FISIOLOGI SHOCK
design by : beniuntoro
Fisiologi Cairan Tubuh
Cairan tubuh yang dimiliki seseorang (Total
Body Water) adalah 60 % dari BB (30 Lt pada
sesorang dengan BB 50 kg). Jumlah ini terbagi
dalam tiga kompartemen yaitu :
Interstitial Fluid 15 % BB
Di dalam ICF jumlah kalium sangat banyak > 160 mEq/l
sedangkan natrium hanya sedikit, 9 mEq/l.Di dalam ECF
jumlah kalium 4-5 mEq/l sedangkan natrium 135
mEq/l.Keseimbangan (internal) volume air dan elektrolit
diantara tiga kompartemen ini mengikuti hukum Tekanan
Hidrostatik, Tekanan Onkotik dan Tekanan Osmotik
(hukum Starling).
Shock hipovolemik
Volume darah yang beredar berkurang secara absolut
(hipovolemia). Maka walaupun unsur yang lain tetap baik,
cardiac output akan berkurang.
Juga walaupun unsur yang lain berkompensasi (frekuensi
denyut jantung meningkat, pembuluh darah vasokonstriksi),
masalah baru selesai bila volume diisi kembali sampai
normal.
Shock distributif
Terjadi salah aturan pembagian aliran darah. Hal ini terjadi
oleh karena vasodilatasi berlebihan akibat reaksi anafilaksis
sehingga darah berkupul berlebihan di perifer. Vasodilatasi
berlebihan juga bisa terjadi bila ada cedera medulla spinalis
(lesi transversa) misal pada cedera tulang leher.
Shock obstruktif
Terjadi bila ada sumbatan pada alran darah ke atau dari
jantung, misal tension pneumotoraks, tamponade pericard
atau thrombo-emboli yang besar.
2. Shock terjadi mulanya bukan karena pengurangan
cardiac output
1. Depresi Jantung
Bila tekanan arteri menurun maka aliran darah koroner ke otot
jantung juga berkurang sehingga kekuatan kontraksi miocardium
lemah dan stroke volume akan berkurang sehingga cardiac output
juga menurun.
2. Kegagalan Vasomotor
Pada tahap awal shock refleks simpatis bekerja untuk menunda
terjadinya depresi cardiac output dan mencegah penurunan tekanan
arteri.Tetapi bila penurunan aliran darah telah sampai ke pusat
Vasomotor, maka pusat tsb tidak lagi dapat bekerja sehingga respons
Simpatis tidak lagi bisa terjadi.
3. Peningkatan perlambatan aliran
Pada awal shock akan terjadi perlambatan aliran pada
pembuluh darah mikro, dan bila berlangsung terus sementara
metabolisme jaringan tetap berlangsung maka akan terjadi
peningkatan timbunan asam laktat dan karbonat pada pembuluh
darah lokal tsb.Peningkatan keasaman menyebabkan terjadi
aglutinasi sel darah setempat sehingga timbulnya sumbatan-
sumbatan pada pembuluh darah mikro dan ini akan
memperburuk keadaan sebab aliran akan menjadi sangat
lambat.
Suatu keadaan shock, dimana segala intervensi dari luar tidak lagi
dapat mengembalikan keadaan seperti normal. Hal ini terjadi oleh
karena :
1. Kompensasi kardiovaskuler
Pada perdarahan 5-25 ml/kg (20% EBF), terjadi perubahan-
perubahan hemodinamik sebagai kompensasi yaitu :
Frekuensi nadi meningkat (takikardi) dengan segera
Kekuatan kontraksi miokard menigkat
Vasokonstriksi arterial dan vena
Tekanan darah mungkin masih normal.
Vasokonstriksi memeras darah dari cadangan vena (75%
volume sirkulasi) kembali ke sirkulasi efektif. Vasokonstriksi
arterial membagi secara selektif aliran darah untuk organ
prioritas (otak dan jantung) dengan mengurangi aliran pada kulit,
ginjal, hati, dan usus. Vasokontriksi yang mempertahankan
tekanan perfusi (perfusion Pressure) untuk otak dan jantung
menyebabkan jantung bekerja lebih berat mengatasi SVR, pada
saat yang sama oksigenisasi koroner sedang menurun.
Vasokonstriksi berlebihan di daerah usus dapat menyebabkan
cedera iskemik (ischemic injury), translokasi kuman menembus
usus dan masuknya endotoksin ke sirkulasi sistemik
Agar cardiac output cukup maka venous return yaitu darah yang
kembali ke atrium harus cukup (normovolemia), kontraksi miokard
baik, irama denyut teratur 60 – 100 permenit dan pembuluh arterial
tidak vasokonstriksi.Jika cardiac output baik maka perfusi juga baik,
dan bila disertai total peripheral resistance (TPR) baik maka
tekanan darah akan normal.Jika Cardiac output rendah maka
perfusi juga jelek. Jika pada saat ini total peripheral resistance tidak
meningkat, tekanan darah terukur rendah /hipotensi. Tetapi jika TPR
meningkat (karena pemberian obat vasopressor) maka tekanan
darah menjadi ”normal” semu (false high).
Shock hipovolemik menyebabkan perubahan-perubahan sbb:
Perfusi perifer yang buruk ditandai warna kuku dan ujug jari pucat abu-abu
(dusky). Aliran darah ke kulit, otot, ginjal dan daerah splanic lain dalam
keadaan normal menggunakan 80% dari cardiac output.Aliran ini dikurangi /
dihentikan pada shock. Ginjal normal menghasilkan urine > 0,5 ml/kg/jam.
Pada waktu shock, tanda dini yang dapat dilihat adalah produksi urine
berkurang dan menjadi pekat. Bila shock berlangsung lama maka hormon
ADH dan aldosteron meningkat dan ini dapat menyebabkan oliguria terus
berlangsung meski hipovolemia sudah dikoreksi. Keringat dingin pada
pasien shock adalah tanda aktifitas simpato-adrenal berlebih.
SHOCK HIPOVOLEMIK AKIBAT KEHILANGAN PLASMA
Kehilangan plasma hebat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
1. Obstruksi usus halus
Distensi usus halus pada bagian obstruksi akan menghambat alir balik
darah vana pada sirkulasi intestinal menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler intestinal akan terjadi transudasi cairan dari kapiler kedalam
lumen usus. Cairan yang hilang memiliki kandungan protein yang tinggi
sehingga total protein plasma berkurang yang diikuti penurunan volume
plasma.
2. Luka bakar / Combustio
Shock hipovolemik yang disebabkan kehilangan plasma menyerupai
keadaan shock hemoragik, kecuali adanya faktor tambahan bahwa
viskositas darah meningkat akibat hilangnya plasma yang
mengakibatkan perlambatan aliran darah.
Anastesi Spinal
Anastesi umum dalam
Kontusio derah basal / kerusakan otak
SHOCK ANAFILAKTIK
Anafilaktik adalah suatu keadaan alergi yang merupakan reaksi Antigen-
Antibodi yang timbul segera setelah suatu Antigen yang sangat sensitif
pada seseorang masuk ke dalam sirkulasi menyebabkan sel basofil dan
sel mast dalam jaringan prekapiler melepaskan zat histamin atau bahan
yang kerjanya seperti histamin mengakibatkan :
Contohnya adalah Shock Endotoksin yang timbul bila suatu segmen yang luas
dari usus mengalami strangulasi sehingga usus kehilangan sebagian besar
suplai darahnya maka terjadi ganggren usus sehingga bakteri di dalam usus
berkembang pesat (sebagian besar bakteri usus adalah bakteri gram (-) terutama
basil colli yang menghasilkan endotoksin)
TERAPI PADA SHOCK
Prinsip terapi pada shock adalah bagaimana membuat sirkulasi berjalan
normal atau hiperdinamik.Sehingga kondisi harus diperbaiki agar cardiac
output dapat menjadi normal kembali dengan mengembalikan venous
return menjadi normal. Setelah volume normal maka pastikan
ketersediaan oksigen ke miocard juga dapat segera baik agar miocard
mampu memompa lebih kuat.
Hipovolemia Intravaskular (IVF) dapat diterapi dengan cepat sampai
kondisi perfusi perifer, nadi, dan tekanan darah mendekati nilai normal.
Pada titik ini diharapkan perfusi organ vital (otak dan koroner) dapat
berlangsung normal atau near-normal tanpa kompensasi lagi, dan perfusi
organ sekunder (Splanchnic) dapat berjalan meski belum normal.
Terapi penggantian
Pemberian tranfusi darah dan plasma
Syarat cairan pengganti plasma adalah : Tetap tinggal di sirkulasi,
idak dapat melalui pori-pori kapiler, larutan tidak toksik dan
mengandung elektrolit dalam komposisi yang tepat.
Contoh larutan pengganti plasma adalah larutan Dekstran
Obat-obat Simpatomimetik
Terutama diberikan pada Shock Neorogenik dan Shock Anafilaktik,
kerjanya adalah mngaktifkan simpatis sehingga akan terjadi
vasokonstriksi yang melawan efek vasodilatasi dari histamin.
Terapi penunjang