Anda di halaman 1dari 13

EJAAN YANG

DISEMPURNAKAN (EYD)
Dwi Esti Murtiningrum, A.Ma. Pust.,
S.Pd
♫ PENGERTIAN EJAAN ♫

.:. Ejaan berarti keseluruhan ketentuan


yang mengatur perlambangan bunyi
bahasa, pemisahan dan penggabungan
kata, penulisan kata serta penggunaan
tanda baca.
.:. Sistem ejaan dalam suatu bahasa terdiri dari
tiga aspek, yaitu:
1) Aspek fonologis  pelambangan fonem dan
huruf
2) Aspek morfologis  pembentukan kata
3) Aspek sintaksis  penulisan frasa, klausa,
dan kalimat
♫ FUNGSI EJAAN ♫

.:. Tujuan Ejaan, yaitu (1) sebagai pedoman dalam


penulisan bahasa Indonesia; dan (2) memudahkan
pembaca dalam memahami informasi tertulis.

.:. Menurut Mustakim (1996:3), ejaan berfungsi sebagai


landasan pembakuan tata bahasa, landasan
pembakuan kosakata dan peristilahan, serta sebagai
filter masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.
♫ SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN
BAHASA INDONESIA ♫

A. Ejaan Van Ophuijsen (1901)

B. Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)

C. Ejaan Pembaharuan (1956)

D. Ejaan Melindo (1959)

E. Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967)

F. Ejaan Yang Disempurnakan (1972)


A. Ejaan Van Ophuijsen (1901)
Ejaan ini disusun oleh Ch. Van Ophuijsen yang dibantu
oleh Engku Nawawi “Soetan Ma’moer” dan Moehammad
Taib Sutan Ibrahim. Beberapa hal yang diatur dalam ejaan
Ophuijsen, yaitu:
1) Huruf y ditulis dengan j
2) Huruf u ditulis dengan oe
3) Huruf j ditulis dengan dj
4) Huruf c ditulis dengan tj
5) Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
6) Huruf k pada akhir kata (suku kata) ditulis dengan
tanda koma di atas (‘)
B. Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)

Ejaan ini disusun oleh panitia Ejaan Bahasa


Indonesia yang diketuai oleh Mr. Soewandi untuk
menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya.
Beberapa perbedaan antara Ejaan Ophuijsen dan Ejaan
Soewandi sebagai berikut.

Ejaan Ophuijsen Ejaan Soewandi

Oemoer Umur
Ma’loem Maklum
Ta’dir Takdir
Rata-rata Rata2
paberik pabrik
C. Ejaan Pembaharuan (1956)
Ejaan ini disusun oleh Panitia Pembaharuan Ejaan
Bahasa Indonesia yang pada awalnya diketuai oleh
Profesor Prijono, kemudian diserahkan pada E. Kattopo,
sebagai tindak lanjut dari hasil keputusan Konggres
Bahasa Indonesia II (1954) di Medan.
Beberapa hal yang diatur dalam Ejaan Pembaharuan,
yaitu:
a) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b) Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c) Gabungan konsonan ng diubah menjadi n
d) Gabungan konsonan nj diubah menjadi n
e) Gabungan konsonan sj diubah menjadi s
f) Konsonan j diubah menjadi y
Diftong ay, aw, oy ditulis berdasarkan pelafalannya
sebagai berikut.
.:. Satay → satay
.:. Harimau → harimaw
.:. Kalau → kalaw
.:. Amboi → amboy
D. Ejaan Melindo
Ejaan ini disusun atas kerjasama antara
pihak Indonesia dan pihak Persekutuan Tanah
Melayu.
Indonesia → Slamet Muljana
Tanah Melayu → Syeh Naser bin Ismail
Keduanya tergabung dalam Panitia
Kerjasama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.
Perubahan ejaan yang terjadi, yaitu:
 Konsonan tj → c .:. tjara → cara
 Konsonan nj → n
E. Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967)
Pada dasarnya, ejaan ini disusun atas beberapa
pertimbangan, yaitu:
1) Pertimbangan Teknis → setiap fonem dilambangkan
dengan satu huruf
2) Pertimbangan Praktis → disesuaikan dengan keadaan
percetakan dan mesin tulis yang ada
3) Pertimbangan Ilmiah → dicerminkan oleh studi yang
mendalam mengenai bahasa dan masyarakat
penggunanya.
a) Terdapat beberapa hal yang diatur dalam Ejaan
Baru.
.:. Sjarat → Syarat .:. Ichlas → Ikhlas
.:. Tjakap → Cakap .:. Remadja → Remaja
.:. Sunji → Sunyi

b) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam


sistem ejaan Bahasa Indonesia.
F. Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
Pada penggunaan EYD ini disusun dengan
beberapa perubahan, yaitu:
a) Perubahan huruf
b) Huruf f, v, dan z diresmikan pemakaiannya
c) Huruf q dan x yang lazim dipakai dalam ilmu
eksakta tetap dipakai
d) Penulisan di dan ke sebagai awalan, dibedakan
dengan di- dan ke- sebagai kata depan
e) Kata ulang ditulis penuh menggunakan tanda
hubung, tidak boleh menggunakan angka dua.

Anda mungkin juga menyukai