Anda di halaman 1dari 10

TORSIO TESTIS

Oleh :
Keni Lathifa
210.121.0027

Pembimbing
Dr. Deddy Setyo B., Sp.B

LABORATORIUM ILMU BEDAH


RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2017
Definisi

Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus


spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan
aliran darah pada testis.
Epidemiologi

• 1 : 4000 usia < 25 tahun, paling banyak anak


pada masa pubertas (12-20 tahun).
• Janin dalam uterus atau BBL menderita torsio
testis yang tidak terdiagnosis mengakibatkan
kehilangan testis unilateral ataupun bilateral
Patofisiologi

Otot kremaster  bergerak berlebihan 


terpluntirnya funikulus spermatikus  obstruksi
aliran darah testis  testis hipoksia, edema,
iskemik  nekrosis
Gejala Klinis

• Nyeri hebat daerah skrotum mendadak


• Pembengkakan testis
• Nyeri menjalar ke daerah inguinal atau perut
sebelah bawah
• Pada bayi gejala tidak khas (gelisah, rewel, atau
tidak mau menyusui)
Pemeriksaan dan Diagnosis

1. Anamnesis yang lengkap mengenai proses kejadian

2. Inspeksi: testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih


horisontal daripada testis sisi kontralateral.

3. Palpasi: kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi


dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.

4. Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya lekosit


dalam urine dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda
inflamasi, kecuali pada torsio testis yang sudah lama dan telah
mengalami keradangan steril.
Diagnosis Banding

1. Epididimitis akut
2. Hernia scrotalis inkarserata
3. Hidrokel terinfeksi
4. Tumor testis
5. Edema skrotum
Penatalaksanaan
Detorsi Manual
• Mengembalikan posisi testis ke asalnya (memutar testis
kearah berlawanan dengan arah torsio)

• Arah torsio biasanya ke medial maka memutar testis


kearah lateral dahulu, jika tidak terjadi perubahan, dicoba
detorsi kearah medial.

• Hilangnya rasa nyeri setelah detorsi menandakan bahwa


detorsi telah berhasil. Jika detorsi berhasil operasi harus
tetap dilaksanakan
Con’t

Operasi
• U/ reposisi  testis viable (hidup) / nekrosis.

• Jika testis masih hidup, dilakukan orkidopeksi (fiksasi


testis) pada tunika dartos kemudian orkidopeksi pada
testis kontralateral.

• Orkidopeksi, menggunakan benang yang tidak diserap pada


3 tempat. Pada testis yang nekrosis  orkidektomi.

Anda mungkin juga menyukai