Anda di halaman 1dari 8

Perubahan

Sistem
Integumen
Pada Masa
Nifas
DEFINISI SISTEM INTEGUMEN

– Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,


memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya.
– Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
– Area permukaan kulit meluas pada banyak tempat di perut
terutama pada abdomen dan payudara selama hamil.
– Elastisitas kulit menungkinkan hal ini terjadi, pada
beberapa wanita terjadi stria kehamilan.
Lanjutan
– Akibat pengaruh hormon yang dihasilkan selama kehamilan,
pigmentasi mungkin akan tampak pada banyak bagian tubuh.
– Kerusakan kulit bisa muncul pada masa persalinan, kulit mungkin
tidak sepenuhnya kembali ke kondisi sebelum hamil saat
pascanatal.
– Sistem integumen yang berfungsi sempurna merupakan hal yang
penting bagi kehidupan bayi baru lahir.
– Neonatus akan memerlukan penanganan yang lemah lembut,
karena kulit bayi belum sepenuhnya berfungsi dan rentan
terhadap kerusakan.
FUNGSI KULIT
– Fungsi proteksi (melindungi).
– Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum
korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia
dan air. Fungsi absorbsi (menyerap). Kemampuan absorbsi
kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan
dan metabolisme.
– Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi). Adanya
penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata.
– Fungsi ekskresi. Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, dan
amonia.
Lanjutan
– Fungsi persepsi. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh
dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan
diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan
diperankan oleh epidermis.
– Fungsi pembentukan pigmen.
– Fungsi keratinisasi. Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah
bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan
keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Keratinosit melalui proses
sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk memberikan perlindungan
kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologis.
– Fungsi pembentukan vitamin D. Dengan mengubah dehidroksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup
dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan.
PERUBAHAN SISTEM
INTEGUMEN PADA MASA NIFAS
– Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme
peregangan bertanggung jawab terhadap derajat
perubahan sistem integumen selama kehamilan akan
kembali berangsur normal begitu memasuki masa nifas.
– Perubahan yang umum terjadi adalah meningkatnya
ketebalan kulit dan lemak subdermal hypopigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktifitas kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas
sirkulasi dan vasomotor.
– Adanya kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik
cutaneus menyebabkan timbulnya striae gravidarum atau
tanda peregangan yang jelas.
Lanjutan
– Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ; melanotropin, yang
meningkat selama kehamilan akan berkurang pada masa nifas. Facial Melama,
disebut juga chloasma atau topeng kehamilan, adalah bentuk seperti jerawat,
merupakan hyperpigmentasi berwarna kecokelatan di atas pipi, hidung dan kening.
– Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai
ke ujung atas fundus pada garis tengah, garis ini dikenal dengan linea alba sebelum
pigmentasi yang disebabkan faktor hormonal. Pada masa nifas, linea nigra akan mulai
berkurang.
– Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50% sampai 90% wanita
hamil selama pertengahan kehamilan, mungkin disebabkan oleh aksi
adrenocorticoid. Namun pada masa nifas akan berkurang dan semakin hilang.
– Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada bentuk vaskularisasi
seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti bintang atau
bercabang-cabang, terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-laba ini
terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya ditemukan pada
leher thorax, muka dan lengan.
Lanjutan
– Angiomas dan teliangiestasia juga dijelaskan sebagai jaringan
awal dilatasi arteriola yang menyebar ke arah bagian tengah.
Bentuk jaring-jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi
pucat bila dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas
pada mamae sebagai akibat peregangan pada mamae pada
masa nifas.
– Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan,
berbentuk nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin
berkembang sekitar bulan ke 3 kehamilan. Namun biasanya
ketika memasuki masa nifas akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai