Anda di halaman 1dari 97

Pengantar Kependidikan

Oleh
Drs. Sakroni, M.Pd
KETENTUAN PENILAIAN DAN
TUGAS-TUGAS MATA KULIAH DASAR-DASAR
KEPENDIDIKAN
 Ketentuan Penilaian.
 Nilai Akhir masing-masing mahasiswa adalah
akumulasi dari semua kegiatan perkuliahan
yaitu: hadir dalam perkuliahan; mengikuti tanya-
jawab, diskusi dan observasi secara aktif; dan
mengerjakan tugas-tugas.
 Nilai akan ditentukan dengan rumus:
 60% keaktifan dan tugas-tugas + 15%
UTS + 25% UAS.
Jika Saudara ingin mendapat nilai A, penuhi
ketentuan ini:

 Frekuensi kehadiran minimal 90%;


 Aktif dalam kegiatan diskusi dan tanya
jawab;
 Mengumpulkan tugas-tugas relatif
kontinu/tidak borongan diakhir masa kuliah
dan mengerjakan tugas minimal 90% dari
jumlah tugas yang diberikan;
 Mengikuti Ujian Akhir Semester: jenis soal
ujian open book.
Tugas-tugas:

A. Referensi: Wajib dimiliki (boleh foto kopi) minimal satu


buku dalam satu kelompok. Referensi Wajib: Buku
Pengantar Pendidikan : Umar Tirtaraharja, Edisi Revisi
2009, Jakarta: PT Rineka Cipta
B. Syarat-syarat tugas:
 Semua tugas mandiri;
 Jangan saling mencontoh, jika mencontoh/kerjasama,
kedua-duanya akan diberi nilai 0 (nol);
 Semua tugas ditulis dengan tangan sendiri (tidak ditik)
diatas kertas HVS kuarto 70 gram
 Setiap tugas pada bagian kanan atas ditulis nama
mahasiswa, nomor tugas dan tanggal di kumpulkan
Contoh identitas lembar tugas

Nama :
Tugas : Satu (1)
 Tanggal: .................

 Panjang tugas dua halaman penuh atau dua halaman


penuh harus muka-belakang (bolak-balik) tidak boleh
dua lembar;
 Tugas dikumpulkan lebih cepat lebih baik, tugas 1
dikumpulkan pertama kali, disusul mengumpulkan tugas
2; 3; 4 dst. Namun harus dikumpulkan paling lambat 2
(dua) minggu sebelum UAS (Ujian Akhir Semester);
C. Bentuk Tugas
 TUGAS 1: Baca Bab 1 dan Bab 2. Panjang
tugas dua halaman.
 Setelah Saudara membaca bab 1 deskripsikan
dua buah contoh keterkaitan atara aspek fisik
dan psikis.
 Berikan alasan Saudara; a) Mengapa pendidik
harus memahami tujuan pendidikan, b)
Mengapa konsep PSH semakin mendapat
tempat, c) dan mengapan pemimpin kelompok
remaja juga disebut pendidik!
TUGAS 2
 Baca Bab 3 dan Bab 4. Panjang tugas dua
halaman.
 Carilah bukti-bukti menurut pengalaman
Saudara selama sekolah di SD, SLTP dan SLTA
tentang landasan dan azas pendidikan, masing
masing landasan dan azas dua buah bukti.
 Cari artikel di koran atau majalah tentang GURU
SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL kemudian
buat tanggapan/ulasan/komentar tentang upaya-
upaya guru tersebut untuk menjadi guru
profesional dan keuntungan-keuntungannya
menjadi guru profesional!
TUGAS 3
: Baca Bab 5 dan kemudian buatlah
pertanyaan berserta jawabannya, Untuk
sub bab A dua pertanyaan dan jawaban,
sedangkan sub bab B ada tiga sub-sub
bab,masing-masing tiga pertanyaan dan
sekaligus jawabannya. Panjang tugas dua
halaman.
TUGAS 4
 : Baca Bab 6 dan 7. Panjang tugas dua
halaman.
 Cari seorang guru dan tanyakan tentang
berbagai permasalahan yang dihadapi
pendidikan dewasa ini. Tulis pertanyaan
Saudara dan jawaban dari guru tersebut.
Jangan lupa mencantumkan nama guru tersebut
dan tempat bertugasnya.
 Tulis persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan seklah Muhammadiyah dan sekolah
negeri atau swasta lain
TUGAS PENGGANTI UTS:
Sebagai pengganti Ujian Mid Semester: Cari
bahan bacaan (koran, majalah dan lainnya)
tentang lembaga pendidikan Muhammadiyah
buatlah satu makalah singkat sepanjang dua
halaman berisi latar belakang pendidikan
Muhammadiyah, tujuan pendidikan
Muhammadiyah, kurikulum pendidikan
Muhammadiyah, dan Struktur kelembagaan nya.
Alokasi Materi Kuliah
 Pertemuan 1. Hakekat Manusia:Ceramah,diskusi
 Pertemuan 2. Pandangan Psikologis ttg Hakekat
Manusia
 Pertemuan 3. Dimensi-Dimensi Manusia: Diskusi Klpk
 Pertemuan 4. Dimensi-Dimensi Manusia: Penjelasan
 Pertemuan 5. Hakekat Pendidikan: Ceramah
 Pertemuan 6. Perbedaan pendidikan dan: Penjelasan
pengajaran
 Pertemuan 7. Peserta Didik: Tanya-jawab
 Pertemuan 8. Peserta Didik: Penjelasan
Alokasi Materi Kuliah
 Pertemuan 9. Pendidik: Diskusi
 Pertemuan 10. Pendidik: Penjelasan
 Pertemuan 11. Tujuan Pendidikan: Ceramah
 Pertemuan 12. Tujuan Pendidikan: Kerja Klpk
 Pertemuan 13. Materi Pendidikan: Ceramah
 Pertemuan 14. Materi Pendidikan: Kerja klpk
 Pertemuan 15. Metode Pendidikan: Ceramah
 Pertemuan 16. Lingkungan Pendidikan: Cramh
HAKIKAT MANUSIA
HAKIKAT MANUSIA
Perbedaan Manusia dan Hewan
Hewan Manusia
1. Memiliki kemampuan 1. Ketika dilahirkan
siap pakai ketika tidak berdaya sama
lahir sekali
2. Makhluk biologis 2. Makhluk biologis,
3. Punya instik individu dan sosial
4. Bertindak menurut 3. Potensi yang
instink berkembang
5. Tidak mengenal 4. Bertanggung jawab
etika, estetika dan 5. Punya etika,
Sifat Hakikat Manusia

Ciri-ciri yang menjadi karakteristik,


yang secara prinsipil membedakan
hewan dari manusia
Wujud Sifat Hakekat Manusia
 Kemampuan Menyadari diri
 Kemampuan bereksistensi
 Memiliki kata hati
 Memiliki moral
 Kemampuan bertanggung jawab
 Memiliki rasa kekebasan
 Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
 Kemampuan menghayati kebahagiaan
Pandangan tentang Hakekat
Manusia

1. Pandangan Psikoanalitik
2. Pandangan Humanistik
3. Pandangan Behavioristik
Pandangan Psikoanalitik

Pandangan Psikoanalitik Tradisional


Dipelopori oleh Hansen, Stevic, Warner dan
Sigmund Freud
Tingkah laku manusia digerakkan oleh
dorongan yang bersifat instinktif dan
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan
instink biologis manusia
Struktur Kepribadian Manusia terdiri
dari 3 komponen (Freud)

 Id yang berfungsi untuk menggerakkan


seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya
 Ego berfungsi untuk menjembatani antara
keinginan id dg lingkungan yang realistis
 Super ego berfungsi untuk mengawasi
dan mengontrol tingkah laku seseorang
agar sesuai dengan aturan dan nilai-nilai
moral
Pandangan Neoanalitik

Pandangan ini tetap mengakui adanya id, ego, dan


superego, namun lebih menekankan pada fungsi ego
sebagai pusat kepribadian seseorang. Ego berfungsi
sebagai pengarah terujudnya id, dan bersifat rasional
serta bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial seseorang. Dalam perujudan
diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia tidak hanya digerakkan oleh instink, tetapi
juga atas rangsangan yang datang dari
lingkungannya
Pandangan Humanistik

Dipelopori oleh : Rogers, Adler, Martin Buber

Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yg


positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya
dalam berbagai hal, mampu menentukan nasibnya
sendiri, sehingga manusia terbebas dari kecemasan
dan kegelisahan. Pada hakekatnya gambaran
pribadi manusia adalah selalu dalam proses
menjadi, yang merupakan satu kesatuan potensi
yang terus menerus berubah dan berkembang, tidak
pernah selesai dan tidak pernah sempurna (Rogers)
Pandangan Humanistik

Menurut Adler :
Manusia digerakkan sebagian oleh
kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan
sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial
dalam membantu orang lain dan dalam
membuat dunia menjadi lebih baik
Pandangan Humanistik

Menurut Martin Buber :


Manusia merupakan suatu (eksistensi)
yang berpotensi, tetapi potensi itu
terbatas, sehingga sulit untuk
memperkirakan bagaimana masa depan
mansia tersebut. Manusia tidak dapat
dikatakan baik atau jahat tetapi
mengandung kedua kemungkinan itu
3. Pandangan Behavioristik
Dipelopori oleh : Skinner, Kohler, Thorndike
Menurut pandangan behavioristik :
Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan
di mana individu itu berada
Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan
mengatur lingkungan tempat individu itu berada
Hakikat Manusia dan dimensi-
dimensinya

1. Dimensi Keindividualan

Setiap individu manusia yang dilahirkan telah


dikarunia potensi yang berbeda dengan yang
lainnya. Tiap individu memiliki kehendak, cita-
cita, kecendrungan, semangat, dan daya tahan
yang berbeda
1. Dimensi keindividualan
Menurut Langeveld:
Tiap individu memiliki dorongan untuk mandiri
yang sangat kuat, meskipun pada anak terdapat
rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak
lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat
bergantung yang memberikan perlindungan dan
bimbingan
Pendidikan berfungsi mengembangkan
kepribadian atau menemukan kediriannya sendiri.
Pendidikan harus bersifat demokratis
2. Dimensi Kesosialan
Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk
bisa hidup dengan baik. Tiap individu mempunyai
dorongan untuk bergaul dengan sesama manusia.
Dalam pergaulan terdapat kesediaan untuk
memberi dan menerima
Immanuel Kant:
Manusia hanya menjadi manusia jika berada di
antara manusia. Individu dapat mengembangkan
dirinya hanya dalam pergaulan sesama manusia
3. Dimensi kesusilaan
Manusia memiliki nilai-nilai, menghayati dan
melaksanakan nilai-nilai dalam kehidupannya. Nilai
merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi karena
mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan,
dan sebagainya yang dijadikan pedoman dalam
hidup.
Ada 2 hal terkait dengan kesusilaan :
1.Etiket : kepantasan dan kesopanan
2.Etika : kebaikan
4. Dimensi Keberagamaan

Manusia adalah makhluk religius karena manusia


sejak dulu percaya bahwa di luar alam yang dapat
dijangkau dengan alat indra, diyakini adanya
kekuatan supranatural yang menguasai hidup di
alam semesta
Beragama merup kebut manusia, krn manusia
adalah makhluk lemah shg memerlukan tempat
utk bertopang dan untuk keselamatan hidupnya
HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Pendidikan itu ?
1. Driyarkara (1980): Pendidikan adalah
usaha sadar untuk memanusiakan
manusia muda
2. Crow dan Crow: Proses yang berisi
berbagai macam kegiatan yang sesuai
dengan kegiatan seseorang untuk
kehidupan sosialnya dan meneruskan
kebudayaan
Pengertian Pendidikan
3.Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau
pertolongan yg diberikan oleh orang dewasa
kpd anak utk mencapai kedewasaannya dg
tujuan agar anak cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tdk dg bantuan orang lain
Diperlukan kewibawaan orang dewasa seb.
pendidik, shg anak dengan sukarela melakukan
segala sesuatu yang dituntut oleh pendidik
Pengertian Pendidikan

4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan


Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan
sesama manusia
Pengertian Pendidikan

5. KiHajar Dewantara (Tokoh Pendidikan


Nasional Indonesia) : Pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek) dan pisik anak.
HAKIKAT PENDIDIKAN

6. Dictonary of Education:
- Proses mengembangkan kemampuan, sikap dan
tingkah laku dalam masyarakat
- Proses sosial, yaitu pengaruh lingkungan
terhadap invidu
HAKIKAT PENDIDIKAN

7. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1)


Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang
HAKIKAT PENDIDIKAN
8. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, ps 1, ayat 1)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara
Ciri-ciri umum Pendidikan

1. Mengandung tujuan yang ingin dicapai


yaitu perkembangan kemampuan
individu
2. Usaha yang disangaja dan terencana
untuk mencapai tujuan
3. Dapat dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat
Mendidik
 Langeveld: Membimbing anak supaya jadi
dewasa dengan usaha yang disengaja
 Hoogveld: Membantu anak supaya ia
cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya
atas tanggung jawab sendiri
 Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala
kekuatan kodrat anak sebagai manusia
sebagai anggota masyarakat agar mancapai
keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya
Perbedaan Pendidikan dan
Pengajaran
 Pengajaran lebih  Pendidikan lebih
mengutamakan pada mengutamakan
penguasaan pembentukan
pengetahuan dan manusianya (nilai dan
ketrampilan sikap
 Memakan waktu reltif  Waktunya relatif
pendek panjang
 Metodenya lebih  Metodenya bersifat
teknis, rasional dan psikologis dan
praktis pendekatan
manusiawi
Pendidikan Sebagai Suatu
Sistem
Pendidikan sebagai suatu sistem
merupakan kesatuan dari bermacam-
macam komponen yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya dalam
mempengaruhi perkembangan peserta didik
menuju kedewasaannya
Unsur-unsur Pendidikan
 Peserta Didik
 Pendidik
 Tujuan Pendidikan
 Materi (isi) pendidikan
 Metode/alat pendidikan
 Lingkungan Pendidikan
1. Peserta Didik
Ciri-cirinya:
1. Individu yang memiliki potensi pisik dan
psikis yang khas (unik)
2. Individu yang sedang dalam perkembangan
3. Individu yang membutuhkan bimbingan dan
perlakuan yang manusiawi
4. Individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri
UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4)

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang


berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu
UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1):
Setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak:

a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang danutnya


dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang
setara
f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan
SIFAT DASAR ANAK MEMPROSES Fitrah Ber-
INFORMASI
(dari lingkungan sekitar) Tuhan (God
spot)
Ingin mengkomunikasi- Ingin Ingin
kan gagasan dan belajar menemu-
perasaan kan

IMAJINASI INGIN TAHU

KREATIF KRITIS

- Belajar tak langsung Bawaan/’insting’ utk:


- Kreatif untuk ber- - bermain
komunikasi dengan - senang/’fun’
berbagai cara - berbicara
- berinteraksi

SUMBER: Fortson L.R. dan C. Reiff J. (1995), Early Childhood Curriculum: open structures for integrative learning. USA: Allyn & Bacon.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik agar dia menjadi dewasa

Pendidik ada 2 macam:


1. Pendidik karena kodrat : orang tua
2. Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi
tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan
Pendidik

Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu


kekuatan bathin pendidik, sehingga
menimbulkan sikap menurut, mengakui dan
menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik dapat
berwibawa karena peserta didik membutuhkan
suatu perlindungan, bantuan dan bimbingan, di
pihak lain pendidik rela dan bersedia
memenuhinya
UU RI No. 20 tahun 2003:

Bab XI, pasal 39 ayat 1:


Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi
Bab XI pasal 40 ayat 1:
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a. Penghasilan dan jaminan kesos yg pantas dan memadai
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
hak atas hasil kekayaan intelekrual
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanan tugas
Bab XI pasal 40 ayat 2 :
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan
c. Memberikan teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya
Pasal 42 ayat 1:
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional
Pasal 42 ayat 2:
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi
Pasal 43 ayat 1 :
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar
belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan,
dan prestasi kerja
Pasal 43 ayat 2 :
Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
PENGERTIAN GURU MENURUT
UU NO. 14 TH. 2005.

Guru adalah pendidik profesional


dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
SYARAT2 GURU
 SEBAGAI ORANG UPAHAN, GURU
HARUS MEMENUHI PERSYARATAN
YANG DIBUTUHKAN DALAM
PEKERJAAN YANG DIBEBANKAN
KEPADANYA, BAIK JASMANI MAUPUN
ROHANI.
 TIDAK MUNGKIN ORANG MAU
MEMBAYAR GURU YANG TIDAK
MEMENUHI PERSYARATAN.
SYARAT2 GURU

Guru wajib memiliki:


- kualifikasi akademik,
- kompetensi,
- sertifikat pendidik,
- sehat jasmani dan rohani,
- serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
 Profesi guru adalah profesi yang
memerlukan pengembangan terus-
menerus, karenanya setiap guru harus
selalu siap, mau, dan mampu untuk
membelajarkan dirinya sepanjang hayat
agar dapat lebih mampu
membelajarkan anak didiknya.
KUALIFIKASI AKADEMIK GURU

 Kualifikasi akademik adalah ijazah


jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan formal di
tempat penugasan.
 Kualifikasi akademik seorang guru harus
berpendidikan S1
PENGERTIAN KOMPETENSI
GURU
 Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
BENTUK2 KOMPETENSI
GURU

 Kompetensi guru meliputi:


- kompetensi kepribadian,
- kompetensi pedagogik,
- kompetensi profesional, dan
- kompetensi sosial.
KOMPETENSI
KEPRIBADIAN
 merupakan kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI PEDAGOGIK

 merupakan kemampuan mengelola


pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Kerucut Pengalaman
Yang Diingat Tingkat
10% Baca Keterlibatan
20% Dengarkan
Verbal
Lihat Gambar/
Diagram
30% Lihat Video/Film

Lihat Demonstrasi Visual

50% Terlibat dalam Diskusi

70% Menyajikan/Presentasi
Terlibat
Bermain Peran
90% Melakukan Simulasi
Berbuat
Mengerjakan Hal yang Nyata

“Belajar yang berhasil lahir dari mengerjakannya” (Wyatt & Looper, 1999)
KOMPETENSI PROFESIONAL

 merupakan kemampuan penguasaan


materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.
KOMPETENSI SOSIAL
 merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
PRINSIP TINDAKAN : SMART
 SPECIFIC
 MEASURABLE/ MANAGABLE
 ACHIEVABLE/ACCEPTABLE
 REALISTIC
 TIME-BOUND
3. Tujuan Pendidikan
Fungsi tujuan :
1. Memberikan arah kegiatan pendidikan
2. Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kegiatan pendidikan

Hirarkhi Tujuan Pendidikan


1. Tujuan Pendidikan nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikuler
4. Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)
UU RI No 20/2003 (Bab II pasal 3)
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
4. Materi (Isi) Pendidikan
Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, baik untuk kurikulum nasional
maupun kurikulum muatan lokal

Selanjutnya pada ppt PENGEMB. B. AJAR


5. Metode dan Alat Pendidikan
Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi
peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik
Alat Pendidik dapat berupa alat berupa siasat
(psikologis) dan benda (media)
Alat pendidikan psikologis 2 macam:
1. Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan
mendorong yang positif
2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang
negatif dan menguatkan yang positif
Media: selanjutnya pada ppt Media Pendidikan
6. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi


proses pendidikan yang dilakukan

Lingkungan pendidikan terdiri dari :


1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
ALIRAN-ALIRAN POKOK
PENDIDIKAN

A. ALIRAN KONVENSIONAL

Aliran konvensional merupakan pandangan atau


pendapat yang membahas tentang faktor-faktor
yang menentukan perkembangan manusia dan
kepribadiannya
Macam Aliran Konvensional
1. Empirisme
Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan
dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan
sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan
arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan
“Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas
putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai
dengan keinginan orang yang akan menulisnya.
Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini
bersifat optimis terhadap pendidikan
2. Aliran Nativisme
Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan
telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk).
Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh
lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori
oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat
pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah
anak ke arah lain selain dari pembawaan yang
dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka
anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika
pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke
arah yang jelek tanpa dapat diubah
3. Aliran Naturalisme
Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang
baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun
pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh
lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan
orang dewasa kepada anak dapat merusak
pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John
Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan
“Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan
itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada
alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi
rusak.
4. Aliran Konvergensi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa dukungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan
pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat
yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern
yang mempunyai pandangan positif terhadap
pendidikan.
B. Gerakan (Aliran) Baru

Gerakan baru dalam pendidikan merupakan


upaya yang dilakukan untuk mencari
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
khususnya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk)
perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru
pendidikan ini.
1. Pengajaran Alam Sekitar
Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada
kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah harus
terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak,
sehingga lebih kongkrit dan terkait secara emosional
dengan kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya
F.A.Finger dan J.Ligthart
Prinsip Pengajaran alam sekitar:
1. Peragaan
2. Aktivitas anak
3. Pengajaran totalitas
4. Menyatu dengan pengalaman anak
5. Memberikan apersepsi emosional anak
2. Pengajaran Pusat
Perhatian
Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan
semboyan “Sekolah untuk hidup dan oleh hidup”
Anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirinya
sendiri dan tentang dunianya yaitu lingkungan tempat
hidup di hari depannya.
Metode yang dikemukakan oleh Decroly:
1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan hendaknya
dimulai dari suatu keseluruhan yang punya
pengertian
2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus
disesuaikan dengan minat spontan yang dimiliki
anak
3. Sekolah Kerja
Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner
dengan nama “Arbeitsschule” di jerman. Sekolah
kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan
tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga
demi kepentingan masyarakat
Bentuk Sekolah kerja :
a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat)
b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak)
c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan)
d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)
4. Pengajaran Proyek
Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey dan dilaksanakan oleh W.H.Kilpatrick.
Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan
pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan
memimpin kegiatan proyek. Proyek yang
ditentukan sendiri oleh anak akan mendorong
mereka untuk mencari cara pemecahan masalah
yang ditemui secara aktif (sesuai keinginannya).
Mata pelajaran tidak terpisah antara satu dengan
lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan
pemecahan masalah
Lembaga Pendidikan Nasional

1. Perguruan Kebangsaan Taman


Siswa
2. Lembaga Pendidikan
Muhammadiyah
Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta
tanggal 2 Mei 1889dengan nama
Suwardi Suryaningrat
Asas Taman Siswa
 Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat
tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)
 Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan
manusia yang merdeka
 Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa
Indonesia
 Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa
kecuali
 Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri
 Memikul beban belanja sendiri (hemat)
 Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan
ikhlas
Dasar Taman Siswa (1947)
(Panca Darma)
 Kebudayaan
 Kemerdekaan
 Kodratalam
 Kemanusiaan
 Kebangsaan
Jenis Pendidikan Taman
Siswa
 Taman Indriya (Taman Kanak-kanak)
 Taman Anak (Kelas I – III SD)
 Taman Muda (Kelas IV – VI SD)
 Taman Dewasa (SLTP)
 Taman Madya (SLTA)
 Taman Guru
Lembaga Pendidikan
Muhammadiyah
 Lembaga-Lembaga pendidikan Muhammadiyah
di dirikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah
 Persyarikatan Muhammadiyah (Muhammadiyah)
Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 November 1912
 Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta
dengan nama Muhammad Darwis pada tahun
1869.
Latar Belakang didirikan Lembaga
Pendidikan Muhammadiyah

 Adanya kerusakan aqidah umat Islam


 Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh
 Kemunduruan dalam pendidikan Islam
 Kemajuan zending Kristen dan misi Katolik
Dasar Pendidikan
Muhammadiyah
 Tajdid, mengubah cara berfikir dan
berbuat
 Kemasyarakatan
 Aktivitas
 Kreativitas
 Optimisme
 Pensyukuran nikmat
 Sumbangan terhadap masyarakat &
bangsa
Lingkungan Pendidikan
 Lingkungan pendidikan adalah semua
kondisi yang dengan cara itu mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan dan
perkembangan manusia
 Lingkungan pendidikan pada dasarnya
adalah latar tempat berlangsungnya
pendidikan.
 Lingkungan meliputi segala material dan
stimuli di dalam dan di luar diri individu,
bersifat fisiologis, psikologis, atau
ssosiokultural
Jenis Lingkungan
Pendidikan
 Lingkungan keluarga  pendidikan
informal, berlangsung secara alamiah
 Lingkungan sekolah pendidikan formal,
sengaja dirancang dan dilaksanakan
dengan aturan yang ketat
 Lingkungan masyarakat  pendidikan non
formal, aturan lebih longgar dan tidak
selalu dipersyaratkan berjenjang
Lingkungan Keluarga
 Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama
dalam membentuk kepribadian anak didik
 Pendidikan dalam keluarga dilakukan
melalui teladan dalam pergaulan keluarga
 Pola tindakan dalam keluarga akan
mempengaruhi perkembangan anak
Pola Tindakan dalam
Keluarga
1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter,
sehingga dapat menimbulkan reaksi
dalam bentuk :
a. Menurut secara pasif
b. Perlawanan secara pasif
c. Perlawanan secara aktif
2. Pola tindakan yang demokratis
3. Pola tindakan yang memberikan
kebebasan
Cara yang dilakukan orang
tua
 Pemodelan prilaku
 Memberikan ganjaran dan hukuman
 Perintah langsung
 Menyatakan peraturan-peraturan
 Penggunaan nalar
 Menyediakan fasilitas dan suasana
yang menunjang
Lingkungan Sekolah
 Sekolah bukan mengambil alih fungsi
orang tua dalam mendidik anak, tetapi
sekolah bersama orang tua membantu
mendidik anak
 Sekolah berfungsi untuk menghasilkan
tenaga yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
 Membina masyarakat sesuai yang
diinginkan
Fungsi Sekolah
 Menumbuh-kembangkan anak sebagai
makhluk individu dengan berbagai
pengetahuan
 Mengembangkan sikap sosial, toleran dan
gotong royong
 Pembinaan watak anak
 Pengembangan sikap religius
 Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
 Pewarisan dan pengembangan
kebudayaan
Lingkungan Masyarakat

 Masyarakat merupakan penyelenggara


pendidikan, baik yang dilembagakan atau
tidak
 Lembaga yang ada di masyarakat
mempunyai peran dalam pendidikan
 Di masyarakat tersedia berbagai sumber
belajar baik yang dirancang atau yang
dimanfaatkan
Fungsi Pendidikan di
masyarakat
 Pelengkap, melengkapi perkembangan
kepribadian anak melalui berbagai
kegiatan pendidikan untuk melengkapi
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan
dan performance
 Pengganti, menyediakan pendidikan yang
berfungsi sama dengan sekolah
 Penambah, menyediakan tambahan
untuk mendalami pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah dipelajari di
sekolah

Anda mungkin juga menyukai