Anda di halaman 1dari 35

Kebijakan dan Program Kerja

Dit. PLRKM
Deputi Bidang Rehabilitasi
BNN
Struktur Organisasi

DIREKTUR PLRKM

Ka Subdit
Ka Subdit
Penguatan Layanan
Fasilitasi LRKM
LRKM

Ka Seksi Fasilitasi
Ka Sie Sistem Layanan Ka Seksi Fasilitasi
Berbasis Komunitas Lembaga
Terapeutik dan
Ka Sie Penunjang Lembaga
Rehabilitasi
Komunitas Non Mutu Layanan Rehabilitasi Berbasis
Terapuetik Komponen
Swasta
Masyarakat
PENDEKATAN KESEHATAN :
REHABILITASI
BNN (UU 35 Pasal 70
Kemenkes (UU 35 Kemensos (UU 35
ayat d & Perpres
Pasal 54 – 57 & 59) Pasal 58 – 59)
23/2010)
• Regulasi rehab • Regulasi rehab • Kebijakan Nasional
medis utk UPT & sosial utk UPT, P4GN
Pemda Pemda & Masy • Peningkatan
• Regulasi wajib • Regulasi wajib kemampuan
lapor pd fasyankes lapor pd rehabsos lembaga rehab
di UPT & Pemda di UPT, Pemda & medis & rehab
• Penyelenggara Masy sosial
rehab medis (UPT) • Penyelenggara • Penyelenggara
rehab sosial (UPT) rehab medis &
sosial (UPT)
Tugas dan Fungsi Dit.PLRKM
(Perka No.16/2014 Pasal 214)

Tugas: Fungsi:
• pelaksanaan peningkatan
melaksanakan kemampuan melalui
penguatan layanan
penguatan lembaga rehabilitasi yang dikelola oleh
rehabilitasi yang komponen masyarakat; dan
• pelaksanaan fasilitasi
dikelola oleh lembaga rehabilitasi yang
dikelola oleh komponen
komponen masyarakat masyarakat
Proses Bisnis Direktorat PLRKM
DIREKTUR PLRKM

FUNGSI PENGUATAN, DUKUNGAN, DAN FASILITASI

PENGUATAN LAYANAN FASILITASI LEMBAGA

RENJA, NSPK, PENINGKATAN PEMETAAN, VERIFIKASI, PKS,


KOMPETENSI PETUGAS, KOORDINASI DG
KOORDINASI DG STAKEHOLDER,
KAJIAN PENGEMBANGAN STAKEHOLDER, PENINGKATAN
LAYANAN, PENILAIAN MUTU KEMAMPUAN PETUGAS,
LAYANAN, MONEV, LKIP BIMBINGAN TEKNIS, MONEV

Jumlah fasilitas rehabilitasi milik komponen masyarakat yang operasional dan Jumlah OUTPUT
korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba yang menerima dukungan pembiayaan
rehabilitasi di fasilitas rehabilitasi komponen masyarakat (5.000 orang)

Meningkatnya kualitas penyelenggaraan layanan rehabilitasi berkesinambungan terhadap OUTCOME


pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba
Prioritas Nasional Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2017

Lembaga Rehabilitasi Komponen


Masyarakat yang Mendapatkan Bimbingan 208
Teknis dan Peningkatan Mutu Layanan

Petugas Lembaga Rehabilitasi Medis dan


Sosial yang Mendapat Pelatihan Konselor 844
dan Asesor

Paket Dukungan Layanan Rehabilitasi


Komponen Masyarakat 5.000
Program Kerja Dit. PLRKM Th.2017

 Fasilitas rehabilitasi narkoba komponen masyarakat


 Jumlah fasilitas rehabilitasi milik komponen masyarakat
yang operasional  218 Lembaga
 Jumlah fasilitas rehabilitasi milik komponen masyarakat
yang telah memenuhi standar layanan minimal (SPM) 
70 Lembaga
 Paket pembiayaan layanan rehabilitasi
 Jumlah penyalah guna, korban penyalahgunaan dan
pecandu narkotika yang menerima dukungan
pembiayaan rehabilitasi di fasilitas rehabilitasi komponen
masyarakat  5.000 Orang
Definisi Operasional Capaian Kinerja

Fasilitas milik komponen


masyarakat yang terdiri dari
Fasilitas Rumah Sakit Swasta, Klinik Swasta,
rehabilitasi
komponen
dan Lembaga Rehabilitasi Sosial
masyarakat yang yang menyelenggarakan fungsi
operasional layanan rehabilitasi korban
penyalahgunaan dan pecandu
narkoba
Definisi Operasional Capaian Kinerja

Fasilitas rehabilitasi milik


komponen masyarakat yang
Fasilitas rehabilitasi operasional dan telah memenuhi
komponen standar pelayanan minimal
masyarakat yang
telah memenuhi mencakup kejelasan organisasi,
standar layanan kecukupan sarana dan
minimal (SPM)
prasarana, kompetensi petugas,
prosedur kerja yang memadai,
dan program layanan
Definisi Operasional Capaian Kinerja

Penyalah guna,
korban
penyalahgunaan dan Klien yang memperoleh
pecandu narkotika
yang menerima perawatan atau layanan
dukungan rehabilitasi pada fasilitas dan
pembiayaan
rehabilitasi di fasilitas
lembaga rehabilitasi komponen
rehabilitasi masyarakat yang operasional
komponen
masyarakat
Proses Pencapaian Kinerja Dit. PLRKM

Jumlah LRKM yang Mendapatkan


Bimbingan Teknis dan Peningkatan
Mutu Layanan = 392

Jumlah fasilitas rehabilitasi milik


komponen masyarakat yang
operasional = 218

Jumlah fasilitas rehabilitasi milik


komponen masyarakat yang telah
memenuhi standar layanan minimal
(SPM) = 70
ALUR REHABILITASI BERKELANJUTAN
IPWL, Gakum, PENERIMAAN AWAL REHABILITASI
Medis dan Sosial
Keluarga, Masy,
Pengadilan
ASSESMEN RAWAT
A
JALAN
RENCANA B
o Voluntary/ Compolsary TERAPI
PECANDU C RAWAT
o Medis, psikologis, sosial
PENYALAHGUNA INAP
o Jenis narkotika
KORBAN
o Tkt. ketergantungan

70%
Relapse
OUT COME PASCA REHABILITASI
30%
Relapse LAYANAN
4 BULAN LAYANAN
REGULER
PASCAREHA
(RAWAT JALAN)
PULIH LAYANAN PENERI-
PASCA 2B BNNP/ K
BULAN
PRODUKTIF MAAN
BERFUNGSI LANJUT LAYANAN
SOSIAL INTENSIF
(RMH DAMPING)
6 BULAN
Lembaga rehabilitasi yang
diselenggarakan oleh masyarakat
Lembaga rehabilitasi sosial;
Rumah sakit swasta; dan
Klinik swasta
Ruang Lingkup Rehabilitasi
Komponen Masyarakat
Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
Rehabilitasi dilakukan dengan cara rawat
jalan dan/atau rawat inap;
Penentuan cara rehabilitasi didasarkan
pada hasil asesmen.
Rehabilitasi Medis
Diberikan kepada pecandu dan/atau korban
penyalahgunaan narkotika yang mengalami salah satu
atau beberapa kondisi:
 Gejala putus zat dan/atau kondisi keracunan
(intoksikasi) yang mengganggu stabilitas fungsi fisik dan
psikologis;
 Masalah fisik lain yang menghambat keikutsertaan
dalam program terapi/rehabilitasi;
 Gejala halusinasi, waham dan/atau gejala kejiwaan lain
yang mengganggu proses komunikasi dan jalannya
terapi rehabilitasi.
Rehabilitasi Sosial
Dilaksanakan bagi bekas (mantan) pecandu dan/atau
korban penyalahgunaan Narkotika :
 Telah selesai menjalani program rehabilitasi medis
sebelumnya, dibuktikan dengan resume perawatan
oleh tenaga medis / lembaga rehabilitasi medis.
 Tanpa didahului rehabilitasi medis bila bekas (mantan)
pecandu dan/atau korban penyalahgunaan Narkotika
tidak mengalami kondisi seperti dalam ketentuan
rehabilitasi medis di atas, dibuktikan dengan resume
hasil asesmen
Peningkatan Kemampuan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberikan penguatan, dorongan,
atau fasilitasi kepada lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial yang
diselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah daerah maupun masyarakat agar terjaga
keberlangsungannya

 Penguatan adalah proses memberikan bantuan berupa pembinaan dan


peningkatan kompetensi SDM dan program layanan lembaga rehabilitasi medis
dan/atau rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah/ pemerintah
daerah maupun masyarakat;
 Dorongan adalah serangkaian kegiatan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan
edukasi dalam rangka memotivasi lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah/ pemerintah daerah maupun
masyarakat
 Fasilitasi adalah proses dalam memberikan kemudahan terhadap lembaga
rehabilitasi medis dan/ atau rehabilitasi sosial yang dikelola oleh pemerintah/
pemerintah daerah maupun masyarakat dalam bentuk pemberian rekomendasi
dan upaya mengadvokasi pihak terkait dalam pemberian ijin
Kegiatan penguatan lembaga rehabilitasi medis
dan/atau rehabilitasi sosial (1)

BNN:
 pembinaan dan bimbingan teknis;
 peningkatan keterampilan atau kompetensi Sumber Daya
Manusia;
 peningkatan kapasitas lembaga;
 magang;
 peningkatan mutu layanan;
 pemberian dukungan layanan rehabilitasi;
Kegiatan penguatan lembaga rehabilitasi medis
dan/atau rehabilitasi sosial (2)

BNNP: BNNK/Kota:
 pembinaan dan  pembinaan dan
bimbingan teknis; bimbingan teknis;
 peningkatan  pemberian dukungan
keterampilan atau layanan rehabilitasi;
kompetensi Sumber
Daya Manusia;
 pemberian dukungan
layanan rehabilitasi;
Dukungan Layanan Rehabilitasi
(BNNP dan BNNK/Kota)
 Pemberian dukungan layanan rehabilitasi pada lembaga
rehabilitasi milik masyarakat hanya diberikan bagi pecandu
atau Korban Penyalahgunaan Narkotika yang dirujuk atau
yang telah memperoleh persetujuan dukungan rawatan oleh
BNN, BNNP, dan/atau BNNK/Kota.
 Dalam hal lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi
sosial sudah ditetapkan menjadi Institusi Penerima Wajib
Lapor oleh Kementerian yang membidangi urusan kesehatan
dan sosial, BNN tidak memberikan dukungan layanan
rehabilitasi, kecuali untuk layanan rehabilitasi dan
pascarehabilitasi pada lembaga rehabilitasi milik BNN, BNNP
atau BNNK/Kota.
Kegiatan dorongan lembaga rehabilitasi medis
dan/atau rehabilitasi sosial (1)

BNN:
 Seminar/peningkatan kompetensi lembaga;
 koordinasi antar pemangku kepentingan;
 semiloka atau lokakarya;
Kegiatan dorongan lembaga rehabilitasi
medis dan/atau rehabilitasi sosial (2)
BNNP dan BNNK/Kota:
 Peningkatan kompetensi (hanya pada BNNP);
 koordinasi antar pemangku kepentingan;
 pemberian motivasi penyediaan dan
pengembangan program layanan.
Kegiatan Fasilitasi lembaga rehabilitasi medis
dan/atau rehabilitasi sosial
BNN, BNNP, dan BNNK/Kota
 pemberian rekomendasi dalam penerbitan ijin;
 pemberian rekomendasi pencabutan ijin yang diduga atau
dilaporkan melanggar persyaratan, standar pelayanan
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 mediasi antar pemangku kepentingan dilakukan apabila
terdapat permasalahan dalam penyelenggaraan
rehabilitasi dan/atau pascarehabilitasi.
Monitoring dan Evaluasi
(BNN, BNNP, BNNK/Kota)
 Dilaksanakan secara berjenjang terhadap program dan kegiatan layanan
rehabilitasi untuk memastikan sejauh mana peningkatan kemampuan
lembaga rehabilitasi yang telah diberikan memberikan pengaruh bagi
lembaga rehabilitasi, meliputi:
 pemantauan pelaksanaan rehabilitasi, termasuk pencatatan
perkembangan klien;
 identifikasi dan inventarisasi permasalahan teknis maupun
administratif;
 identifikasi dan inventarisasi solusi masalah yang dapat dilakukan; dan
 evaluasi pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan lembaga
rehabilitasi
Kendala (1)
Operasional:
Tidak mudah untuk mendapatkan
penyalahguna dengan sukarela untuk
direhabilitasi
Belum maksimalnya dukungan dari
pemangku kepentingan lembaga yg diberi
peningkatan kemampuan untuk men-
jalankan program rehab di daerah
Belum terkoneksi rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial secara menyeluruh
Kendala (2)
Sumber Daya Manusia:
Kurangnya jumlah SDM berkompeten yang
dapat membantu menjalankan program
rehabilitasi
Kendala (3)

Metode:
 Beberapa mekanisme di Juknis tidak dilaksanakan dan
belum sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal,
sehingga pelaksanaan rehabilitasi tidak berjalan
maksimal
 Pendekatan yg digunakan LRKM sangat bervariasi,
penerapan NSPK memerlukan adaptasi / penyesuaian
yang seringkali menjadi sangat variatif dan
mempengaruhi output yg sulit terukur.
Penyelesaian kendala

KENDALA STRATEGI
HASIL YG
DIHARAPKAN
-Interpretasi standar
dapat bervariasi -Peningkatan
-Otda menghambat Standardisasi jumlah lembaga
penerapan NSPK yg akuntabel
Layanan -Perubahan
Kesehatan & Sosial
-Rentang pendekatan Rehab perilaku klien yg
LRKM sangat luas, sulit positif
mengukur output
STANDART REHABILITASI DI BNN

RAWAT JALAN RAWAT INAP

STANDART

BNN/BNNP/BNNK PUSAT/BALAI/LOKA
/LRKM /LRKM
Ujicoba Standarisasi Layanan pada
Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (LRKM)
Sebuah studi kualitatif
Latar Belakang

Dengan mengacu pada “Standar Pelayanan


Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika” (BNN, 2017), maka
akan dilakukan ujicoba standardisasi layanan
lembaga rehabilitasi Napza komponen
masyarakat, khususnya kepada LRKM dengan
modalitas tradisional/keagamaan.
Tujuan

Tujuan ujicoba Standarisasi Layanan Lembaga


Rehabilitasi Napza Komponen Masyarakat
(LRKM) adalah:
Untuk mendapatkan konsep pedoman yang
ideal yang akan menjadi acuan untuk
perluasan implementasi strategi standarisasi
layanan LRKM.
Metode
 Pedekatan studi kualitatif dilakukan mendapatkan
gambaran secara umum dari bimbingan teknis pada
suatu LRKM yang distandarisasi.
 Sebelum dan sesudah bimbingan teknis akan dilakukan
penilaian standar dengan tools yang mengukur standar
layanan dasar program LRKM.
 Pendokumentasian proses bimbingan teknis dicatat
dalam form bimtek dan RTL
 Pedokumentasian hasil bimbingan teknis melalui studi
kualitatif dilakukan pengumpulan data melalui
wawancara sebelum dan sesudah kepada Stakeholder
setempat, petugas dan klien LRKM
Ruang Lingkup

Uji standardisasi layanan lembaga rehabilitasi narkotika


akan dilakukan pada LRKM yang memiliki grade C dan D
yang menggunakan pendekatan religius (faith base)
dan/atau tradisional yang tersebar pada :
1. Provinsi Sumatera Utara 2 lembaga
2. Provinsi Jawa Barat 2 lembaga
3. Provinsi DIY 2 lembaga
4. Provinsi Sulawesi Selatan 2 lembaga
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai