Anda di halaman 1dari 10

PENATALAKSANAAN STROKE

ISKEMIK AKUT
OLEH
ALIFA UMAMI
1102012016
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SYARAF RSUD ARJAWINANGUN
UNIVERSITAS YARSI
2016
DEFINISI
Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak.

Stroke iskemik akut adalah gejala klinis defisit serebri fokal dengan
onset yang cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam dan cenderung
menyebabkan kematian.
EPIDEMIOLOGI
Di antara penyakit-penyakit neurologi yang terjadi pada orang dewasa,
stroke menduduki ranking pertama baik pada frekuensinya maupun pada
pentingnya (emergensi) penyakit tersebut.

Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh Survey ASNA di


28 Rumah Sakit seluruh Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada penderita
stroke akut yang dirawat di Rumah Sakit (hospital based study), dan
dilakukan survey mengenai faktor-faktor risiko, lama perawatan mortalitas
dan morbiditasnya. Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan
profil usia di bawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun
berjumlah 54,2% dan di atas usia 65 tahun 33,5% (Misbach dkk., 2007).
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
• Klasifikasi Stroke Iskemik Berdasarkan Penyebabnya
1. Stroke trombosis
2. Stroke embolik
• Klasifikasi Iskemik Serebral
1. Transient ischemic Attack (TIA)
2. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
3. Stroke In Evolusion (Progressing stroke)
4. Complete Stroke Non-Haemmorhagic
5. Completed Stroke
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
• Adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau
salah satu sisi tubuh
• Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau
mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar
• Mulut, lidah mencong bila diluruskan
• Gangguan menelan : sulit menelan
• Bicara tidak jelas (pelo), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara
berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia)
• Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
• Vertigo ( pusing), atau perasan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas
• Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat beristirahat atau
bangun tidur
• Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau pendengaran berkurang
• Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri
FAKTOR RESIKO
(1) Hipertensi,
(2) diabetes mellitus,
(3) penyakit jantung,
(4) serangan iskemik sepintas (TIA),
(5) obesitas,
(6) hiper-agregasi trombosit,
(7) alkoholism,
(8) merokok,
(9) peningkatan kadar lemak darah (kolesterol, trigliserida LDL),
(10) hiperurisemia,
(11) infeksi,
(12) faktor genetik atau keluarga, dan
(13) lain-lain (migren, suhu dingin, kontrasepsi tinggi estrogen, status sosio-ekonomi, hematokrit, peningkatan
kadar fibrinogen, proteinuria dan intake garam berlebih).
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
Pencitraan otak atau CT scan dan MRI adalah instrumen diagnosa yang
sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana
stroke yang diderita oleh seseorang. Hasil CT scan perlu diketahui
terlebih dahulu sebelum dilakukan terapi dengan obat antikoagulan
atau antiagregasi platelet.
PENATALAKSANAAN
• Fibrinolitik/trombolitik (rtPA/ recombinant tissue plasminogen
activator) intravena
• Antikoagulan
• Antiplatelet
• Antihipertensi
Prinsip penatalaksanaan farmakologi stroke iskemik akut adalah untuk
segera memperbaiki perfusi darah ke bagian otak yang mengalami
iskemik serta mengurangi risiko terjadinya serangan ulang stroke pada
masa mendatang hingga dapat mengurangi terjadinya risiko kecacatan
dan kematian akibat serangan stroke iskemik. Oleh sebab itu sangat
penting untuk memilih terapi obat secara tepat dan cepat dengan
mempertimbangkan efektifitas dan keamanan bagi penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai