Anda di halaman 1dari 28

CARING in NURSING

Siwi Ikaristi Maria Theresia

the caring doggy.mp4


LATAR BELAKANG

1. Sejak Florence Nightingale (1820 - 1910) dalam merawat tentara


dalam perang Crimean di abad 19 --> pentingya perawat yang
kompeten (competence) dan peduli (caring).

2. The American Association of Colleges of Nursing (AACN), (1998,


2008) and the National League for Nursing (NLN), (2007) -->
CARING sebagai nilai dasar dalam keperawatan.

3. The American Nurses Association (2010) CARING merupakan


perilaku perawat yang penting menekankan pada unsur bela rasa
dan hormat pada orang lain
LATAR BELAKANG

4. The American Association of Critical Nurses (AACN, 2011)


mengidentifikasi bahwa praktik CARING merupakan aktivitas
perawat dalam menggabungkan unsur berbela rasa, dukungan
dan menciptakan lingkungan terapeutik bagi pasien dan staff
Untuk meningkatkan kenyamanan dan kesembuhan serta
menghindarkan dari penderitaan

5. CARING mengandung moral dan etika. CARING merupakan inti


dari praktik keperawatan (Kozier, dkk, 2010)
MODEL CARING
dalam
KEPERAWATAN
Madeleine Leininger (1978)
“Transcultural Nursing”
 CARING  Tindakan asistif (pendampingan), suportif dan
fasilitatif yg ditujukan pada individu atau kelompok lain yang
membutuhkan bantuan.

 Caring diekspresikan dalam berbagai cara dan berbagai budaya.

 CARING unique and personal.


JEAN WATSON (1975 - 1979)
“ Transpersonal Caring”

 Fokus pada hubungan perawat - pasien secara individu

 CARING melibatkan kepekaan, penghormatan, moral dan


komitment etik

 CARING menghormati martabat manusia


SWANSON's THEORY of CARING
“Caring dalam praktik klinik”
CARING mempunyai 5 dimensi :

1. Knowing (penuh arti)

2. Being with (bersama)

3. Doing for (bekerja untuk)

4. Enabling (menjadikan)

5. Maintaining belief (memelihara kepercayaan)


ATRIBUT CARING terkini”
5 C’s 6 C’s 8 C’s

1. Compassion 1. Compassion 1. Compassion

2. Competence 2. Competence 2. Competence

3. Confidence 3. Confidence 3. Confidence

4. Conscience 4. Conscience 4. Conscience

5. Commitment 5. Commitment 5. Commitment

6. Comportment 6. Courrage

7. Culture

8. Communication
COMPASSION Compassion.mp4

“KEPEDULIAN = BERBELA RASA”

Empathy Non
Distress Judgement
tolerance Sensitivity

Care for
Sympathy
well being COMPASSION
Semakin banyak perawat memelihara BELA
RASA semakin banyak KEPEDULIAN
berdasar kasih sayang tumbuh.
Perawat WAJIB memiliki rasa kepedulian
(BELA RASA) sehingga mampu memberikan
pengalaman yang positif bagi pasien.
Dampak thd pribadi perawat  menginspirasi
hubungan manusia dan penegasan tentang
pentingnya pekerjaan perawat.
Cara mengembangkan “compassion”
Refleksi harian
Mengenal dan berelasi dengan semua
kalangan.
Respek thd segala sesuatu (orang
lain, benda)
COMPETENCE

Long life learning.


Belajar adalah
Skill Knowledge
kegiatan seumur
Attitude hidup.

Competence
Knowledgeable & Safe dalam memberikan perawatan setiap
aspek fisik pasien --> Gunakan EBP

Mampu berkomunikasi secara efektif dalam setiap tahap proses


keperawatan.

Bertindak dengan penuh percaya diri, bertanggung jawab dan


bertanggung gugat.

Terampil dan cekatan


Cara mengembangkan Competence :
Mengikuti pendidikan formal berkelanjutan.
Mengikuti seminar dan atau pelatihan.
Credesial_point,portofolio
Cara mengembangkan Competence :
Mengikuti pendidikan formal
berkelanjutan.
Mengikuti seminar dan atau pelatihan.
Credensial_point,portofolio.
CONFIDENCE
Dibutuhkan kepercayaan diri dalam
keterampilan pribadi dan pengetahuan
sehingga mampu bertindak sesuai
dengan komitmen, hati nurani, konsisten,
kompeten, dan mampu mengekspresikan
kasih sayang dalam situasi yang paling
sulit.
Cara mengembangkan confidence -->
menambah jam terbang
CONSCIENCE
“HATI NURANI”
 Kepatuhan terhadap hati nurani sendiri akan selalu membantu
menempatkan seseorang pada jalan yang benar.

 Praktek moral tidak hanya muncul dari rasa internal yang kuat,
namun juga datang dari luar sehingga terbangun sikap empati dan
selalu menempatkan diri pada posisi pasien.

The Power of Touching.mp4


COMMITMENT

Ciri-ciri

Strategi
Definisi

• Janji diri •Mempunyai keteguhan • Ukurannya:


sendiri/hal lain jiwa tepat waktu,
• Mengutamakan •Tidak mudah akurat,
pasien (tidak terprovokasi lengkap dan
mengorbankan •Stabilitas sosial yg tinggi berkualitas.
pasien) dan toleransi
•Mampu • Memahami
• Komitmen 
fokus & memiliki mempertanggungajawab- dan patuh
arah yg jelas gugatkan kinerjanya. thd
dalam bekerja •Mampu bertahan pada peraturan
masa sulit\ • Bertindak
sesuai SOP
COMPORTMENT

Berperilaku secara BERMARTABAT


Professional Comportment is critical
determining a nurse’s effectiveness in relating,
communicating, and collaborating with
colleagues and members of healthcare team.
Dipengaruhi oleh: courage, culture,
communication.
COMPORTMENT COURAGE
Walston, 2004
Frech: courage  “Heart and Spirit”
Without courage  a key part of our spirit is lost.
Courage  dinamis, tidak pernah berhenti (mengembangkan
diri)
Lima (5) tips penerapan “Courage” dalam Pelayanan
Kesehatan:
1. Evaluasi diri dengan konstan (kelebihan & kelemahan)
2. Menghadapi tantangan dan berani mengambil risiko.
3. Fokus mewujudkan visi
4. Merefleksikan
5. Berani mengemukakan pendapat.
COMPORTMENT CULTURE

Membutuhkan pemahaman tidak hanya


masalah budaya dalam arti luas
(profesional, lokal, etnik) tetapi juga
dampak dari budaya yang dimiliki
terhadap interaksinya dengan
pasien dan kolega.
COMPORTMENT COMMUNICATION
Kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan baik,
benar, jelas dan efektif.
Hasil positif dari komunikasi yang efektif adl
1. Dokumentasi proses keperawatan yg baik
2. Meningkatnya pemulihan, rasa aman & perlindungan
pasien
3. Meningkatnya kepuasan pasien & kepatuhan thd
pengobatan.
4. Berfungsi untuk meyakinkan keluarga bahwa orang
yang mereka cintai menerima pengobatan yang
diperlukan.
IMPLIKASI TERHADAP PERAWATAN

Perawat di Rawat Inap dengan tingkat pemahaman tentang caring,


memiliki aplikasi caring yang baik dibandingkan denga perawat
yang tidak memiliki pengetahuan tentang caring (Prabowo, B. S., Ardiana,
A., & Wijaya, D., 2014)

Stress pada anak yang dirawat akan berkurang dengan perilaku


Caring yang selalu ditunjukkan oleh perawat (Gaghiwu, L., Ismanto, A. Y., &
Babakal, A., 2013)
IMPLIKASI TERHADAP PERAWATAN
Sikap dan perilaku perawat berpengaruh pada kepuasan pasien.
Perilaku caring dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Lingkungan
yang nyaman merupakan hal yang menentukan dan menjadi
kekuatan untuk perawat berperilaku caring (Desima, 2013)

Usia semakin matang makan perilaku caring semakin baik. Tingkat


pendidikan semakin tinggi maka perliaku caring juga semakin baik
(Sunardi, 2014)
KESIMPULAN

Refleksikan setiap kali anda akan MEMULAI


dan MENGAKHIRI AKTIVITAS kapanpun dan dimanapun
Daftar Pustaka
Desima, R. (2013). Tingkat stress kerja perawat dengan perilaku caring perawat. Jurnal
Keperawatan, 4 (1), 43-55.

Gaghiwu, L., Ismanto, A. Y., & Babakal, A. (2013). Hubungan perilaku caring perawat dengan
stress hospitalisasi pada anak usia toddler di Irina E BLU RSUP Prof.Dr. R.D. Kandou
Manado.E-Jurnal Keperawatan, 1 (1), 1 - 7.

Kozier, B., Erb, G., Berman & Snyder, S. J. (2013). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep, Proses, & Praktik (7 ed., Vol. 2). (D. T. Widiarti, Ed., & E. Y. Wahyuningsih, Trans.)
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prabowo, B. S., Ardiana, A., & Wijaya, D. (2014). Hubungan tingkat kognitif perawat dengan
aplikasi praktik caring di ruang rawat inap RSU. Dr. Koesnadi Bondowoso. E-Jurnal Pustaka
Kesehatan, 2 (1), 148-153

Smith, Marlaine C.,Turkel,Marian.,Wolf,Zane.R (2013). Caring in Nursing Classics; an Essential


Resource. Springer Publishing Company.

Sunardi. (2014). Analisis perilaku caring perawat pelaksana. Jurnal Keperawatan, 5 (1), 69 - 78.

Anda mungkin juga menyukai