σv
Z Berat volume tahan =ϒ
τf = c + σ tan Φ
σh = K0 σ v
• Ratio tekanan arah horisontal dan arah vertikal : Koefisien
tanah dalam keadaan diam. h
Ko
v
Karena σv = ϒz, maka : σh = K0 (ϒz)
1
Po Ko H 2
2
H
H
3
Ko H
Tekanan Tanah dalam Keadaan Diam untuk Tanah yang
Terendam Air Sebagian
• Untuk z H1 : h Ko z
• Untuk z H1 : v1 H1 1 ( z H1 )
H Ka H1
Ka( H1 H 2 ) wH2
H1
Ka H1
H2
Ka (( H1 1 H 2 ) 1 H 2 )
1 1
Po Ko H12 Ko H1 H 2 ( Ko 1 w ) H 22
2 2
Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Menurut Rankine
(1857)
• Kesetimbangan Plastis di dalam tanah adalah suatu
keadaan yang menyebabkan tiap-tiap titik di dalam
massa tanah menuju proses ke suatu keadaan
runtuh.
Sehingga : v a
sin 2
v a
c cot
2
v a v a
c cos sin
2 2
1 sin cos
a v 2c
1 sin 1 sin
• Dalam kasus ini, σv = tekanan efektif akibat lapisan tanah diatasnya = ϒz
1 sin
tan 2 (45 )
1 sin 2
cos
tan(45 )
1 sin 2
• Dengan memasukan persamaan-persamaan di atas kedalam persamaan
diatas kita dapatkan:
a z tan 2 (45 ) 2c tan(45 )
2 2
P v tan 2 (45 ) 2c tan(45 )
2 2
yz tan (45 ) 2c tan(45 )
2
2 2
2
P
Kp tan (45 )
2
V 2
Pengaruh Pergerakan Tembok
La LP
TABEL Harga umum dari H
dan
H
Tipe Tanah La LP
H H
a' K a v'
Dengan :
• v' dan a' Berturut-turut tekanan efektif arah vertikal dan arah
horizontal
Pada z = 0
v v' q
dan
a a' K a z
Pada kedalaman z = H1
v v' (q H1 )
dan
a a' K a (q H1 )
Pada kedalaman z = H
v' (q H1 ' H 2 )
Dan
a' K a (q H1 ' H 2 )
Dengan
' sat w
• Tekanan total arah horizontal yang disebabkan oleh air pori
antara z = 0 dan H1 adalah nol.
1 1
PP K P qH K P H1 K P H1 H 2 ( K P ' w ) H 22
2
2 2
Urugan di Belakang Tembok (Backfill) Tanah
Berkohesi dengan Permukaan Datar
• Kondisi Aktif : Gambar 10-12a menunjukan suatu tembok
penahan yang mempunyai permukaan licin dengan urugan
(Backfill) yang terdiri dari tanah berkohesi. Tekanan tanah
aktif yang bekerja pada tembok disegala kedalaman dapat
diberikan dengan Persamaan 10-15 yaitu :
a K a z 2c K a
• Kedalaman Zo yang menyebabkan tekanan arah horizontal
menjadi sama dengan nol, dapat dicari dengan menggunakan
Persamaan : K z 2c K 0
a o a
atau
2c
zo
Ka
• Untuk kondisi undrained (air pori tidak sempat mengalir
keluar) yaitu, Φ = 0, Ka = tan²(45) = 1, dan C = Cu (kohesi
dalam keadaan undrained)
2cu
zo
1
Pa K a H 2 2c K a H
2
karena setelah retak akibat tarikan terjadi, maka tidak ada kontak lagi
antara tanah dan tembok. Dalam kasus ini
1 2c
Pa Ka H 2c Ka H
2 K a
2
1 c
Ka H 2 2cH K a 2
2
2
• Kondisi pasif : Gambar 10-13a menunjukan suatu tembok penahan dengan
urugan dibelakangnya seperti yang diberikan dalam gambar 10-12a.
Tekanan tanah pasif menurut Rankine yang bekerja pada tembok
dikedalaman z dapat diberikan persamaan :
P K P z 2c K P
• Pada saat z = 0 P 2c K P
• Tetapi bila z = H
P K P H 2c K P
• Gaya pasif per satuan tembok merupakan luasan dari diagram tekanan
yaitu : 1
PP K P H 2 2cH K P
2
• Untuk keadaan di mana Φ = 0, Kp = 1
1
PP H 2 2cu H
2
Contoh Soal
• Hitung gaya aktif dan pasif (menurut Rankine) per
satuan lebar tembok seperti pada gambar 10-14a
(untuk gaya aktif), 10-1 (untuk gaya pasif) dan
Tentukan tempat kedudukan gaya resultan!
Untuk Gaya Aktif
Untuk Gaya Pasif
σv
Z Berat volume tahan = ϒ
τf = c + σ tan Φ
σh = K0 σ v
• Diketahui : c = 0, jadi :
P K P V K P z
1 sin 1 0,5
KP 3
1 sin 1 0,5
Kekuatan Geser :
Tf = σ tan φ
W Pa
sin(90 ) sin( )
1 C α
W ( AD)( BC )
2 Pa
β–α
A 90 – θ – δ
90 – θ + α
90 + θ + δ – β + φ
H W D
θ F W
β–α
90 + θ – β AD AB sin( 90 )
δ φ
H
Pa β sin( 90 )
cos
F cos( )
B H
cos
W Pa
sin( 90 ) sin( )
Atau
sin( )
Pa W
sin( 90 )
AD AB sin( 90 )
H
sin( 90 )
cos
cos( )
H
cos
AB BC
sin( ) sin( 90 )
Atau
cos( ) cos( )
BC AB H
sin( ) cos sin( )
dan
1 2 cos( ) cos( ) sin( )
Pa H 2
2 cos sin( ) sin( 90 )
β variable, maka ;
dPa
0
d
Dengan mendapatkan harga Pa maksimum , lalu kita dapat
memasukkannya ke dalam persamaan Pa sebelumnya,
sehingga
1
Pa K a H 2
2
cos 2 ( )
Ka
sin( ) sin( ) 2
cos cos( ) 1
2
cos( ) cos( )
φ (derajat) 0 5 10 15 20 25
C α
A
90 – θ + α
W
H PP θ
δ F
90 + θ – β φ
β
B
Pp
180 – (90 – θ + δ) – (β + α) 90 – θ + δ
F β+α
W
1
Pp K pH 2
2
cos 2 ( )
Kp
sin( ) sin( ) 2
cos 2 cos( ) 1
cos( ) cos( )
C4
C3
C2 Ca
C1
A
D’ Pa
ψ
C’4
C’ C’3
a W
B’ C’
θ 2 D
C’1 C4
C F
δ ψ C1 C2 Ca 3 Β-φ
Pa φ F
B ψ
E
• Penyelesaian Culmann ini dapat dipergunakan untuk segala jenis
permukaan tanah baik licin maupun kasar tanpa memperdulikan
ketitakteraturan dari permukaan tanah urugan di belakang tembok
dan beban di atasnya.
• Langkah-langkah penyelesaian dari cara Culmann dalam
menghitung tekanan tanah aktif untuk tanah tak berkohesi (c = 0) :
1. Gambar bentuk dari tembok penahan dan tanah urugan di
belakang tembok dengan skala tertentu.
2. Tentukan besarnya ψ (derajat) = 90 – θ – δ, dengan
θ = kemiringan dari muka tembok sebelah belakang terhadap garis
tegak, dan δ = sudut geser tembok.
3. Gambar suatu garis BD yang membuat suatu sudut φ dengan
horizontal.
4. Gambar suatu garis BE yang membuat suatu sudut ψ dengan garis
BD.
5. Untuk mempertimbangkan beberapa bidang longsor yang dicoba-
coba, gambar garis-garis BC1, BC2, BC3, … BCn.
6. Tentukan besarnya luasan dari ABC1, ABC2, ABC3, … ABCn.
7. Tentukan berat tanah W, per satuan lebar tembok untuk tiap-tiap
bidang longsor yang dicoba sebagai berikut:
W1 = (Luasan dari ABC1) x (γ) x (1)
W2 = (Luasan dari ABC2) x (γ) x (1)
W3 = (Luasan dari ABC3) x (γ) x (1)
:
:
Wn = (Luasan dari ABCn) x (γ) x (1)
8. Tentukan besarnya skala untuk beban dan gambarkan W1, W2, W3, …
Wn yang telah ditentukan pada langkah 7 pada garis BD. (Catatan: BC1
= W1, BC2 = W2, BC3 = W3, …BCn = Wn).
9. Gambar c1c1’, c2c2’, c3c3’, … cncn’ sejajar dengan garis BE. (Catatan: c1‘,
c2’, c3’, …cn’ terletak pada garis berturut-turut BC1, BC2, BC3, … BCn).
10. Gambar suatu kurva menerus melalui titik-titik c1‘, c2’, c3’, …cn’. Kurva
menerus tersebut dinamakan “garis Culmann”.
11. Gambar garis singgung B’D’ pada kurva menerus yang telah dibuat
pada langkah no. 10, B’D’ adalah sejajar dengan garis BD. Misalkan Ca’
adalah titik singgungnya.
12. Gambar garis CaCa’ sejajar garis BE.
13. Tentukan gaya aktif per satuan lebar tembok sebagai berikut :
Pa = (panjang garis CaCa’) x (skala beban)
14. Gambar garis Bca’ Ca. ABCa adalah bidang longsor yang dicari.
Titik Tangkap Resultan Gaya Aktif
C
A Pada saat ABC berupa blok
keruntuhan (failure wedge) yang
ditentukan dengan metode Culmann.
O adalah titik berat dari blok tanah
ABC. Apabila garis OO’ digambar
sejajar dengan bidang longsor BC,
O
maka titik potong antara garis tersebut
dengan muka sebelah belakang
tembok penahan, akan memberikan
O’ titik yang menyebabkan gaya Pa
bekerja. Jadi, Pa bekerja pada titik O’
δ
miring dengan sudut δ dengan normal
Pa
dari muka tembok sebelah belakang.
B
Analisis Pendekatan Dari Gaya Aktif Yang Bekerja
Pada Tembok Penahan
A A C1
Pa (Coulomb)
H δ H Pa (Rankie)
Wc
Wc H/3 H/3
B B KaγH
A
Gambar di atas menunjukkan suatu tembok penahan dengan urugan di belakang
tembok yang mempunyai permukaan yang rata.
B
Gambar di atas menunjukkan suatu tembok penahan dengan urugan di belakang
tembok terdiri dari tanah berbutir yang mempunyai permukaan miring.
1 H1 BC 2
Pa K aH1
2
28 30 32 34 36 38 40
α (derajat)
0 0,361 0,333 0,307 0,283 0,260 0,283 0,217
5 0,366 0,337 0,311 0,286 0,262 0,240 0,219
10 0,380 0,350 0,321 0,294 0,270 0,246 0,225
15 0,409 0,373 0,341 0,311 0,283 0,258 0,235
20 0,461 0,414 0,374 0,338 0,306 0,277 0,250
25 0,573 0,494 0,434 0,385 0,343 0,307 0,275
Penyelesaian Cara Grafis Untuk Gaya Aktif yang Bekerja
pada Tembok Penahan dengan Urugan Tanah Kohesif
Ca
W F
Pa
• Untuk mencari gaya aktif maksimum dengan cara
Trial Wedge Solution ini, maka kita harus mencari
gaya aktif untuk bidang longsor yang lain, seperti:
Gaya Aktif pada Tembok Penahan Akibat Gempa
• Ingat analisis
coulomb!!!!!
• Perhatikan gambar!
• Gaya-gaya yang bekerja
pada blok keruntuhan:
>W : berat blok
tanah
>F : resultan gaya
normal dan
geser
> Pae : gaya aktif
akibat gempa
> khW : gaya inersia
horizontal
>kvW : gaya inersia
vertikal
• Perlu diperhatikan:
• Sehingga Pae
• Akibat gempa
• Jika tidak ada gaya inersia akibat gempa maka nilai
β = 0, dan nilai dari Ka’= Ka biasa atau tanpa gempa,
yang dijelaskan di depan.
dengan:
3. F1 adalah resultan gaya
geser dan gaya normal
yang bekerja sepanjang
bidang longsor BC1 untuk
semua titik pada kurva,
menurut perilaku
logaritma, suatu garis
radial akan membentuk
garis radial akan
membentuk sudut
sebesar φ dengan
normal dari kurva
tersebut.
4. P1 adalah gaya pasif per
satuan lebar dinding,
bekerja H/3 dari dasar
tembok.
> Tentukan momen gaya-
gaya W1, Pd(1), F1, dan P1
terhadap titik ) O1.
> Untuk keseimbangan
didapat;
dengan:
lw(1), l1, dan lp(1)
lengan momen gaya-
gaya berturut-turut W1,
Pd(1), P1 terhadap O1.
• Prosedur di atas lakukan
berulang-ulang untuk
beberapa bidang longsor
yang dicoba seperti
gambar disamping.
• Gambar gaya-gaya
tersebut dengan skala
tertentu seperti pada
gambar di samping, buat
grafik menerus dari gaya-
gaya tersebut, titik
terendah merupakan gaya
pasif yang dicari.
• Perbandingan Antara
Beberapa Metoda Blok
Keruntuhan Coba-coba
Untuk Menentukan
Tekanan Pasif
perbedaan metoda blok
keruntuhan menghasilkan harga
Pp yang berbeda pula, secara
keseluruhan dapat dirumuskan;
• Beban Terpusat
Menentukan besarnya
tekanan tanah kesamping
disebabkan oleh beban terpusat
Q, seprti gambar di samping.
Di titik Q awal anggap y=0,
dan anggap μ=0,5
Sehingga dapat;
• Dengan memasukan harga x=mH,
dan z=nH kedalam persamaan tadi,
maka;
<
• Beban Lajur
Gambar di samping
menunjukan beban
lajur bekerja pada tanah
(q/satuan luas).
Menurut teori
elastisitas tegangan
horizontal pada
kedalaman z, adalah;
Untuk perilaku
sesungguhnya;
• Jika tegangan horizontal
di atas diintegrasikan
dengan batas dari z=0
sampai dengan z=H,
menurut Jarquio akan
menghasilkan P,
sebesar;
• Dengan;
• Galian Berturap
Galian berturap pada
umumnya ditemukan
pada tempat dimana
galian yang dibuat untuk
pondasi yang cukup
dalam dan sisi galian
adalah tegak.
Fungsinya agar galian
tidak longsor.
Gambar di samping
adalah contoh turap
penyangga.
Pemasangan turap
berangsur bersamaan
dengan penggalian tanah.
• Deformasi turap berbeda dengan deformasi tembok penahan
tanah oleh karena itu teori Coulomb dan Rankine tidak
memberikan distribusi tekanan tanah yang sesuai.
Dengan;
Terima Kasih,
Wassalam……