Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

Adha Dinda
Alisa okta p
Cici Anggraini
Debora ingrid
Yoni adriani edra S1 IVB
Definisi Emulsi dan mikroemulsi

EMULSI
Menurut Farmakope Edisi III:
MIKRO EMULSI Adalah suatu sistem di
Emulsi adalah sediaan yang menga
spersi minyak dengan air yang distabilkan oleh lap
ndung bahan obat cair atau larutan obat, t
isanantarmuka dari molekul surfaktan. Surfaktan y
erdispersi kedalam cairan pembawa, distabi
ang digunakan dapat tunggal, campuran, atau ko
lkan dengan zat pengemusi atau surfaktan
mbinasi dengan zat tambahan lain.
yang cocok.
Menurut Farmakope Edisi IV:
Emulsi adalah sistem dua fase yan
g salah satu cairannya terdispersi dalam cai
ran yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Perbedaan mikroemulsi dan emulsi
Tipe – tipe emulsi dan mikroemulsi
Tipe – tipe emulsi dan mikroemulsi

Tipe-tipe Emulsi

a. Menurut RPS18th
1. M/A (Minyak/Air) : Suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan-tetesan dalam fase air da
n distabilkan emulsi minyak dalam air.

2. A/M (Air/Minyak) : jika air adalah fase terdispersi dan minyak adalah medium pendispersi, maka emul
si disebut air dalam minyak.

3. Emulsi ganda telah dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahan aktif dalam tipe emulsi
ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi A/M/A atau M/A/M atau disebut emulsi dalam emulsi.
Tipe – tipe emulsi dan mikroemulsi

b. Menurut Lachman
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu maka emulsi disebut minyak
dalam air, jika minyak merupakan tipe air dalam minyak (A/M)
Dua tipe emulsi yang tambahan yang digolongkan sebagai fase emulsi ganda, tampaknya diterim
a oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan
karakteristik minyak dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A).

c. Menurut Scoville’s
Dalam farmasi, cairan yang biasa digunakan dalam pembuatan emulsi adalah air minyak, berturut
-turut baik emulsi minyak dalm air (M/A) atau air dalam minya (A/M).
Setiap tipe emulsi memiliki tempat tertentu dalam farmasi. Tipe minyak dalam air digunakan untu
k pemakaian dalam sedangkan tipe air dalam minyak biasanya dirancang sebagai lotio atau krim s
ecara umum untuk pemakaian luar.
Tipe – tipe emulsi dan mikroemulsi

d. Menurut DOM Martin

Emulsi dipertimbangkan menjadi dispersi dari minyak dan air, fase minyak dapat dimulai da
ri minyak hidrokarbon hingga semisolid atau lilin padat.

Tipe ketiga digambarkan sebagai emulsi transparan atau mikroemulsi. Sifat transp
aran terjadi karena ukuran partikel yang kecil dari fase terdispersi yang umumnya 0,05 m at
au lebih kecil lagi.
Keuntungan emulsi dan mikroemulsi
EMULSI MIKROEMULSI
- Menurut Lachman 1. Mikroemulsi sistem yang stabil secara termodin
1. Bioavalaibilitas besar amika.
2. Onset lebih cepat 2. Mikroemulsi dapat melarutkan obat hidrofilik d
3. Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak an lipofilik, termasuk obat yang relatif tidak lar
ut dalam air dan pelarut hidrofobik
4. Rasa obat, minyak jeruk bisa ditutupi oleh penambaha
n zat tambahan lain. 3. Obat dipartisi diantara fase terdispersi dan fase
kontinyu, yang mana bila terjadi kontak antara
5. Formulasi, karena bisa mempertahankan stabilitas oba sistem dengan membran semi permeabel, obat
t yang larut dalam minyak.
akan ditransportasikan menembus pelindung.
4. Diameter rata-rata droplet mikromemulsi berad
- Menurut Ansel a di bawah ukuran 220nm sehingga dapat dist
1. Menurut eleganti tertentu dan mudah dicuci. erilisasi dengan filtrasi.

2. Dapat mengontrol penampilan, viskositas dan derajat 5. Penggunaan mikroemulsi sebagai sistem pangh
kekasaran dari emulsi. antaran dapat meningkatkan efikasi obat, term
asuk mengurangi jumlah dosis dan meminimal
3. Sebagian besar lemak dan pelarut untuk lemak yang d
imasukkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia, re kan efek samping obat
latif memakan biaya, akibatnya pengenceran yang aman
dan tidak mahal.
4 Kerugian emulsi dan mikroemulsi

Emulsi
- Menurut Lachman Mikroemulsi
1. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase 1. Menggunakan surfaktan dan kosurfaktan dalam k
yang tidak tercampurkan. onsentrasi tinggi untuk menyetabilkan nanodropl
2. Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena adanya air. et.
3. Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lam 2. Kapasitas melarut yang terbatas untuk zat-zat ya
a. ng mudah melebur.
3. Surfaktan tidak boleh toksik untuk aplikasi farma
- Menurut Ansel setik
1. Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil 4. Stabilitas mikroemulsi dipengaruhi oleh paramete
secara termodinamika. r lingkungan, macam ph dan temperatur. Parame
2. Jika pengocokan ditentukan, tetesan akan bergabun ter tersebut dapat berubah-ubah selama penyam
g menjadi satu dengan cepat. paian mikroemulsi kepada pasien.
3. Biasanya hanya satu fase yang bertahan dalam bent
uk tetesan.
Perbedaan formulasi emulsi dan mikroemulsi
Emulsi
 Formula Baku
Emulsi Minyak Ikan (Fornas halaman 217)
Komposisi :
R/ Oleum Iecoris Aselli 100 g
Glycerolum 10 g
Gummi Arabicum 30 g  Rancangan Formulasi
Oleum Cinnamoni gtt VI R/ Oleum Iecoris Aselli 28 g
Aqua destilata hingga 215 g Glycerolum 3g
Na-CMC 1%
Essence orange gtt VI
Natrium Benzoat 0,05%
BHT 0,05% Aquadest ad
60 ml
Perbedaan formulasi emulsi dan mikroemulsi
Mikroemulsi
• EVALUASI SEDIAAN EMULSI

1. Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari sediaan emulsi pada penyimpanan pada suhu
endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.

2.Penentuan viskositas
Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer brookf
ield pada 50 putaran permenit (Rpm).

3.Metode pengenceran
Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian diencerkan dengan
air. JIka dapat diencerkan maka emulsi tipe minyak dalam air dan sebaliknya.
• EVALUASI SEDIAAN EMULSI

4. Metode percobaan cincin


Jika satu tetes emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring maka emulsi minyak dalam air
dalam waktu singkat membentuk cincin air disekeliling tetesan.

5. Metode warna
Beberapa tetes larutan bahan pewarna lain ( metilen ) dicampurkan ke dalam contoh emulsi
. Jika selurih emulsi berwarna seragam maka emulsi yang diuji berjenis minyak dalam air, ole
h karena air adalah fase luar. Sampel yang diuji bahan warna larut sudan III dalam minyak pe
warna homogen pada sampel berarti sampel tipe air dalam minyak karena pewarna pelarut l
ipoid mampu mewarnai fase luar.

6. Penentuan Bobot Jenis


Penentuan bobot jenis suatu emulsi dengan cara menggunakan alat yaitu piknometer

7. Penentuan pH
Penentuan pH suatu emulsi dilakukan dengan cara diukur menggunakan pH meter
EVALUASI SEDIAAN MIKROEMULSI
1. Uji organoleptis
merupakan uji warna, bau dan rasa pada suhu 4oC, 27oC dan 40oC dari sediaan
mikroemulsi minyak hati ikan hiu botol tidak berasa, bau khas minyak hati ikan hiu botol
dan berwarna kuning jernih sesuai dengan standar pantone 101 C.
2. Uji pengukuran pH
Sediaan mikroemulsi minyak hati ikan hiu cucut pada suhu 4oC, 27oC dan 40oC
pada minggu ke-0 mempunyai pH sebesar: 5.23, 5.24 dan 4.84. Mikroemulsi mengalami
penurunan pH jika disimpan pada suhu 4oC dan 40oC. pada suhu 4oC penurunan pH be
rjalan lambat dibandingkan pada suhu 40 oC. penurunan pH terjadi karena pengunaan k
osurfaktan (sorbitol dan gliseril) merupakan alcohol dengan sifat kimiawi polihidris sehin
gga mudah mengalami oksidasi.
3. Pengukuran bobot jenis dan viskositas
sediaan mikroemulsi minyak hati ikan hiu botol. Hasil penelitian sediaan memiliki
bobot jenis sediaan sebesar 1.076 gram/ml, dan viscositas sediaan sebesar 1.887 cps.
4. Uji stabilitas
mikroemulsi pada suhu rendah (T: 4oC) dan suhu tinggi (T:40oC)
Uji stabilitas mikroemulsi pada suhu rendah dan suhu tinggi bertujuan untuk mengetahui
stabilitas sediaan. Hasil evaluasi menunjukan bahwa selama sediaan mikroemulsi disimpa
n dalam suhu rendah (T:4oC) dan suhu tinggi (T;40oC) sediaan tetap stabil, jerih dan ho
mogen.
5. Uji Cycling test
Hasil pengamatan uji cycling test pada sediaan mikroemulsi minyak hati ikan hiu b
otol menunjukan bahwa sediaan dapat melewati uji enam siklus dengan baik. Sediaan tet
ap jernih, stabil dan homogen. Hal ini menunjukan bahwa sediaan mikroemulsi ini apabil
a disimpan dalam suhu rendah dan tinggi tetap bersifat reversible.
6. Uji mekanika (uji sentrifius)
sediaa mikroemulsi mnyak hati ikan hiu botol. Uji sentrifius sediaan mikroemulsi di
lakukan pada kecepatan 3600 rpm selama 30 menit, menunjukan bahwa sediaan mikroe
mulsi dari minyak hati ikan hiu botol tetep stabil, jernih dan homogen
Prosedur EMULGATOR FASE AIR
NA-CMC Essence orange
Pembuatan FASE MINYAK
Gliserin Natrium Benzoat
Emulsi Oleum Iecoris
Aquadest BHT

Pencampuran Bahan
Parameter Kritis :
1. Suhu Pengadukan
2. Waktu Pengadukan Mixing
3. Kecepatan Pengad
ukan Produk Ruahan Pengambilan sampel untuk p
engujian
1. Pemerian 4.pH
Produk ruahan yg siap
Parameter Kritis : 2. Kadar 5.Viskositas
dimasukkan botol 3. Bobot Jenis
1.Tekanan Udara
2. Kecepatan Filling Tan
k
Pengemasan Primer Pengambilan sampel untuk
pengujian
1. Kebocoran
2. Volume yg terpindahkan
Pengemasan Sekunder 3. Pemeriksaan berat
PROSEDUR PEMBUATAN MIKROEMULSI
Pembentukan sediaan mikroemulsi Iuqua
• Panaskan aquades sampai pada T= 33 oC
• Larutkan tween 80, gliserin dan sorbitol pad
a aquades T=33 oC sambil diaduk dengan i
magnetik stirrer v=700 rpm t=3 menit sehin
gga membentuk mikroemulsi yang jernih.
• Lakukan pembuatan sediaan mikroemulsi m
inyak hati ikan hiu botol dengan surfaktan 2
0%,30%,40%

Hasil sediaan mikroemulsi minyak hati ikan hiu botol paling jenih

Uji stabilitas dari sedian mikroemulsis minyak hati ikan hiu botol

Data hasil penelitian


Tahap akhir prosedur kerja
ALASAN PEMILIHAN ZAT AKTIF
FARMAKOLOGI
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuuhan, perbaiki nafsu makan, memelihara
daya tahan tubuh, membantu pertumbuhan gigi dan tulang.

FARMASETIK
Dirancang dalam bentuk emulsi karena ditujukan untuk anak-anak yang sulit untuk menelan tablet,kapsul,dsb

FISIKOKIMIA
Minyak ikan praktis tidak larut didalam air ,sehingga dibuat dalam bentuk sedian emulsi
ALASAN PEMILIHAN BAHAN

OLEUM IECORIS ASELLI


Dipilih oleum iecoris aselli sebagai bahan aktif karena memiliki manfaat yang baik sebag
ai multivitamin yaitu sumber vitamin A dan vitamin D.0

Na-CMC
Dipilih Na-CMC sebagai emulgator karena CMC-Na bisa menstabilkan sediaan emulsi.

Glycerolum
Dipilih glycerolum sebagai pemanis karena gliserol memiliki kandungan minyak sehingga
mudah larut dalam minyak ikan.
BHT
Dipilih BHT sebagai pengawet karena di dalam emulsi minyak ikan terdapat kompon
en minyak dan lemak yang apabila tidak disimpan dengan baik lama kelamaan akan t
engik. Peristiwa tersebut dikarenakan asam lemak tidak jenuh dalam bahan terseb
ut teroksidasi oleh udara, cahaya, dan kerja bakteri. Untuk mencegah proses terse
but maka dipilih BHT sebagai pengawet yang bersifat antioksidan.

Essence Orange

Dipilih oleum cinamoni sebagai pengaroma


ALASAN PEMILIHAN ZAT AKTIF MIKROEMULSI
1. Karena squalen tidak larut dalam air sehingga dibuat dalam
bentuk mikroemulsi
2. Squalen digunakan sebagai suplemen makanan yang dapat di
gunakan secara oral dan aman bagi anak – anak maupun ora
ng dewasa
3. Zat aktif squalen stabil secara termodinamika dan stabilitas
nya menyebabkan emulsifikasi sistem baik
Alat Pembuatan Emulsi
5대 핵심 가치

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai