar biasa atau penjualan anak
perusahaan
Keraguan Tentang Kelangsungan Usaha
Auditor memiliki tanggungjawab untuk mengevaluasi apakah
perusahaan memiliki kelangsungan usaha di masa depan PSA
30 (SA 341). Hal-hal berikut ini memberikan keraguan
kelangsungan usaha
1. Terjadi kerugian operasional cukup besar atau kurangnya
modal kerja (current rasio kurang dari 1)
2. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban saat jatuh tempo
3. Kehilangan konsumen terbesar, terjadinya bencara yang
tidak diasuransikan, masalah pemogokan atau masalah
ketenagakerjaan yang tidak lazim
4. Tuntutan hukum, pelanggaran undang-undanga atau hal
sejenis yang dapat menganggu kemampuan perusahaan
dalam beroperasi
Contoh Laporan Audit
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan
anggapan bahwa PT Bumi Permata akan
melanjutkan kelangsuangan usahanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 11 atau
laporan keuangan, PT bumi Permata telah berulang
kali medrita kerugian dari operasi dan memiliki
defisiensi modal bersih yang menimbulkan
keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan
usahanya. Manejemen rencana sehubungan dengan
hal ini juga dijelaskan dalam Catatan 11. Laporan
kuangan tidak mencakup penyesuaian yang
mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut
Perbedaan Prinsip yang Wajib
Diterapkan
• Kode Etika IPAI menyebutkan, tidak
diterapkannya suatu prinsip akutnansi berlaku
umum tidak harus disetai opini dengan
pengecualian atau pun tanpa opini.
• Alasan tersebut harus dijelaskan dalam
paragraf penjelasan
• Contoh adalah tidak menerapkan PSAK 24
tentang imbalasan masa kerja
Penekanan atas Suatu Hal
Beberapa hal dibawah ini memungkinkan auditor
untuk membuat penjelasan di paragraf penjelasan :
1. Adanya transaksi yang signifikan dengan pihak
terkait
2. Kejadian penting setelah tanggal neraca
3. Penjelasan atas hal akuntansi yang
mempengaruhi keterbandingan laporan
keuangan dengan tahun sebelumnya
4. Ketidakpastian material yang diungkapkan
dalam penjelasan tambahan
Laporan yang melibatkan Auditor Lain
1. Tidak membuat referensi dalam Laporan
Audit
2. Membuat referensi dalam laporan
3. Memberikan opini dengan pengecualian
Modifikasi Laporan Tanpa Pengeculian
Ada beberapa kondisi yang membuat auditor
harus memodifikasi laporan tanpa pengecualian,
contohnya
1. Ruang lingkup audit yagn dibatasi
2. Laporan keuangant tidak dibuat sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
3. Auditor Tidak Independen
Opini dengan Pengecualian
1. Laporan opini dengan pengecualian adalah
laporan yang dapat dihasilkan dari pembatasan
ruang lingkup auditor atau tidak diterapkannya
prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Opini ini haya dapat digunakan ketika auditor
menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan
keuangan dinyatakan dengan wajar
3. Laporan pengeculian dapat berbentuk
pengecualian atas ruang lingkup dan opini, atau
pengecualian atas opini saja untuk akun-akun /
area tertentu dengan menyatakan istilah
“kecuali pada…”
Opini Tidak Wajar
Opini tidak wajar digunakan hanyajika auditor
yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan
secara material telah salah saji atau
menyesatkan karena tidak dinyatakn dengan
wajar sesuai posisi keuangan atau hasl operasi
dan aliran kas sesuai GAAP.
Tidak Memberikan Opini
Laporan dengant idak memberikan opini
diterbitkan apabila auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan
keseluruhan dinyatakan dengan wajar.
Perbedaan antara tidak memberikan opini
(disclaimer) dengan opini tidak wajar (adverse)
terletak apada kurangnya pengetahuan.

CEK TABEL 23-2


Tingkat Materialitas
• Materialitas : suatu salah saji dalam laporan
keuangan dapat dianggap material bila
diketahuinya salah saji ini akan mempengaruhi
pengambilan keputusan dari pengguna
laporan yang rasional.
Hubungan Materilitas dan Opini
1. Salah saji tidak material  Opini Wajar
Tanpa pengecualian
2. Jumlahnya material tetapi tidak menutupi
laporan keuangan secara keseluruhan?
3. Jumlahnya sangat material sehingga
kewajaran penyajian laporan keuangan
diragukan

Baca diskusi di buku halaman 383-384


CEK TABEL 23-3
Penentuan Tingkat Materialitas
Auditor dalam menentukan tingkat materialitas
harus mendasarkan pada beberapa kondisi sebagai
berikut :
1. Keputusan materialitas – Bukan kondisi GAAP
2. Perbandingan jumlah rupiah dengan basisnya
3. Keterukuran
4. Sifat salah saji
5. Keputusan materilaitas – kondisi keterbatasan
ruang lingkup
Baca diskusinya dibuku haaman 385-386
Pembatasan Ruang Lingkup
1. Pembatasan disebabkan oleh klien
2. Pembatasan disebabkan oleh kondisi diluar
klien

Baca diskusinya di hal 387-388


Proses Pemberian Opini
1. Menentukan kondisi yang mensyaratkan
perbedaan dengan laporan standar tanpa
pengecualian
2. Menentukan materialitas untuk setiap
kondisi
3. Menentukan jenis laporan yang tepat untuk
kondisi tertentu pada tingkat materialitas
tertentu
4. Menulis laporan audit
CEK FIGUR 23-12

Anda mungkin juga menyukai