Anda di halaman 1dari 44

PA - RESPIRASI

oleh :
dr. Soebarkah Basoeki, Sp.PA
I. SEL ADAPTASI
II. CAVUM NASI
III. HEMOPTISIS
IV. PNEUMONIA
1. Pneumonia Akut
2. Pneumonia Lobaris
3. Broncho Pneumonia
4. Abses Paru
5. Bronchiectasi
6. Tuberculosa
V. NEOPLASMA
I. SEL ADAPTASI
adalah adaptasi jaringan atau
sel terhadap suatu injury (jejas)
yang masih reversible.

 Atropy
 Hypertrophy
 Hyperplasi
 Metaplasi
 Dysplasia
II. CAVUM NASI

Rongga Hidung
 Inflamasi
 Allergic Rhinitis
 Nasal Polyp
 Chronic Rhinitis
Nasal Polyp
Nasal Polyp
Inverted Papilloma
Nasofaring

 Nasofaringeal Angi Fibroma


 Papilloma
 Carcinoma
Carcinoma

1. Keratinizing Squamous Cell


Carcinoma
2. Non Keratinizing Squamous Cell
Carcinoma
3. Undifferentiated Carcinoma
Laryng

 Papilloma
 Carcinoma
Papilloma
Carcinoma
Carcinoma
III. HEMOPTISIS

adalah batuk berdarah.

Causal / etilogi :

a. TBC
b. Abses
c. Bronchiectasi
d. Keganasan
Untuk mendeteksi, perlu
pemeriksaan :
 Radiologis
 Cytologi
 PA dengan Bronchial Washing /
Bronchial Brushing
IV. PNEUMONIA

1. Pneumonia Akut

radang paru akibat infeksi bakteri


yang menyebabkan pembesaran
kapiller alveolus, eksodasi cairan dan
imigrasi neutrofil ke dalam alveolus.
2. Pneumonia Lobaris
radang paru tanpa menyerang
bronchus tetapi menyerang alveolus
dengan 4 tahap.

a. Hepatisasi merah
b. Hepatisasi kelabu
c. Resolusi
d. Penyembuhan
3. Broncho Pneumonia
adalah radang yang mengenai
alveolus dan bronchus.

4. Abses Paru
adalah timbunan nanah pada
jaringan interstesiel paru.

5. Bronchiectasi
adalah pelebaran dari bronchus
karena jaringan yang nekrotik.
6. Tuberculosa
6.1. Tuberculosa Primer
adalah kontak pertama kali
penderita dengan kuman Tbc.

6.2. Tuberculosa Sekunder


adalah tuberculosa yang dapat
berasal dari reaktifasi tuberculosa
primer atau reinfeksi kembali dengan
Tbc.
V. NEOPLASMA
yang banyak dari paru-paru adalah
Carcinoma Bronchogenic.
Disebut : Lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan
Faktor etiologi
 Perokok cigaret
 Karsinogen industri
 Radiasi
 Polusi udara

Klasifikasi
Untuk lebih mudah dibagi menjadi 2
tipe :

A. Tipe Bronchogenic 75 %. Di sentral,


biasanya mengenai cabang bronchus
I – III

B. Di ferifer, biasanya carcinoma paru


berbentuk Adeno Carcinoma yang
dapat berasal dari bronchus kecil,
bronchiolus atau alveolus.
Penjalaran Carcinoma Paru :

1. Invasi Lokal pada carcinoma paru yang


sentral, invasi biasanya ke mediastinum.
Sedangkan yang carcinoma paru yang
ferifer, cenderung meluas secara lokal
dalam paru dan dapat menembus pleura
yang dapat menyebakan Pleuritis.

2. Metastase melalui lymphatic ke kelenjar


getah bening yang sering ke kelejar
getah bening scalenus.
Kapan kita mencurigai Ca. Paru :

 Batuk-batuk Kronis, terutama pada


perokok berat
 Badan tambah kurus
 Sesak nafas
 Hemoptisis
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan :

 Pemeriksaan photo Thorax


 Secara Pathologis, dapat dengan cara
pemeriksaan Sitologi Sputum, Bronchial
Washing dan Bronchial Washing.

Untuk pemeriksaan Sitologi, perlu fiksasi


Alkohol 70 %.
Bila tumornya dapat terjangkau dengan jarum
dapat dilakukan FNAB dengan tuntunan
Radiologis (mis : USG).
DIAGNOSTIK SITOLOGI :

Ilmu penilaian dari sel yang berasal


dari tubuh manusia, baik yang
terlepas sendiri maupun yang
diambil dengan cara-cara tertentu,
seperti :
• Aspirasi
• Imprint
• Skraping
SITOLOGI MEMPUNYAI ARTI
PENTING UNTUK :

 Diagnostik kelainan patologi organ


tubuh, terutama keganasan
(Terpenting : diagnosa dini keganasan).

 Pemeriksaan Sito Hormonal (pengaruh /


kelainan hormon wanita)

 Pemeriksaan seks kromatin.


BAHAN YANG DAPAT DIPERIKSA
SECARA SITOLOGI :

1. Sputum
2. Urine
3. Cairan efusi : cairan pleura, perikard, asites
4. Cairan lambung
5. Cairan sendi
6. Cairan serebrospinal
7. Lendir genital wanita : vagina, serviks
8. Skraping : untuk pemeriksaan seks kromatin,
status hormonal, keganasan superfisial
( 1 s/d 8 : SITOLOGI EKSFOLIATIF )
9. Aspirasi jaringan : pada nodul yang terlokalisir
( 9 : SITOLOGI ASPIRASI )
SYARAT BAHAN PEMERIKSAAN :
1. Didapat dari batuk yang dalam
2. Sebaiknya fresh, terbaik sputum pagi hari

Apabila dahak < :


- koleksi sputum 12-24 jam, ditampung
dalam botol + alkohol 70%
- + ekspektoran 2-3 hari sebelum
pengumpulan sputum

SEBAIKNYA 3x PENGIRIMAN, dengan interval 3 hari

1x pengambilan  akurasi 37 %
5x pengambilan  akurasi 88 %
PENGIRIMAN dan PEMBUATAN SEDIAAN HAPUSAN :

TANPA FIKSASI :
- tahan 3 jam
- dioleskan pada gelas objek
 fiksasi dalam alkohol 95% ( 15 mnt )

TEMPAT JAUH :
- sputum + fiksasi alkohol 70% ( 2 jam )
 oleskan pada gelas objek
 keringkan diudara (tanpa pemanasan)

SPUTUM KOLEKSI ( + alkohol 70% )


- oleskan pada gelas objek
 keringkan diudara (tanpa pemanasan)
TUJUAN PEMERIKSAAN SITOLOGI SPUTUM :
1. Memastikan adanya tumor paru
2. Menentukan jenis tumor seteliti mungkin

KEUNTUNGAN PEMERIKSAAN SITOLOGI


SPUTUM :
1. Ketelitian diagnosa sampai 88%
2. Dapat membuktikan adanya tumor yang
tampak pada X foto / Bronkhoskopi

KERUGIAN :
1. Lokasi tumor ?
2. Tumor perifer paru  hasil tak memuaskan
FALSE negatif :
FALSE positif : • tumor tak berhubungan
dengan bronkhus
- abses paru • stenosis bronkhus
- Bronkhiektasis • lokalisasi tumor : perifer /
- TBC lobus superior
• struktur tumor: oat cell Ca

SEBAIKNYA DIAGNOSA TUMOR PARU


BERDASARKAN KOMBINASI PEMERIKSAAN
SITOLOGI, RADIOLOGI dan BRONKHOSKOPI
Thank you
for your attention

Anda mungkin juga menyukai