Veronica Hodianto

102013482
D5
 Seorang bayi usia 5 hari dibawa ke dokter untuk
control rutin. Ibu mengatakan bahwa bayinya
mulai tampak kuning pada usia 25 jam. Bayi
dilahirkan secara normal per vaginam pada usia
kehamilan 39 minggu. Bayi masih aktif,
menangis kuat dan menyusu dengan baik. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan (+) kedua sclera
ikterik,(+) kuning pada wajah & badannya. TTV
dalam batas normal.
 -

 Bayi tampak kuning setelah usia 25 jam

 ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
PROGNOSIS

KOMPLIKASI DIAGNOSIS
Bayi tampak kuning setelah usia 25
jam

PENATA
ETIOLOGI
LAKSANAAN

PATOFISIOLOGI EPIDEMIOLOGI
 Bayi tampak kuning setelah 25 jam
merupakan ikterus fisiologik.
 Identitas pasien
 Keluhan Utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Pengobatan yang telah diberikan
 Riwayat penyakit dahulu
 RIwayat penyakit keluarga
 Keluhan lain
 Riwayat alergi obat
 Riwayat ekonomi-sosial
 (+) kedua sclera ikterik,
(+) kuning pada wajah & badannya.
TTV dalam batas normal.
 COOMBS’ DIREK
◦ Pemeriksaan antiglobulin
 COOMBS’ INDIREK
◦ Pemeriksaan skrining antibodi
 Pemeriksaan bilirubin
◦ Dewasa : total : 0.1 – 1.2 mg/dl, direk : 0.1 – 0.3
mg/dl, indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl
◦ Anak : total : 0.2 – 0.8 mg/dl, indirek : sama
dengan dewasa.
◦ Bayi baru lahir: total : 1 – 12 mg/dl, indirek :
sama dengan dewasa.
Ikterus Fisiologik
Hemolisis akibat defisiensi suatu enzim sel darah
merah.

karena kekurangan glukosa-6-fosfat

dehidrogenase.
Afrika, Eropa, Timur Tengah dan Asia Tenggara
Ikterus neonatal persisten.
Ikterus yang menetap melebihi minggu kedua.
Dimungkinkan karena :
- Hiperbilirubinemia terkonjugasi:
Sindrom hepatitis neonatal, Infeksi congenital,
Defisiensi α1-antitripsin, Galaktosemia, Tirosinosis,
Fibrosis kistik, Gangguan penimbunan. Obstruksi
duktus, Atresia bilier ekstrahepatik, Hipoplasia bilier
intrahepatik, Kista koledokus
- Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi
Infeksi saluran kemih, Hipotiroidisme, Anemia
hemolitik, Obstruksi gastrointestinal letak tinggi,
Ikterus air susu ibu, Hiperbilirubinemia familial
sementara.
◦ Hepatitis B. (masa inkubasi 50 sampai 180 hari).
sering ditemukan di Negara berkembang.
Tranmisi vertikal dari ibu karier kepada bayi baru
lahir merupakan jalur penyebaran utama, dan
menyebabkan adanya generasi karier kronik yang
baru.
Bayi yang terinfeksi jarang menunjukan gejala,
tetapi rentan terhadap sirosis dan karsinoma
hepatoselular.
 Kernikterus
-suatu sindroma neurologic yang timbul sebagai akibat
penimbunan bilirubin tak-terkonyugasi (lebih dari 380
µmol/l) dalam sel-sel otak.
- kernikterus jarang ditemukan pada bayi aterm, yang
mempunyai kadar bilirubin serum lebih rendah dari 18-
20 mg/dl.
- Makin kurang matang bayi, semakin besar kepekaan
mereka mengalami kernikterus.
- kernikterus biasanya timbul 2-5 hari setelah kelahiran
bayi aterm dan sampai hari ke 7 pada bayi prematur.6
 meningkat akibat terjadinya pemecahan
eritrosit. Bilirubin mulai meningkat secara
normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada
hari ke 3-5.
 Setelah itu perlahan-lahan akan
menurunmendekati nilai normal dalam
beberapa minggu.
 Di Amerika Serikat, dari 4 juta bayi yang lahir
setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami
ikterus.
 di Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional
Cipto Mangunkusumo selama tahun 2003,
menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru
lahir sebesar 58% untuk kadar bilirubin di
atas 5 mg/dL dan 29,3% dengan kadar
bilirubin di atas 12 mg/dL pada minggu
pertama kehidupan
 IKTERUS FISIOLOGIK
◦ Timbul setelah 24 jam
◦ Kadar tertinggi pada hari ke 5 pada BCB; 7 hari pada
BKB
◦ Kadar bilirubin <15 mg/dl
◦ Hilang dalam 14 hari
◦ Hilang tanpa perlu pengobatan
 Ikterus Fisiologis jarang menyebabkan Kern
icterus. Pada ikterus patologis berpotensi
besar berkembang menjadi Kern Ikterus.
 Prognosis Ikterus Fisiologis adalah baik dan
tidak terdapat komplikasi
 Pada Ikterus Patologis bergantung pada
etiologi terjadinya Ikterus.
 Ikterus yang terjadi pada kasus adalah ikterus
yang fisiologis karena terjadi setelah 24 jam.
Ikterus fisiologis hilang dalam 14 hari dan
hilang tanpa perlu pengobatan.