INDONESIA BAB V
Mengurai
Komplikasi Cerita
Fiksi dalam Novel
Jeremia Sagala
Muhammad Fadlan Herdian
Wisnu Adli Waskito
XII MIPA 1
*
KEGIATAN I :
Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Cerita Fiksi
dalam Novel
*
Memahami Struktur dan Ciri Kebahasaan
Teks Cerita Fiksi dalam Novel
16. Agar kalian lebih
memahami berbagai
genre mikro yang
membangun sebuah teks
makro, baca dan
tentukan masing-masing
jenis teks yang
membangun nukilan pada
halaman 104.
(a) Informasi apa saja yang kalian temukan dalam
penggalan teks yang memiliki struktur pernyataan
umum^urutan sebab akibat tersebut?
Informasi dalam penggalan teks tersebut yaitu bencana
kekurangan akan sumber pangan yang melanda suatu
kampung dan berusaha untuk mencari sumber makanan
ke kampung lain demi mempertahankan hidup.
(a) Kutipan I
Setelah aku diwisuda sebagai sarjana ilmu hukum, aku kemudian memilih pulang ke
Rimbo Pematang. Aku membantu mengajar di SMA Rimbo Parit dengan status honorer,
sekolah tempatku menyelesaikan sekolah dulu. Aku memegang mata pelajaran Tata
Negara dan Sejarah. Seperti ketika sekolah dulu, aku bolak-balik dari rumah ke kota
kecamatan tersebut; dari rumah jalan kaki beberapa ratus meter ke dermaga
penyeberangan dengan perahu di pinggir sungai, kemudian melanjutkan perjalanan
dengan transportasi darat ke Rimbo Parit. Begitu setiap hari pulang-pergi. (NSdI,
2004:20)
(b) Kutipan II
Guntingan koran itu masih ada di mejanya. Tidak semua koran menulis tentang
peristiwa itu, hanya beberapa. Dan yang beberapa itulah yang membuatnya tersentak.
Ada yang nyeri dalam dadanya, ada yang hampa dalam jiwanya. Benarkan berita itu?
Tidakkah salah koran-koran itu menulis tentang hilangnya lelaki yang terbawa arus
Sungai Indragiri yang menenggelamkan beberapa kampung di Indragiri?
“Ini pasti bohong!” teriaknya histeris.
Ada beberapa orang di sampingnya, juga Rustaman dan Handoko. “Paling tidak kita bisa
mengecek kebenarannya dan harus ke sana, Alia.” Yang ini suara Rustaman.
Alia, wanita itu, masih menangis tanpa suara, hanya isakan. “Tapi dia tidak mungkin
mati. Kalau dia harus mati, sudah dari dulu dia mati. Dia tak akan mati.” (NSdI,
2004:1)
Setelah melihat kedua kutipan di atas, apa yang bisa kalian
ceritakan?
(a) Kutipan I
Tokoh aku memutuskan untuk pulang kampung ke Rimbo
Parit dan mengajar sebagai guru di sekolahnya dulu setelah
wisuda sebagai sarjana ilmu hukum. Disana ia menjadi guru
Tata Negara dan Sejarah meski statusnya masih honor,
perjalanan jarak jauh ditempuhnya setiap hari.
Perjuangan seseorang yang setelah lulus kuliah melanjutkan
untuk mengabdi di kampungnya
(b) Kutipan II
Peristiwa tenggelamnya seseorang yang dibaca dalam
guntingan koran yang membuat orang bertanya tanya akan
kebenaran berita tersebut.
18. Jika dilihat dari sudut pandang penceritaan, kutipan I
dan II memiliki sudut pandang yang berbeda. Uraikanlah
perbedaan masing-masingnya.
(a) Kutipan I
Sudut pandang orang pertama pelaku utama (aku-an),
karena dalam kutipan tersebut penulis seolah-olah ikut
terlibat dalam cerita dan dia sendiri sebagai tokoh utama
dalam cerita.
(b) Kutipan II
Sudut pandang orang ketiga pengamat (dia-an), karena
dalam kutipan tersebut si penullis menggambarkan apa yang
dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan tokoh utama.
Hanya tokoh utama saja yang menunjukkan sosok
sebenarnya menggingat ada banyak tokoh lain dalam cerita.
19. Perhatikan kutipan di halaman 109 dengan teliti.
Panas terik masih terus memanggang kampungnya, juga kampung-kampung lain di pinggir
sungai itu. Asap mengepul dari hutan-hutan di pinggir kampung yang sudah banyak terbakar.
Hampir setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak
siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi
baik berbentuk papan maupun batangan segi empat dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari
hutan. Sesampai di pinggir sungai, ada orang yang mengikatnya dengan tali atau kawat dan
kemudian dalam jumlah besar dialirkan ke arah hilir sungai dan dikendalikan oleh kepompong
bermesin diesel. Hampir setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti
itu terjadi; raungan gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik
kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke arah hilir.
(NSdI, 2004:39—40)
Kutipan di atas berisikan gambaran suasana yang dilukiskan pengarang. Pendeskripsian suasana
tersebut membuat kalian mengetahui secara detail suasana kampung yang dilukiskan pengarang
sehingga pembaca seolah-olah bisa turut merasakan suasana tersebut.
Berdasarkan kutipan Nyanyi Sunyi dari Indragiri, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini
benar (B), salah (S), atau tidak terbukti benar salahnya (TT) dengan membubuhkan tanda
centang (√) pada pilihan kalian. Untuk menentukan jawaban, kalian tidak perlu berpedoman
pada pengetahuan umum atau pengetahuan yang telah kalian miliki, tetapi cukup berpedoman
pada informasi yang disajikan dalam teks tersebut.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
20. Untuk melukiskan sosok dan watak tokoh, serta
suasana latar belakang cerita, baik waktu maupun
tempat, kalian bisa melihat pengarang
menggunakan perumpamaan, yang dikenal dengan
sebutan majas atau gaya bahasa. Perhatikan
beberapa kutipan berikut. Tentu saja kalian masih
ingat tentang gaya bahasa. Temukan dan
tentukanlah gaya bahasa yang terdapat di
dalamnya.
Antitesis adalah
majas yang
membandingkan dua
hal yang berlawanan.
Repetisi :
pengulangan kata-
kata tertentu
Metafora :
mengungkapkan
ungkapan secara tidak
langsung berupa
perbandingan analogis
Hiperbola : gaya
bahasa yang
menyatakan
sesuatu secara
berlebihan.
Sinestesia :
metafora berupa
ungkapan yang
berhubungan
dengan suatu
indera untuk
dikenakan pada
indera lain.
Klimaks : melukiskan
keadaan secara
berurutan sampai
pada puncaknya.
* Gambaran Besar :
* Laskar Pelangi : Perjuangan dalam mencapai kesuksesan melalui Ilmu Pengetahuan.
* Nyanyi Sunyi dari Indragiri : Perjuangan dari kemiskinan hingga mencapai kesuksesan
melalui kerja keras dan bekerja.
(3) Membandingkan bisa dengan mencari persamaan maupun
perbedaan hal yang dibandingkan. Seperti halnya teks cerita pada
novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri terdapat beberapa struktur teks lain
di dalamnya, sehingga novel ini disebut juga dengan genre makro.
Apakah pada teks novel Laskar Pelangi juga kalian temukan hal yang
sama? Jika ya, berikan beberapa contohnya, serta sebutkan teks apa
saja yang ada di dalam novel tersebut.
Ya, Teks Eksplanasi. Karena didalamnya mengandung fenomena sosial
di daerah Belitong dimana cerita tersebut menjelaskan tentang
ketimpangan antara sekolah kaya dan miskin secara rinci dan
berurutan.
(4) Bahasa merupakan wahana utama penghasil teks. Bahasa adalah sarana bagi pengarang agar
leluasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya. Bahasa dalam novel pada umumnya
penuh makna dan menimbulkan efek estetik. Seorang pengarang harus mampu memilih dan
menggunakan kata-kata yang dapat memperkaya makna, menggambarkan objek dan peristiwa
secara imajinatif, serta memberikan efek emotif bagi pembacanya. Melalui penggunaan gaya
bahasa yang tepat, diksi atau pilihan kata yang dilakukan pengarang akan memikat pembaca
untuk terus mengikuti jalan cerita yang disuguhkan.
Sama halnya pada novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri, apakah pada novel Laskar Pelangi,
pengarangnya juga menggunakan perumpamaan atau gaya bahasa dalam melukiskan sosok dan
watak tokoh, serta suasana latar cerita baik waktu maupun tempat? Jika ya, berikanlah
beberapa contoh perumpamaan tersebut.
a) Ayahnya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut
pendidikan.
Bu Mus menghampiri ayah Lintang. Pria itu berpotongan seperti pohon cemara angin yang mati karena
disambar petir: hitam, meranggas, kurus, dan kaku (LP, 2007:10).
b). Namun, beliau bertekad melanjutrkan cita-cita ayahnya K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah
Muhammadiyah di Belitong untuk terus mengobarkan pendidikan Islam.
c). Tak susah melukiskab sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau
mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang
senewen, bisa rubuh berantakan.
d). jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan
memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya
sangat pahit.
e). Itulah Pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong.
f). Obat ajaib yang bisa menyembuhan segala rupa penyakit.
g). yang rutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja.
h) .Ia akan berangkat ke bulan
i). Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatan yang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT.
j). Triliunan rupiah aset tertanam di sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaran
mesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras seperti kawanan tikus terpanggil pemain
seruling ajaib.