Anda di halaman 1dari 23

HUKUM DAN

ADMINISTRASI
PERENCANAAN

KULIAH 4 – PARADIGMA DAN TIPOLOGI


PERENCANAAN

March, 2018
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

THEOSENTRISME
Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik

THEOSENTRISME

Suatu paham yang melahirkan Planning harus


suatu pe-merintahan theokrasi, menunjang kekuatan
yang menggabungkan antara monarki, serta
dogma-dogma agama dan memberikan tekanan
kekuasaan. pada kepentingan
Penguasa Penguasa penguasa, birokrat,
Agama Politik militer dan penguasa
Masyarakat diatur dan diperintah
keagamaan
oleh raja-raja melalui suatu sis-
tem yang bersifat mili-ter, yang Militer
didampingi oleh ahli agama atau
pendeta Rakyat

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

UTOPIANISME
Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik

UTOPIANISME

Suatu paham yang bertujuan Mempertahankan atau


mengembangkan nilai-nilai mengembalikan
esensial kemanusiaan dan kesinambung-an searah
lingkungan yang telah dan lembaga-lembaga
terabaikan oleh sistem industri Penguasa kota yang telah
dan birokrasi, untuk dibawa ke dihancurkan untuk
suatu masa depan yang ideal kepentingan ekonomi
(lingkungan sosial dan fisik) Kapitalis Rakyat profit, dikaitkan kembali
dengan nilai-nilai
lingkungan perdesaan
(udara bersih, open
spaces, pohon-pohon)

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

RASIONALISME
Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik

• Planning merupa-kan suatu


RASIONALISME aktivitas publik, masyarakat
memutuskan dan mengontrol
pembangunannya sendiri
Sumber pengetahuan yang dapat Rakyat Penguasa dengan cara rasional
dipercaya adalah akal (rasio).
• Esensi planning adalah
Kapitalis rasionalitas atau penerapan
Pengalaman (empiris) berfungsi akal sehat, mengarah pada
meneguhkan pengetahuan yang pitalis(ideal / hipotetik) cara kerja ilmiah
diperoleh oleh akal. • Memiliki citra pasti dan
menyeluruh
Yang inderawi (sensu-al) harus • Program-program disusun
disikapi seca-ra ragu-ragu karena untuk die valuasi dan membe-
ia tidak pasti, relatif, berubah- Penguasa
rikan peluang bagi adanya
ubah, dan menyesatkan. tindakan pemecahan masalah
Kapitalis (problem solving)
Metode yang diterap-kan deduktif
Rakyat

(Indonesia)

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

POSITIVISME

Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik
• Planning harus memiliki
POSITIVISME kapasitas rekayasa sosial.
• Memiliki citra pasti
Hanya percaya pada perihal yang • Merupakan cetak biru
nyata, tidak khayal, menolak (blueprint) dari suatu badan
metaphisika dan teologi. perencanaan
• Program-program pasti
Harus bermanfaat diarah-kan pada
dilaksanakan di lapangan
pencapaian kemajuan, pasti, jelas dan
tanpa perubahan
tepat, serta menuju kearah penataan
dan penertiban. • Lebih kearah pe-kerjaan
Penguasa keteknik-an (engineering)
Pembangunan dan kemajuan ditandai • Penerapan stan-dard-
oleh dominasi kerja ilmu pengetahuan standard teknis
modern atau ilmu-ilmu positif. Kapitalis
• Pendekatan mas-ter plan,
Dikendalikan atau di-dominasi oleh dan land use
cendekia-wan dan Industrialis. Rakyat

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

PRAGMATISME

Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik
• Menekankan pada
PRAGMATISME incrementalisme yang
didasarkan pada market
decision-making.
Perubahan bukan dituntun oleh
pikiran-pikiran yang datang dari • Pembangunan dise-rahkan
luar, melainkan oleh pengalaman sepenuhnya kepada mekanisme
empiri langsung. pasar tanpa intervensi jauh dari
pemerintah.
Kebenaran adalah sesuatu yang
membuktikan dirinya benar • Muncul karena adanya
melalui pengalaman praktis. kejenuhan - kejenuhan
Kapitalis terhadap teori planning yg telah
Muara akhir dari pragmatisme mapan.
adalah manfaat.
Penguasa • Sering disebut seba-gai
Sesuatu yang tidak bermanfaat pendekatan anti teori atau anti
bagi kehi-dupan praktis, tidak planning.
memiliki kekuatan kebenaran. Rakyat • Yang penting adalah melakukan
aksi atau kegiatan nyata
(getting things done)

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
HUBUNGAN PARADIGMA, STRUKTUR
SOSIAL-POLITIK, DAN FUNGSI PLANNING

FENOMENOLOGI
Model Struktur
Paradigma Fungsi Planning
Sosial-Politik
• Tidak percaya pada planning
FENOMENOLOGI yang ber-sifat menyeluruh
dan berlaku umum (menolak
"comprehensive planning"
Memberi perhatian pada perihal dan "positive planning")
yang nampak, terlihat pada dirinya
sendiri. • Planning harus ber-orientasi
pada kesejahteraan
Pengamatan pada yang nampak Kapitalis Penguasa masyarakat dan diarahkan
bertujuan me-nemukan “hakekat”. pada tindakan nyata, bukan
Menghubungkan kesadaran subyek sebagai alat penguasa dan
dengan obyek. pemilik modal
Rakyat • Planning harus responsif dan
Manusia merupakan bagian yang
menyatu dari seluruh aspek men dukung terbentuk-nya
kehidupan. konsensus-konsensus baru
atas dasar pluralisme
Menolak bentuk-bentuk
konformitas. Realitas itu relatif,
hanya dapat dipahami melalui
agregat individu.

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
CONTOH KONSEP/MODEL PERENCANAAN
DI INDONESIA DIBAWAH PARADIGMA-PARADIGMA BESAR
(WORLD VIEWS) 1
PARADIGMA CONTOH-CONTOH KONSEP DASAR
 Model empiris Kota Yogyakarta  Kosmologi
dan Surakarta  State Symbol
THEOSENTRISME  Surat Kekancingan • Mitologi
 Hasta Kosala-Kosali
 Pakem

 Rencana Tata Guna Tanah (PU)  Land Use Planning


 SVO dan SVV ?  Building Engineering
 Rencana Induk Kota (Jakarta-  Land Use Planning
65)  Spatial Planning
 Rencana Fisik Tata Ruang (PU)  Infrastructure Planning (Basic
POSITIVIME
 KIP Needs)
 RTBL (PU)  Land Use Planning
• Land & Building Use

Model Empiris : Kebayoran Baru, Garden Cities of Tomorrow


Kota Baru, Bandung Utara, Candi (Karsten-Ebenezer Howard)
UTOPIANISME Semarang, Malang Utara, Darmo
Surabaya

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
CONTOH KONSEP/MODEL PERENCANAAN
DI INDONESIA DIBAWAH PARADIGMA-PARADIGMA BESAR
(WORLD VIEWS) 2
PARADIGMA CONTOH-CONTOH KONSEP DASAR
• RPJP Development Planning
• RPJM
• RPJPENDEK  Program Planning
• RTRWN
• UU 26/ 2007 (Tata Ruang)  Development & Spatial
RASIONALISME
 Regional Planning

 Structural Planning

 Spatial Planning
•Kawasan Bisnis (swasta) Incrementalism
PRAGMATISME •Housing Estate
•Kota Baru
Rencana Pemberdayaan Masyarakat  Community Planning
(Sektoral)  Neighborhood Planning
FENOMENOLOGI • Empowerment

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
BELUM ADA
PERTANYAA
N…
TRADISI-TRADISI PERENCANAAN
(1)
(PLANNING TRADITIONS)
(SUMBER ASAL: PLANNING IN THE PUBLIC DOMAIN, JOHN FRIEDMANN 1987: 87- 310)
(SUMBER UTAMA: SUDARYONO, TEORI PERENCANAAN, TKP 614, MPKD UGM, 2001)

A. Perencanaan Sebagai Reformasi Sosial


(Planning as Social Reformation)
B. Perencanaan Sebagai Analisis
Kebijaksanaan (Planning as Policy
Analysis)
C. Perencanaan Sebagai Pembelajaran
Sosial/Proses Pengembangan Masyarakat
(Planning as Social Learning)
D. Perencanaan Sebagai Strategi Mobilisasi
Masyarakat (Planning as Social
F Mobilization/ Social Transformation)
lashback
TRADISI PERENCANAAN
(TAMBAHAN) 1
1. Perencanaan sebagai Social Reform.
Dalam sistem perencanaan ini, peran pemerintah
sangat dominan. Perencana menjadi bagian dalam
pemerintah (planner as technocrat)
Sifat perencanaan : centralized, for people, top-
down, berjenjang dan dengan politik terbatas.
2. Perencanaan sebagai Policy Analysis.
Dalam sistem perencanaan ini, pemerintah bersama
stakeholders memutuskan persoalan dan menyusun
alternatif kebijakan. Perencana sebagai analis
Sifat perencanaan ini decentralized, with people,
scientific, dan dengan politik terbuka.

Sumber: Siahaan, Edy Ihut, 2002, http://rudyct.tripod.com/sem2_012/eddy_siahaan.htm diakses 4


April 2005
TRADISI PERENCANAAN
(TAMBAHAN) 2
3. Perencanaan sebagai social learning.
Dalam sistem perencanaan ini pemerintah
bertindak sebagai fasilitator.
Sifat perencanaan learning by doing,
decentralized, by people, bottom-up, dan
dengan politik terbuka.
4. Perencanaan sebagai social Transformation.
Perencanaan ini merupakan kristalisasi
politik yang didasarkan pada ideology
'kolektivisme komunitarian'. Perencana
sebagai fasilitator

Sumber: Siahaan, Edy Ihut, 2002, http://rudyct.tripod.com/sem2_012/eddy_siahaan.htm diakses 4


April 2005
BELUM ADA
PERTANYAA
N (LAGI)…
MODEL-MODEL DAN DIMENSI PLANNING

(SUMBER : FALUDI 1973:131-186 DAN KLEFFMANN 1976:27-35)

Dimensi-dimensi Planning Model-model Planning


(Planning Dimension) (Modes of Planning)
1.Reliabilitas dan Adaptabilitas 1.Cetak biru vs Perencanaan Proses
(Reliablility and Adaptability) (Blue-print vs Process Planning)
2.Keterpaduan 2.Terpadu-rasional vs Bertahap- sepotong
(Comprehensiveness) (the Rational-comprehensive vs Disjointed-
incrementalist)

3.Lingkup 3.Normatif vs Fungsional


(Scope) (Normative vs Functional Planning)
4.Waktu 4.Tingkatan rencana vs Model Planning
(Time) (Levels of Planning vs modes of Planning)

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
PROCESS PLANNING

Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik


1. Memiliki citra fleksibel dan adaptif terhadap 1. Tenggang waktu antara informasi yang
perubahan-perubahan atas dasar informasi yang masuk dan tindakan yang diambil pada
didapat selama pelaksanaan. umumnya relatif sehingga kemenerusan
proses planning menjadi terhambat (misal:
2. Mengakomodasi/memberi kan tempat bagi problem waktu pelaksanaan survei pada
informasi strategis dan mekanisme feedback umumnya lama)
untuk menanggapi dinamisme lingkungan
perencanaan. 2. Terdapat kesenjangan waktu antara
perencanaan dan pelaksanaan (contoh:
3. Tindakan-tindakan yang dilakukan didalam proses perencanaan pembangunan jalan dapat
penyesuaian/perubahan dikoordinasikan di bersenjang 10 thn dengan pelaksanaannya,
dalam kerangka pelaksanaan secara menyeluruh. dan selama tenggang waktu 10 thn tersebut
situasi dan opini masyarakat tidak
4. Diterapkan/digunakan di dalam situasi yang
terwadahi)
tidak berkepastian/tidak menentu
3.Dengan adanya limit waktu maka
5. Peka terhadap jaringan-jaringan sosial yang
kelonggaran untuk memberikan tempat
sangat kompleks yang hidup di dalam masyarakat
adaptasi perencanaan menjadi dikurangi.
6. Cocok untuk perencanaan jangka panjang. Semakin banyak kelonggaran adaptasi
dikurangi, maka pada akhirnya proses
7. Memberikan tempat bagi partisipasi individu planning terjebak kedalam cara kerja
dan masyarakat blue print planning.

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
BLUE PRINT PLANNING
Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik
1. Memiliki citra pasti 1. Kaku dan tidak fleksibel

2. Merupakan cetak biru dari suatu badan 2. Hanya cocok untuk keadaan dimana
perencanaan yang berisi perumusan- mekanisme kontrol dapat dilaksanakan
perumusan program untuk mencapai secara ketat
tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan
3. Bersifat mekanistik dan tidak peka terhadap
3. Program-program pasti dilaksanakan perubahan
dilapangan tanpa perubahan
4. Hanya dapat diterapkan secara berhasil
4. Lebih kearah pekerjaan keteknikan pada kasus-kasus dengan problem-
(engineering): menerapkan standard- problem yang sederhana dengan
standard teknis, pendekatan master plan, tindakan-tindakan spesifik
dan pedoman land use
5. Kurang memahami jaringan-jaringan
sosial yang sangat kompleks di dalam
masyarakat

6. Tidak cocok untuk perencanaan


jangka panjang

7. Tidak memberikan tempat bagi


partisipasi individu dan masyarakat
Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
RATIONAL-COMPREHENSIVE PLANNING

Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik


1. Memiliki citra holistik (menyeluruh) atas Tidak adaptif (poor adaption terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam hal-hal berikut:
rangka memilih kemungkinan-kemungkinan
1.keterbatasan kapasitas intelektual
yang paling optimal manusia
2.Program-program disusun untuk 2.ketidaktersediaan informasi
dievaluasi dan memberikan peluang bagi
adanya tindakan-tindakan pemecahan 3.proses analisis yang mahal
masalah
4.kewenangan kontrol terhadap
3.Pemerintah merupakan suatu organisasi pelaksanaan rencana kecil
dengan pengambilan keputusan
ditingkat pusat dan melayani
kepentingan-kepentingan umum
masyarakat
4. Populer untuk para planner
5. Menuntut adanya lembaga perencanaan
yang serba tahu dan serba bisa
6. Menuntut SDM berkualitas tinggi dan
berpandangan luas yang mampu menangani
permasalahan-permasalahan detail
7. Cocok untuk perencanaan jangka
panjang
Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
DISJOINTED – INCREMENTALIST PLANNING
Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik
1. Filosofi perencanaan 1. SDM yang disyaratkan
a. arah dari suatu perkembangan masyarakat secara keseluruhan /tersedia pada umumnya
bukanlah disebabkan oleh pilihan yang disengaja (direncanakan) para spesialis
melainkan oleh berperannya bermacam-macam kekuatan
b. basis model planning adalah market 2. Sulit untuk dilakukan
koordinasi dengan
2. Merupakan suatu model planning dimana program- lembaga-lembaga lain.
progam disusun oleh suatu badan perencanaan dan
secara terbatas (merupakan model perencanaan untuk
kehidupan nyata)

3. Membatasi jumlah alternatif program disesuaikan dengan


ketersediaan informasi

4. Evaluasi dilakukan atas dasar beberapa hasil/produk yang jelas


dan nyata

5. Sifatnya atomistik karena tidak ada “macro decision-makers”

6. Kedudukan pemerintah kumpulan dari lembaga-lembaga dimana


masing-masing memiliki lingkup pelayanannya sendiri dan
mewakili kepentingannya sendiri

7. Kewenangan terhadap kontrol besar


Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
NORMATIVE PLANNING

Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik

1. Otonomi/kontrol terhadap pelaksanaan besar 1. Cenderung menjadi instrumen


dan instansi/lembaga yang lebih
2. Tujuan dan sasaran menjadi bagian yang tinggi (sistem hierarki)
amat penting
2. Keputusan-keputusan besar tetap
3. Memperlihatkan keseimbangan antar sistem berada ditangan instansi atas

4. Pada umumnya digunakan oleh para birokrat

5. Contoh: developmental planning, allocative


planning

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
FUNCTIONAL PLANNING

Prinsip Perencanaan Kelemahan/Kritik

1. Menekankan pada cara-cara yang rasional 1. Otonomi/kewenangan terhadap


untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan rencana kecil

2. Peka terhadap perubahan dan kritik ilmiah 2. Pada situasi-situasi tertentu


bergeser kearah normative
3. Pada umumnya dipraktekkan oleh para planning untuk mendapatkan
politisi (DPR) power

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
ADVOCACY PLANNING

1. Advocacy = pembelaan/anjuran/saran

2. Muncul pertama kali di Amerika

3. Suatu perencanaan yang dilakukan oleh planner profesional atas nama kelompok
masyarakat tertentu, sebagai alternatif atau oposisi (lawan) terhadap rencana
yang dibuat oleh pemerintah

4. Digunakan dalam konteks “plural planning”

5. Ketika suatu kelompok masyarakat merasa tidak diperdulikan/tidak diajak bicara


atau kepentingannya hanya sedikit yang diabaikan/diperhatikan, maka planner
dapat memberikan anjurannya (advocacy) selain juga membuatkan rencana untuk
mereka

6. Isi rencana berupa kritik dan pengajuan alternatif atas rencana yang telah dibuat
oleh pemerintah

7. Mungkinkah diterapkan di Indonesia?

Sumber: Sudaryono, Modul Teori Perencanaan, MPKD UGM, akhir 90-an dan awal 2000-an
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai