Anda di halaman 1dari 38

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SIRSAK (Annona muricata L.

) TERHADAP
PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN
STRAIN WISTAR

GILANG WIDRATAMA PUTRA


1407101010106

Dosen Pembimbing Dosen Penguji


1. Dr. Mudatsir, M.Kes 1. Dr. Kartini Hasballah, MS, Apt
2. drh. Cut Gina Inggriyani, M.Sc 2. dr. Teuku Mamfaluti M.Kes, Sp.PD
BAB 1
PENDAHULUAN
NHANES (National Health and Nutrition Examination) 2007-2008

8,3 Juta orang (3,9%)


♂ :6,1 Juta orang (5,9%)
♀ :2,2 Juta orang (2,0%)
2.Aceh:18,3%

1.Bali:19,3%

RISKEDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013

Indonesia : 11,9%
Latar Belakang
 Pola hidup dan konsumsi masyarakat menjadi penyebab tingginya
angka penyakit metabolik di Indonesia.
 Pengobatan penyakit membutuhkan waktu yang panjang
menimbulkan efek samping (gangguan salurang cerna ringan-berat,
reaksi alergi, hepatotoksisitas, dll)
Latar Belakang
 Penelitian Ni Putu Rahayu Artini, ekstrak metanol daun
sirsak dosis 50mg/kgBB, 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan
400 mg/kgBB

 Penelitian Benny Rachmat Wijaya dkk, infusa daun sirsak


dosis 0.,065 g/20gBB, 0,13g/20gBB, 0,26 g/20gBB
Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh ekstrak etil asetat daun sirsak
(Annona muricata L.) terhadap penurunan kadar asam
urat pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain
Wistar?
2. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etil asetat
daun sirsak (Annona muricata L.) dengan dosis yang lebih
besar terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus
putih (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etil asetat daun
sirsak (Annona muricata L.) terhadap penurunan kadar
asam urat pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain
Wistar

2. Untuk mengetahui dosis efektif ekstrak etil asetat daun


sirsak (Annona muricata L.) terhadap penurunan kadar
asam urat pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain
Wistar
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan ekstrak etil asetat daun sirsak
(Annona muricata L.) dapat digunakan sebagai obat
alternative dalam menurunkan kadar asam urat

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian


lebih lanjut untuk pengembangan ekstrak etil asetat daun sirsak
(Anonna murcata L.) terhadap penurunan kadar asam urat
pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar
Hipotesis
1. Ekstrak etil asetat daun sirsak (Annona muricata L.) dapat
menurunkan kadar asam urat pada tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan strain wistar.

2. Semakin tinggi dosis ekstrak etil asetat daun sirsak (Annona


muricata L.) yang diberikan, semakin besar penurunan kadar
asam urat pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain
Wistar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam Urat
Asam urat merupakan hasil produk akhir dari metabolism purin, BIOSINTESIS ASAM URAT
senyawa ini bersifat asam lemah dan sukar larut dalam air namun
larut dalam pH alkali.
Asam urat merupakan senyawa yang wajar dalam tubuh,
namun menjadi tidak wajar ketika asam urat menjadi naik dan
melebihi batas normal.

♀: 2,9 - 7,5 mg/dL


♂: 3,6 – 8,4 mg/dL
Kadar Asam urat

Struktur Asam Urat


Gout
Gout atau artirtis pirai adalah kumpulan penyakit heterogen yang paling sering menyerang
pria paruh baya dan wanita pasca menopaus yang disebabkan oleh pengendapan Kristal
monosodium urat (MSU) akibat peningkatan kadar asam urat dalam darah.

ETIOLOGI Patofisiologi
Hiperurisemia tidak seimbangnya produksi dan ekskresi
• Ketidakseimbangan dari asam urat cairan tubuh menjadi hipersaturasi
produksi dan ekskresi terhadap asam urat penimbunan dari kristal MSU dan
atau gabungan terbentuknya tofus.
keduanya
Tofus adalah kumpulan kristal monosodium urat monohidrat
• Gaya hidup yang biasanya dikelilingi oleh sel raksasa. Tofus dapat
terbentuk di jaringan ekstra artikuler dan menyebabkan
deformitas dan kerusakan pada jaringan lunak dan keras,
sedangkan pada sendi, dapat menyebabkam kerusakan
pada kartilago dan tulang.
4 tahap perjalanan klinis penyakit gout:

Hiperurisemia Asimtomatik
 penimbunan kristal monosodium urat pada sendi dan
jaringan
1

 inflamasi akut yang disebabkan oleh kristal urat yang


Serangan Gout Akut atau Recurrent Gout
tertimbun pada sendi tersebut
2

 adanya gejala selama beberapa bulan hingga


Gout Interkritis
beberapa tahun lamanya. Serangan gout dapat
terjadi kembali apabila gout tidak diobati dalam
3
waktu kurang dari 1 tahun

 Pada tahap ini serangan gout akan terus berlanjut Gout Kronik
yang akan menyebabkan ketidaknyamanan dan 4
dapat terbentuk tofus

Price S. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. H H, editor. Jakarta: EGC; 2006. 5-1042 p.
Sirsak (Annona muricata L.)
 Tanaman sirsak adalah pohon dengan tinggi
sekitar 5-8 m
 Memiliki daun yang halus, mengkilap,
berwarna hijau tua di permukaan atasnya dan
berwarna lebih muda di permukaan
bawahnya.
 Buahnya berbentuk oval atau berbentuk hati
dan panjangnya sekitar 10-30 cm dan lebar
sekitar 15 cm
 Bagian dalam buah berwarna krem dan
terbagi menjadi beberapa segmen
 Satu buah sirsak dapat mengandung belasan
sampai 200 atau lebih biji
Taksonomi Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Virdiplantae

InfraKingdom : Streptophyta

Superdivison : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Magnolianae

Ordo : Magnoliales

Family : Annonaceae

Genus : Annona L.

Species : Annona muricata L.


Kandungan Kimia

Flavonoid

Tanin Saponin

Alkaloid Terpenoid

17
Herlina R, Murhananto J, Listyarini T PS. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Jakarta: PT Agrmedia Pustaka; 2004
Peran Daun Sirsak Dalam Menurunkan Kadar Asam Urat

Menghambat kerja enzim Menangkap electron dari sisi aktif


Flavonoid xantin oksidase xantin oksidase

Menghambat kerja enzim Menghambat sisi aktif enzim dan


Daun Sirsak Terpenoid xantin oksidase energy intermolekuler enzim

Menghambat sisi akif enzim dan meningkatkan ekskresi asam urat


Saponin pada urin
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
 Tikus putih jantan strain wistar
mempunyai kemampuan
adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan dan memiliki laju
metabolism obat yang lebih
cepat serta kondisi biologis
tubuh lebih stabil
dibandingkan tikus putih
betina.
 Tikus putih jantan tidak
mengalami masa ovulasi.
 Tikus putih usia 3-4 bulan,
kategori dewasa, jalur
metabolism dan sirkulasi telah 0,3 - 1,52
teratur dengan baik mg/dL
Taksonomi Tikus Putih(Rattus norvegicus)

Kingdom : Animalia Superfamily : Muroidea illiger

Subkingdom : Bilateria Family : Muridea illiger

InfraKingdom : Deuterostomia Subfamily : Murinae illiger

Phylum : Chordata Genus : Rattus fischer

Subphylum : Vertebrata Species : Rattus norvegicus

Infraphylum : Gnathostomata

Superclass : Tetrapoda

Class : Mammalia linnaeus

Subclass : Theria Parker and Haswell

Infraclass : Eutheria GIll

Order : Rodentia Bowdich

Suborder : Myomorpha Brandy


Metode Ekstraksi

o Ekstraksi merupakan kegiatan pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan


hewan atau tumbuhan dengan menggunakan penyaring yang sesuai.
o Penelitian ini menggunakan teknik ekstraksi maserasi dan pelarut etil asetat.
o Keuntungan teknik maserasi adalah peralatan yang digunakan mudah didapat
dan langkah pengerjaan sederhana.
o Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang mampu menarik senyawa dengan
polaritas luas hingga non polar serta efek toksisitasnya rendah.
Kerangka Teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifatUlangan
eksperimental laboratorik menggunakan
Ket. Tabel di samping rancangan
: pretest
postest control group design. Tikus dikelompokkan
P0 : Pakan dengan
standar +teknik randomisasi,
Jus hati ayam 5ml/200grBB
dibagi menjadi
Perlakuan
I
5 kelompok
II III
dan diberi
IV
pakan tinggi purin selama 7 hari.
P1 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200
P0 P0I P0II P0III P0IV grBB + Allopurinol 8,2 mg/200grBB

P2 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200


P1 P1I P1II P1III P1IV
grBB + EDS 75 mg/kgBB

P2 P2I P2II P2III P2IV P3 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200
grBB + EDS 150 mg/kgBB
P3 P3I P3II P3III P3IV
P4 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200
grBB + EDS 300 mg/kgBB
P4 P4I P4II P4III P4IV
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
• Uji Herbarium dan Pembuatan EDS dilakukan di Laboratorium
Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala

• Pemeliharaan dan Perlakuan Hewan Coba di Laboratorium Hewan


Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Subjek Penelitian
• Hewan
Untuk menghindari
coba yang hilangnya
digunakanhewan
adalahcoba
tikus (drop
putih (Rattus
out) perlu
norvegicus)
jantan strain
dilakukan koreksi
wistar
terhadap jumlah ulangan.
Maka Perhitungannya adalah:
• Banyaknya sampel perkelompok yang digunakan pada penelitian
ini sebanyak 4 ekor. Dimana terdapat 5 kelompok pada penelitian
ini. Jadi total sampling pada penelitian ini adalah 20 ekor
Kriteria Subjek Penelitian
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan 1. Tikus mati selama masa adaptasi
Strain Wistar

2. Tikus putih ± 3-4 bulan 2. Tikus mati selama perlakuan berlangsung

3. Berat badan tikus berkisar antara 150-250


gram

4. Kondisi tikus harus dalam keadaan sehat,


aktif dan tidak mengalami kecacatan fisik
Variabel Penelitian
a. Variabel Independen / bebas : Ekstrak etil asetat daun sirsak (Annona
muricata L.)

b. Variabel Dependen / terikat : Kadar asam urat tikus putih (Rattus


norvegicus) jantan strain Wistar

c. Variabel Kendali : i. Berat badan


ii. Makanan dan Minuman
iii. Jenis Kelamin
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
(Satuan)
1 Kadar Asam Urat Satuan yang menjelaskan Easy Touch Mg/dL Interval
jumlah asam urat setiap GCU (Glucose,
desiliter (dl) Cholesterol,
Uric Acid)
Portable
2 Ekstrak Etil Asetat Ekstrak dari daun sirsak Timbangan Dosis I : 75 Ordinal
Daun Sirsak yang akan diberikan dosis digital mg/kgBB
kepada tikus (satuan mg)
menggunakan sonde Dosis II : 150
lambung. Daun sirsak mg/kgBB
diekstrak terlebih dahulu
dengan metode maserasi Dosis III : 300
menggunakan pelarut etil mg/kgBB
asetat yang kemudian
dibuat dalam 3 tingkatan
dosis
Alat dan Bahan Penelitian
Alat Penelitian : Alat Penelitian :
1. Kandang tikus + tempat makan dan minum 16. Rak tabung reaksi
2. Timbangan hewan 17. Kertas saring
3. Sekam padi 18. Vacuum rotary evaporator
4. Lancet 19. Alat tulis
5. Kasa Alkohol 20. Masker
6. Sonde oral
7. Easy Touch Portable
8. Pisau
9. Blender
10. Penyaring
11. Gelas ukur
12. Pipet tetes
13. Tabung reaksi
14. Rak tabung
15. Batang pengaduk
Prosedur Penelitian
•1,5 kg daun sirsak dicuci kemudian ditiriskan. Daun yang sudah dibersihkan dipotong kecil-
kecil lalu dikering anginkan selama 5 hari. Setelah itu daun sirsak diblender kemudian
1.Persiapan dan dimaserasi dengan menggunakan 2 L pelarut etil asetat selama 3×24 jam. Hasil campuran
Pembuatan
Ekstrak Etil
tersebut disaring menggunakan kertas saring setiap 24 jam sampai didapatkan larutan
Asetat Daun yang jernih kemudian dievaporasi sampai diperoleh ekstrak yang pekat.
Sirsak

• Uji herbarium akan dilakukan di Laboratorium Herbarium Biologi Fakultas


Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNSYIAH. Untuk
2.Uji Herbarium membuktikan kebenaran bahan uji dari daun sirsak (Annona muricata L.)
Daun Sirsak

• Tikus ditempatkan di dalam kandang yang bersih yang sebelumnya sudah dikeringkan di
bawah sinar matahari. Kandang diberikan alas sekam padi dan diganti sedikitnya 3 hari
3.Perlakuan sekali
Hewan Uji • Tikus diadaptasi selama 7 hari, dipuasakan selama 12 jam
• Tikus diberi makan pellet + air mineral 2 kali sehari
Prosedur Penelitian
•Pembagian dosis Ekstrak Etil Asetat Daun Sirsak mengacu pada penelitian Ni Putu Rahayu Artini et. al
dengan sedikit modifikasi. Dosis dibagi kedalam tiga tingkatan dosis, yaitu 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB,
4. Penentuan dan 300 mg/kgBB.
Dosis Ekstrak Etil
Asetat

• Penentuan dosis Allopurinol berdasarkan konversi ke dosis hewan dengan Human


Equivalent Dose (HED) berdasarkan Body Surface Area, dosis yang didapatkan yaitu 41,1
5. Penentuan mg/kgBB atau 8,2 mg/200grBB
Dosis Allopurinol

• Untuk mengkondisikan hiperurisemia pada hewan coba


• Jus Hati Ayam: 100 gr + 25 ml air mineral
6. Penentuan
Pakan Tinggi • Pemberian : 25 ml/kgBB atau 5ml/200grBB perhari
Purin
Prosedur Penelitian
7. Perlakuan Hewan Uji

20 Ekor Tikus Putih Jantan P0


Strain Wistar
Hari ke-8
P1 Hari ke-15,
pemberian jus
hati ayam dipuasakan 12 jam
Adaptasi Selama 7 Hari Randomisasi P2 selama 7 hari sebelum pengukuran
atau sampai kadar asam urat.
P3 hari ke-14 (pre-test)

Diukur BB P4
Prosedur Penelitian

Hari ke-16 hingga


Hari ke-23
hari ke-22
Pengukuran akhir
Pemberian Ekstrak Terminasi hewan
kadar asam urat
Etil Asetat Daun uji
pada hewan uji
Sirsak (P2,P3,P4)
(post-test)
dan Allopurinol (P1)
Prosedur Penelitian
Pemeriksaan Kadar Asam Urat
• Tahap 1 : Hari ke - 15 (pretest)
• Tahap 2 : Hari ke - 23 (postest)
• Pengambilan darah menggunakan lanset, ditusuk pada ekor
tikus yang sebelumnya sudah didesinfeksi menggunakan kasa
alkohol. Setelah itu darah diteteskan pada strip dan dihubungkan
dengan alat pengukur kadar asam urat Easy Touch
(Glucose,Cholesterol and Uric Acid) portabel.

Terminasi
• Injeksi lidokain 1-2%, dosis maksimal 10 mg/kgBB
• Dislokasi Leher
Analisis Data
• Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar asam urat darah pada tikus. Data hasil
penelitian yang diperoleh akan diuji dengan uji Anova (Analysis of Variance) untuk melihat apakah
adanya perbedaan yang bermakna atau tidak antar kelompok

Uji normalitas
(Saphiro-Wilk test) ya
dan Terpenuhi ? Uji Anova Uji post-hoc
Uji homogenitas
(Uji Levene)
Tidak

Analisa regresi
Uji Kruskal-wallis
probit
Etika Penelitian
Etika penelitian pada hewan coba tikus dilakukan atas etika medik dalam memberikan
perlakuan terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi di laboratorium. Hal
tersebut meliputi pemilihan dan pemeliharaan hewan coba, pemberian perlakuan
terhadap hewan coba hingga terminasi hewan coba.

Sebelum memulai proses pengambilan darah dilakukan desinfeksi terlebih dahulu pada ekor
hewan coba. Setelah selesai diberikan povidone iodine pada bekas luka pengambilan
darah. Selanjutnya setelah selesai penelitian, hewan coba di terminasi dengan cara dislokasi
cervikal.

Anda mungkin juga menyukai