) TERHADAP
PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN
STRAIN WISTAR
1.Bali:19,3%
Indonesia : 11,9%
Latar Belakang
Pola hidup dan konsumsi masyarakat menjadi penyebab tingginya
angka penyakit metabolik di Indonesia.
Pengobatan penyakit membutuhkan waktu yang panjang
menimbulkan efek samping (gangguan salurang cerna ringan-berat,
reaksi alergi, hepatotoksisitas, dll)
Latar Belakang
Penelitian Ni Putu Rahayu Artini, ekstrak metanol daun
sirsak dosis 50mg/kgBB, 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan
400 mg/kgBB
ETIOLOGI Patofisiologi
Hiperurisemia tidak seimbangnya produksi dan ekskresi
• Ketidakseimbangan dari asam urat cairan tubuh menjadi hipersaturasi
produksi dan ekskresi terhadap asam urat penimbunan dari kristal MSU dan
atau gabungan terbentuknya tofus.
keduanya
Tofus adalah kumpulan kristal monosodium urat monohidrat
• Gaya hidup yang biasanya dikelilingi oleh sel raksasa. Tofus dapat
terbentuk di jaringan ekstra artikuler dan menyebabkan
deformitas dan kerusakan pada jaringan lunak dan keras,
sedangkan pada sendi, dapat menyebabkam kerusakan
pada kartilago dan tulang.
4 tahap perjalanan klinis penyakit gout:
Hiperurisemia Asimtomatik
penimbunan kristal monosodium urat pada sendi dan
jaringan
1
Pada tahap ini serangan gout akan terus berlanjut Gout Kronik
yang akan menyebabkan ketidaknyamanan dan 4
dapat terbentuk tofus
Price S. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. H H, editor. Jakarta: EGC; 2006. 5-1042 p.
Sirsak (Annona muricata L.)
Tanaman sirsak adalah pohon dengan tinggi
sekitar 5-8 m
Memiliki daun yang halus, mengkilap,
berwarna hijau tua di permukaan atasnya dan
berwarna lebih muda di permukaan
bawahnya.
Buahnya berbentuk oval atau berbentuk hati
dan panjangnya sekitar 10-30 cm dan lebar
sekitar 15 cm
Bagian dalam buah berwarna krem dan
terbagi menjadi beberapa segmen
Satu buah sirsak dapat mengandung belasan
sampai 200 atau lebih biji
Taksonomi Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Virdiplantae
InfraKingdom : Streptophyta
Superdivison : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Magnolianae
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona L.
Flavonoid
Tanin Saponin
Alkaloid Terpenoid
17
Herlina R, Murhananto J, Listyarini T PS. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Jakarta: PT Agrmedia Pustaka; 2004
Peran Daun Sirsak Dalam Menurunkan Kadar Asam Urat
Infraphylum : Gnathostomata
Superclass : Tetrapoda
P2 P2I P2II P2III P2IV P3 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200
grBB + EDS 150 mg/kgBB
P3 P3I P3II P3III P3IV
P4 : Pakan standar + Jus hati ayam 5 ml/200
grBB + EDS 300 mg/kgBB
P4 P4I P4II P4III P4IV
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
• Uji Herbarium dan Pembuatan EDS dilakukan di Laboratorium
Herbarium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala
1. Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan 1. Tikus mati selama masa adaptasi
Strain Wistar
• Tikus ditempatkan di dalam kandang yang bersih yang sebelumnya sudah dikeringkan di
bawah sinar matahari. Kandang diberikan alas sekam padi dan diganti sedikitnya 3 hari
3.Perlakuan sekali
Hewan Uji • Tikus diadaptasi selama 7 hari, dipuasakan selama 12 jam
• Tikus diberi makan pellet + air mineral 2 kali sehari
Prosedur Penelitian
•Pembagian dosis Ekstrak Etil Asetat Daun Sirsak mengacu pada penelitian Ni Putu Rahayu Artini et. al
dengan sedikit modifikasi. Dosis dibagi kedalam tiga tingkatan dosis, yaitu 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB,
4. Penentuan dan 300 mg/kgBB.
Dosis Ekstrak Etil
Asetat
Diukur BB P4
Prosedur Penelitian
Terminasi
• Injeksi lidokain 1-2%, dosis maksimal 10 mg/kgBB
• Dislokasi Leher
Analisis Data
• Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar asam urat darah pada tikus. Data hasil
penelitian yang diperoleh akan diuji dengan uji Anova (Analysis of Variance) untuk melihat apakah
adanya perbedaan yang bermakna atau tidak antar kelompok
Uji normalitas
(Saphiro-Wilk test) ya
dan Terpenuhi ? Uji Anova Uji post-hoc
Uji homogenitas
(Uji Levene)
Tidak
Analisa regresi
Uji Kruskal-wallis
probit
Etika Penelitian
Etika penelitian pada hewan coba tikus dilakukan atas etika medik dalam memberikan
perlakuan terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi di laboratorium. Hal
tersebut meliputi pemilihan dan pemeliharaan hewan coba, pemberian perlakuan
terhadap hewan coba hingga terminasi hewan coba.
Sebelum memulai proses pengambilan darah dilakukan desinfeksi terlebih dahulu pada ekor
hewan coba. Setelah selesai diberikan povidone iodine pada bekas luka pengambilan
darah. Selanjutnya setelah selesai penelitian, hewan coba di terminasi dengan cara dislokasi
cervikal.